Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR KESMAS

PERAN PENDEKATAN SISTEM PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPUH
Dr. Susilo Damarini , SKM., MPH

KELOMPOK 4 :
KELAS/TINGKAT : 1B
1. Chaca Nabillah YR
2. Dona Desmaya
3. Evhis Setia juliyensi
4. Ramadhani
5. Solahudin

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah.Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PERAN PENDEKATAN SISTEM PROMOSI KESEHATAN”
dengan baik tanpa adanya halangan.Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal
berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu saya sampaikan
banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal
dalam penyelesaian makalah ini.Selain itu, kami hanyalah seorang manusia biasa
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi
tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati ,kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
A. Strategi Global...........................................................................................................5
B. Dukungan Sosial .......................................................................................................5
C. Pemberdayaan Masyarakat.........................................................................................5
D. Advokasi....................................................................................................................6
E. Strategi Berdasarkan OTTAWA CHARTER.............................................................9
F. Health Public Policy…...............................................................................................9
G. Supportive Environment…........................................................................................9
H. Reorient Health Services…........................................................................................10
I. Personal Skill…...........................................................................................................10
J. Community Action…..................................................................................................11
BAB III PENUTUP .......................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikanperbagai
macam iklan atau upaya pemasaran perbagai macam produk dan jasa. Iklan-iklan itu
dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media baik elektronikmaupun non
elektronik. Jangan dilupakan iklan atau pemasaran produk atau jasayang dikemas secara
sangat professional dalam bentuk pameran, seminar ataupertemuan. Demikian pula
upaya yang dilakukan melalui loby kepada berbagaipihak, khususnya pengambil
kebijakan, agar produk atau jasanya dapat dipergunakanoleh khalayak luas. Dan masih
banyak lagi cara-cara kreatif yang dilakukan dalamrangka menjajakan suatu produk atau
jasa. Upaya-upaya itu mempunyai pengaruhyang sangat besar terhadap lakunya suatu
produk atau jasa. Produk atau jasa apa saja,termasuk produk atau jasa di bidang
kesehatan serta produk dan jasa yang merugikankesehatan seperti rokok, minuman
keras, obat-obatan yang tidak layak, dll. Itu semuatermasuk upaya pemasaran atau
upaya untuk mempromosikan produk atau jasa.

Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan


itusudah dilakukan. Upaya ini berkembang pada tahun 1960 an, sampai
kemudianmengalami perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi “Penyuluhan
Kesehatan”. Meski fokus dan caranya sama, tetapi istilah “Pendidikan kesehatan”
itu berubah menjadi“Penyuluhan Kesehatan”, karena pada waktu itu istilah“pendidikan”
khusus dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995
istilah Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi “PromosiKesehatan”.

Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan


yangberorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna
penanamanpengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup
sehat.

1
Penerapan promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui pendidikan kesehatandan
penyuluhan kesehatan. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telahada
misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikangizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, programpelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung olehadanya
promosi kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat


ataupemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata,
akantetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat.

Dari latar belakang diatas maka kami ingin membuat makalah yang berjudul
“Pendekatan Promosi Kesehatan” agar pembaca memahami bagaimana cara melakukan
pendekatan promosi kesehatan dan apa saja pendekatan promosi kesehatan itu.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dapatdirumuskan


sebagai berikut:

1.Bagaimana lingkup pendekatan promosi kesehatan menurut strategi global?

2.Apa yang dimaksud pendekatan dukungan sosial?

3.Apa yang dimaksud pendekatan pemberdayaan masyarakat?

4.Apa yang dimaksud pendekatan advokasi?

5.Bagaimana lingkup pendekatan promosi kesehatan menurut Ottawa Charter?

6.Apa yang dimaksud pendekatan Health Public Policy?

7.Apa yang dimaksud pendekatan Supportive Environment ?

8.Apa yang dimaksud pendekatan Reorient Health Services?

9.Apa yang dimaksud pendekatan Personal Skill?

