Anda di halaman 1dari 22

Makalah

“ Ilmu Kesehatan Masyarakat ”


Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu
_________

Disusun oleh
Kelompok 4
Nama :
Arshella Sefbrina
Putri Permata sari
Early Okta Pratama

PRODI DIPLOMA III


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI PANGKALPINANG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Makalah “ Promosi Kesehatan “ ini dapat diselesaikan.

Dalam makalah ini, saya dengan penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurna. Namun harapan saya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat
mencapai sasaran yang kita inginkan.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari-hari.

Pangkalpinang, 16 Mei 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
Latar Belakang..............................................................................................................................
Rumusan Masalah.........................................................................................................................
Tujuan Pembahasan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
Kesimpulan...................................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah
timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan
yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana
penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan
buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat
terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri
maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan
sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

1. Rumusan Masalah

Tujuan Pembahasan

Mampu memahami tentang promosi kesehatan dalam masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah


timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan
yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana
penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan
buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat
terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

B. Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Pola Perilaku

Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah
perilakunya, yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya
menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat;

b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat
menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan

d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan


untukmembangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi
yang di miliki.

Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam artian:

a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan


masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan,

b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang
beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan
nyaman serta

c. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau
dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.

Strategi Promosi Kesehatan

Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat dilaksanakan
secara terpadu dan berkesinambungan apabila :

1. Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas identifikasi dan
analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan dimonitor sendiri
oleh masyarakat.
2. Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis pada tingkat
Kecamatan.
Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim lintas program di
tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa berupa
dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.

FAKTOR PENENTU UTAMA PROMOSI KESEHATAN

Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penentu bagi keberhasilan program ini. Seperti faktor
lingkungan, perilaku, juga faktor pelayanan umum.

Faktor lain juga dapat dipengaruhi dari segi sosial, seperti terjadinya kemiskinan, kurangnya
pendidikan, tidak memiliki pengetahuan luas, kesenjangan sosial, pengangguran, pengaruh
perkembangan dari suatu tempat tertinggal, pekerjaan, dan lainnya. Faktor psikologi seperti depresi,
perasaan dikucilkan, pertumbuhan mental kurang, dan sebagainya.

Orang dengan ketergantungan pada narkoba atau rokok, bisa menjadi pemicu utama gagalnya target
yang dicapai. Pola makan sehari=hari serta ketersediaan bahan pangan di lingkungan tersebut, juga
kesejahteraan individu bisa termasuk dalam faktor penting.

Dengan memiliki hubungan sosial dengan masyarakat umum yang memiliki pengetahuan luas tentang
kesehatan, dapat membuat orang tersebut bisa sedikit demi sedikit merubah dirinya agar memiliki
perilaku baik serta pola disiplin hidup sehat. Agar dapat merubah semua kebiasaan buruk ini, sangat
diperlukan suatu terobosan. Di saat inilah dibutuhkan promosi tentang kesehatan masyarakat.

BENTUK PROMOSI
Promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Bimbingan penyuluhan gratis, misalnya.
Metode ini dapat mengikutsertakan berbagai kalangan tanpa memperdulikan status sosial. Bahkan,
mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi atau tinggal di daerah tertinggal pun, dapat mengikuti
penyuluhan ini. Pemilihan materi bisa dibuat sesuai dengan target peserta. Jika program ini
berlangsung di wilayah penduduk desa kecil tertinggal, dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa
ringan, dimulai dari tahapan pembelajaran kesehatan lingkungan. Secara bertahap bisa dibahas
kemudian, beberapa poin seperti cara menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan, memilih
produk makanan alami dan sehat, hingga membahas tentang pentingnya pendidikan kesehatan bagi
setiap individu, pencarian solusi untuk pencegahan beberapa penyakit yang menjadi dampak dari
kurangnya kebersihan, serta poin penting terakhir, yaitu mengajak seluruh masyarakat menuju
standarisasi kesehatan layak serta memberitahukan cara pemeliharaan kesehatan.
Selain metode penyuluhan, cara promosi lainnya bisa dilakukan dengan cara membuat spanduk-
spanduk di jalanan berisikan kalimat-kalimat pengajakan bagi masyarakat untuk berperan serta dalam
menjaga kebersihan lingkungan. Atau jika diperlukan, membuat beberapa iklan pada media, juga bisa
menjadi pilihan.

