Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan gigi merupakan jenis pekerjaan yang dalam menjalankan


pekerjaannya rentan terpapar (exposure-prone) karena sebagian besar perawatan gigi
adalah berupa tindakan melalui kontak baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan darah, jaringan tubuh, dan saliva pasien. Bakteri patogen yang berasal dari
saliva atau darah dapat dengan mudah berpindah ke pasien yang lain atau ke tenaga
kesehatan gigi lain. Kontrol infeksi dalam tindakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu upaya kontrol infeksi yang
paling mudah dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan (hand hygiene)(Siregar &
Meliala, 2020)

Target WHO 2020 salah satunya adalah meningkatkan jumlah pelayanan


kesehatan yang kompeten untuk mengenali dan mengurangi risiko dari transmisi
penyakit menular di lingkungan pelayanan kesehatan gigi dan mulut(Riyadi &
Kurnianti, 2018). Di dunia, kepatuhan tenaga kesehatan dalam mencuci tangan secara
umum sekitar 40%(Octaviani & Fauzi, 2020) sedangkan menurut WHO, kepatuhan
cuci tangan sebagai salah satu bentuk pencegahan terhadap terjadinya infeksi harus
lebih dari 50%(Fauzia et al., 2014).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya dengan
mencuci tangan agar dapat mencegah terjadinya penyebaran kontaminasi penyebab
penyakit karena kebersihan tangan merupakan salah satu pemutus mata rantai
penularan penyakit. Penerapan cuci tangan merupakan prosedur yang harus
dilaksanakan oleh setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, karena hal
tersebut sudah menjadi ketetapan secara internasional maupun nasional, namun hal
tersebut nampaknya masih menjadi polemik karena ditemukan persentase petugas
yang tidak patuh dalam mencuci tangan(Ilmiah et al., 2022)
Sebuah penelitian di tiga Rumah Sakit provinsi Lodz Polandia, menyebutkan
bahwa presentase kepatuhan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien
adalah 26.4%, sedangkan sebelum kontak dengan pasien hanya sebesar 5.2%,
penelitian serupa jga dilakukan di Indonesia yaitu di IGD RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tanggal 16 januari 2017, ditemukan bahwa kepatuhan
mahasiswa melakukan cuci tangan hanya sebesar 43%.. Kepatuhan terendah adalah
sebelum kontak dengan pasien sebesar 17%(Endiyono, E., & Prasetyo, 2017),
sedangkan prasurvey yg dilakukan peneliti tanggal 7 Januari 2019 di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung, diketahui bahwa 70% tenaga kesehatan
tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien. Karena
fasilitas yang kurang memadai membuat tenaga kesehatan malas untuk mencuci
tangan dan mengeringkan tangan dengan handuk(Zainaro & Laila, 2020)

Hasil penelitian di rumah sakit swasta di Yogyakarya menunjukan bahwa


63% tenaga kesehatan tidak hand hygiene sebelum melakukan tindakaan dan 33%
tenaga kesehatan tidak hand hygiene setelah tindakan. Alasan tenaga kesehatan tidak
hand hygiene adalah karena banyak pekerjaan, kebiasaan, dan lupa melakukan hand
hygiene(Rahayu, 2016). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di puskesmas
surabaya didapatkan 75 % dari 32 responden sering mencuci tangan sebelum
memeriksa pasien dan 87.5 % mencuci tangan setelah memeriksa pasien. Hal ini
menunjukkan bahwa mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien
merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh mahasiswa kedokteran gigi yang
ada di puskesmas Surabaya (Wibowo & Parisihni, 2009)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSGM UGM Prof. Soedomo


Kepatuhan mencuci tangan peserta didik yaitu 14,29%. Peserta didik di RSGM
UGM Prof. Soedomo sebagian besar memiliki pengetahuan dan persepsi mencuci
tangan yang sudah baik. Penyebab utama rendahnya kepatuhan cuci tangan pada awal
pengamatan adalah kurangnya fasilitas cuci tangan dan beban cuci tangan yang tinggi
pada peserta didik(Siregar & Meliala, 2020). Sedangkan Dari penelitian yg dilakukan
di Poltekkes Kemenkes Jambi hasil pre-test menunjukkan bahwa kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi silang terhadap penerapan cuci tangan
disinfeksi di Lab. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut masih sangat rendah.
Mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini adalah mahasiswa semester
VI dimana telah melewati pembelajaran tentang mata kuliah disinfeksi silang baik
teori maupun ptaktiknya, tetapi belum melaksanakan metode cuci tangan sesuai
standar yang ditetapkan. Mahasiswa sudah tahu tentang cuci tangan disinfeksi
sebelum bekerja di klinik, akan tetapi banyak yang tidak melaksanakan karena
mengganggap waktunya lama untuk melaksanakan cuci tangan disinfeksi karena
harus mengejar kasus-kasus target yang sudah ditentukan dan hanya melakukan cuci
tangan biasa. (Riyadi & Kurnianti, 2018)

