Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh :
Annisa Randia Zukhruf
P07125322032

Dosen Pengampu :
Aryani Widayati, S.SiT, MPH

PRODI D-IV SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “POA (Planning Of Action) dalam
Promosi Kesehatan”. Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir semester
mata kuliah Promkes. Mudah-mudahan dengan makalah ini saya dapat menerapkan ilmu yang telah
didapat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan segala keterbatasan yang ada, saya telah berusaha dengan segala daya dan
upaya guna menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 20 November 2022

(Annisa Randia Zukhruf)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Advokasi dan Negosiasi.............................................................................................................3
1. Advokasi.................................................................................................................................3
2. Negosiasi................................................................................................................................6
B. Implementasi PHBS pada Lintas Program dan Sektor................................................................9
1. Lintas Program.......................................................................................................................9
2. Lintas Sektor..........................................................................................................................9
C. Plan Of Action (POA)................................................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan
Nasional maupun Daerah menuju Indonesia sehat melalui “Peningkatan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya, yang mencakup upaya promotif dan preventif yang merupakan
determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat”. Perencanaan Promosi Kesehatan
sebagai suatu proses. Proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan
alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu dalam membuat
perencanaan promosi kesehatan harus terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan dan
promotor kesehatan. Kelompok ini harus bekerjasama dalam proses perencanaan promosi
kesehatan, sehingga di hasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya (cost effective) dan
berkesinambungan. Disamping itu, dengan melibatkan orang-orang yang terkait maka akan
menciptakan rasa memiliki, sehingga timbul rasa tanggung jawab dan komitment.
Pada pencapaian program promosi kesehatan secara Nasional seperti pencapaian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga hingga Tahun 2014, persentase PHBS
pada tatanan Rumah Tangga baru mencapai 56,58% dari target Renstra RI 2015-2019
sebesar 80% dan pencapaian Desa Siaga Aktif hingga Tahun 2014, baru mencapai 69,51%
dari target Renstra RI 2015-2019 sebesar 80%. Ini menyatakan bahwa target Nasional
tentang PHBS Rumah Tangga serta Desa Siaga Aktif masih belum sesuai target yang
diharapkan.
Pada suatu daerah pinggiran dilihat dari keadaan demografis, Penduduk berjenis
kelamin perempuan berusia tua masih banyak dan hidup bergantung pada mata pencaharian
bercocok tanam dikebun serta lahan persawahan, laki – laki perokok dan Bertani, ada
sebagian kecil yang beternak dan memelihara ikan di kolam jika pada musim hujan saja.
Sebagian besar penduduk Pasangan Usia Subur mata pencaharian berniaga/berdagang
dengan banyak anak, terdapat beberapa keluarga dengan kondisi anaknya RAPUS (Rawan
Putus Sekolah), sakit diare dianggap hal yang biasa terjadi, karena tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, flu batuk pilek, ada yg mengalami scabies atau penyakit kulit
atau gudig, meriang atau demam sering menyerang anak - anak karena kondisi lingkungan
yang kotor, BAB sembarang tempat, hal tersebu masih diikuti karies yang rata – rata
mencapai 5, setiap orang. Pendidikan rata - rata SLTA, adat istiadat sangat tunduk kepada
tokoh masyarakat yaitu tokoh agama, berobat masih percaya ke dukun sehingga

1
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan tidak digunakan secara optimal. Ada fasilitas
umum berupa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, fasilitas pelayanan kesehatan
(puskesmas), pasar, masjid, gereja. Fasilitas sekolah belum tersedia kantin sekolah, namun
di SD terdapat penjaja makanan, dan minuman.
Pada keadaan geologis, merupakan wilayah yang dapat dibilang gersang, ada sungai
yang airnya dijadikan urat nadi kehidupan penduduk sebagai irigasi pertanian dan perikanan.
Sebagian wilayah berbukit ditanami pepohonan berbatang keras. Penyakit Tidak Menular
dan penyakit degeneratif belum tersentuh untuk penanganan dan tindak lanjut oleh petugas
kesehatan di wilayah setempat.
Sebagai seorang promotor kesehatan yang bertugas di daerah pinggiran ingin
mengentaskan kelompok masyarakat yang kehidupan dan perilaku keseharian masih jauh
dari ukuran tuntutan perilaku hidup bersih dan sehat. Maka dari itu, sebagai promotor
kesehatan ingin membuat perencanaan program dalam promosi kesehatan untuk
menciptakan lingkungan masyarakat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan negosiasi dan advokasi kepada stake holder di wilayah
tersebut?
2. Bagaimana implementasi advokas dan negosiasi ke dalam kegiatan yang dapat
mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat, melibatkan
semua pihak lintas program dan lintas sektoral dan program terkait lainnya?
3. Buatlah plan of action meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan
mengacu pada masalah kesehatan pada wilayah tersebut!

