Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

Strategi Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan Rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Strategi Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan” sebagai tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak.
Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak yang
peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan dikemudian hari. Akhir
kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat baginkita semua. Amin.

DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………

Kata Pengantar…………………

daftar isi

BABI PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………..….1
Rumusan Masalah………………………………………………………..……4
Tujuan……………..……………………………………………………..……4

BABA II PEMBAHSAN
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan…………………………………………………5
2.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut strategi global………………….5
a. Dukungan Sosial……………………………………………………………5
b. Pemberdayaan Masyarakat…………………………………………………6
c. Advokasi…………………………………………………………………….6
2.3 Pendekatan Promosi Kesehatan Otawa Charter………………………………10
a. Health Publicy…………………………………………………………….10
b. Supertive Empowerment….………………………………………………11
c. Health Service……………………………………………………………..12
d. Personal Skill………………………………………………………………13
e. Community Action…………………… …………………………………13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….15
3.2 Saran………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan
adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung
jawab untuk terwujudnya derajatkesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat Indonesia

Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan
cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun
penyuluhan kesehatan.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam


konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa
diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang
kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-
negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi
di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh
terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan.
Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai
akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan
transportasi.

Keempat, Perubahan lingkungan

Kelima,Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan
informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu
Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang
bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga
kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air
bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan
yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong
menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan
meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir
promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya
kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha
untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan
sebagainya). Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya
pada pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi
kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh
melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986).

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu pengertian Promosi Kesehatan?
Bagaimana lingkup pendekatan Promosi Kesehatan menurut strategi global?
Bagaimana pendekatan Promosi Kesehatan Otawa Charter?

2.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan.
Untuk mengetahui pendekatan promosi kesehatan strategi global.
Untuk mengetahui pendekatan promosi kesehatan Otawa Charter

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

.
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah uapaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau
kelompok harus mampu mengidentifikadikan dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi
kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan. Promosi Kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan

2.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Strategi Global

Strategi global promosi kesehatan diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO)
pada tahun 1984, dimana ada tiga strategi pokok untuk mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan yaitu Advokasi. Dukungan Sosial (Sosial Support), dan Gerakan Masyarakat
(Empowerment).

a.Strategi Sosial (Sosial Support)

Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh
masyarakat (toma), baik formal maupun informal. Kegiatan mencari dukungan sosial melalui
toma pada dasarnya adalah menyosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat
mau menerima dan berpartisipasi terhadap program kesehatan. Oleh sebab itu, strategi ini
dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana atau membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan yaitu upaya untuk membuat suasana atau iklim yang kondusif terhadap kesehatan
menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan
perilaku hidup besih dan sehat. Beberapa bentuk kegiatan tersebut adalah pelatihan-pelatihan
para toma, seminar, lokakarya, sebagainya. Sasaran pada dukungan sosial adalah sasaran
sekunder.

b.Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan masyarakat artinya adalah mengembangkan kemampuan masyarakat agar


dapat berdiri sendiri, serta memiliki ketrampilan untul mengatasi masalah-masalah kesehatan
mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan
utamanya adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatannya antara lain penyuluhan kesehatan,
pengembangan masyarakat dan sebagainya. Sasaran gerakan masyarakat adalah sasaran
primer.

c. Advokasi

Melakukan pendekatan atau lobi (Lobbying) dengan para pembuat keputusan agar mereka
menerima commited dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan atau keputusan-
keputusan untuk membantu dan mendukung program yang akan dilaksanan. Kegiatan ini
disebut Advokasi.

Dengan kata lain, advokasi dapat diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap
orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan baik
di tingkat pusat maupun daerah disebut sasaran tersier. Bentuk kegiatan advokasi bisa
dilakukan secara formal maupuan informal. Bentuk kegiatan advokasi antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Lobi politik (politic lobbying).

Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk


menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan
dilaksanakan. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimulai dari menyampaikan
masalah kesehtan yang ada, dampak dari masalah kesehatan, kemudian solusi untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut. Pada saat lobi harus disertai data yang akurat
(evidence based) tentang masalah kesehatan tersebut.
2. Seminar dan atau presentasi

Menyajikan masalah kesehatan dihadapan para pembuat keputusan baik lintas


program maupun lintas sektoral. Penyajia masalah kesehatan disajikan secara lengkap
dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program dan
pemecahanya,kemudian masalah tersebut dibahas bersama – sama dan pada akhirnya
akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanan.
3. Media Advokasi

Media adalah melakukan kegiatan advocasi dengan media, khususnya media massa
(media cetak dan media elektronik). Masalah kesehatan disajikan dalam bentuk
tulisan dan gambar, berita, diskusi interaktif, dan sebagainya. Media massa
mempunyai kemampuan yang kuat untuk membentuk opini publik dan dapat
mempengaruhi bahkan merupakan tekanan (presssure) terhadap para penentu
kebijakan dan para pengambil keputusan.
4. Perkumpulan (asosiasi)

Peminat Asosiasi atau perkumpulan orang–orang yang mempunyai minat atau


keterkaitan terhadap masalah tertentu, termasuk juga perkumpulan profesi. Misalnya
perkumpulan masyarakat peduli AIDS, kemudian kelompok ini melakukan kegiatan–
kegiatan untuk menanggulangi AIDS. Kegiatan tersebut dapat memberikan dampak
terhadap kebijakan–kebijakan yang diambil para birokrat dibidang kesehatan dan para
pejabat lain untuk peduli HIV/AIDS.

