PENGENDALIAN INFEKSI
SRESTA AZAHRA
PENDAHULUAN
▪ Infeksi → masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen infeksius) dalam tubuh inang.
Agen infeksius (patogen) belum tentu menyebabkan penyakit pada manusia
▪ Kolonisasi→ jika suatu mikroorganisme menginvasi dan berkembang biak di dalam tubuh tetapi
tidak menyebabkan gejala.
▪ Jika mikroorganisme patogen berkembang biak dan menyebabkan tanda dan gejala klinis
→infeksi bersifat simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang timbul → penyakit bersifat
asimptomatis.
Deskripsi Infeksi
RANTAI INFEKSI
▪ Rantai infeksi → proses penularan penyakit yang menyebar dari satu orang ke orang lain.
▪ Faktor yang mempengaruhi rantai infeksi:
a. Agen infeksius
b. Tempat pertumbuhan pathogen (reservoir)
c. Alur keluar dari reservoir
d. Jenis penularan
e. Jalur masuk ke tubuh penjamu (inang, hospes)
f. Kerentanan penjamu
1. Rantai Infeksi: Agen Infeksius
▪ Agen infeksius = mikroorganisme → virus, jamur, protozoa, bakteri
▪ Potensi mikroorganisme menyebabkan penyakit tergantung:
a. jumlah organisme (dosis)
b. virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau di luar tubuh
host
c. kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam tubuh host
d. kerentanan tubuh host (daya tahan host).
2. Rantai Infeksi: Reservoir
▪ Reservoir→ suatu tempat dimana patogen dapat bertahan hidup, tetapi belum tentu dapat
berkembang biak.
Contoh: Pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam reservoir nebulizer.
▪Karier (carrier, pembawa) → individu yang tidak menunjukkan gejala penyakit, meskipun
terdapat organisme patogen pada atau dalam tubuhnya, yang dapat ditularkan ke orang lain.
Contoh: seseorang dengan flu atau sifilis, anjing dengan rabies.
3. Rantai Infeksi: Alur Keluar Reservoir
▪ Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan berkembang biak,
mikroorganisme harus mencari jalan keluar jika akan masuk ke host dan menyebabkan penyakit.
▪Jalur keluar →darah, kulit, membran mukosa, saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran
genitourinaria dan transplasenta (ibu ke janin).
4. Rantai Infeksi: Cara Transmisi
▪Setiap penyakit memiliki jenis penularan tertentu.
▪Jenis penularan suatu penyakit →
a. kontak langsung (yakni individu ke individu atau kontak fisik antara sumber dengan penjamu
yang rentan)
b. kontak tidak langsung (kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang terkontaminasi,
yaitu: jarum atau benda tajam, lingkungan), udara (airborne), dan vektor (lalat, nyamuk).
5. Rantai Infeksi: Jalur Masuk Mikroorganisme
▪ Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang →
a. Saluran/jalur (traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis, traktus genitourinarius,
kulit/membran mukosa, transplasental, parenteral),
b. mekanisme aliran (tindakan invasif dan insisi pembedahan).
6. Rantai Infeksi:Kerentanan Host
▪ Mikroorganisme menyebar ke orang lain tetapi tidak berkembang menjadi infeksi jika → sistem kekebalan tubuh
seseorang dapat melawannya dan host tersebut menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala, selanjutnya menjadi mode
transmisi ke host lain yg rentan. Setelah host terinfeksi, mungkin menjadi reservoir untuk transmisi penyakit ke
depannya.
▪Penjamu yang rentan →
a. anak kecil atau bayi,
b. lanjut usia,
c. orang dengan penyakit kronis,
d. orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi atau steroid dosis tinggi,
e. orang dengan luka terbuka
▪Jadi kerentanan host disebabkan sebagai akibat dari proses penyakit, pengobatan, atau tindakan medis.
▪Sistem kekebalan tubuh yang tidak efektif → membuat mikroba rentan terhadap agen infeksi pada lingkungan
pelayanan kesehatan.
INFEKSI NOSOKOMIAL
▪ Infeksi nosokomial/ Infeksi Terkait Layanan Kesehatan/“HAIs” (Healthcare-Associated Infections)
▪ HAIs→ infeksi terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit
tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada tenaga kesehatan terkait proses
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
▪Infeksi nosokomial dapat bersifat eksogen atau endogen.
a. Organisme eksogen → suatu jenis organisme yang berada di luar klien, contoh: infeksi pasca operasi
b. Organisme endogen → bagian dari flora normal atau organisme virulen yang dapat menyebabkan infeksi.
Infeksi endogen dapat terjadi ketika bagian flora normal klien berubah dan terus tumbuh secara
berlebihan
FAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL
▪ Umur: neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan
▪ Status imun yang rendah/terganggu
▪Meningkatnya penggunaan alat-alat medik invasif ( misalnya, ventilator mekanik, kateter urin dan
selang intravena sentral),
▪Penggunaan cairan intravena yang terkontaminasi, terutama buatan rumah sakit sendiri,
▪Perubahan mikroflora normal: pemakaian antibiotic tidak bijak → resistensi dan pertumbuhan
jamur berlebihan
UNSUR INFEKSI NOSOKOMIAL
• Melalui common
vehicle
• Vektor
• Makanan dan
minuman
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
▪ Pencegahan dan pengendalian mikroorganisme bertujuan
a. mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
b. membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi,
c. mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
▪ Upaya pencegahan dilakukan untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme
▪Pencegahan infeksi dengan cara:
a. Membatasi transmisi organisme dari atau antara pasien dengan cara mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan.
b. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
c. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan
vaksinasi.
d. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.
e. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.