Anda di halaman 1dari 16

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :
Sri Sugiharti

Nama : Annisa Randia Zukhruf


NIM : P07125322032

PRODI D-IV SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2022
Tugas 1
1. Outline Singkat Skripsi

“Hubungan Pengetahuan tentang Perawatan Orthodonsi dengan Kepatuhan


Kontrol Orthodonsi Cekat di Klinik Gigi Swasta Yogyakarta”
 Latar Belakang Masalah
Maloklusi di Indonesia memiliki persentase yang tinggi yaitu sekitar 80% dan
menempati posisi ketiga masalah kesehatan gigi setelah karies dan penyakit
periodontal. Kondisi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini membuat
kubutuhan akan perawatan ortodonti semakin diperlukan. Beberapa penelitian
mengenai prevalensi maloklusi di surabaya dan kebutuhan perawatannya, Agusni
(1998) melakukan penelitian dengan The Index of Orthodontic Treatment Need
(IOTN) didapatkan prevalensi maloklusi berdasarkan Dental Health Component
(DHC) sebesar 68% membutuhkan perawatan ortodonti, sedangkan berdasarkan
Aesthetic Component (AC) sebesar 55%. Pada tahun 2011, penelitian mengenai
gambaran tingkat keparahan maloklusi Index of Complexity, Outcome and Need
(ICON) di RSGM-P FKG Unair di dapatkan didapatkan 92% kasus membutuhkan
perawatan ortodonti. Keadaan maloklusi juga dapat memengaruhi sistem
pengunyahan, penelanan, pencernaan, bicara, serta gangguan pada sendi
temporomandibula (Arya, 2011).
Pengertian kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani
dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya.5 Kepatuhan
merupakan suatu bentuk perilaku. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
yang ada dalam diri manusia (Widhiastutiningsih, Ediati and Almujadi, 2015).
Provinsi D.I Yogyakarta merupakan salah satu provinsi tertinggi dengan
prevalensi masyarakat yang memilih jenis tindakan perawatan orthodonti pada tahun
2018 di atas rata-rata Indonesia yakni sebesar 0,7%. sedangkan berdasarkan kelompok
umur, prevalensi masyarakat yang memilih jenis tindakan perawatan orthodontik
tertinggi adalah pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 1,1% (Kesehatan, 2018).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu tempat praktek dokter
gigi swasta di daerah Seturan Yogyakarta, Klinik Gigi D’smile Dental Care Yogya
dengan mewawancarai serta melihat kartu status 10 orang pasien yang
menggunakan alat orthodonsi cekat didapatkan data bahwa 70% memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah dan 30% memiliki pengetahuan orthodonsi yang tinggi. Dan
tingkat Kepatuhan kontrol pasien di dapatkan data bahwa 60% memiliki kepatuhan
kontrol yang buruk dan 40% memiliki kepatuhan kontrol yang baik.
Dapat disimpulkan, bahwa peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
apakah ada hubungan pengetahuan tentang perawatan ortodonsi dengan kepatuhan
kontrol ortodonsi cekat di klinik gigi swasta Yogyakarta.
 Rumusan Masalah
Dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada
hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan orthodonsi dengan kepatuhan
kontrol orthodonsi cekat di klinik gigi swasta Yogyakarta?”
 Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahui hubungan tingkat pengetahuan
tentang perawatan ortodonsi cekat dengan kepatuhan kontrol ortodonsi cekat di
klinik gigi swasta Yogyakarta.
b) Tujuan khusus
 Diketahui pengetahuan pasien tentang perawatan ortodontik dekat di klinik
gigi swasta Yogyakarta.
 Diketahui kepatuhan kontrol pasien orthodonti cekat di klinik gigi swasta
Yogyakarta.
 Manfaat Penelitian
a) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan menambah
ilmu pengetahuan kesehatan gigi dan mulut khususnya tentang pengetahuan
pasien tentang perawatan ortodonsi dengan kepatuhan kontrol ortodonsi cekat,
sehingga dapat termotivasi untuk selalu patuh melakukan kontrol perawatan
ortodonsi cekat dimasa pandemik atau setelah pandemik.
b) Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
kepada pengguna ortodonsi cekat pentingnya pengetahuan dan kepatuhan kontrol
dalam perawatan ortodonsi cekat, sehingga pasien dapat termotivasi untuk selalu
patuh melakukan kontrol perawatan ortodonsi cekat dimasa pendemi atau setelah
pandemik.
 Teori dan Konsep
Teori
a) Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang ingin diketahui atau diukur yang dapat disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan
pertanyaan kemudian dilakukan penilaian q untuk jawaban benar dan 0 untuk
jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor
yang diharapkan kemudian dikalikan 100% dan hasilnya digolongkan menjadi 3
kategori yaitu kategori baik (76- 100%), kategori sedang (56-75%) dan
kategori kurang (<55%) (Kusumawadani, 2011).
b) Kepatuhan Kontrol Orthodonsi Cekat
Lama perawatan orthodonsi berbeda-beda setiap pasien, tergantung
dari keadaan gigi dan mulut pasien, dan juga tergantung dari kepatuhan pasien
untuk datang melakukan kontrol rutin ke dokter gigi. Semakin sulit kasus giginya
dan semakin jarang pasien untuk melakukan kontrol rutin ke dokter gigi, maka
akan semakin lama perawatan yang dibutuhkan. kontrol rutin ke dokter gigi
sebaiknya dilakukan setiap 4 minggu sekali atau sesuai anjuran dari dokter gigi.
Pada setiap kunjungan rutin kontrol, dokter gigi akan memeriksa perkembangan
pergerakan gigi dan kondisi gigi dan mulut pasien. (Kussusilotyawati, 2019).
c) Orthodonsi
Pengertian ortodonsi yang lebih luas menurut American Board Of
Orthodontics (ABO) adalah cabang spesifik dalam profesi kedokteran gigi yang
bertanggung jawab pada studi dan supervisi pertumbuh kembangan gigi geligi
dan struktur anatomi yang berkaitan sejak lahir sampai dewasa, meliputi tindakan
preventif dan korektif pada ketidakteraturan letak gigi yang membutuhkan
reposisi gigi dengan peranti fungsional dan mekanik untuk mencapai oklusi
normal dan muka yang menyenangkan (Pambudi, 2012).
Perawatan ortodontik adalah upaya menggerakkan gigi atau
mengoreksi malrelasi dan malformasi struktur dentrokranifasial untuk koreksi
struktur dentofasial anak-anak dan dewasa (Sakinah,dkk,.2016). Indikasi
perawatan ortodontik yaitu : a. Gigi geligi yang menyebabkan kerusakan jaringan
lunak; b. Gigi berjejal; c. Penampilan pribadi kurang baik akibat posisi gigi; serta
d. Posisi gigi menghalangi proses bicara normal (Alawiyah, 2016). Operator yang
mempunyai kompentensi melakukan perawatan ortodontik yaitu dokter gigi
spesialis ortodontik dan dokter gigi umum (Khairusy, Adhani and Wibowo, 2017)
Konsep