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan atau para
pembuat keputusan sehingga mereka memberikan dukungan, baik kebijakan, fasilitas,
maupun dana terhadap program yang ditawarkan. Oleh sebab itu, ada beberapa hal
yang dapat memperkuat argumentasi pada saat melakukan advokasi, yaitu sebagai
berikut:
1.Meyakinkan (credible)

Program yang ditawarkan harus meyakinkan para penentu kebijakan dan pembuat
keputusan. Oleh karena itu harus didukung oleh data dari sumber yang dapat
dipercaya. Dengan kata lain program yang diajukan harus didasari oleh permasalahan
yang utama dan faktual artinya masalah tersebut memang ditemukan di lapangan dan
penting untuk segera diatasi. Kalau tidak diatasi akan membawa dampak yang lebih
besar bagi masyarakat.
2. Layak (feasible)

Program yang diajukan harus tersebut secara teknis, politik, dan ekonomi harus
memungkinkan atau layak. Layak secara teknis artinya program tersebut dapat
dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Layak secara politik artinya
program yang dianjurkan tidak akan membawa dampak politik pada masyarakat.
Layak secara ekonomi artinya program tersebut didukung oleh dana yang cukup, dan
apabila program tersebut merupakan program layanan, maka masyarakat mampu
membayarnya.

3. Relevan (relevant)

Program yang diajukan tersebut minimal harus mencakup dua kriteria yaitu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat. Oleh sebab itu semua program harus ditujukan untuk
menyejahterakan masyarakat dengan cara membantu pemecahan masalah masyarakat
dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Penting (urgent)
Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi dan harus segera
dilaksanakan, kalau tidak, akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Oleh karena itu,
program yang dianjurkan adalah program yang paling penting di antara program-program
yang lain.
5. Program tinggi (high priority)
Program mempunyai prioritas yang tinggi apabila feasible baik secara teknis, politik maupun
ekonomi, relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu memecahkan masalah kesehatan
masyarakat.

2.3 Strategi Berdasarkan Otawa Charter

a.Health Public Policy


Adalah ͢kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan/ penentu kebijakan yang
berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus
mempertimbngkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. Misalnya, orang yang mendirikan
pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar
dan tidak berdampak kepada masyarakat. Dalam proses pembangunan adakalanya aspek
kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan,
diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-
aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan ( policy makers)
atau pembuat keputusan (decision makers)baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para penagmbil
kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya.
harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-
kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.

b.Suportive Empowerment
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
yang ditujukan pada:
1.Pemimpin organisasi masyarakat
2.Pengelola tempat
3.Tempat umum
Diharapkan memperhatikan dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan non fisik mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat. Contoh :
perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok
terpapar pencemaran udara ,seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas
polantas, dsb.

c. Health Service

Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan


kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan
( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan
diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa
membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan.
dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus
menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai
obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap
kesehatan baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai
upaya swadaya masyarakat sendiri. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan
yang bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada,
poskestren, dll.

d. Personal Skill
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari kelompok, keluarga dan
individu- individu. Meningkatnya keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri ( personal skill) sangat
penting.Masing-masing individu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik
terhadap :
a.Cara – cara memelihara kesehatannya
b.Mengenal penyakit dan penyebabnya
c.Mampu mencegah penyakit
d.Mampu meningkatkan kesehatannya
e.Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit

e. Community Action

Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat
tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi
Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri.

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup
sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat
perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya
meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya,
teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat
justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang
berbunyi “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.

Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) promosi


kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur
prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas –-
kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan komunitas
menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk
mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang
fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan
akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk
kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu
partisifasi masyarakat yang menunjang kesehatan. Contohadanya gerakan 3 M dalam
program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga
malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk
mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.Hubungan dengan klien Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan
erat dengan klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan
masyarakat dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi Higiene
merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui
pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang
diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program
berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan
Sejahtera).

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya Makalah ini pembaca khususnya kita Mahasiswa dibidang ilmu
kesehatan harus dapat mampu dan memahami tentang apa itu Promosi Kesehatan. Sehingga
nantinya kita dapat mempromosikan kepada masyarakat tentang bahaya-bahaya yang dapat
memnganggu kesehatan. Dengan adanya promosi kesehatan kita dapat memajukan dan
meningkatakan derajat kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Heri D.j. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Nesi
Mubarak, Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Novita, Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai