Anda di halaman 1dari 15

www.lppm-mfh.

com ISSN-e: 2541-1128


lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Evaluasi Program dan Hambatan pelaksanaan Hand Hygiene di RS “X” BALI

Syamsul Aidi1, Ni Made Utami Dwipayanti2, Desak Putu Yuli Kurniati3


1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
2,3
Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana
Penulis korespondensi: syamsulaidi85@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang dan tujuan: HAIs masih menjadi permasalahan di rumah sakit, baik di dunia maupun di
Indonesia. Salah satu peyebabnya adalah rendahnya perilaku hand hygiene di rumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program hand hygiene, dan hambatan apa saja pada
pelaksanan program, serta rekomendasi untuk perbaikan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif yang dilakukan di RS “X” pada bulan
Juli – Agustus 2019. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada 10 informan yang dipilih
secara purposive. Data dianalisis secara tematik. Validasi data dilakukan melalui triangulasi sumber.
Hasil: hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program hand hygiene di RS “X” belum semuanya sesuai
dengan standar dan pedoman program. Ditemukan beberapa hambatan dalam pada program hand hyigiene
di RS “X”, pertama pada komponen input program ditemukan hambatan kurangnya tenaga IPCN
(Infection Prevention Control Nurse) dan efisiensi penyediaan bahan cuci tangan (handrub) serta lokasi
handrub pada tempat tertentu saja. Pada komponen proses/pelaksanaan program ditemukan bahwa
sosialisasi, edukasi, promosi dan supervisi hand hygiene belum maksimal, serta belum optimalnya fungsi
reward dan punishment. Pada output program berdasarkan laporan audit internal RS “X” didapatkan
perilaku kepatuhan petugas kesehatan (dokter, perawat dan petugas laboratorium) pada prosedur hand
hygiene masih rendah. Kurang dari standar program yaitu 80%.
Simpulan: rendahnya perilaku hand hygiene disebabkan karena belum maksimalnya komponen input dan
proses program. Hambatan dari komponen Input dapat direkomendasikan penambahan tenaga
IPCN/IPCD, penyediaan handrub di setiap tempat tidur pasien. Pada proses/pelaksanaan program
direkomendasikan buat jadwal berkala untuk pelaksanaan edukasi, promosi dan supervisi serta adakan
reward dan punishmet.
Kata Kunci : Evalusi, Hambatan, Hand hygiene, Rekomendasi

PENDAHULUAN Petugas kesehatan mempunyai


Hospital Associated Infections risiko tinggi menularkan pathogen melalui
(HAIs) atau disebut juga infeksi nosokomial tangan, dikarenakan petugas kesehatan
merupakan infeksi yang didapatkan pasien lebih sering bersentuhan langsung dengan
selama menjalani perawatan di rumah sakit pasien. Kepatuhan hand hygiene petugas
(WHO, 2009). HAIs merupakan salah satu kesehatan adalah salah satu faktor yang
risiko yang akan dihadapi rumah sakit di berpengaruh terhadap penurunan HAIs
seluruh dunia. Berdasarkan Permenkes (Kemenkes RI, 2010). Kepatuhan pada
No.27 tahun 2017, mutu pelayanan rumah standar hand hygiene mutlak diterapkan dan
sakit dikatakan baik jika angka kejadian wajib dilaksanakan oleh petugas kesehatan
HAIs < 1,5% (Tunggal, 2010). oleh karena 80% infeksi disebarkan melalui
tangan.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 31
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Kepatuhan hand hygiene petugas hambatan dalam pelaksanaan program hand