10.Apa yang dimaksud pendekatan Community Action?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah

1.Untuk mengetahui lingkup pendekatan promosi kesehatan menurut strategiglobal.

2.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan dukungan sosial.

3.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan pemberdayaan masyarakat.

4.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan advokasi.

5.Untuk mengetahui lingkup pendekatan promosi kesehatan menurut OttawaCharter.

6.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Health Public Policy

3
.7.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Supportive Environment 

.8.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Reorient Health Services

.9.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Personal Skill

10.Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Community Action.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Global

Strategi global promosi kesehatan diperkenalkan oleh World Health


Organization (WHO) pada tahun 1984, dimana ada tiga strategi pokok
untukmewujudkan visi dan misi promosi kesehatan yaitu Advokasi. Dukungan
Sosial(Sosial Support), dan Gerakan Masyarakat (Empowerment)

B.Dukungan Sosial (Sosial Support)

Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungansosial


melalui tokoh masyarakat (toma), baik formal maupun informal. Kegiatanmencari
dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah menyosialisasikanprogram-
program kesehatan agar masyarakat mau menerima dan berpartisipasiterhadap program
kesehatan. Oleh sebab itu, strategi ini dapat dikatakan sebagaiupaya bina suasana atau
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan yaituupaya untuk membuat suasana
atau iklim yang kondusif terhadap kesehatanmenunjang pembangunan kesehatan
sehingga masyarakat terdorong untukmelakukan perilaku hidup besih dan sehat.
Beberapa bentuk kegiatan tersebutadalah pelatihan-pelatihan para toma, seminar,
lokakarya, sebagainya. Sasaranpada dukungan sosial adalah sasaran sekunder.

C.Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan masyarakat artinya adalah mengembangka kemampuan


masyarakat agar dapat berdiri sendiri, serta memiliki ketrampilan untul
mengatasimasalah-masalah kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat
ditujukankepada masyarakat langsung. Tujuan utamanya adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.Bentuk kegiatannya antara lain penyuluhan kesehatan, pengembangan
masyarakatdan sebagainya. Sasaran gerakan masyarakat adalah sasaran primer.

5
D.Advokasi

Melakukan pendekatan atau lobi (Lobbying)dengan para


pembuatkeputusan agar mereka menerima commitedmdan akhirnya mereka
bersediamengeluarkan kebijakan atau keputusan-keputusan untuk membantu
danmendukung program yang akan dilaksanan. Kegiatan ini disebut
Advokasi.Dengan kata lain, advokasi dapat diartikan sebagai upaya pendekatan
(approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadapkeberhasilan suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalampendidikan kesehatan para pembuat keputusan baik di tingkat pusat
maupundaerah disebut sasaran tersier. Bentuk kegiatan advokasi bisa dilakukan
secaraformal maupuan informal.

Bentuk kegiatan advokasi antara lain adalah sebagai berikut:

1.Lobi politik (politic lobbying)

Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabatuntuk


menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yangakan
dilaksanakan. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimulai
darimenyampaikan masalah kesehtan yang ada, dampak dari masalah
kesehatan,kemudian solusi untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Pada
saat lobiharus disertai data yang akurat (evidence based) tentang masalah
kesehatantersebut.

2.Seminar dan atau presentasi

Seminar atau presentasi yaitu menyajikan masalah kesehatan dihadapanpara


pembuat keputusan baik lintas program maupun lintas sektoral. Penyajiamasalah
kesehatan disajikan secara lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta
rencana program dan pemecahanya,kemudian masalah tersebut dibahas
bersama –  sama dan pada akhirnya akan diperoleh komitmen dandukungan
terhadap program yang akan dilaksanan.

6
3.Media

Advokasi media adalah melakukan kegiatan advocasi dengan media,khususnya


media massa (media cetak dan media elektronik). Masalahkesehatan disajikan
dalam bentuk tulisan dan gambar, berita, diskusi interaktif,dan sebagainya.
Media massa mempunyai kemampuan yang kuat untukmembentuk opini publik
dan dapat mempengaruhi bahkan merupakan tekanan (presssure) terhadap para
penentu kebijakan dan para pengambil keputusan.

4.Perkumpulan (asosiasi) peminat

Asosiasi atau perkumpulan orang – orang yang mempunyai minat


atauketerkaitan terhadap masalah tertentu, termasuk juga perkumpulan
profesi.Misalnya perkumpulan masyarakat peduli AIDS, kemudian kelompok
inimelakukan kegiatan – kegiatan untuk menanggulangi AIDS. Kegiatan
tersebutdapat memberikan dampak terhadap kebijakan – kebijakan yang diambil
parabirokrat dibidang kesehatan dan para pejabat lain untuk peduli HIV/AIDS.

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan


ataupara pembuat keputusan sehingga mereka memberikan dukungan, baik
kebijakan,fasilitas, maupun dana terhadap program yang ditawarkan. Oleh sebab
itu, adabeberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi pada saat melakukan
advokasi,yaitu sebagai berikut:

1.Meyakinkan (credible)

Program yang ditawarkan harus meyakinkan para penentu kebijakan


danpembuat keputusan. Oleh karena itu harus didukung oleh data dari
sumberyang dapat dipercaya. Dengan kata lain program yang diajukan harus
didasarioleh permasalahan yang utama dan faktual artinya masalah tersebut
memangditemukan di lapangan dan penting untuk segera diatasi. Kalau tidak
diatasiakan membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

7
2.Layak (feasible).

Program yang diajukan harus tersebut secara teknis, politik, dan ekonomiharus
memungkinkan atau layak. Layak secara teknis artinya program tersebutdapat
dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Layak secarapolitik
artinya program yang dianjurkan tidak akan membawa dampak politikpada
masyarakat. Layak secara ekonomi artinya program tersebut didukungoleh dana
yang cukup, dan apabila program tersebut merupakan programlayanan, maka
masyarakat mampu membayarnya.

3.Relevan (relevant).

Program yang diajukan tersebut minimal harus mencakup dua kriteriayaitu


memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat memecahkanmasalah
yang dirasakan masyarakat. Oleh sebab itu semua program harusditujukan untuk
menyejahterakan masyarakat dengan cara membantupemecahan masalah
masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

4.Penting (urgent).

Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi danharus
segera dilaksanakan, kalau tidak, akan menimbulkan masalah yang lebihbesar
lagi. Oleh karena itu, program yang dianjurkan adalah program yangpaling
penting di antara program-program yang lain.

5.Program tinggi (high priority)

Program mempunyai prioritas yang tinggi apabila feasible baik secarateknis,


politik maupun ekonomi, relevan dengan kebutuhan masyarakat danmampu
memecahkan masalah kesehatan masyarakat.

8
E. Strategi Berdasarkan OTTAWA CHARTER

Konferensi internasional promosi kesehatan di ottawa, Canada, pada tahun1986


menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Pada Piagam Ottawadirumuskan
strategi pendekatan promosi kesehatan yang terdiri atas lima butir yaitusebagai berikut :

F.Health Public Polici (Kebijakan Berwawasan Kesehatan)

Strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu ataupembuat


kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yangmendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan kata lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk
peraturan perundangan surat keputusan, dan sebagainyaselalu berorientasi kepada
kesehatan publik,misalnya undang-undang/peraturantenaga kerja yang mengatur adanya
cuti bagi tenaga kerja wanita yang akanmelahirkan,undang-undang/peraturan tentang
perlindungan terhadap tenaga kerjayang mau bekerja di luar negri,
undang-undang/peraturan tentang analisis dampakanalisis dampak lingkungan pada saat
akan mendirikan pabrik,dan sebaiknya.

