Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya
masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut
terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan yang ada
di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya
dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab
utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air
besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas,
minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah
perilakunya, yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih
dekat;
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama)
setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek PAMSIMAS
telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten. Anggota Tim Teknis
Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para petugas fungsional atau structural yang
menguasai teknis operasional pada bidang tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk
melakukan tugas lapangan. Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau
LSM mengetahui tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program.
Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa
berupa dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.
2. Kemitraan di Tingkat Kecamatan.
Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin kemitraan
dengan TKC untuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang dilaksanakan
oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan sekolah, dan program
lain di PUSKESMAS.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung masyarakat, oleh
karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku terlebih dahulu.
Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam program higiene sanitasi pada Proyek
PAMSIMAS di sekolah dan di masyarakat :
Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di tingkat Pusat perlu
mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara lain:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan
kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk pengembangan
model promosi kesehatan di daerah
Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran tingkat Provinsi,
khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi antara lain sebagai
berikut:
Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penentu bagi keberhasilan program ini. Seperti
faktor lingkungan, perilaku, juga faktor pelayanan umum.
Faktor lain juga dapat dipengaruhi dari segi sosial, seperti terjadinya kemiskinan, kurangnya
pendidikan, tidak memiliki pengetahuan luas, kesenjangan sosial, pengangguran, pengaruh
perkembangan dari suatu tempat tertinggal, pekerjaan, dan lainnya. Faktor psikologi seperti
depresi, perasaan dikucilkan, pertumbuhan mental kurang, dan sebagainya.
Orang dengan ketergantungan pada narkoba atau rokok, bisa menjadi pemicu utama gagalnya
target yang dicapai. Pola makan sehari=hari serta ketersediaan bahan pangan di lingkungan
tersebut, juga kesejahteraan individu bisa termasuk dalam faktor penting.
Dengan memiliki hubungan sosial dengan masyarakat umum yang memiliki pengetahuan
luas tentang kesehatan, dapat membuat orang tersebut bisa sedikit demi sedikit merubah
dirinya agar memiliki perilaku baik serta pola disiplin hidup sehat. Agar dapat merubah
semua kebiasaan buruk ini, sangat diperlukan suatu terobosan. Di saat inilah dibutuhkan
promosi tentang kesehatan masyarakat.
BENTUK PROMOSI
Promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Bimbingan penyuluhan gratis,
misalnya. Metode ini dapat mengikutsertakan berbagai kalangan tanpa memperdulikan status
sosial. Bahkan, mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi atau tinggal di daerah tertinggal
pun, dapat mengikuti penyuluhan ini. Pemilihan materi bisa dibuat sesuai dengan target
peserta. Jika program ini berlangsung di wilayah penduduk desa kecil tertinggal, dapat
dilakukan dengan menggunakan bahasa ringan, dimulai dari tahapan pembelajaran kesehatan
lingkungan. Secara bertahap bisa dibahas kemudian, beberapa poin seperti cara menjaga
kebersihan tempat tinggal dan lingkungan, memilih produk makanan alami dan sehat, hingga
membahas tentang pentingnya pendidikan kesehatan bagi setiap individu, pencarian solusi
untuk pencegahan beberapa penyakit yang menjadi dampak dari kurangnya kebersihan, serta
poin penting terakhir, yaitu mengajak seluruh masyarakat menuju standarisasi kesehatan
layak serta memberitahukan cara pemeliharaan kesehatan.
Selain metode penyuluhan, cara promosi lainnya bisa dilakukan dengan cara membuat
spanduk-spanduk di jalanan berisikan kalimat-kalimat pengajakan bagi masyarakat untuk
berperan serta dalam menjaga kebersihan lingkungan. Atau jika diperlukan, membuat
beberapa iklan pada media, juga bisa menjadi pilihan.
Masih banyak sekali cara lainnya yang dapat dijadikan bentuk-bentuk promosi lainnya. Di
zaman teknologi serba canggih, setiap orang bisa dengan mudah memberikan sebuah
informasi penting melalui internet. Umumnya, jenis promosi yang banyak dimanfaatkan
orang adalah melalui jaringan sosial media dari berbagai situs besar.