Masih banyak sekali cara lainnya yang dapat dijadikan bentuk-bentuk promosi lainnya. Di zaman
teknologi serba canggih, setiap orang bisa dengan mudah memberikan sebuah informasi penting
melalui internet. Umumnya, jenis promosi yang banyak dimanfaatkan orang adalah melalui jaringan
sosial media dari berbagai situs besar.

Menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
1. membangun kebijakan kesehatan publik
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. memberdayakan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. promote social responbility of health
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan

PRINSIP DAN METODE PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang berguna untuk dijadikan sebagai dasar-dasar dari
pelaksanaan program promosi kesehatan. Adapun prinsip-prinsip promosi kesehatan dapat meliputi:

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to
control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan.
Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain
Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan
upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan
perilaku dan kualitas kesehatan
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya
disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina
suasana (social support).

5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat
tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-
tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health
services).

6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity),
keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta
dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.

7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat
masyarakat, dan lain-lain.

Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup promosi
kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan kesehatan,
tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.

a. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga

Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:


1) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan pun
diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.

2) Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah, ibu,
dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh
pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu
akan terbawa ke lingkungan diluarnya.

3) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang masing-
masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam
hal ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan tersebut agar
keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.

b. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan

Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:

1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung, keluarga
pasien,

2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita pasien,

3) Memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,

4) Menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja sama dengan
berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi masyarakat yang ada
sehingga lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi
kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :

1) Komprehensif.

Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu guna
memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan
nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan
perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap
sehat.

2) Partisipasi

Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif mengindetifikasi masalah
kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang
sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung
bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah
gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.

3) Keterlibatan berbagai sektor terkait.

Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi yang mana
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.

4) Kelompok organisasi masyarakat.

Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota pekerja,
termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga honorer dan tenaga
kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai pengalaman
atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat kerja hendaknya di
perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya

5) Berkesinambungan atau Berkelanjutan

Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan kerja
mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari. Program
promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya jangka
panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih mentap, program
hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja dan masalah yang berhubungan dengan
kondisi lingkungan kerja.

d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah

Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki prinsip,
diantara yaitu :

1) Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik,
orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2) Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik,
mental dan sosial

Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua

3) Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di


sekolah, yaitu :

Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana

Kerjasama dengan Puskesmas setempat

Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan

e. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum

Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain:

Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan bahwa
sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat umum seperti
halte, stasiun, dll maka penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media berupa
poster, spanduk, dll. Dengan ini maka orang-orang yang saat itu berada di tempat itu akan membaca
dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

B. METODE PROMOSI KESEHATAN

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidence and counceling)


Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan petugas
dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
b. Wawancara (interview)
Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang
informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
2. Metode Pendidikan Kelompok
a. Kelompok besar
1) Ceramah
Sasaran dapat berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus menyiapkan dan
menguasai materi serta mempersiapkan media. Metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi
menjadi pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.
2) Seminar
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok

Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya
untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan
pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :

a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2) Curah pendapat (Brain storming)

Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari
peserta.

3) Bola salju (snow balling)

Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil,
kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di
kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil
kesimpulan.

5) Memainkan peranan (role play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan.

6) Permainan simulasi (simulation game)

Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.

3. Metode Pendidikan Massa

Metode ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.
Sasaran pendidikan pada metode ini bersifat umum tanpa membedakan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status sosial, ekonomi dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan dirancang
sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh massa tersebut. Metode ini bertujuan untuk mengguagah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak langsung.

a. Ceramah umum (public speaking)

b. Pidato/diskusi

c. Simulasi

d. Menggunakan media televise

e. Menggunakan media surat kabar

f. Bill board

Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai dengan
tujuan dari pelaksanaan promosi kesehatannya :

TUJUAN METODE YANG DIGUNAKAN


Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar,
kampanye.

Menambah pengetahuan

Menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye, group teaching.

Self-empowering
Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi,
metode pemecahan masalah, peer teaching method.