kesehatan di rumah sakit masih rendah. hygiene melalui suatu studi evaluasi
Data di Australia menunjukkan tingkat program dan anlisis faktor penghambat. Hal
kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan ini penting dilakukan,dengan tujuan untuk
sebesar 45% (WHO, 2009). Prevalensi mengetahui apakah program yang sedang
nasional berprilaku benar dalam mencuci dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
tangan adalah 23,2%. Penelitian lain di dan dapat digunakan untuk mendapatkan
Indonesia menunjukkan 80% petugas feedback dari suatu aktivitas program untuk
kesehatan melakukan mencuci tangan tidak meningkatkan kualitas program (Sugiyono,
sesuai standar, 15% perawat melakukan 2018).
cuci tangan sesuai standar dan 5% tidak Berdasarkan uraian di atas, maka
melakukan cuci tangan (Parsinabingsih, dalam penelitian ini akan ditelaah lebih
2008 dalam Putri. A, 2011). mendalam mengenai pelaksanaan program
Penilitian sebelumnya mengatakan hand hygiene di RS “X” untuk memahami
bahwa kepatuhan hand hygiene petugas hambatan pada input dan proses program..
kesehatan di rumah sakit dipengaruhi oleh METODE
beberapa faktor yaitu ketersediaan sarana, Penelitian kualitatif ini dilakukan di
supervisi, pengetahuan dan motivasi RS “X” dengan indepth interview, studi
(Fakhrudin. Muthiah, 2017). Menurut dokumentasi dan observasi. Pengumpulan
pendekatan sosial-ekologi, perilaku data dilakukan bulan Juli-Agustus 2019
seseorang dipengaruhi tidak hanya faktor pada 10 informan yang di pilih secara
individu, melainkan faktor di luar individu purposive informan terdiri dari 1 pemegang
seperti faktor struktural, organisasi, keijakan (Direktur rumah sakit, 1 ketua
lingkungan, komunitas, budaya, layanan program, 2 Dokter umum. 2 Dokter
kesehatan/program(Surjadi, 2012) Spesialis, 2 Perawat, 2 Petugas kesehatan
Di Rumah Sakit Prima Medika (RS lain (Laboratorium).
“X”), tingkat kepatuhan cuci tangan pada
petugas kesehatan masih rendah. Hal ini Untuk evaluasi program pada penelitian
terlihat dari hasil audit oleh tim pencegahan ini mengacu pada panduan PPI (Pencegahan
pengendalian infeksi (PPI) yang Pengendalian Infeksi) berdasarkan
menunjukkan bahwa kepatuhan cuci tangan Permenkes no. 27 Tahun 2017 dam untuk
masih kurang dari 50% (Tim PPI RS “X”, analisis faktor pengahambat pelaksnaan
2018). Data audit tingkat kepatuhan cuci hand hygiene pada penelitian ini. menilai
tangan tahun 2017 menunjukkan bahwa hambatan pelaksanaan program berasal
kepatuhan terendah terjadi pada profesi dari komponen input dan proses program.
dokter yaitu 12,0% dan tertinggi pada Hasil traskrip diberikan tanda pada kata-
petugas laboratorium yaitu 40,2% (Tim PPI kata yang dianggap penting, berikutnya
RS “X”, 2018) adalah reduksi data penyempurnaan data
Dalam upaya meningkatkan dengan cara memilah, mengelompokkan
kepatuhan hand hygiene pada petugas data serta membuat abstraksi dari catatan
kesehatan, RS.Prima Medika sudah lapangan dan dokumentasi, kode-kode yang
melakukan program hand hygine sejak telah dikategorikan dan dikelompokan
tahun 2016. Dimana program hand hygiene diklarifikasikan ke dalam sub-tema,
meliputi sosialiasi, edukasi atau pelatihan selanjutnya dipahami secara utuh dan
dan supervisi. RS “X” juga menyediakan menentukan tema utama yang muncul.7
sarana pendukung program hand hygiene. Proses analisis data yang digunakan adalah
Dengan demikian perlu diketahui lebih analisis data tematik.
dalam apa yang menjadi hambatan dan

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 32
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Keabsahan data dalam penelitian Hasil wawancara mendalam


ini dilakukan dengan teknik triangulasi menghasilkan 3 tema terkait program hand
teknik dan sumber, Penelitian ini telah hygiene terkait dengan pelaksanaan
mendapatkan persetujuan kelayakan etik program hand hygiene, hambatan
dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran pelaksanaan hand hygiene serta
Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum rekomendasi perbaikan untuk program
Pusat Sanglah Nomor: selanjutnya.
1323/UN14.2.2.VII.14/LP/2019 pada
tanggal 07 Mei 2019.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan program hand hygiene di RS “X” Tahun 2018

INPUT PROSES OUTPUT


1. Ada SK program 1. Sosialisasi sekali saja Perilaku
2. Tenaga IPCN 1 2. Edukasi sekali saat akan keptuhan hand
3. Anggran 50% akreditasi, jadwal tidak hygiene
terealisasi berkala, materi dicampur petugas
4. Jumlah fasilitas dengan materi lain kesehatan
handrub 100 botol, 3. Promosi satu kali saja saat masih rendah
wastafel dan sabun kurang dari
berupa lomba cuci tangan
62 buah target program
tiap unit kerja saat akan
5. Lokasi handrub di yaitu 80 %
akreditasi
nurse station dan 4. Penyediaan fasilitas
pintu perawatan mengacu prinsip efisiensi
dan belum ada kontrol
ketersediaan bahan cuci
tangan
5. Supervisi langung pada
petugas kesehatan, pada saat
akreditasi saja, belum
menyasar seluruh petugas
kesehatan
6. Sasaran pelaksanaan belum
menyeluruh
7. Belum ada reward dan
punishment

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa program hand hygiene di rumah sakit. Akan
program hand hygiene di RS “X” sudah tetapi pada pelaksanaanya terdapat
dilaksanakan dan mengaju kepada pedoman beberapa hambatan.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 33
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

