Oleh :
ULIK DWI LESTARI
2012402050
A. Latar Belakang
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya dengan
mencuci tangan agar dapat mencegah terjadinya penyebaran kontaminasi penyebab
penyakit karena kebersihan tangan merupakan salah satu pemutus mata rantai
penularan penyakit. Penerapan cuci tangan merupakan prosedur yang harus
dilaksanakan oleh setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, karena hal
tersebut sudah menjadi ketetapan secara internasional maupun nasional, namun hal
tersebut nampaknya masih menjadi polemik karena ditemukan persentase petugas
yang tidak patuh dalam mencuci tangan(Ilmiah et al., 2022)
Sebuah penelitian di tiga Rumah Sakit provinsi Lodz Polandia, menyebutkan
bahwa presentase kepatuhan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien
adalah 26.4%, sedangkan sebelum kontak dengan pasien hanya sebesar 5.2%,
penelitian serupa jga dilakukan di Indonesia yaitu di IGD RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tanggal 16 januari 2017, ditemukan bahwa kepatuhan
mahasiswa melakukan cuci tangan hanya sebesar 43%.. Kepatuhan terendah adalah
sebelum kontak dengan pasien sebesar 17%(Endiyono, E., & Prasetyo, 2017),
sedangkan prasurvey yg dilakukan peneliti tanggal 7 Januari 2019 di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung, diketahui bahwa 70% tenaga kesehatan
tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien. Karena
fasilitas yang kurang memadai membuat tenaga kesehatan malas untuk mencuci
tangan dan mengeringkan tangan dengan handuk(Zainaro & Laila, 2020)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini, yaitu apa penyebab ketidakpatuhan mahasiswa
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran kepatuhan mahasiswa daam mencuci tangan
sebelum tindakan di kinik gigi dan mulut.
2) Tujuan khusus
Untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan mahasiswa dalam mencuci
tangan sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiwa
Sebagain penerapan ilmu pengetahuan saat perkuliahan dan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian
2. Bagi Responen
Dapat menambah kesadaran responden untuk mematuhi aturan mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan di klinik gigi dan mulut.
E. Ruang Lingkup
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan mahasiswa
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi. Penelitian ini akan dilakukan
di tingkat II kesehatan gigi poltekkes tanjung karang tahun 2023 dengan cara
memberikan kuisoner kepada responden dan melakukan observasi secara langsung
pada saat penelitian berlangsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepatuhan adalah prilaku
sesuai aturan dan berdisiplin. Sedangkan menurut Rahmawati (2015)
kepatuhan merupakan sikap disiplin atau prilaku taat terhadap suatu perintah
maupun aturan yang ditetapkan dengan kesadaran.sedangkan menurut Baron
(2014 ) kepatuhan merupakan pemenuhan harapan, permintaan, atau perintah
yang tegas.
Hasibuan (2009) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan kesadaran
atau kesediaan menaati suatu peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kepatuhan yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pendapat lain mengatakan
bahwa kepatuhan adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian prilaku yang menunjukan nilai-nilai kepatuhan, kesetiaan,
keteratuan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan
membebani bilamana tidak dilakukan (widhiastutiningsih, ediati dan almuji,
2015 dalam analisis kepatuhan)
Kepatuhan adalah salah satu prilaku pemeliharaan kesehatan yaitu
usaha seseorang untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan usaha penyembuhan apabila sakit. Ketidakpatuhan merupakan
suatu kondisi pada individu atau kelompok yang sebenarnya mau
melakukannya, tetapi dapat dicegah untuk melakukannya oleh faktor-faktor
yang menghalangi ketaatan terhadap anjuran (Notoadmodjo 2003 dalam
(saputra marzuki, 2019)
Kepatuhan dalam melakukan praktik cuci tangan sangat penting
dilakukan karena ketidakpatuhan dapat menimbulkan dampak antara lain:
penambahan diagnosa penyakit , dapat menularkan kepada orang lain, akan
menjadi barier (pembawa kuman) yang menularkan kepada pasien lain dan
diri sendiri bagi perawat gigi dan menurunkan mutu pelayanan klinik gigi
hingga pencabutan ijin operasional klinik gigi(Komala Dewi, 2019)
B. Prilaku
1. Pengertian Prilaku
Konsep Perilaku Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, (2003)
menyatakan perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon/ reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).
perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) yaitu :
a. Perilaku tertutup (Convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara
jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan
mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
1) Pengetahuan
Menurut notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu(), pengetahuan adalah informasi,
pemahaman, dan keterampilan yang anda peroleh dari pendidikan dan
pengalaman ( oxpord,2020), pengetahuan yang tinggi akan lebih cenderung
berprilaku baik terntang kesehatan. Sedangkan tingkat pengetahuan paling
rendah yaitu hanya dapat menyebutkan,, menguraikan, mendefinisikan dan
menyatakan tanpa dapat memahami, mengaplikasikan, menganalisis serta
mengevalusi kemampuan yang sudah dimiliki (teori green dikutip dari
notoadmodjo, 2003,2007).dengan demikian pengetahuan itu sangatlah
penting, dengan adanya pengetahuan maka dapat memberikan wawasan
yang luas pada setiap individu, dan dapat mengaplikasikannya dalam
situasi tertentu (setya rini, 2021)
C. Mencuci Tangan
Gambar 1. Mencuci tangan
1. Pengertian Mencuci Tangan
mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terutama penyakit infeksi .
mencuci tangan yaitu membasahi kedua tangan pada air mengalir yang
bertujuan untuk menghilangkan kuman yang menempel di tangan dan
menghindari penyakit. Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan mikroba
ke pasien dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada
kuku, tangan dan lengan (Idris, 2022). Mencuci tangan adalah proses yang
secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun dan air. Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
perlingungan diri lain (tiedjen, 2004).WHO menjelaskan bahwa mencuci
tangan merupakan tindakan atau prosedur memebersihkan tangan
menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan hand rub menggunakan
hand sanitier berbasil alkohol yang bertujuan untuk mengurangi dan
mencegah berkembangnya mikroorganisme di tangan (Idris, 2022)
c. Larutan antiseptik
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topical, dipakai pada
kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau
membunuh mikrooganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia
yang memungkinkan untuk mengunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam efektivitas, aktivitas, akibat dan
rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik
tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak
dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah
mikrooganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien.
Menurut permenkes no.27 tahun 2017 Kreteria memilih antiseptik adalah
sbb :
1) Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak
mikrooganisme secara luas (gram positif dan gram negatif, virus
lipofilik, basilus dan tuberkulisis, fungsi, endospora)
2) Efektif dalam mengurangi dan mencegah mikroorganisme
3) tidak membuat iritasi
4) tidak menyebabkan elergi.
D. Klinik Gigi
Klinik Gigi dan Mulut merupakan tempat bagi pasien untuk
mendapatkan perawatan gigi dan mulut. Ketika klinik tersebut dipergunakan,
personil yang terlibat adalah dokter gigi , perawat gigi , pasien, dan pekerja
lainnya. Pada klinik gigi dan mulut terdapat beberapa dental unit yang
digunakan untuk keperluan perawatan gigi dan mulut pasien. Dental unit terdiri
dari kursi operator, kursi pasien dan pegangannya, lampu, tempat kumur, meja
instrumen, saliva ejector (suction), high speed handpiece, low speed handpiece,
air-water syringe, dan ultrasonic scaler (Szymańska, 2007). Setiap dental unit
memiliki potensi sebagai perantara dalam proses infeksi silang sehingga
operator maupun pasien memiliki risiko tinggi terhadap paparan infeksi silang
(Guida et al., 2012)
E. Kerangka Teori
kepatuhan
Mencuci tangan 6
langkah dalam 5
momenmenurut who
Klinik gigi
b. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep atau
variable yang akan diamati ( diukur ) melalui penelitian yang akan dilakukan
( Notoatmojo, 2010 ). Kerangka konsep dibedakan menjadi dua yaitu:
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakankeseluruhan sumber data yang diperukan dalam suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II
jurusan kesehatan gigi poltekkes tanjung karang.