Tingkat Kepatuhan
Pengetahuan Kontrol pasien
Pasien orthodonsi orthodonsi cekat
Cekat

 Metode Penelitian
a) Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method.
Mixed methods research design (rancangan penelitian metode campuran)
merupakan suatu prosedur dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
“mencampur” metode kuantitaif dan kualitatif dalam suatu penelitian atau
serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan dalam penelitian (John W,
Plano Clark and Lazuardi, 2018).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dengan Metode penelitian
kombinasi model Sequential Explanatory merupakan metode penelitian
kombinasi yang menggunakkan pengumpulan data dan analisis kuantitatif pada
tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada
tahap ke dua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
tahap pertama.
b) Populasi dan sampel
Populasi
Seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah 30 orang pasien pengguna ortodonsi cekat yang melakukan
perawatan di klinik gigi swasta Yogyakarta.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan
diteliti (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
Teknik Total Sampling, yakni mengambil responden yang ada ditempat
penelitian yang berjumlah 30 orang (diambil berdasarkan sampel minimum).
Sampel diambil berdasarkan kriteria Inklusi yakni pasien menggunakan alat
ortodonsi cekat selama ≥ 12 bulan perawatan, pasien yang berkunjung ke klinik
pada saat dilakukan penelitian, pasien memiliki alat ortodonsi cekat rahang atas
dan rahang bawah,pasien berusia 15-40 tahun, serta pasien bersedia menjadi
responden. Kriteria Ekslusi, yakni pasien ortodonsi cekat yang perawatannya
hampir selesai.
c) Variabel Penelitian
 Variabel Independen : Pengetahuan Tentang perawatan ortodonsi cekat.
 Variabel Dependen : Kepatuhan Kontrol pasien perawatan ortodonsi
cekat.
d) Defenisi Operasional
1. Pengetahuan pasien orthodonsi cekat
Tingkat pengetahuan tentang ortodonsi yang diteliti adalah tingkat
pengetahuan yang pertama : yaitu Tahu/know” diartikan mengingat kembali
pengetahuan yang diterima. Data diperoleh dengan memberikan kuisioner
dengan pertanyaan berjumlah 20 soal. Hasil penilaian kuisioner bila jawaban
benar diberi nilai 1 dan apabila jawaban salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi
pada pengetahuan ini 15 dan nilai terendah 0. Penilaian pengetahuan pasien
ortodonsi dapat dikategorikan berdasarkan skala ukur ordinal, sebagai berikut :
 Pengetahuan tinggi : Nilai 11-15
 Pengetahuan sedang : Nilai 6-10
 Pengetahuan rendah : Nilai 0-5
Skala yang dipakai adalah skala ordinal.
2. Kepatuhan kontrol pasien orthodonsi cekat
Kepatuhan kontrol pasien ortodonsi cekat adalah mengikuti dan
menuruti anjuran dari dokter gigi atau terapis gigi untuk melakukan kontrol
perawatan orthodonsi cekat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
bersama, serta mengikuti segala arahan dan instruksi yang diberikan di rumah
setelah melakukan kontrol, guna tercapainya hasil perawatan orthodonsi yang
maksimal.
Kepatuhan kontrol pasien ortodonsi cekat adalah perilaku pasien
terhadap jadwal pasien untuk datang kembali. Data diperoleh dari rekam
medis kunjungan pasien yang dijadwalkan untuk kontrol. Menurut Wahyuni
dkk (2019), kepatuhan pasien dikategorikan menjadi 2, yaitu :
 Patuh adalah apabila pasien selalu melakukan kontrol rutin dalam 12
bulan terakhir atau apabila pasien pernah tidak menepati janji jadwal
kontrol sebanyak 1-3 kali dilihat dari rekam medis.
 Tidak patuh adalah apabila pasien pernah tidak menepati jadwal
kontrol lebih dari 3 dilihat dari rekam medis.
Skala yang dipakai adalah skala ordinal.
e) Analisis Data
Analisis Kuantitatif
1. Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel bebas dan variabel terikat, sehingga dapat gambaran variabel
penelitian.
2. Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini
adalah uji chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Uji
chi-square dapat digunakan untuk melihat pengaruh. Dalam uji ini
kemaknaan pengaruh dapat diketahui, pada dasarnya uji chi-square
digunakan untuk melihat antara frekuensi yang diamati (observed) dengan
frekuensi yang diharapkan (expected)
Analisis Kualitatif
Analisis data kualitatif pada penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis data yang diperolah dari wawancara dan observasi.

2. Informan Penelitian Kualitatif dan Responden Kuantitatif


 Informan dalam penelitian ini adalah dokter gigi di klinik, mahasiswa alih jenjang
semester akhir yang akan melakukan penelitian.
 Responden kuantitaif adalah pasien pengguna ortodonsi cekat yang melakukan
perawatan di klinik gigi swasta Yogyakarta.

3. Pertanyaan Kuantitatif
 Apakah anda melakukan kontrol setiap sebulan sekali atau sesuai anjuran dokter
gigi?
 Apakah anda segera kontrol saat ada bracket yang lepas atau rusak?
 Apakah anda menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus orthodonti?
 Apakah anda menyikat gigi dengan sikat gigi interdental?
 Apakah anda menyikat gigi setelah sarapan pagi?