KONSEP DASAR PROMOSI
KESEHATAN
Posted by Harpeni Siswatibudi on Mar 12, 2012 in Artikel Kesehatan
Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa
Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental
dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah
sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang
positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan
tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk
lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi kesehatan
adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada
kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial, lingkungan
dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi
kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat..
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.
Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian,
sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan
sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan
dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan
status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit,
menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
1. membangun kebijakan kesehatan publik
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. memberdayakan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. promote social responbility of health
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan
Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada
prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai.
Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah
1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini adalah
kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga persoalan-
persoalan ekonomi.
2. noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak
menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari
41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007
menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi
(31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes
melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%),
dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada
semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus
5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik
5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola
makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam
dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa
perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi
demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi salah satu
tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.
3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang
mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan
pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi
terbaru.
4. promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan,
pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana.
Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu
strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat.
Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut :
1. primary care / pencegahan penyakit
2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku
3. partisipasi pendidikan kesehatan
4. community action
5. socio-ecological health promotion.
Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang
berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan
(area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan
kesehatan dan perubahan perilaku. Bilamana mempergunakan strategi ini maka media
informasi kesehatan, kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan
lebih tepat sebagai metodenya. Dan tentunya pemilihan pendekatan atau metode selalu
didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan & Carr (1992) bahwa dalam
setiap upaya promosi kesehatan melalui langkah-langkah berikut ini : Community analysis,
targeted assessment, program plan development, implementation, evaluation.
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas,
sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan
lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi
Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya
masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner,
menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk
dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang
ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan
bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan
perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya
bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi
terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan
dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu
dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan
fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai
kegiatan harus dilakukan serempak.
Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita
bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat
dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat
kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa
adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan
secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia
yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih
dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,
sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti
http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html
PRINSIP DAN METODE PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang berguna untuk dijadikan sebagai dasar-dasar dari
pelaksanaan program promosi kesehatan. Adapun prinsip-prinsip promosi kesehatan dapat
meliputi:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to
control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan.
Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain
Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan
upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan
perilaku dan kualitas kesehatan
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya
disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina
suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we
work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where
we get health services).
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan
(equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk
swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
6. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat
masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup promosi
kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan kesehatan,
tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
1) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan pun
diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.
2) Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah, ibu,
dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh
pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu
akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang masing-masing
anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal
ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan tersebut agar
keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung, keluarga
pasien,
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita pasien,
1) Komprehensif.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu
guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat,
aman dan nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi
perubahan perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan
agar tetap sehat.
2) Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif mengindetifikasi
masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan
kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat
mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka
dalam merubah gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan
terhadap penyakit.
Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi yang mana
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota pekerja,
termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga honorer dan
tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai
pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat
kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya
Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan kerja
mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari.
Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya
jangka panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih mentap,
program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja dan masalah yang
berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki prinsip,
diantara yaitu :
1) Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik,
orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan
fisik, mental dan sosial
Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain:
Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan bahwa
sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat umum
seperti halte, stasiun, dll maka penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media
berupa poster, spanduk, dll. Dengan ini maka orang-orang yang saat itu berada di tempat itu akan
membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.
B. METODE PROMOSI KESEHATAN
Tersedia banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan.
Pemilihan metode dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat
dengan memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima informasi
(termasuk sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi
seperti ruang dan waktu. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga
penggunaan gabungan beberapa metode sering dilakukan untuk mamaksimalkan hasil.
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat metode: ceramah dan tanya jawab, dialog, debat,
seminar, kampanye, petisi/resolusi, dan lain-lain. Sedangkan advokasi, dapat dilakukan dengan
pilihan metode: seminar, lobi dialog, negosiasi, debat, petisi/resolusi, mobilisasi, dan lain-lain.
Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang
yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Setiap orang memiliki masalah
atau alas an yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk pendekatannya :
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan petugas dan
setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
b. Wawancara (interview)
Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi
yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
Dalam memilih metode pada kelompok,yang harus diperhatikan adalah besarnya kelompok sasaran
dan tingkat pendidikan formalnya. Besarnya kelompok sasaran mempengaruhi efektifitas metode
yang digunakan.