Hasil presurvey yg dilakukan di tingkat II kesehatan gigi poltekkes tanjung


karang dari 10 yg di survey 6 diantaranya belum menerapkan cuci tangan sebelum
dan sesudah mekakukan tindakan di klinik gigi dan mulut dimana mereka telah
melewati pembelajaran infeksi silang baik praktek maupun teori. Penyebab utama
ketidakpatuhan mahasiswa dalam mencuci tangan pada presurvey ini adalah tidak ada
hukuman akibat ketidakpatuhan mencuci tangan.

Berdasarkan beberapa alasan tersebut , maka peneliti tertarik untuk


mengetahui “Penyebab Ketidakpatuhan Mahasiswa Dalam Mencuci Tangan
Sebelum Tindakan Di Klinik Gigi Pada Tingkat II Kesehatan Gigi Poltekkes Tanjung
Karang”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini, yaitu apa penyebab ketidakpatuhan mahasiswa
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran kepatuhan mahasiswa daam mencuci tangan sebelum
tindakan di kinik gigi dan mulut.

2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan mahasiswa dalam mencuci tangan
sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiwa
Sebagain penerapan ilmu pengetahuan saat perkuliahan dan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian

2. Bagi Responen
Dapat menambah kesadaran responden untuk mematuhi aturan mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan di klinik gigi dan mulut.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Agar calon tenaga kesehatan dapat mematuhi dan menerapkan untuk mencuci tangan
sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut

E. Ruang Lingkup
Pnlitian ini adalah penelitian deskrfitif dengan rancangan menggunakan metode
survey. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan
mahasiswa dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi. Penelitian ini akan
dilakukan di tingkat II kesehatan gigi poltekkes tanjung karang tahun 2023 dengan
cara memberikan kuisoner kepada responden dan melakukan observasi secara
langsung pada saat penelitian berlangsung.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Endiyono, E., & Prasetyo, F. D. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand
Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. The 6th
University Research Colloquium, 445–450.
https://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1106
Fauzia, N., Ansyori, A., & Hariyanto, T. (2014). Kepatuhan Standar Prosedur
Operasional Hand Hygiene pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 95–98.
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.31
Ilmiah, J., Batanghari, U., Aini, K., Idris, H., & Zulkarnain, M. (2022). Kepatuhan
Cuci Tangan Petugas Non Kesehatan: Literatur Review. 22(3), 1985–1990.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i3.2860
Octaviani, E., & Fauzi, R. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Mencuci Tangan pada Tenaga Kesehatan di RS Hermina Galaxy
Bekasi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1), 12–19.
Rahayu. (2016). Pelaksanaan Cuci Tangan Perawat di Ruang Perawatan Anak Rumah
Sakit Swasta di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan, 401, 21–26.
Riyadi, S., & Kurnianti, R. (2018). Efektivitas penerapan cuci tangan disinfeksi
dalam meningkatkan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi silang di
laboratorium pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jurnal Bahan Kesehatan
Masyarakat, 2(2), 139–146.
Siregar, F. R., & Meliala, A. (2020). Penerapan Cuci Tangan Peserta Didik Di Rumah
Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Gadjah Mada Prof. Soedomo. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 23(02), 44–50.
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/4177
Wibowo, T., & Parisihni, K. (2009). Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai
infeksi silang. Journal PDGI, 58(2), 6–9.
Zainaro, M. A., & Laila, S. A. (2020). Hubungan Motivasi Dan Sikap Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Hand Hygiene Di Ruang Rawat Inap
Rsud Dr. a. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Malahayati Nursing
Journal, 2(1), 68–82. https://doi.org/10.33024/manuju.v2i1.1679

Anda mungkin juga menyukai