4. Pertanyaan Kualitatif
 Benarkah menjaga kesehatan gigi dan mulut penting bagi pengguna orthodonti
karena bagian dari kesehatan tubuh?
 Benarkah kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat mendukung keberhasilan
perawatan orthodonti?
 Benarkah mengunyah makanan yang keras secara langsung tidak dapat
menyebabkan kawat gigi mudah rusak dan lepas dari perlekatannya?
Tugas 2

Daftar Pustaka

Alawiyah, T. (2016) ‘Pengaruh Efek Iatrogenik Dalam Perawatan Ortodonti’, Denta, 10(1),
p. 109. doi: 10.30649/denta.v10i1.43.
Arya, B. (2011) Potensi Terapi Hiperbarik Oksigen Dalam Ortodontik. Airlangga University
Press.
John W, C., Plano Clark, V. L. and Lazuardi, A. L. (2018) Mendesain dan melaksanakan
mixed methods research. Edisi 2, C. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kesehatan, K. kesehatan badan penelitian dan pengembangan (2018) ‘Hasil Utama
Riskesdas’, p. 57,58.
Khairusy, C. H., Adhani, R. and Wibowo, D. (2017) ‘HubunganTingkat Pengetahuan
Responden Dengan Pemilihan Operator Selain Dokter Gigi Ditinjau dari Bahaya Pemasangan
Alat Ortodontik’, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, II(2), pp. 166–169.
Pambudi, R. (2012) Ortodonti Dasar Edisi. Surabaya: Airlangga University Press.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Widhiastutiningsih, S., Ediati, S. and Almujadi (2015) ‘Tingkat Pengetahuan Ortodontik
Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Ortodontik Cekat Di Klinik Bright Dental Care
Yogyakarta’, Artikel Publikasi : Poltekes Kemenkes Yogyakarta, 2(1), pp. 20–24.

Tugas 3
1. Jurnal Nasional

Link : https://e-journal.poltekkesjogja.ac.id/index.php/JGM/article/view/122/84

2. Jurnal Internasional
Link : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24950078/

3. Template Jurnal
Contoh Template.html
Tugas 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN ORTHODONSI


DENGAN KEPATUHAN KONTROL ORTHODONSI CEKAT
DI KLINIK GIGI SWASTA YOGYAKARTA
1)
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tata Bumi No.3, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta 55293. 0274-617679.
ABSTRAK
PENDAHULUAN

Latar Belakang : Pengetahuan adalah hasil dari Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Kepatuhan penginderaan terhadap obyek tertentu.
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta
melalui proses dari serangkaian perilaku yang dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan
Tujuan Penelitian : Penelitian ini untuk ketertiban. Perawatan ortodontik bertujuan
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan untuk mengatur gigi ke posisi yang benar. Sikap
tentang perawatan ortodonsi cekat dengan atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau
kepatuhan kontrol ortodonsi cekat di klinik gigi sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,
swasta Yogyakarta. bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bila
Metode Penelitian : Desain yang digunakan mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana
dalam penelitian ini dengan Metode penelitian lazimnya.
kombinasi model Sequential Explanatory
Pengertian kepatuhan adalah suatu kondisi
merupakan metode penelitian kombinasi yang
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
menggunakkan pengumpulan data dan analisis
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-
kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
pengumpulan dan analisis data kualitatif pada
dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang
tahap ke dua, guna memperkuat hasil penelitian
dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak
kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.
dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, kepatuhan
akan membebani dirinya bila mana ia tidak
kontrol, ortodontik cekat.
dapat berbuat sebagaimana lazimnya.5
Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang
ada dalam diri manusia, sedang dorongan
merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
yang ada dalam diri manusia.