1. Hambatan pelaksanaan program sosialisasi lebih merata pada keempat


hand hygiene dan rekomendasi gedung pelayanan kesehatan di RS “X”.
perbaikan untuk program hand Penelitian (Agustanti, 2017) mengatakan
hygiene berikutnya di RS “X” dengan adanya petugas IPCN minimal 3
orang yang purna tugas dengan kapasitas
Tahap Input Program hand hygiene di
300 tempat tidur dapat memaksimalkan
RS “X”
fungsi supervisi untuk meningkatkan
Hasil penelitian ini ditemukan kepatuhan petugas pada prosedur hand
bahwa petugas IPCN belum sesuai standar. hygine di RS dr. Soedirman.
Hanya terdapat 1 petugas IPCN di RS “X”
Hasil penelitin berikutnya
dengan jumlah tempat tidur 220, seperti
didapatkan bahwa penyedian handrub
yang di kemukakan oleh informan
belum sesuai standar. Dengan alasan
pemegang program berikut “…tetapi
efisiensi handrub hanya disediakan di nurse
dengan kondisi rumah sakit kita station saja dan lorong/ pintu perawatan
sekarang diatas itu, idealnya ada 2 saja. Seperti yang dikemukakan oleh
IPCN yang kita punya…” (R2). Standar informan berikut “…setiap tempat tidur
Peraturan Kementrian Kesehatan Republik itu ada itu idealnya. Tapi kan hal ini
Indonesia mengatakan 1 IPCN berbanding kan sulit kita terapkan karena kondisi
100 tempat tidur (Permenkes No 27, 2017).
untuk efisiensi gak akan
Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah
tenaga IPCN masih belum memadai untuk memungkinkan..(R2). Hal ini belum
program hand hygiene di RS “X”. Hanya sesuai dengan standar Permenkes no. 27
ada satu petugas IPCN yang juga tahun 2017 mengatakan bahwa peneyediaan
merangkap sebagai ketua komite handrub disemua tempat tidur pasien.
keperawatan, mengakibatkan pelaksanan Dengan terbatsanya penyediaan handrub
program hand hygiene di RS “X” belum serta lokasinya mengakibatkan petugas
maksimal. Hal ini dikarenakan satu petugas kesehatang “enggan” untuk melakukan
IPCN bertugas untuk 4 (empat) gedung prosedur hand hygiene, sehingga
perawatan yang terpisah dalam satu area mengakibatkan petugas kesehatan tidak
dengan kapasitas tempat tidur 220, sehingga patuh tehadap prosedur hand hygiene sesuai
membuat beban kerja tenaga IPCN melebihi dengan penelitian (Monica, D, et al., 2016)
kapasitas dan tidak semua karyawan dan (Pratama, 2015) mengatakan bahwa
terpapar program hand hygiene. Hal ini salah satu hambatan dalam ketidakpatuhan
konsisten dengan penelitian (Agustanti, petugas terhadap hand hygiene adalah
2017) mengatakan bahwa rendahnya sulitnya mengakses tempat cuci tangan atau
kepatuhan hand hygiene di rumah sakit persediaan alat lainnya yang digunakan
disebabkan karena multi tugas dan untuk melakukan hand hygiene.
keterbatasan tenaga IPCN sehingga petugas Tahap Proses program hand hygiene di
IPCN tidak maksimal melakukan fungsi RS “X”
pengawasan terhadap kepatuhan petugas
dalam melakukan hand hygiene di rumah Hasil penelitian ini ditemukan
bahwa pelaksanaan sosialisasi sudah
sakit.
dilaksanakan. Layanan program lainya
Rekomendasikan perbaikan yang bisa seperti edukasi, promosi, supervisi serta
berikan yaitu membuat kebijakan pemeliharaan fasilitas belum maksimal dan
penambahan tenaga IPCN untuk program belum optimalnya fungsi reward dan
hand hygiene di RS “X”. Dengan adanya punishment.
kebijakan tersebut diharapakn mampu
melaksnakan supervisi, promosi dan
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 34
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Hasil penelitian ini menunjukkan intervensi terhadap dokter butuh effort yang
bahwa jadwal pelaksanaan progam seperti besar, seperti kutipan infroman berikut:
edukasi dan supervisi hand hygiene belum ”…melakukan intervensi terhadap
konsisten yaitu supervisi dan edukasi dokter diperlukan effort yang cukup
/pelatihan hanya dilakukan pada saat ada besar….” (R1). Pihak manajemen belum
akreditasi rumah sakit seperti yang bisa melakukan intervensi lebih jauh
dikemukakan oleh informan berikut: khususnya pada profesi dokter spesialis
pasti kalo ada moment-moment tertentu, dengan alasan dokter spesialis tidak
misalkan ada akreditasi…”(R4). mempunyai waktu lama bearada di rumah
sakit. Penelitian (Dwi, 2015) mengatakan
Sehingga tidak semua petugas kesehatan bahwa kepatuhan hand hygiene terendah di
terpapar program hand hygiene. Dan RSUD Datu Sanggul Rantau pada profesi
mengakibatkan rendahnya kepatuhan hand dokter spesialis dikarenakan kurangnya
hygiene petugas kesehatan di rumah sakit promosi, sosialisasi dan tidak adanya audit
sesuai dengan penelitian (Ponco, 2016) dan evaluasi hand hygiene.
mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi Rekomendasi perbaikan yang bisa
yang konsisten akan meningkatkan perilaku diberikan yaitu mmengikutsertakan profesi
prosedur lima momen cuci tangan di rumah dokter menjadi IPCD (infection prevention
sakit. control dokter) hand hygiene. Dengan
Rekomendasi yang bisa diberikan adanya IPCD diharapkan mampu
yaitu supervisi perlu ditingkatkan, dengan melakukan intervensi terhadap kepatuhan
cara menambah petugas IPCN dan melaksanakan hand hygiene pada petugas
membuat jadwal pelaksanaan program kesehatan (profesi dokter). Penelitian
sosiaalisasi, edukasi, promosi, dan supervisi (Wijaya, 2018) mengatakan bahwa adanya
pada individu maupun kontrol kesiapan fungsi IPCD berpengaruh terhadap
fasilitas hand hygiene) secara berkala pada kepatuhan profesi dokter dalam
semua unit kerja, diharapakan mampu melaksanakan hand hygiene.
meningkatkan kepatuhan hand hygiene Pada tahan proses program pada
pada petugas kesehatan di RS “X”. penelitian ini ditemukan belum adanya
Penelitian (Umboh, Doda, et al., 2012) fungsi reward dan hanya punishement saja.
mengatakan bahwa faktor supervisi sangat Dimana petugas kesehatan yang ketahuan
berpengaruh terhadap petugas melakukan tidak melakukan prosedur hand hygiene
hand hygiene dimana penelitian ini dengan benar akan ditegur oleh atasanya
menyatakan kepatuhan hand hygiene lebih sedangkan petugas kesehatan yang patuh
tinggi terjadi pada responden yang terhadap prosedur hand hygiene tidak
dilakukan supervisi dengan baik sedangkan, diberikan penghargaan apapun dan
pada responden dengan supervisi kurang dibiarkan begitu saja. Seperti kutipan
baik tingkat kepatuhan hand hygiene lebih informan berikut “ “…reward gitu ndak
rendah pernah…” (ekspresi informanterlihat
berharap) (R9). Hal ini menimbulkan rasa
Selain itu sasaran pelaksanaan kurang peduli dan melakukan hand hygiene
program hand hygiene di RS “X” belum seingatnya saja dan akhirnya berdampak
menyeluruh pada profesi kesehatan seperti terhadap rendahnya kepatuhan hand
dokter, perawat dan petugas laboratorium. hygiene pada petugas kesehatan di rumah
Hal ini menjadi tanggung jawab bersama sakit. Didukung oleh penelitian (Sukron,
dari organisasi RS “X”. salah satunya 2013) mengatakan belum adanya reward
adalah intervensi pada profesi dokter dan punishment mempengaruhi rendahnya
belum dilaksanakan, dengan alasan kepatuhan hand hygine pada perawat.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 35
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Rekomendasi yang bisa diberikan membuat petugas lebih tertarik dan


yaitu optimalkan fungsi reward dan berlomba untuk meningkatkan kepatuhan
punishment untuk kepatuhan petugas terhadap prosedur hand hygeine di RS “X”.
terhadap prosedur hand hygiene (reorient Sesuai dengan pernyataan (Notoadmodjo,
health service).misalkan dengan 2010) mengatakan bahwa untuk
memberikan penghargaan bukan hanya meningkatkan motviasi seseorang ada dua
materi saja bisa juga memberikan metode langsung misalkan dengan
penghargaan yang mendidik seperti pemberian materi dan non materi untuk
pemberian seminar gratis dan SKP (Satuan memenuhi kebutuhannya misalkan dengan
Kredit profesi) gratis pada petugas pemeberian bonus atau hadiah dan metode
kesehatan yang patuh terhadap prosedur tidak lagsung berupa fasilitas dalam hal ini
hand hygiene. Untuk puhishment yang penyediaan sarana hand hygiene.
mendidik seperti mengafal SOP (Standar Tahap Output Program hand hygiene di
Operasional Prosedur) asuhan pasien, RS “X”
diberikan bagi petugas kesehatan yang Hasil program hand hygiene di
kurang patiuh terhadap prosedur hand RS “X” dapat dilihat dari data laporan
hygiene. Dengan optimalnya fungsi audit internal RS “X” pada tabel berikut
reward dan punishment diharapkan ini.
Grafik 1. Laporan angka kepatuhan Cuci tangan Berdasarkan Profesi tahun 2018 RS “X”