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara melakukan negosiasi dan advokasi kepada stake holder di
wilayah tersebut
2. Untuk mengetahui implementasi implementasi advokas dan negosiasi ke dalam
kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku hidup bersih dan
sehat, melibatkan semua pihak lintas program dan lintas sektoral dan program terkait
lainnya
3. Untuk mengatahui plan of action meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
dengan mengacu pada masalah kesehatan pada wilayah tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Advokasi dan Negosiasi


1. Advokasi
a. Pengertian
WHO (1989) diukutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002) menggunkan
advocacy is a combination on individual and social action design to gain political
commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular
health goal or programme. Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan
sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan,
penerimaan sosial dan sisitem yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu.
Pengertian umum dari kegiatan advokasi adalah, “strategi untuk
mempengaruhi para pengambil keputusan khususnya pada saat mereka
menetapkan peraturan, mengatur sumber daya dan mengambil keputusan-
keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat”. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau
kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah
para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan
(decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
1) Advokasi penting dalam promosi kesehatan karena untuk mencapai tujuan
kesehatan masyarakat, ditemukan berbagai hambatan seperti ditemuykan
oleh Champon dan Lupton (1994) dikutip dari Wise 2001:
2) Adanaya ide politik yang mementingkan luaran ekonomi dengan
menyampingkan kesehatan dan kualitas hidup manusia.
3) Hambatan dari politisi dan birokrasi atau tidak adanya peraturan dan
perundangan yang mendukung promosi kesehatan dan ketiaadaan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan program kesehatan.
4) Gencarnya pemasaran produk yang tidak aman dan tidak sehat bagi
masyarakt terutama dengan adanya pengaruh perusahaan multinasional
dengan kekuatan besar.
5) Adanya nilai budaya yang berpengaruh atas nilai, sikap, dan prilaku
individual atau masalaj kesehatan masyarakat.

3
b. Metode dan Tekhnik Advokasi
1) Lobi politik (political lobiying) Lobi adalah berbincang – bincang secara
informal dengan para pejabat untuk mengimpormasikan dan membahas
masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan.
2) Seminar / presentasi : Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para
pejabat lintas program dan lintas sektoral.
3) Media Advokasi media (media adpocasy) adalah melakukan kegiatan
advokasi dengan menggunakan media, khususnya media masa.
4) Perkumpulan (asosiasi) peminat Asosiasi atau perkumpulan orang – orang
yang mempunyai minat atau interes terhadap permasalahan tertentu atau
perkumpulan propesi , juga merupakan bentuk advokasi.
c. Strategi Advokasi
WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan secara efektif menggunakan strategi pokok , yaitu :
1) Advocacy (advokasi) ,
2) Sosial support (dukungan social) ,
3) Empowermen pemberdayaan masyarakat).
d. Langkah langkah Advokasi
Langkah langkah dalam melakukan negosiasi kepada stake holder di wilayah yang akan
dilakukannya promosi kesehatan:
Langkah langkah Pelaksanaan
Advokasi
Persiapan 1) Identifikasi masalah :
 Laki laki perokok
 Pasangan usia subur dengan kondisi anak Rawan Putus Sekolah
 Diare karena tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Flu batuk pilek
 Penyakit kulit karena kondisi lingkungan yang kotor
 BAB di sembarang tempat
 Karies dengan rata rata mencapai 5 setiap orang
 Masyarakat yang masih berobat ke dukun
 Wilayah gersang
 Belum adanya tindak lanjut dari tenaga kesehatan untuk
penanganan penyakit menular
2) Mempelajari kebijakan apa saja yang mendukung dan menghambat