Maloklusi di Indonesia memiliki


persentase yang tinggi yaitu sekitar 80% dan
ISSN : 2338- 20
963X
menempati posisi ketiga masalah kesehatan dapat merusak struktur jaringan pendukung
gigi setelah karies dan penyakit periodontal. gigi. Sistem yang digunakan pada perawatan
Kondisi ini semakin meningkat dari tahun ke ortodonsi cekat juga lebih rumit, karena dapat
tahun, hal ini membuat kubutuhan akan dengan mudahnya mendapatkan gerakan yang
perawatan ortodonti semakin diperlukan. tidak diinginkan melalui tekanan resiprokal.
Beberapa penelitian mengenai prevalensi Pasien pengguna ortodonsi cekat baik dengan
maloklusi di surabaya dan kebutuhan suspek penyakit periodontal ataupun tidak
perawatannya, Agusni (1998) melakukan harus melakukan kontrol rutin yang ketat,
penelitian dengan The Index of Orthodontic karena untuk mencegah biofilm dan eliminasi
Treatment Need (IOTN) didapatkan prevalensi poket Periodontal (Suwandi, 2020).
maloklusi berdasarkan Dental Health
Perilaku penduduk Indonesia terhadap
Component (DHC) sebesar 68% membutuhkan
kesehatan gigi dan mulut masih sangat kurang.
perawatan ortodonti, sedangkan berdasarkan
Hal ini dibuktikan pada tahun 2013 penduduk
Aesthetic Component (AC) sebesar 55%. Pada
Indonesia yang mengalami masalah gigi dan
tahun 2011, penelitian mengenai gambaran
mulut sebesar 25, 9% dan mengalami
tingkat keparahan maloklusi Index of
peningkatan pada tahun 2018 menjadi 57,6%.
Complexity, Outcome and Need (ICON) di
Sedangkan Provinsi Daerah Isitimewa
RSGM-P FKG Unair di dapatkan didapatkan
Yogyakarta pada tahun 2018, penduduk yang
92% kasus membutuhkan perawatan ortodonti.
mengalami masalah gigi dan mulut di atas rata-
Keadaan maloklusi juga dapat memengaruhi
rata Indonesia yakni sebesar 65, 6% (Riskesdas,
sistem pengunyahan, penelanan, pencernaan,
2013; Riskesdas 2018). Prevalensi maloklusi di
bicara, serta gangguan pada sendi
Indonesia cukup tinggi, yakni menduduki
temporomandibula. (Arya Brahmanta, 2011).
urutan ketiga setelah karies dan penyakit
Perawatan ortodonsi terdiri dari dua periodontal (Prasanti, 2016).
macam, yaitu alat ortodonsi cekat dan
Provinsi D.I Yogyakarta merupakan salah
ortodonsi lepasan. Perawatan dengan alat
satu provinsi tertinggi dengan prevalensi
ortodonsi cekat mempunyai kemampuan
masyarakat yang memilih jenis tindakan
perawatan yang sangat tinggi, kemungkinan
perawatan orthodonti pada tahun 2018 di atas
keberhasilan perawatan besar dengan detail
rata-rata Indonesia yakni sebesar 0,7%.
hasil perawatan yang lebih baik
sedangkan berdasarkan kelompok umur,
(Alawiyah,2017). Pengguna alat ortodonsi
prevalensi masyarakat yang memilih jenis
cekat membutuhkan waktu dua kali lebih lama
tindakan perawatan orthodontik tertinggi adalah
untuk membersihkan gigi, karena selain
pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 1,1%
membersihkan gigi, alat juga perlu
(Riskesdas, 2018).
dibersihkan. Bila sisa makanan menumpuk di
sekitar alat, akan beresiko terjadinya karies Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
gigi. Selain resiko, perawatan ortodonsi cekat di salah satu tempat praktek dokter gigi swasta
juga memiliki beberapa kekurangan seperti di daerah Seturan Yogyakarta, Klinik Gigi
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan D’smile Dental Care Yogya dengan
struktur pendukung gigi, karena pesawat pada mewawancarai serta melihat kartu status 10
ortodonsi cekat yang dicekatkan pada gigi orang pasien yang menggunakan alat
dapat menimbulkan tekanan yang terlalu besar, orthodonsi cekat didapatkan data bahwa 70%
ISSN : 2338- 21
963X
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan Tingkat pengetahuan tentang ortodonsi
30% memilki pengetahuan orthodonsi yang yang diteliti adalah tingkat pengetahuan yang
tinggi. Dan tingkat Kepatuhan kontrol pasien pertama : yaitu Tahu/know” diartikan
di dapatkan data bahwa 60% memiliki mengingat kembali pengetahuan yang diterima.
kepatuhan kontrol yang buruk dan 40% Data diperoleh dengan memberikan kuisioner
memiliki kepatuhan kontrol yang baik. dengan pertanyaan berjumlah 20 soal. Hasil
penilaian kuisioner bila jawaban benar diberi
METODE PENELITIAN
nilai 1 dan apabila jawaban salah diberi nilai 0.
Desain yang digunakan dalam penelitian Nilai tertinggi pada pengetahuan ini 15 dan nilai
ini dengan Metode penelitian kombinasi model terendah 0. Penilaian pengetahuan pasien
Sequential Explanatory merupakan metode ortodonsi dapat dikategorikan berdasarkan skala
penelitian kombinasi yang menggunakkan ukur ordinal, sebagai berikut : 1) Pengetahuan
pengumpulan data dan analisis kuantitatif pada tinggi : Nilai 11-15, 2) Pengetahuan sedang :
tahap pertama dan diikuti dengan Nilai 6-10, 3) Pengetahuan rendah : Nilai 0-5.
pengumpulan dan analisis data kualitatif pada
Kepatuhan kontrol pasien ortodonsi cekat
tahap ke dua, guna memperkuat hasil
adalah perilaku pasien terhadap jadwal pasien
penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
untuk datang kembali. Data diperoleh dari
tahap pertama.
rekam medis kunjungan pasien yang
Populasi adalah seluruh objek penelitian dijadwalkan untuk kontrol. Menurut Wahyuni
atau objek yang diteliti. Populasi dalam dkk (2019), kepatuhan pasien dikategorikan
penelitian ini adalah 30 orang pasien pengguna menjadi 2, yaitu : a) Patuh adalah apabila pasien
ortodonsi cekat yang melakukan perawatan di selalu melakukan kontrol rutin dalam 12 bulan
klinik gigi swasta Yogyakarta. Pengambilan terakhir atau apabila pasien pernah tidak
sampel pada penelitian ini menggunakan menepati janji jadwal kontrol sebanyak 1-3 kali
Teknik Total Sampling, yakni mengambil dilihat dari rekam medis. b) Tidak patuh adalah
responden yang ada ditempat penelitian yang apabila pasien pernah tidak menepati jadwal
berjumlah 30 orang (diambil berdasarkan kontrol lebih dari 3 dilihat dari rekam medis.
sampel minimum). Sampel diambil
DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan kriteria Inklusi yakni pasien
menggunakan alat ortodonsi cekat selama ≥ 12 Alawiyah, T. (2016) ‘Pengaruh Efek Iatrogenik
bulan perawatan, pasien yang berkunjung ke Dalam Perawatan Ortodonti’, Denta, 10(1), p. 109.
doi: 10.30649/denta.v10i1.43.
klinik pada saat dilakukan penelitian, pasien
memiliki alat ortodonsi cekat rahang atas dan Arya, B. (2011) Potensi Terapi Hiperbarik
rahang bawah,pasien berusia 15-40 tahun, Oksigen Dalam Ortodontik. Airlangga University
serta pasien bersedia menjadi responden. Press.
Kriteria Ekslusi, yakni pasien ortodonsi cekat John W, C., Plano Clark, V. L. and Lazuardi, A. L.
yang perawatannya hampir selesai. Variabel (2018) Mendesain dan melaksanakan mixed
penelitian terdiri atas: 1).Variabel Independen methods research. Edisi 2, C. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
: Pengetahuan Tentang perawatan ortodonsi
cekat. 2).Variabel Dependen : Kepatuhan Kesehatan, K. kesehatan badan penelitian dan
Kontrol pasien perawatan ortodonsi cekat. pengembangan (2018) ‘Hasil Utama Riskesdas’, p.
57,58.
ISSN : 2338- 22
963X
Khairusy, C. H., Adhani, R. and Wibowo, D.
(2017) ‘HubunganTingkat Pengetahuan
Responden Dengan Pemilihan Operator Selain
Dokter Gigi Ditinjau dari Bahaya Pemasangan
Alat Ortodontik’, Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi, II(2), pp. 166–169.
Pambudi, R. (2012) Ortodonti Dasar Edisi.
Surabaya: Airlangga University Press.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Widhiastutiningsih, S., Ediati, S. and Almujadi
(2015) ‘Tingkat Pengetahuan Ortodontik Dengan
Kepatuhan Kontrol Pasien Ortodontik Cekat Di
Klinik Bright Dental Care Yogyakarta’, Artikel
Publikasi : Poltekes Kemenkes Yogyakarta, 2(1),
pp. 20–24.

ISSN : 2338- 23
963X
Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan Orthodonsi dengan Kepatuhan Kontrol Ortodontik Cekat .....

ISSN : 2338- 24
963X

Anda mungkin juga menyukai