Mengubah kebiasaan

Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.
Mengubah lingkungan Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan
kesehatan.

Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-
metode tersebutdapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan
penerima pean dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari
promosi kesehatan yang dilaksanakan.

PENGERTIAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Kata Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang
secara harfiah berarti “ Perantara “ atau “ Pengantar ”. Dengan demikian, maka media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi
(lembaga) yang mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi tentang media
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

Media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
media pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966:
3)

Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya
(NEA, 1969)

Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)

Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977)
Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua pendapat
tersebut memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai
pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran,
dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itumelaluimedia cetak,
elektronika danmedia luar ruang, sehingga sasaran dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya
dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. (Soekidjo:2005).

a. Tujuan Media Promosi

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Tujuan media
promosi kesehatan:

Media dapat mempermudah penyampaian informasi

Media dapat menghindari kesalahan persepsi

Dapat memperjelas informasi

Media dapat mempermudah pengertian

Mengurangi komunikasi yang verbalistik

Dapatmenampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata

Memperlancar komunikasi

b. Teori Media Promosi

Untuk lebih memahami peran dan kedudukan media dalam proses pembelajaran, terutama dalam
perannya membantu siswa untuk memberikan pengalaman, maka Edgar Dale (1969) melukiskan
berbagai pengalaman belajar itu dalam suatu kerucut yang dinamakan Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience).

Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga
ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke
abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan
pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran. Pemikiran Edgar Dale
tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan
alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audio-visual.

Kerucut Edgar Dale ini memberikan gambaran pada kita bahwa proses pengalaman belajar yang
diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalaminya langsung, melalui proses
pengamatan dan mendengarkan melalui media tertentu atau mungkin hanya melalui proses
mendengarkan melalui bahasa. Jika pengalaman belajar melalui pengalaman langsung, maka akan
memberikan hasil belajar yang kongkret. Jika hal demikian tidak mungkin terjadi dalam kelas, seperti
misalnya proses persalinan pada binatang, maka guru dapat menggunakan model, dengan demikian
siswa akan tetap mendapatkan pengalaman yang mendekati kongkret. Begitu seterusnya, semakin
keatas dari kerucut pengalaman Edgar Dale ini, maka pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan
semakin abstrak. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah
pengalaman belajar yang diperolehnya.

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan
kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Media pembelajaran berperan sebagai “wahana
penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar”. Secara
umum media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

c. Penggolongan Media Promosi Kesehatan

1. Berdasarakan bentuk umum penggunaan

a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid dll

b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll

2. Berdasarkan cara produksi

a. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan–pesan visual. Pada umumnya terdiri
dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Contoh : Poster, Leaflet, Brosur,
Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Stiker, Pamflet. Fungsi Utama : Memberi Informasi dan
Menghibur.

• Kelebihan: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya tidak terlalu tinggi, Tidak perlu energi
listrik, Dapat dibawa, Mempermudah pemahaman, Meningkatkan gairah belajar.

• Kelemahan : Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak, Mudah terlipat

b. Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contoh : Televisi, Radio, Film, Kaset, CD,
VCD, DVD, Slide Show, CD Interactive, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sudah dikenal masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami,
Lebihmenarik karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.

• Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Memerlukan energi listrik, Diperlukan alat canggih
dalamproses produksi, Perlu persiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang& berubah,
Perlu ketrampilan penyimpanan, Perlu ketrampilan dalam pengoperasian.

c. Media luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umummelalui
media cetak dan elektronik secara statis . Contoh : Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner, TV
Layar Lebar, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sebagai informasi umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik
karena ada suara dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif
lebih luas

• Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang memerlukan listrik dan atau alat canggih,
Perlu kesiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang dan berubah, Perlu ketrampilan
penyimpanan

3. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam

a. Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur
suara, seperti radio dan rekaman suara.

d. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media
yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur
gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua
unsur jenis media yang pertama dan kedua.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Sumber

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html

http://papashira.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-dan-metode-promosi-kesehatan.html

https://plus.google.com/105031809630200230820/posts/iXLXPjwnLgg

http://www.kompasiana.com/rabiatuladawiah/promosi-
kesehatan_5517cbc2a333114e07b66106

http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai