Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN 1.

ASSESMEN

A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Bp. H No RM : 01271094


Umur : 61 tahun Ruang : ICCU
Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 8 Desember 2009
Pekerjaan : Pedagang Tgl Kasus : 10 Desember 2009
Pendidikan : SD Alamat : Pondok Condong Catur Depok Sleman
Agama : Islam Diagnosis medis : Unstable Angina Pectoris Hipertensi I,
DM2NO

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Nyeri dada (kiriman RS X dengan obs. Chest pain susp. AMI)
Riwayat Penyakit Sekarang 10 HSMRS : pasien mengeluh nyeri dada dibagian tengah dan kiri
tembus ke bagian punggung dan tidak berkurang dengan istirahat.,
keringat dingin.
3 HMRS : keluhan memberat, nyeri ulu hati, mual ,muntah dibawa ke
RSS
Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi tidak terkontrol, diabetes melitus
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak terdeteksi dikarenakan tidak pernah menjalani pemeriksaan.

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Pasien tergolong dalam keluarga ekonomi menengah kebawah. Pasien
ta Sosio ekonomi telah pensiun. Pasien tinggal bersama istri dan salah satu anaknya.
Pasien bersuku bangsa jawa.
Jumlah jam kerja : 8 jam
Jenis olah raga : bersepeda 1 x sehari 30 menit
Aktifitas fisik
Jumlah jam tidur: 8 jam per hari

Pasien alergi terhadap ikan bandeng, tidak mau mengkonsumsi bayam


Alergi makanan
dikarenakan mengaku pasien menderita asam urat.
Pasien tidak memiliki keluhan dan tidak ada masalah gastrointestinal
Masalah gastrointestinal
lainnya.
Penyakit kronik Pasien mengaku menderita DM, Hipertensi, sesak nafas, jantung.
Kesehatan mulut/menelan Pasien masih mempunyai gigi yang lengkap.
Pasien mengkonsumsi glibenklamid obat untuk DM dalam 2 tahun
Pengobatan
terakhir secara rutin.
Dalam jangka waktu 2 tahun terakhir pasien mengalami penurunan
Perubahan berat badan
berat badan sebanyak 5-8 kg
Makanan pasien disiapkan oleh istrinya, makanan pasien biasanya
Mempersiapkan makanan
digoreng atau sesuai dengan permintaan pasien
Makanan pokok : Nasi 3x/hari @ 1 centong.
Lauk hewani : ayam goreng 2x/minggu, dan telur ayam 3x / minggu.
Riwayat / pola makan Lauk nabati : tempe, tahu 3x/minggu
Sayuran : sop, soto, sayur bening, dan sayur kacang-kacangan
Buah : pisang, mangga, dan apel 1x/minggu
1
Cairan : teh manis 2 gelas/hari; air putih >5 gelas/hari
Sebelum sakit pasien memiliki riwayat pola makan yang lebih menyukai
daging-dagingan, tidak menyukai sayur dan cara pengolahan makanan
lebih suka di goreng. Camilan yang sering dimakan adalah gorengan,
keripik. Pasien lebih menyukai makanan bersantan. Setiap hari selalu
mengkonsumsi gudeg yang bersantan dan manis, dikarenakan isteri
pasien merupakan penjual gudeg.

Kesimpulan :
Dihadapkan pada pasien dengan umur 61 tahun yang datang dengan keluhan utama nyeri dada. Pasien
didiagnosa Unstable Angina Pectoris Non STEMI, Hipertensi I, DM2NO. Pasien walaupun sudah mengetahui
bahwa dirinya menderita DM namun belum menerapkan diit yang tepat bagi penderita DM dan penderita
gangguan jantung. Penurunan berat badan dapat dirasakan pasien selama 2 tahun terakhir dikarenakan pasien
merasa nafsu makannya sudah jauh berkurang.

B. ANTROPOMETRI
TB/PB Berat badan (recall) LLA (cm)
151 cm 150 49 24

Kesimpulan :
Pada saat kasus, tidak dapat dilakukan pengukuran antropometri TB dan BB pada pasien karena kondisi
pasien yang tidak memungkinkan. Namun, berdasarkan BB recall kepada pasien, dapat diketahui bahwa status
gizi pasien baik dengan nilai IMT= 21,8 kg/m2.

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Jenis pemeriksaan Nilai normal Awal Kasus Keterangan
Total protein 6,4-8,3 g/dl 6,27 Rendah
Albumin 3,5-5 g/dl 3,41 Rendah
Ca 2,1-2,5 mmol/L 2,09 Rendah
Na 136-145 mmol/L 126 Rendah
K 3-4,5 mmol/L 2,9 Rendah
Cl 98-107 mmol/L 87 Rendah
CKMB 0-10 U/L 2,6 Normal
GDN <200 mg/dl 234 Tinggi
GD2JPP 80-144 mg/dl 236 Tinggi
BUN 7-18 mg/dl 9,7 Normal
Asam Urat 5,9 Normal
Cholesterol 0-200 mg/dl 168 Normal
HDL 4,5-66,7 mg/dl 45,3 Normal
LDL 0-130 mg/dl 104 Normal
TG 0-200 mg/dl 71 Normal
HbA1C 8,5% Tinggi
Pasien mengalami hipoalbuminemia, hiponatremia, hipokalemia, hiperglikemia, dan total protein yang menurun.
Selain itu pemeriksaan HbA 1 c yang tinggi menunjukkan bahwa pasien tidak menjalani terapi yang sudah
dianjurkan.
2
D. PEMERIKSAAN FISIK
1.Kesan umum : sedang, CM
2.Vital sign :
a. Tensi : 125/70 mmHg
b. Respirasi : 20 kali/menit
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Suhu : 36,5ºC
3.Kepala : CA (-/-), SI (-/-);
4.Abdomen : supel, peristaltic N, NTE (-), H/L ttb;
5.ekstremitas : akral hangat;
6.balance cairan= -1120
Kesimpulan : berdasarkan pemeriksaan fisik klinis, vital sign dalam batas normal.

E. ASUPAN ZAT GIZI


Hasil Recall 24 jam diet rumah/rumah sakit
Tanggal : 10 Desember 2009
Diet RS : Tim DM 1700 RP RCH
Tabel 6. Hasil Recall 24 jam diit rumah sakit
Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan oral 1173,79 47,21 33,36 182,67
Infus
Standar RS 1712 53,6 47,2 2,96
% Asupan 68,56 88,1 70,68 61,71
Keterangan Cukup Baik Cukup Cukup

Kesimpulan :
Asupan makan pasien selama dirawat cukup. Pasien dapat menghabiskan lebih dari separuh porsi yang
diberikan rumah sakit.

F. TERAPI MEDIS
Tabel 7. Terapi medis yang diberikan RS
Jenis Obat/Tindakan Fungsi Efek samping
O2 3 Lpm
Inf. NaCl 0,9%
Pengobatan dan pencegahan angina Ulkus peptikum, gangguan GI
Aspilet 1x80 g
pectoris dan infark miokardium
Heparin Anti penjendalan darah
Laxadin Mengatasi kesulitan defekasi
Simvastin Menurunkan kadar kolesterol dan LDL
Mengurangi kejadian arterisklerosis yang
Plavix
disebabkan oleh infark miokard

3
BAGIAN 2. DIAGNOSA GIZI

1. Pembatasan karbohidrat sederhana berkaitan dengan gangguan tolerasnsi glukosa ditandai dengan GDN
(234 mg/dl) dan GD2JPP tinggi (236 mg/dl) (NI 54)
2. Penurunan kebutuhan energy berkaitan dengan unstable angina pectoris ditandai dengan nyeri dada (NI 54)
3. Resiko dislipidemia berkaitan dengan riwayat pola makan bersantan dan goreng-gorengan.

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING
1. Terapi diet : DM 1500 R Cholesterol
Bentuk makanan : lunak (tim)
Cara pemberian : per oral
2. Tujuan diet :
a. Meringankan beban kerja jantung
b.Menormalkan kadar gula darah pasien
c. Mengendalikan kadar profil lipid pasien agar tetap normal.
4. Syarat / prinsip diet :
a. Energi cukup sesuai kebutuhan
b. Protein 15 % dari TEE
c. Lemak cukup, 25% dari TEE
d. KH cukup, sisa dari kebutuhan energy total
e. Cholesterol <250 mg/hari.

5. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi


BEE = 49 kg x 30 kcal = 1470 kcal
Koreksi umur = 10 % x 1470 = 147 kcal –
1323 kcal
Aktivitas = 10 % x 1470 = 147 kcal+
1470 kcal
Protein = 55,13 g
Lemak = 40,83 g
Karbohidrat = 220,5 g

4
6. Rencana monitoring dan evaluasi

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target


Saat awal dan akhir Terdapat peningkatan dan status
Antropometri Berat Badan
kasus gizi pasien menjadi baik
Cholesterol, LDL, Selama pengamatan
Biokimia Nilai biokimia menjadi normal
HDL, GDS, GD2JPP kasus
Mobilisasi
Keadaan umum Selama pengamatan
Fisik, klinis Terdapat perbaikan
Vital sign kasus
Nyeri dada
Asupan makan
Energi, Protein,
Asupan zat gizi Setiap hari Terdapat peningkatan
Lemak, Karbohidrat
cholesterol.

6. Rencana Konsultasi Gizi


 Sasaran : pasien dan keluarga pasien
 Masalah : hiperglikemi dan pola makan
 Tempat : Bangsal ICCU
 Alat Bantu : Leaflet
 Tujuan :
Keluarga pasien mengetahui tujuan dan syarat menjalankan diet.
 Materi :
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang diit DM 1500 rendah kolesterol dan
pemilihan bahan makanan yang sesuai.
b. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak memberatkan kerja jantung.
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan asupan makan pasien dan menaati pengaturan diet
yang diberikan.
d. Menjelaskan tentang pemilihan bahan makanan yang sesuai dan cara pengolahnnya seperti
dengan mengurangi gorengan, sebaiknya makanan (lauk pauk) tidak digoreng tapi direbus,
dikukus, dipanggang, atau ditumis dengan sayuran
e. Misalnya mengurangi lemak dan kolesterol, meningkatkan asupan serat

B. IMPLEMENTASI
1.Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian : DM 1500 Rchol / lunak / per oral
Nilai Gizi :
Tabel 9. Kajian nilai gizi terapi diet RS

5
Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Standar diet RS 1587 52,2 47,1 267
Infus
Kebutuhan (planning) 1470 55,13 40,83 220,5
% standar/kebutuhan 107,9 94,69 115,4 121,09

Pembahasan diet RS :
Standar diet DM 1500 Rendah cholesterol dalam bentuk lunak yang diberikan oleh rumah sakit
sudah mencukupi kebutuhan pasien dalam hal energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Oleh karena itu,
tidak diperlukan adanya rekomendasi diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

2.Rekomendasi Diet : diet diteruskan

6
BAGIAN 4. MONITORING DAN EVALUASI

MONEV ABCD KESIMPULAN


TGL Diagnosis medis & gizi
Antropometri Biokimia Fisik & klinis Asupan (assesmen, diagnosa gizi, intrvensi gizi)
11 Des Unstable Angina Pectoris - - KU sedang, CM %asupan / Asesmen :
2009 Hipertensi I, DM2NO Suhu = 36ºC kebutuhan: A = berat badan tidak dapat diukur
N= 116 x/mnt E = 48% B = CKMB diatas normal
R = 20 x/mnt P = 71% C = nyeri dada sudah berkurang
TD = 127/84 mmHg L = 63% Mobilisasi = miring kanan/kiri
Nyeri dada sudah tidak KH = 36% D = asupan makan kurang.
ada Diagnosa gizi :
1. Pembatasan karbohidrat sederhana
berkaitan dengan gangguan tolerasnsi
glukosa ditandai dengan GDN (234 mg/dl)
dan GD2JPP tinggi (236 mg/dl) (NI 54)
2. Penurunan kebutuhan energy berkaitan
dengan unstable angina pectoris ditandai
dengan nyeri dada (NI 54)
3. Resiko dislipidemia berkaitan dengan
riwayat pola makan bersantan dan
goreng-gorengan.

12 Des Unstable Angina Pectoris APTT = 28,5 KU sedang, CM %asupan / Asesmen :


2009 Hipertensi I, DM2NO PPT = 13,5 TD = 115/76 mmHg kebutuhan: A = berat badan pasien tidak dapat diukur
HbsAg = Suhu = 36ºC E = 57% B = pemeriksaan HbsAg tidak menandakan
0,13 N= 102 x/mnt P = 81% positif
GDN= 131 R = 20 x/mnt L = 71% C = nyeri dada sudah tidak ada
Nyeri dada sudah tidak KH = 48% Mobilisasi = ongkang-ongkang kaki
ada D = asupan energi, lemak, dan KH kurang.
Namun, asupan protein sudah baik
7
Diagnosa gizi : tidak ada perubahan

13 Des Unstable Angina Pectoris GDN=102 KU sedang, CM %asupan / Asesmen :


2009 Hipertensi I, DM2NO TD = 131/79 mmHg kebutuhan: A = berat badan pasien tidak dapat diukur
Suhu = 36,5ºC E = 78% B = tidak ada pemeriksaan biokimia
N= 92 x/mnt P = 84% C = nyeri dada sudah tidak ada
R = 20 x/mnt L = 102% Mobilisasi = berjalan
Nyeri dada sudah tidak KH = 63% D = asupan makan meningkat
ada Diagnosa gizi : tidak ada perubahan
Mobilisasi ongkang-
ongkang, komunikasi
terapeutik
Koronarografi
kesimpulan: 1-VD total
oklusi proksimal CAD,
dilakukan PCI dengan
pemasangan 2 stent di
proksimal dan mid, hasil
baik

8
BAGIAN 5. TINJAUAN PUSTAKA

a) Pengertian
Acute Myocard Infark (AMI) adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis
berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala – gejala lain sbg akibat iskemia miokard. Sindrom koroner
akut mencakup antara lain angina pektoris tak stabil, ima tanpa elevasi st dan infark miokard akut ( ima )
dengan elevasi segmen st (stemi=st elevation myocardial infarction) (Ahmad, 2008).
b) Etiologi
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan
terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya
aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Kemampuan
memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi
kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung
tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung
tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok. Jantung yang mengalami
kerusakan bisa membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan
memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat). Jantung yang
membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah
suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk (Anonim, 2008).
Penyebab lain dari serangan jantung adalah suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Kadang
suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Kejang
pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa disebabkan oleh obat
(seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui (Anonim, 2008).
c) Patofisiologi
Stemi umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus
pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stemi terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara
cepat pada lokasi injury vaskuler, dimana injury ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid. Pada kondisi yang jarang, stemi dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang
disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas kongenital, spasme koroner dan berbagai penyakit inflamasi
sistemik (Ahmad, 2008).
d) Diagnosis stemi
 Nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi st ≥ 2 mm, minimal pada 2 sandapan pre
kordial yg berdampingan atau ≥ 1mm pada 2 sandapan ekstremitas
 Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin t yang meningkat
 Pemeriksaan CK-MB ( creatine kinase – myocardial band )

9
 Pasien yang datang dengan nyeri dada perlu anamnesis cermat apakah nyeri berasal dari dalam atau
luar jantung
 Perlu dianamnesis pula apakah ada riwayat ima seblmnya serta faktor – faktor resiko seperti hipertensi,
dm, dislipidemia, merokok, stress serta riwayat jantung koroner pada keluarga
Nyeri dada
Nyeri dada tipikal ( angina ) merupakan gejala kardinal pasien infark miokard akut dengan sifat nyeri dada
sebagai berikut :
 Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial
 Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa
diperas dan dipelintir
 Penjalaran ; biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher ,rahang bawah, gigi, punggung, perut dan
dapat juga ke lengan kanan
 Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat
 Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin dan sesudah makan
 Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas
e) Terapi
 Tirah baring di ruang rawat intensif jantung ( iccu )
 Pasang infus iv dengan nacl 0,9 % atau dextrosa 5 %
 Oksigenasi dimulai dengan 2 liter/menit 2 – 3 jam, dilanjutkan bila saturasi oksigen arteri rendah ( < 90
%)
 Diet : puasa sampai bebas nyeri, kemudian diet cair. Selanjutnya diet jantung
 Pasang monitor ekg secara kontinu

BAGIAN 6. PEMBAHASAN

A. ASESMENT
1. Data subjektif
Berdasarkan hasil analisa data, dapat diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya serangan
jantung pada pasien adalah riwayat penyakit pasien tekanan darah tinggi. Selain itu pasien juga menderita
diabetes mellitus yang disebabkan riwayat DM, namun pasien tidak menjalankan diet apapun.
Berdasarkan wawancara, kebiasaan makan pasien belum baik, pasien masih sering mengkonsumsi
makanan tinggi lemak garam, dan makanan tinggi karbohidrat sederhana.

2. Data objektif

10
Berdasarkan hasil analisa data objektif antropometri dapat diketahui bahwa pasien memiliki status
gizi baik yang ditunjukkan dengan IMT= 21 Berdasarkan data biokimia, pasien menderita masalah gizi
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar gula darah sewaktu dan gula darah 2 jam setelah
puasa. Ketidaknormalan nilai tersebut dipengaruhi oleh penyakit yang diderita yang mengakibatkan
perubahan metabolisme tubuh serta riwayat pola makan yang kurang baik baik jumlah maupun jenisnya.

Berdasarkan data fisik klinis, pasien menderita masalah gizi yang ditinjukkan adanya peningkatan
tekanan darah. Sedangkan berdasarkan data dietary, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
kurang dari 80%. Hal ini menjelaskan bahwa asupan energi, lemak, dan karbohidrat belum sesuai dengan
AKG pasien. Namun asupan protein pasien sudah sesuai dengan AKG.

B. DIAGNOSA GIZI
Masalah diagnosa gizi yang diangkat dalam kasus ini adalah penurunan kebutuhan energi,karbohidrat
sederhana. Penurunan energi disebabkan karena adanya gangguan suplai oksigen ke jantung dan untuk
mengurangi beban kerja jantung. Penurunan karbohidrat sederhana disebabkan karena adanya gangguan
toleransi glukosa karena kebiasaan makan pasien yang kurang baik. Kebiasaan makan pasien yang buruk
ini dikhawatirkan menyebabkan pasien mengalami dislipidemia.

C. INTERVENSI
Intervensi yang diberikan adalah dengan memberikan diet DM 1500 R chol dalam bentuk Tim nasi.
Selain dengan terapi diet, intervensi juga diberikan dalam bentuk konseling gizi kepada keluarga pasien
yaitu dengan menekankan pada tujuan dan syarat diit. Materi yang disampaikan adalah menjelaskan tentang
pemilihan bahan makanan yang sesuai dan cara pengolahnnya seperti dengan mengurangi gorengan,
sebaiknya makanan (lauk pauk) tidak digoreng tapi direbus, dikukus, dipanggang, atau ditumis dengan
sayuran. Misalnya mengurangi lemak dan kolesterol, meningkatkan asupan serat, ikan dan antioksidan serta
vitamin B. Selain itu pemilihan bahan makanan yang berindeks glikemik rendah, dan penekanan pada
prinsip Jam, Jumlah, dan Jenis nya.

D. MONITORING DAN EVALUASI


a. Antropometri
Pada akhir kasus tidak dilakukan pengukuran ulang antropometri

b. Biokimia
Pemeriksaan biokimia selama monitoring dilakukan pengecekan kadar GDN dan berangsur membaik,
dan menjadi normal.

c. Fisik dan klinis

11
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis, tekanan darah pasien bersifat fluktuatif selama monitoring dan
cenderung meningkat.

d. Dietary
Asupan zat gizi pasien selama monitoring bersifat fluktuatif meskipun pasien selalu menghabiskan
makanan yang diberikan. Hal ini dikarenakan kandungan nilai gizi makanan yang disajikan berbeda-
beda dengan standar diit yang berbeda-beda pula

BAGIAN 7. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

 Status gizi pasien berdasarkan IMT adalah gizi baik


 Berdasarkan data biokimia pasien menderita gangguan fungsi jantung dan Hiperglikemia
 Berdasarkan data pemeriksaan fisik, pasien menderita hipertensi
 Berdasarkan hasil monitoring, tekanan darah pasien bersifat fluktuatif dan cenderung meningkat
 Berdasarkan hasil monitoring, terdapat perbaikan beberapa nilai biokimia misalnya GDN
 Berdasarkan hasil monitoring, asupan makan pasien bersifat fluktuatif

Saran

 Disarankan kepada pasien dan keluarga penunggu pasien agar memperhatikan pola konsumsi makanan
yang sehat dan memperhatikan pemilihan jenis bahan makanan yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rofiq. 2008. Acute Miocard Infark. Didownload dari www.wikipedia.org pada tanggal 19 April 2009

Anonim. 2008. Acute Miocard Infark. Didownload dari www.wikipedia.org pada tanggal 19 April 2009

Sutedjo. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books

Zimmermann, Michael. 2001. Micronutrient In Health and Disease. New York : Stuttgart

12
13

Anda mungkin juga menyukai