A N G K A K E PAT U H A N C U C I TA N G A N B E R D A S A R K A N
P R O F E S I TA H U N 2 0 1 8
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Target Dokter Perawat Laboratorium
Januari 80% 40% 50% 49%
Februari 80% 42% 50% 50%
Maret 80% 44% 48% 48%
April 80% 46% 48% 49%
Mei 80% 45% 47% 50%
Juni 80% 46% 49% 50%
Juli 80% 44% 51% 49%
Agustus 80% 44% 48% 50%
September 80% 45% 49% 49%
Oktober 80% 46% 48% 48%
November 80% 45% 48% 47%
Desember 80% 46% 49% 49%

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 36
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Dari tabel diatas dapat dijelaskan 3. Rekomendasi perbaikan yang


bahwa hasil laporan kepatuhan hand ditawarkan untuk faktor input program
hygiene petugas di RS Prim Medika yaitu adanya kebijakan (policy) terhadap
berdasarkan profesi kesehatan (dokter, penambahan IPCN dan IPCD. Ciptakan
perawat dan tenaga kesehatan lingkungan/fasilitas yang mendukung hand
lainnya/petugas laboratorium pada tahun hygiene. Rekomendasi perbaikan untuk
2018 masih rendah. Angka kepatuhan faktor proses/pelaksanaan program yaitu
petugas kesehatan bervarisi namun buat jadwal berkala untuik pelaksanaan
perbedaan angka kepatuhan tidak terlalu program. serta optimalkan fungsi reward
siginifikan, berturut – turut dari profesi dan punishment terhadap pelaksnaan hand
dokter yakni 44 persen profesi perawat 53 hygiene di rumah sakit.
persen dan analis kesehatan yakni 49
persen. hal ini masih dibawah target
program, dimana program menargetkan
angka kepatuhan hand hygiene tahun 2018
di RS “X” adalah 80 persen, hal ini sesuai
dengan laporan evaluasi program hand
hygiene di RS “X” (Tim PPI RS “X”,
2018). Hasil yang sama terjadi pada
penlitian (Dwi, 2015) di RS Datu Sanggul
mengatakan bahwa kepatuhan hand hygiene
petugas kesehtan terendah pada profesi
dokter dan tertinggi pada profesi perawat.
KESIMPULAN
1. program hand hygiene di RS “X”
sudah dilaksanakan. Pada tahap input
program didapatkan adanya SK Program,
tenaga IPCN, adanya fasilitias. Tahap
Proses ditemukan sudah dilaksanakan
sosialisasi, edukasi, promosi, supervisi serta
pemamfaatan fasilitas penunjang. namun
pada pelaksanaanya belum semunya sesuai
standar program hand hygiene. Sehingga
ouput yang dihasilkan yaitu masih
rendahnya perilaku petugas kesehatan
terhadap prosedur hand hygiene di RS “X”.
2. Hambatan yang mempengaruhi
ketidakpatuhan petugas terhadap prosedur
hand hygiene adalah, hambatan berasal dari
faktor input program yaitu kurang tenaga
IPCN dan keterbatasn fasilitas (handrub).
Faktor proses/pelaksanaan program yaitu
jadwal pelakasanaan program (edukasi,
promosi, supervisi) belum berkala, dan
kurang optimalnya fungsi reward dan
punishment.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 37
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

REFERENSI Jurnal Wiyata, 2(2), pp. 200–204.

Agus, I. (2018) ‘Faktor Kepatuhan Perawat Chairul (2009) Kolaborasi Perawat dan
Dalam Penerapan Hand Hygiene di Instalasi Dokter di Dalam Rumah Sakit, Wordpress.
Rawat Inap Gunung Sitoli’, jurnal
Kesehatan Global, Vol. 1. Creswell, J. . (2010) Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: PT.
Agustanti, N. (2017) Faktor - Faktor Yang Pustaka Pelajar.
Mempengaruhi Kepatuhan Hand Hygiene 5
Moment Pada Bidan Diruang Bersalin Dan Damanik, S. M. (2012) ‘Kepatuhan Hand
Ruang Bougenvil RSUD Dr Soedirman Hygiene Di Rumah Sakit Immanuel
Kebumen. Fakultas Ilmu Kesehatan Bandung’, Students e-Journal, 1(1), p. 29.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Available at:
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/vie
Amallia, R. (2016) ‘Faktor - Faktor Yang w/683.
Berhubungan Dengan Tingkat Keapatuhan
Tenaga Kesehatan Melakukan Cuci Tangan Demanik, S. M. (2012) ‘Kepatuhan Hand
Di Instalasi Rawat Inap Rajawali RSUP Hygiene di Rumah Sakit Imanuel
DR. Kariadi Semarang’, Jurnal Kesehatan Bandung’, Journal keperawatan
Masyarakat, Volume 4. Universitas Padjajaran Bandung.

Arifin, A. (2019) ‘Faktor-faktor yang Dwi, J. (2015) Evaluasi Kepatuhan Hand


berhubungan dengan kepatuhan hand hygiene di ruang operasi RSUD Datu
hygiene mahasiswa profesi ners di ruangan Sanggul Rantau Tapin.
rawat inap’, pp. 100–113.
Ernawati, E., Wiyanto, S., et al. (2014)
Arikunto (2010) Prosedur Penelitian Suatu ‘Penerapan Hand Hygiene Perawat di
Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Cipta. Application of Nurse ’ s Hand Hygiene in
Hospital ’ s Inpatient units’, 28(1), pp. 89–
Arsabani, F. N. (2019) ‘Hubungan 94.
Ketersediaan Sumber Daya,
Kepemimpinan, Lama Kerja, dan Persepsi Fakhrudin. Muthiah (2017) ‘the Corelation
Dengan Kepatuhan Mencuci Tangan Lima Between Nurse Motivation and the
Momen di Rumah Sakit Islam Surabaya’, Compliance Level At Hand Washing’, 14,
jurnal Keperawatan muhammadiyah, Vol.4. pp. 0–7.

Atmadja (2012) ‘Analisis Perilaku Perawat Fauzia, N., Ansyori, A. and Hariyanto, T.
dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di (2014) ‘Kepatuhan Standar Prosedur
Ruang Rawat Inap X Jakarta Tahun 2012’, Operasional Hand Hygiene pada Perawat di
Jakarta: Universitas Indonesia. Ruang Rawat Inap Rumah Sakit’, Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(1), pp. 95–98.
Azrul, A. (1996) Pengantar Administrasi Available at:
Kesehatan. Ketiga. Jakarta: PT. Rupa http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/vie
Aksar. w/526.

Bagus Dwi (2015) ‘Kepatuhan Pelaksanaan Fitzgerald, A. (2014) ‘Professional Identity;


Kegiatan Hand Hygiene Pada Tenaga Enabler Or Barrier To Clinical Enggement’,
Kesehatan Di Rumah Sakit X Surabaya’, Employment Realation Record, Vol. 14.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 38
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Fulop, L. (2010) ‘Clinician Manager and dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial’,


Where to The Next’, Australian Health akarta: Universitas Indonesia.
Review, Vol 34.
Monica, P., D, K. G. and Panelewen.
Funnell, S. (1997) ‘Program logic An Jimmy (2016) ‘Faktor- faktor Yang
adaptable tool designing and evaluating Berhubungan Dengan Penerapan Hand
program’, Evaluasion News and Coment, hygiene Di Instalasi Rawat Inap Rumah
vol.6. sakit Tingkat III R. W. Mongisi Manado’,
Manado: Fakultas Ilmu Kesehatan
Gunawan (2013) Metode Penelitiaan Masyarakat Universitas Sam Ratulagi, pp.
Kualitatif :Teori dan Pratik. Jakarta: Bumi 50–62.
Aksara.
Nella Fauziah (2014) ‘Pengaruh Faktor
Ham, C. (2012) ‘Doctors in Individu , Organisasi dan Perilaku terhadap
Leadership;Learning from Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan
InternationalExpereince’, The Journal of Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Rumah
Cininal Leadership, Vol 7. Sakit Tk . II Dr . Soepraoen Malang’, UB
Online Journal -- Development Version --
Karen Adam, J. M. C. (2003) ‘Priority OJS 2.4.7.1, 13(4), pp. 566–574.
Areas for National Action: Transforming
Health Care Quality.’, Committee on Notoadmodjo (2010) Ilmu Perilaku
Identifying Priority Areas for Quality Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Improvement. National Academies Press.
79-80. Pan, S.-C. (2016) ‘Promoting a Hand
Hygiene Program Using Social Media: An
Kemenkes RI (2012) ‘Badan Penelitian dan Observasional Study’, Journal Public
Pengembangan Kesehatan’. Health and surveilence.

Kuseumaningytas (2012) ‘Faktor - Faktor Permenkes No 11 (2017) Keselamatan


Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pasien.
Kepatuhan Perawat Cuci Tangan di RS
Tologerejo Semarang’. Permenkes No 27 (2017) Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeski.
Lin, L.-Y. (2013) ‘The Workplace and
Safety Needs and Possible Solutions For Ponco, H. (2016) ‘Penerapan Supervisi
Health Care wokers in Emergency Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan
Departements of Taiwan Hospital’. Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen
Perawat Pelaksana’, 08(03).
Ling, L. C. (2012) ‘Factor Affecting Hand
Hygiene Compliance in Intensif care Unit’, Pratama, B. S. (2015) ‘Faktor Determinan
Systematic Review, The Univirsitas of Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene
Hongkong. Pada Perawat IGD RSUD dr. Iskak
Tulungagung’, 28.
Martiningsih, W. (2017) ‘Praktik
Kolaborasi Perawat Dokter Dan Faktor Pratama, B. S., Koeswo, M., et al. (2015)
Yang Mempengaruhinya’, Jurnal ‘Faktor Determinan Kepatuhan Pelaksanaan
Keperawatan Unair, Vol. 6. Hand Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr
. Iskak Tulungagung Determinant Factors
Marwoto (2007) ‘Analisis Perilaku Perawat of ER Nurses ’ Hand Hygiene Compliance
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 39
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

at dr . Iskak Hospital Tulungagung’, 28(2), Sugiyono (2018) Metode Penelitian


pp. 195–199. Evaluasi. Edited by M. P. Dr. Yuyun
Yuniarsih. ALFABETA. Bandung.
Putri. A (2011) ‘Perbedaan Angka
Kepatuhan Cuci Tangan Petugas Kesehatan Suharyanto (2019) ‘Peningkatan Pendidikan
di RSUP DR Kariadi.’, Semarang: Fakultas Pasien dan Keluarga Dengan Penguatan
Kedokteran Universitas Dipenogoro. Peran Interpersonal Champion Promosi
Kesehatan Dengan Pendekatan teori
Rahamawati, N. (2018) ‘Pengaruh faktor Peplau’, Journal of Hospital Accreditation,
individu terhadap kepatuhan perawat dalam Vo. 01.
melaksanakan hand hygiene’.
Sukron (2013) ‘Tingkat Kepatuhan Perawat
Risti, D. R. (2017) ‘FAKTOR Dalam Pelaksanaan Five Moment Hand
DETERMINAN KEPATUHAN Hygiene’, journal Keperawatan Universitas
PERAWAT DALAM MELAKUKAN Indonesia.
PRAKTIK CUCI TANGAN DI RSUD
ADE MUHAMMAD DJOEN SINTANG’, Surjadi, C. (2012) ‘Penerapan pendekatan
Fakultas Ilmu Kesehatan K. Sintang: sosial dan ekologi pada upaya promosi
Universitas Muhammadiyah Pontianak1. kesehatan implementation of socioecology
approach to health promotion effort’, jurnal
Sari, R. K. (2008) Evaluasi Pelaksanaan ekologi kesehatan, II, pp. 178–187.
Kegiatan Balai Kesehatan Ibu dan Anak
Khususnya Tumbuh Kembang Anak Thorne, M. . (2002) ‘Colinizing The New
Sebagai bagian Program Rumah Sakit World of NHS Management the Shifting
Sayang Ibu dan Byi Di Rumah Sakit Islam Power of Profesional’, Health Services
Sultan Agung Semarang. Universitas Manajgement Research, Vol.1.
Diponegoro Semarang.
Tim PPI RS “X” (2018) Laporan Evaluasi
Sastroasmoro, P. D. d. and Ismael, P. D. Kepatuhan Cuci Tangan Petugas di RS “X”
(2011) Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Tahun 2018.
Klinis. Edisi ke 4. Edited by Agung Seto.
Jakarta. Tiraihati, W. Z. (2017) ‘Analisis Promosi
Kesehatan Berdasarkan Ottawa Charter Di
Simanjuntak, S. (2019) Pengaruh Rs Onkologi Surabaya’, Promkes vol. 5
Karakteristik Individu Dan Dukungan No.1, pp. 1–11.
Organisasi Terhadap Kepatuhan Perawat
Pelaksana Melakukan Hand Hygiene Di Tunggal (2010) ‘Undang - undang tentang
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi keselamatan pasien no.44 tahun 2009’,
Kota Medan. Fakultas Kesehatan http//www.slideshare.net/djarnot.wentysux.
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Umboh, F. J., Doda, D. V, et al. (2012)
Sinaga, S. E. N. (2016) ‘Kepatuhan Hand ‘Faktor -Faktor Kepatuhan Perawat
Hygiene Di Rumah Sakit Rankasbitung’, Melaksanakan Hand Hygiene Dalam
Journal Keperawatan Stikes santo, Vol 1. Rumah Sakit Advent Manado’.

Spugeon, P. (2011) ‘Medical Leadership Wahyuni (2005) ‘Pendahuluan infeksi


From The Dark Side to Centre Stage’, nosokomial.’, Universitas Udayana.
Radliclife Publisihing Ltd.
WHO (2009) ‘Guidline on Hand hygiene in
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 40
Volume 6. No. 1 – April 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Health Care a summary’, www.who.int. Wlliam, C. (1994) ‘Penerapan Kesehatan


Untuk Meningkatkan Efektivitas
WHO (2018) International Conference on Mnajemen’, Yogyakarta: Gajahmana
Health Promotion,Ottawa,21 November University Press.
1986,
https://www.who.int/healthpromotion/confe Yin. K Robert (2002) Case Study Reseach
rences/previous/ottawa/en/index4.html. Design and Methode. Ed 3. California.