4
program perilaku PHBS.
3) Mempelajari program komunikasi yang telah dilaksanakan dengan
menggali pengalaman dari orang lain tentang program komunikasi
yang telah dilaksanakan untuk dpat dimanfaatkan sebagai
pengalaman belajar dalam program PHBS.
4) Mempelajari perubahan kebijaksanaan yang terjadi
5) Menentukan mitra kerja terkait yang berpengaruh dalam program
PHBS dan membuat jejaring bagi penentu kebijakan dan kelompok
peduli kesehatan.
6) Memanfaatkan dan menggali sumber daya yang memungkinkan
untuk pelaksanaan PHBS.
7) Menyiapkan materi yang berkaitan dengan PHBS serta menentukan
metode advokasi kesehatan.
8) Menempatkan issue atau gagasan untuk mendapatkan dukungan
dari penentu kebijakan
Pelaksanaan 1) Lakukan advokasi PHBS dengan penyajiann yang menarik dengan
menggunakan metode dan teknik yang tepat.
2) Adanya tanya jawab, tanggapan dan masukan-masukan untuk
menyempurnakan program yang sudah ada.
3) Simpulkan dan sepakati hasilnya.
4) Buat laporan tertulis hasil advokasi dan sebarluaskan pada sasaran
yang terkait.
5) Lakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama.
Penilaian Untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi dapat
menggunakan indikator-indikator seperti dibawah ini:
1) Software (piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:
 Undang-undang
 Peraturan pemerintah
 Peraturan pemerintah daerah (perda)
 Keputusan menteri
 Surat keputusan gubernur / bupati
 Nota kesepahaman (MOU), dan sebagainya

2) Hardware (piranti keras): misalnya:

5
 Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD
 Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di
prioritaskan
 Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program
dan sebagainya.

2. Negosiasi
a. Pengertian
Secara umum kata “negoisasi” berasal dari kata to negotiate, to be
negotiating dalam bahasa inggris yanfg berarti merundingkan, membicarakan
kemungkinan tentang suatu kondisi atau menawar. Negosiasi dapat dikatakan
sebagai perundingan yang dilakukan oleh dua belah pihak untuk mencapai
kesepakatan bersama, di dalam usaha memenuhi kebutuhan. Negosiasi atau
perundingan tidak sama dengan mempengaruhi karena negosiasi merupakan
proses timbal balik atau proses dua arah, sedangkan mempengaruhi lebih
merupakan proses satu arah.
Suatu negosiasi akan berhasil bila negosiatornya :
 Mempersiapkan diri secara intensif
 Berorientasi pada sasaran (goal oriented)
 Siap untuk mengatasi masalah
 Mengerti kondisi psikologi mitra negosiasi
 Dapat menganalisa situasi dan mengambil posisi yang fleksibel
 Didukung oleh teknologi mutakhir (komputer, email, website, dan lain
lain)
b. Karakteristik Negosiasi
1) Senantiasa melibatkan orang, baik secara individu maupun perwakilan dari
suatu organisasi atau perusahaan.
2) Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang
terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi.
3) Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar-menawar
(bergain) maupun tukar menukar (barter).
4) Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh, maupun ekspresi wajah.

6
5) Menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan
diinginkan untuk terjadi.
6) Adanya ujung negosiasi yang berupa kesepakatan yang diambil oleh kedua
belah pihak, baik kedua belah saling sepakat, ataupun kedua belah pihak
sepakat untuk tidak sepakat.
c. Strategi dalam negosiasi
Arbono (2005) dalam Guntur (2010: 18), menyatakan bahwa ada beberapa 
macam strategi negosiasi yang dapat kita pilih, sebagai berikut : 
1. Winwin
Strategi ini dipilih  bila  pihakpihak  yang  berselisih  menginginkan 
penyelesaian  masalah  yang  diambil pada akhirnya menguntungkan kedua 
belah pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai integrative negotiation. Contoh: 
Pihak  manajemen sepakat untuk  memberikan paket PHK di atas ketentuan
pemerintah, dan pihak  pekerja  sepakat untuk dapat segera  mengakhiri 
hubungan kerja dengan damai.
2. Winlose
Strategi ini dipilih  karena  pihakpihak  yang  berselisih  ingin
mendapatkan hasil yang sebesarbesarnya  dari penyelesaian  masalah  yang 
diambil. Dengan strategi ini, pihakpihak yang  berselisih saling  berkompetisi 
untuk  mendapatkan hasil yng  mereka  inginkan. Contoh:  Pihak  pekerja 
terpaksa  menyepakati kenaikan gaji di bawah  target yang  telah mereka 
usulkan sebelumnya kepada pihak perusahaan.
3. Loselose
Strategi ini biasanya dipilih sebagai dampak kegagalan dari pemilihan
strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Akibatnya, pihakpihak yang berselisih
pada akhirnya tidak  mendapatkan  sama sekali hasil yang diharapkan.
Contoh: Pihak pengusaha  akhirnya melakukan upaya “Lock out”, karena pihak
pekerja tidak bersedia untuk menghentikan pemogokan.
4. Losewin
Strategi ini dipilih  bila salah satu  pihak sengaja  mengalah untuk 
mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.  Contoh:  Pihak  pengusaha
sengaja  memberikan beberapa  konsesi yang tidak  terlalu  signifikan kepada 
pihak pekerja, dengan harapan dapat membangun kepercayaan dengan pihak 
pekerja di masa yang akan datang.

7
d. Langkah langkah negosiasi
Langkah langkah dalam melakukan negosiasi kepada stake holder di wilayah yang akan
dilakukannya promosi kesehatan :
Langkah langkah Pelaksanaan
Negosiasi
Persiapan  Menentukan tujuan yang akan dicapai kepada stake holder yaitu
terwujudnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Mempersiapkan program yang akan di lakukan dalam mencapai PHBS
 Persiapan mental sebagai promotor kesehatan dalam menyampaikan
negosiasi kepada stake holder
Pembukaan  Memahami dan mengetahui sikap dari pihak (stake holder) yang akan
dilakukan negosiasi
 Mengawali dengan sikap Pleasant (menyenangkan), assertive (tegas
tidak plin plan), dan firm (teguh pendirian)
 Selain memiliki perbedaan, membangun kesamaan antar pihak yang
terkait (stake holder) dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa
percaya diri
Proses Negosiasi  Memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi kepada pihak
yang ingin dituju
 Menyampaikan kepada stake holder pokok pokok keinginan atau
tuntutan sebagai promotor kesehatan yaitu PHBS untuk mencapai
suatu kesepakatan dengan pihak terkait.
 Sediakan pilihan pilihan strategi dalam melakukan PHBS
 Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang
menjadi tuntutan pihak lain
Zona Tawar  Mulai memberikan penawaran kepada stake holder mengenai
menawar tempat, waktu dan kegiatan akan dilaksanakan promotor kesehatan
dan tawaran yang akan diberikan oleh pihak terkait
 Rundingkan kesepakatan yang telah disampaikan antara promotor
dan stake holder
Membangun  Setelah tercapai kesepakatan terkait kegiatan yang akan di lakukan
kesepakatan promotor kesehatan, kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai
tanda bahwa kesepakatn telah dicapai dan memiliki komitmen untuk
melaksanakan PHBS

8
B. Implementasi PHBS pada Lintas Program dan Sektor
1. Lintas Program
Kegiatan di Pelayanan Kesehatan :
 Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan
yang diderita pasien
 Memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan
 Menerapkan “proses belajar” di fasilitas yankes
 Mengembangkan perilaku sehat
 Memberikan pesan kesehatan terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, pencegahan serangan penyakit serta proses penyembuhan dan
pemulihan
sasaran : Petugas di fasilitas yankes, pasien, dan kelompok atau individu yang sehat
(keluarga pasien)
2. Lintas Sektor
Kegiatan di Rumah Tangga atau Masyarakat :
 Penyuluhan kelompok terbatas
 Penyuluhan kelompok besar (masa)
 Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
 Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa
 Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum
 Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
 Pelatihan kader, unit kesehatan
 Penyuluhan bahaya merokok
 Pembagian leaflet
 Kunjungan rumah
sasaran : Kepala desa/ RT/ RW, ibu muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu hamil,
remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok laki-laki, karang taruna, kelompok
miskin dan kelompok menengah ke atas.

9
Kegiatan di Sekolah :
 Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk
pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
 Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah.
 Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS).
 Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu,
dan kesehatan masyarakat.
 Pembentukan kantin sehat
 Kampanye pemberantasan penyakit cacingan.
 Pendidikan kebersihan saluran pembuangan.
 Pelatihan guru dan murid tentang kebersihan dan kesehatan.
 Pengembangan tanggung jawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di
sekolah.
sasaran : Kepala sekolah, guru,dan siswa siswi sekolah