2. Sampel
Sempel adalah objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yaitu
sebanyak 74 orang (total sampling)
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara melakukan
observasi dan membagikan kuisoner
1) Analisi Univariat
Analisis univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel.hasil analisis ini disajikan dalam bentuk
tabel meliputi :
a. Pengetahuan mengenai mencuci tangan
b. Sikap mengenai mencuci tangan
c. Ketersediaan fasilitas cuci tangan
d. Peran dosen dan teman sejawat mengenai mencuci tangan
e. Kepatuhan mengenai mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Ananingsih, E. M. R. (2016). Kepatuhan 5 Momen Hand Hygiene Pada Petugas Di
Instalasi Laboratorium Rsui Madinah Sembon. Jurnal Ekonomi Bisnis, 5(1), 16–
24. https://doi.org/10.18196/jmmr.5102.Kepatuhan
d.schaffer, susan. (2000). PENCEGAHAN INFEKSI DAN PRAKTIK YANG AMAN
(Y. ASIH (ed.)). PERPUSTAKAAN NASIONAL.
Endiyono, E., & Prasetyo, F. D. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand
Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. The 6th
University Research Colloquium, 445–450.
https://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1106
Fauzia, N., Ansyori, A., & Hariyanto, T. (2014). Kepatuhan Standar Prosedur
Operasional Hand Hygiene pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 95–98.
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.31
Idris, H. (2022). HAND HYGIENE panduan bagi petugas kesehatan. KENCANA.
Ilmiah, J., Batanghari, U., Aini, K., Idris, H., & Zulkarnain, M. (2022). Kepatuhan
Cuci Tangan Petugas Non Kesehatan: Literatur Review. 22(3), 1985–1990.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i3.2860
Komala Dewi, R. R. (2019). Faktor Determinan Kepatuhan Perawat Dalam
Melakukan Praktik Cuci Tangan Di Rsud Ade Muhammad Djoen Sintang.
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 4(4), 232.
https://doi.org/10.29406/jkmk.v4i3.865
nurmalita sari, marlynda happy dkk. (2020). DASAR-DASAR KOMUNIKASI
KESEHATAN ( janner simarmata (ed.)). yayasan kita menulis.
Octaviani, E., & Fauzi, R. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Mencuci Tangan pada Tenaga Kesehatan di RS Hermina Galaxy
Bekasi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1), 12–19.
Rahayu. (2016). Pelaksanaan Cuci Tangan Perawat di Ruang Perawatan Anak Rumah
Sakit Swasta di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan, 401, 21–26.
Riyadi, S., & Kurnianti, R. (2018). Efektivitas penerapan cuci tangan disinfeksi
dalam meningkatkan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi silang di
laboratorium pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jurnal Bahan Kesehatan
Masyarakat, 2(2), 139–146.
saputra marzuki, dian dkk. (2019). efektivitas kepatuhan terhadap protokol
kesehatan covid-19 pada pekerja sektor informal di kota makassar. uwais
inspirasi indonesia. https://books.google.co.id/books?
id=7_pMEAAAQBAJ&pg=PA10&dq=Teori+Kepatuhan&hl=id&newbks=1&n
ewbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwi6yoPuyv79
AhX89DgGHe8gBHUQ6wF6BAgLEAU
setya rini, puji dkk. (2021). tingkat pengetahuan perawat tentang penerapan prinsip
enam tepat dalam pemberian obat diruang rawat inap (N. Wahid (ed.)).
wawasan ilmu.
faktor+yang+mempengaruhi+pengetahuan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0
&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjLrqq16f79AhVnRmwGH
RLlDG0Q6wF6BAgNEAU
Siregar, F. R., & Meliala, A. (2020). Penerapan Cuci Tangan Peserta Didik Di Rumah
Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Gadjah Mada Prof. Soedomo. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 23(02), 44–50.
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/4177
tiedjen, linda dkk. (2004). PANDUAN PENCEGAHAN INFEKSI untuk fasilitas
pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas ( abdul bari Saifuddin (ed.)).
YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO.
Wahyuni, W., & Kurniawidjaja, M. (2022). Kepatuhan Perilaku Cuci Tangan Tenaga
Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19: a Systematic Review. PREPOTIF :
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 268–277.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i1.2907
Wibowo, T., & Parisihni, K. (2009). Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai
infeksi silang. Journal PDGI, 58(2), 6–9.
Zainaro, M. A., & Laila, S. A. (2020). Hubungan Motivasi Dan Sikap Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Hand Hygiene Di Ruang Rawat Inap
Rsud Dr. a. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Malahayati Nursing
Journal, 2(1), 68–82. https://doi.org/10.33024/manuju.v2i1.1679