Wijaya, M. A. (2018) ‘Pelaksanaan Zulpahiyana (2013) ‘Efektifitas Simulasi


Keselamatan Pasien Melalui Lima Momen Hand Hygiene pada Handover Keperawatan
Cuci Tangan Sebagai Perlindungan Hak dalam Meningkatkan Kepatuhan Hand
Pasien’, Jurnal Hukum Kesehatan, Vo. 4. Hygiene Perawat’, Yokyakarta: Universitas
Muhammadiyah.
Winda (2010) Budaya Organisasi di Rumah
Sakit, Blogspot.com.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 41
Volume 6. No. 1 – April 2020
Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN
ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA
HUSADA MATARAM
Published: 2020-05-06

Hubungan Durasi ASI Ekslusif dan Jumlah Anak dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24
sampai 36 Bulan di Kecamatan Haharu
Antonetha R.Hunggumila 1-9

POSYANDU LANSIA : AKSES DAN PEMANFAATANNYA OLEH LANJUT USIA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS UBUD I, GIANYAR, BALI
Komang Srititin Agustina, Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Desak Putu Yuli Kurniati 10-20

Penerimaan Remaja Putri Terhadap Makanan Di Pondok Pesantren DB Dan BM Di Kabupaten


Banyuwangi
Reny Prayetining Astutik, Ni Wayan Arya Utami , Ni Luh Putu Suariyani 21-30

Evaluasi Program dan Hambatan pelaksanaan Hand Hygiene di RS “X” BALI


Syamsul Aidi 31-41

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BUAH KAWISTA (Limmonia acidissima) DARI DAERAH
KABUPATEN BIMA KECAMATAN PALIBELO PADA MENCIT (Mus musculus)
Ade Suhada, Sri Idawati, Nur Hikmatul Auliya, Sri Rahmawati 42-51

UJI DAYA IRITASI DAN PELINDUNG KULIT (SPF) EKSTRAK ETANOL BUAH RUKEM
(FLACOURTIA RUKAM) DALAM SEDIAAN SUNSCREEN BASIS GEL
Neneng Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Dwi Monika Ningrum 52-57

PIJAT SWEDIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN LANSIA DENGAN
HIPERTENSI
Robiatul Adawiyah, Nuri Febriani , Dina Fithriana 58-65

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI


KABUPATEN GIANYAR
Anak Agung Sagung Desy Dwi Martayani 66-74

PERSEPSI WUS DAN INTENSITAS PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE IVA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIKMEL LOMBOK TIMUR
Raden Supini, Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Luh Seri Ani 75-84

EVALUASI SIFAT FISIK SEDIAAN LOTION DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN
KELOR (Moringa oleifera L.)
Atri Sri Ulandari, Nining Sugihartini 85-90
ACTIVITY OF ENDOFIT MOLD METABOLITES INSULATED FROM BETEL LEAVES (Piper betle L.)
On FUNGUS Candida albicans
Sumiatun, Aini, Edy Kurniawan, Jumary ustiawaty 91-97

ANALISIS POLA HIDUP WBP MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI LAPAS
Hendrasta Alief Sukokaryo 98-104

Analisis Kandungan Rhodamin B dan Methanyl Yellow pada Jajanan Pasar Di Kota Mataram
Dengan Kromatografi Kertas
Rosdianti, Roushandy Asri Fardani, Erin Ramadanti, Jumari Ustiawaty 105-111

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN


KELAS IIA PURWOKERTO
Patra Rakasiwi 112-118

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C BUAH APEL MERAH (Pyrus
malus L.)
Herlina, Dian Muzdalifa 119-127
Editorial Team
SUSUNAN ANGGOTA REDAKSI

Penanggung Jawab:
Direktur Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Pimpinan Redaksi:
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Dewan Redaksi:
1. Syamsuriansyah S.Pd., MM Kes
2. Ikhwan MM

Redaktur Pelaksana:
Uswatun Khasanah S.Kep., Ners
1. Yan Reiza Permana S.Pd., M.Pd

Editor :
1. Hardani, M.Si
2. Edy Kurniawan S.Si., M.Pd

Staf Redaksi:
1. Eri Fitrianingsih R A.Md., AK., S.Si
2. Baiq Suharti A.Md., RMIK

Pemasaran & Sirkulasi:


1. Zulkarnaen
2. Abdul Rendi A.Md Perp

Alamat Redaksi
Alamat: Jl Medica Farma No 01 Baturinggit Selatan Tanjung Karang Sekarbela Mataram
Telp. : (0370) 7100264
E-Mail: poltekkesmfh@yahoo.co.id

Grafis:
1. Kusuma Wijaya S.Kom
2. Beny Binarto Budi Susilo, SKM

Anda mungkin juga menyukai