10
C. Plan Of Action (POA)
No Prioritas Masalah Sasaran Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
1 Ketidakefektifan pola Masyarakat Penyuluhan tentang bahaya 21 November 2022 Masyarakat mengetahui dan
perawatan kesehatan berkeluarga merokok dan dampak bagi di Balai Desa memahami dari bahaya
keluarga kesehatan tubuh merokok dan dampak bagi
penyuluhan tentang pola makanan kesehatan tubuh dan
yang sehat menerapkan pola makan yang
sehat
2 Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Penyuluhan tentang sanitasi 22 November 2022 Masyarakat mengetahui
terkait gizi dan PHBS Dan anak anak lingkungan dan penyakit berbasis di Balai Desa tentang sanitasi lingkungan
rumah tangga dan sekolah lingkungan serta perilaku hidup dan penyakit berbasis
personal Hygiene bersih dan sehat (PHBS), kegiatan : lingkungan serta PHBS
Pemberian leaflet tentang PHBS
rumah tangga
Demontrasi cuci tangan yang benar
Pembuatan media cuci tangan
sederhana
Penyuluhan tentang kesehatan gigi Masyarakat peduli akan
dan mulut, kegiatan : kesehatan gigi dan mulut serta
Pemberian leaflet telah merubah kebiasaan
menyikat gigi yang salah

11
Demonstrasi cara sikat gigi yang menjadi baik dan benar
benar

3 Sanitasi lingkungan yang Penyuluhan tentang penyakit 23 November 2022 Masyarakat peduli dengan
tidak baik malaria dan penyakit kulit, kegiatan : di Balai Desa sanitasi lingkungan yang baik
Menyediakan obat anti malaria dalam mencegah penyakit
Gotong royong membersihkan kulit dan penggunaan jamban
lingkungan bersama warga sehat
sekaligus PSN (pemberantasan
sarang nyamuk)
Penyemprotan dinding dengan
insektisida
Penyuluhan tentang pembentukan
jamban yang sehat, kegiatan :
Membentuk dan melatih kader
dalam pembangunan jamban
sehat
4 Kurangnya terpapar Pra sekolah dan Melaksanakan penyuluhan perilaku 24 November 2022 Anak usia pra sekolah dan
informasi (pada usia anak sekolah hidup bersih dan sehat. di Balai Desa sekolah mengetahui cara
sekolah dan pra (mendemonstasikan cara mecuci tangan dan menggosok
sekolah) menggosok gigi yang benar, cara gigi yang baik dan benar serta

12
mencuci tangan dengan benar) penting sarapan bagi dan
Promosi kesehatan terkait kebiasaan dampak apabila jajan
makan pagi dan jajan sembarangan
sembarangan
5 Penggunaan fasilitas Masyarakat  Melakukan kegiatan senam 25 November 2022 Masyarakat memiliki kemauan
pelayanan kesehatan lansia, senam jantung sehat, di Balai Desa untuk memanfaatkan
tidak digunakan secara senam hipertensi penggunaan pelayanan
optimal.  Membentuk posyandu lansia kesehatan yang tersedia

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan individu dan masyarakat yang terlibat pada setiap tatanan. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dapat menjadi sebuah gerakan yang sukses dengan dukungan promosi kesehatan.
Dalam promosi kesehatan pentingnya advokasi dan negosiasi, supaya terlaksananya PHBS di
wilayah tertentu, diperolehnya komitemen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik
berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan maupun
berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.
Sebelum dilakukannya kegiatan dalam promosi kesehatan, perlu dilakukan perencanaan
atau Plan Of Action (POA) untuk mengidentifikasikan apa saja yang harus dilakukan, menguji
dan membuktikan bahwa sasaran atau target yang dibuat tercapai sesuai waktu yang
ditentukan.

B. Saran
Dengan adanya makalah tentang perencanaan promosi kesehatan ini, kita sebagai
tenaga kesehatan dapat berperan sebagai promotor kesehatan bagi masyarakat untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

14
DAFTAR PUSTAKA

http://adhkediri.ac.id/media/file/1923230476PERENCANAAN_PROMOSI_KESEHATAN.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-2-13201-811412041-bab1-28122016113256.pdf
https://www.academia.edu/19530535/MAKALAH_PROMOSI_KESEHATAN
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/83
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/821/1/2_PENGANTAR%20PROMOSI%20KESEHATAN_2.pdf
https://id.scribd.com/doc/257817083/Negosiasi-Kesehatan
https://www.academia.edu/42236728/ADVOKASI_DALAM_PROMOSI_KESEHATAN

15

Anda mungkin juga menyukai