G.Supportive Environmet (Lingkungan yang mendukung)

Tujuan promosi kesehatan tidak akan tercapai apabila tidak ada lingkunganyang
mendukung kesehatan. Oleh karena itu ,strategi ini ditujukan bagi siapapunpara
pengelola tempat umum, baik itu pemerintah maupun swasta,agar merekamenyediakan
sarana, prasarana,atau fasilitas yang mendukung fasilitas yangmendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat,atau pengunjung tempatumum. Lingkungan yang
mendukung kesehatan bagi tempat umum antara lainadalah tersedianya ruangan untuk
menyusui bayi di mall sehingga program ASIekslusif akan berhasil, tersedianya tempat
buang air besar/kecil dengan air bersihbagi pekerja pabrik wanita, tersedianya ruangan
merokok, tempat sampah dansebagainya.

9
H. Reorient Health Services (Reorientasi Pelayanan Kesehatan)

Masyarakat memahami bahwa dalam pelayanan kesehatan ada istilah provider


atau penyelenggara kesehatan yaitu pemerintah dan swasta termasuk juga petugas
kesehatan dan consumer atau pemakai/pengguna pelayanan yaitumasyarakat.
Pemahaman seperti ini harus diubah atau reorientasi, bahwapelayanan kesehatan,tetapi
juga sekaligus penyelenggara pelayanan kesehatan.Realisasi dari reorientasi pelayanan
kesehatan adalah penyelenggara pelayanankesehatan harus melibatkan masyarakat
bahkan memberdayakan masyarakat agarbersama-sama meningkatkan derajat
kesehatan. Bentuk pemberdayaan masyarakatyaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan
baik dalam bentuk pelayanan maupunbantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya
swadaya masyarakat sendiri.Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang
bersumberdayamasyarakat (UKBM), seperti posyandu, Saka bhakti Husada, dll.

I.Personal Skill (Keterampilan Individu)

Individu merupakan bagian dari masyarakat, apabila individu terampilmengenai


kesehatan, maka kesehatan masyarakat pun akan terwujud. Strategipromosi kesehatan
untuk mewujudkan keterampilan individu memelihara danmeningkatkan kesehatan
sangatlah penting. Langkah awalnya adalah denganmemberikan pemahaman-
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mengenal penyakit, dansebagainya. Metode dan teknis pemberian
pemahaman lebih bersifat individualdaripada kelompok. Sebagai contoh: ibu hamil tahu
tanda-tanda bahaya kehamilandan akan segera ke petugas kesehatan apabila ditemukan
adanya tanda-tandabahaya tersebut pada kehamilannya, ibu rumah tangga dapat
membuat larutangula garam untuk anaknya yang terkena diare sebelum dibawa ke
petugaskesehatan dan sebagainya.

10
J. Community Action (Gerakan Masyarakat)

Gerakan masyarakat dalam hal ini adalah upaya untuk memandirikanindividu,


kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran, kemauan dankemampuannya di
bidang kesehatan dengan kata lain agar masyarakat secaraproaktif mempraktikkan
hidup bersih dan sehat secara mandiri. Gerakanmasyarakat untuk kesehatan harus
mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan dimasyarakat dalam mewujudkan kesehatan
mereka. Tanpa adanya kegiatanmasyarakat di bidang kesehatan, maka tidak akan
terwujud perilaku yang kondusifuntuk kesehatan, misalnya: jimpitan beras untuk
mendukung kegiatan kebersihandi masyarakat, pos pelayanan terpadu untuk
mendukung kesehatan ibu hamil, bayiserta balita dan sebagainya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan


kegiatanterdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya.
Pentingnyapendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan
menjagakeberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima
danmeneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimilikiPendekatan yang biasa
digunakan oleh tenaga kesehatan bisa menghasilkan efeknegatif atau positif pada
kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan merupakanfaktor terbesar oleh interpretasi
personal dan pemahaman kesehatan dan promosikesehatan.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai
bidandapat memahami tentang pendekatan promosi kesehatan dalam rangka
memajukankesehatan masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
dan denganpromosi kesehatan yaitu KIE kita sebagai bidan dapat mencegah berbagai
penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Maaulana, Herri D.J. 2009.Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nesi Novita dan Yunetra Fransisca. 2011.Promosi Kesehatan dalam Pelayanan

Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta:


RinekaCipt

13

Anda mungkin juga menyukai