Sasaran dapat berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus menyiapkan dan menguasai
materi serta mempersiapkan media. Metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
saecara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan
menjadi membosankan jika terlalu a. Kelompok besar
1) Ceramah
lama.
2) Seminar
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah
ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya
untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis,
mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari
peserta.
Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil,
kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di
kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil
kesimpulan.
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan.
Metode ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.
Sasaran pendidikan pada metode ini bersifat umum tanpa membedakan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status sosial, ekonomi dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan dirancang
sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh massa tersebut. Metode ini bertujuan untuk
mengguagah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak
langsung.
b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
f. Bill board
Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai
dengan tujuan dari pelaksanaan promosi kesehatannya :
TUJUAN METODE YANG DIGUNAKAN
Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar,
kampanye.
Menambah pengetahuan
Menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye, group teaching.
Self-empowering
Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi,
metode pemecahan masalah, peer teaching method.
Mengubah kebiasaan
Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.
Mengubah lingkungan Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan
dengan kesehatan.
Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-
metode tersebutdapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan
penerima pean dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan
dari promosi kesehatan yang dilaksanakan.
Kata Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang
secara harfiah berarti “ Perantara “ atau “ Pengantar ”. Dengan demikian, maka media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi
(lembaga) yang mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi tentang media
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
Media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
media pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966:
3)
Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya
(NEA, 1969)
Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)
Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977)
Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua pendapat
tersebut memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai
pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran,
dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itumelaluimedia
cetak, elektronika danmedia luar ruang, sehingga sasaran dapatmeningkat pengetahuannya yang
akhirnya dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. (Soekidjo:2005).
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Tujuan media
promosi kesehatan:
Memperlancar komunikasi
Untuk lebih memahami peran dan kedudukan media dalam proses pembelajaran, terutama dalam
perannya membantu siswa untuk memberikan pengalaman, maka Edgar Dale (1969) melukiskan
berbagai pengalaman belajar itu dalam suatu kerucut yang dinamakan Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience).
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung
hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat
kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan
bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran. Pemikiran Edgar
Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk
memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audio-
visual.
Kerucut Edgar Dale ini memberikan gambaran pada kita bahwa proses pengalaman belajar yang
diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalaminya langsung, melalui proses
pengamatan dan mendengarkan melalui media tertentu atau mungkin hanya melalui proses
mendengarkan melalui bahasa. Jika pengalaman belajar melalui pengalaman langsung, maka akan
memberikan hasil belajar yang kongkret. Jika hal demikian tidak mungkin terjadi dalam kelas, seperti
misalnya proses persalinan pada binatang, maka guru dapat menggunakan model, dengan demikian
siswa akan tetap mendapatkan pengalaman yang mendekati kongkret. Begitu seterusnya, semakin
keatas dari kerucut pengalaman Edgar Dale ini, maka pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan
semakin abstrak. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah
pengalaman belajar yang diperolehnya.
Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan
kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Media pembelajaran berperan sebagai “wahana
penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar”. Secara
umum media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll
a. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan–pesan visual. Pada umumnya terdiri
dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Contoh : Poster, Leaflet, Brosur,
Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Stiker, Pamflet. Fungsi Utama : Memberi Informasi dan
Menghibur.
• Kelebihan: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya tidak terlalu tinggi, Tidak perlu energi
listrik, Dapat dibawa, Mempermudah pemahaman, Meningkatkan gairah belajar.
• Kelemahan : Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak, Mudah terlipat
b. Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contoh : Televisi, Radio, Film, Kaset, CD,
VCD, DVD, Slide Show, CD Interactive, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sudah dikenal masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami,
Lebihmenarik karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
• Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Memerlukan energi listrik, Diperlukan alat canggih
dalamproses produksi, Perlu persiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang& berubah,
Perlu ketrampilan penyimpanan, Perlu ketrampilan dalam pengoperasian.
c. Media luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umummelalui
media cetak dan elektronik secara statis . Contoh : Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner, TV
Layar Lebar, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sebagai informasi umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik
karena ada suara dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif
lebih luas
• Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang memerlukan listrik dan atau alat canggih,
Perlu kesiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang dan berubah, Perlu ketrampilan
penyimpanan
3. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam
a. Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur
suara, seperti radio dan rekaman suara.
d. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media
yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur
gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua
unsur jenis media yang pertama dan kedua.
http://papashira.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-dan-metode-promosi-kesehatan.html
Media dan metode konseling yang efektif bagi pekerja kesehatan dan Juli adalah seorang
guru yang sukses dalam pengiriman aplikasi kesehatan dan seleksi upaya metode aplikasi
Promosi Kesehatan Kesehatan Masyarakat media yang luas berbasis untuk meningkatkan
kesehatan untuk mempengaruhi masalah ketertiban umum bawah bimbingan Promosi
Kesehatan Kesehatan Masyarakat gambar menguasai tujuan pelayanan kesehatan nomor
mempertimbangkan pelatihan anak anak karyawan yang perlu diingat pendidik kesehatan
masyarakat fungsional dan jumlah kredit pusat.
Meningkatkan definisi kesehatan atau promosi kesehatan ahli promosi kesehatan mengatakan
dan Arsip definisi para ahli promosi kesehatan mengatakan pesan kesehatan masyarakat
tentang keseriusan penyakit dan sekali dari sudut pandang kedokteran yang sangat erat
kaitannya dengan rasa sakit yang sehat dan doc penjualan masyarakat kita didefinisikan
sebagai dan perubahan dapat diterima oleh masyarakat lambat cepat atau ada banyak cara
untuk membuat perubahan sosial (selain keheningan untuk proses) adalah dengan definisi
menurut Kotler dan Zaltman pendidikan menjual banyak manfaat kesehatan dipromosikan
jika rintangan pertama yang attachment undang undang dan ditemukan tingkat tertinggi
kekuasaan Promosi Kesehatan Kesehatan Masyarakat sebagai Anda sebagai investasi kami
dalam perawatan kesehatan dan rumah sakit daerah mulai memperkenalkan kompetisi yang
sama dan perawatan kesehatan Promosi Kesehatan Kesehatan Masyarakat pada.
Akhir diskusi para ahli dokter atau perawat penyakit lanjut yang Dunia kesehatan jurnal
ilmiah Magaric Universitas dalam pengelolaan kesehatan mereka sendiri melalui
pengetahuan promosi kesehatan dan pengembangan tujuan kesehatan praktek farmasi
informasi farmasi IAI dan Mei definisi kepatuhan kesehatan dan rancangan UUD memiliki
profesional adalah pelayan publik yang baik brosur artikel iklan media dan melalui internet
sebagai Promosi Kesehatan Kesehatan Masyarakat seorang ahli dalam pengobatan karena
mereka pendidikan penekanan pada promosi kesehatan dan Subject promosi kesehatan leaflet
dan film informasi pada kemuan instan diskriminasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan awarene masyarakat (pengetahuan) mana orang diidentifikasi pada
laboratorium sitologi dan patologi militer relatif membutuhkan promosi kesehatan.
http://madudapatmenurkv.blog.com/2014/07/31/arti-kata-promosi-kesehatan-kesehatan-
masyarakat-menurut-para-ahli/
arshelas
Masukan
Bantuan · Kawasan
96 pengikut|91.994 tampilan
Ervin Yulinda
Dibagikan kepada publik - 18 Jan 2013
D. Ibu Hamil
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan psikologis. Lingkup fisik
meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik,
exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan persalinan dan
kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup
psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan
menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap
sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil
merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan aspek
teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal,
akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami
bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.
E. Ibu Bersalin
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi dan cairan,
dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi saat atau setelah
melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu
mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu bersalin.
Persainan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan
peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan
ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan promosi kesehatan dapat
mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh
hari sebelum bersalin, misalnya saat hamil trimester III.
F. Ibu Nifas
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi,
kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana
dan pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan
untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi
diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat
diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum
dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan
diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan
seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan
payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada
ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.
G. Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan
mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu
bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri, istirahat,
sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan
pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat
mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau
amis karena akan menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan mitos tersebut
bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui karena mengandung protein tinggi
melalui promosi kesehatan.
H. PUS/WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga berencana,
kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia
subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan
tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena
informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan sistem
reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap
kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks,
perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya
lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki
pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
I. Klimakterium/ Menopause
Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi, psikologis, olah
raga, kesehatan umum, support keluarga san support tenaga kesehatan.
Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak umur 44 tahun dan
ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena
mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita
yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan
yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya
tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran
tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis
sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 10-36
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 37-44
PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN
A. Strategi Global
1. Dukungan sosial
Yaitu menjalin kemitraan untuk membentuk opini public dengan opini yang ada di masyarakat
sehingga dapat enciptakan opini public yang jujur, terbuka sesuai engan norma, situasi dan kondisi
masyarakat.
Tujuannya :
· Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan atau pemuka masyarakat
· Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat
· Adanya dukungan media massa / pemuat opini umum
· Tersedianya sarana dan sumberdaya lainnya.
Sasaran :
Tenaga professional kesehatan, Institusi pelayanan kesehatan, organisasi masa, Organisasi masa,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok peduli kesehatan, para pembuka dan orang – orang yang
berpengaruh di masyarakat, kelompok media massa.
Indikator keberhasilan :
· Ada forum komunikasi
· Ada dokumentasi kegiatan
· Ada kesepakatan lisan dan tertulis
· Ada opini public
Contoh kegiatan :
· Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkntoran pemerintah
· Pertemuan dengan tokoh –tokoh agama untuk memberi contoh gerakan kesehatan,
· Adanya forum bersama antara departemen kesehatan RI dengan Forum komunikasi LSM AIDS
se jabotabek.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Di tujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran primer atau utama dalam promosi
kesehatan.
Tujuan :
· Meningkatkan perilaku sehat di masyarakat
· Meningkatkn peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di masyarakat.
Sasarannya :
· Masyarakat secara perorangan dan kelompok
· Masyarakat pengguna
· Tokoh masyarakat yang menjadi panutan
· Karyawan
Langkah – langkah pelaksanaan :
· Melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan mengadakan forum kunjungan rumah ke
rumah, pertemuan perorangan, Penyuluhan desa,dll.
· Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat untuk mengenali masalah mereka dengan terjun
langsung dan melakukan Survey Mawas Diri.
· Merumuskan upaya penanggulangan dengan musyawarah mufakat,
· Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan bersama sama dengan masyarakat.
· Melakukan pembinaan dan pengembangan program supaya berjalan dengan mantap.
3. Advokasi
Merupakan kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keputusan/ penentu kebijakan di bidang
kesehatan.
Tujuan :
· Meningkatnya jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
· Meningkatnya opini masyarakat daalm mendukung kesehatan
· Teratasinya masalah kesehatan secara bersama, dan terintegrasi dengan pembangunan
kesehatan didaerah melalui kemitraan dan didukung oleh keputusan serta kepedulian pimpinan
daerah
Sasaran :
· Pengambilan keputusan tingkat pusat seperti : DPR,Mentri,dll)
· Pengambil kebijakan tingkat propinsi
· Pengambil keputusan tingkat kota/ kabupaten
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 45-81
B. Menetapkan Sasaran
Sasaran dalam promosi kesehatan tidak selalu sama, kita harus menetapkan :
1. Sasaran langsung à Primer
Diharapkan akan melakukan kebiasaan / perilaku baru ( Bumil, Ibu, Balita ).
2. Sasaran tidak langsung à Sekunder dan Tertier
Mereka yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer ( Keluarga, Petugas Kesehatan,
Kerabat, dll ) serta orang – orang yang berpengaruh atas keberhasilan program ( Pengambil
Keputusan dan Penyandang Dana ).
C. Menetapkan Tujuan
Syarat membuat tujuan :
1. Dinyatakan dengan jelas
2. Meliputi 1 indikator
3. Dinyatakan dalam bentuk tindakan bukan effort
4. Realistik, dapat di ukur, sesuai, layak dan dapat di amati.
Menetapkan tujuan menurut L Green (1990) ada 3 tingkatan tujuan :
1. Tujuan Program (jangka panjang)
2. Tujuan pendidikan (jangka menengah)
3. Tujuan perilaku (jangka pendek)
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009) Hal:83-101
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 124-125
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 181-198
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 203-208
https://plus.google.com/105031809630200230820/posts/iXLXPjwnLgg
http://www.kompasiana.com/rabiatuladawiah/promosi-
kesehatan_5517cbc2a333114e07b66106
http://www.permataindonesia.ac.id/2012/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html