PADA PEMENUHAN
KEBUTUHAN PENGATURAN
SUHU TUBUH
Oleh:
Ns. Erik Kusuma, S.Kep., M.Kes
POKOK BAHASAN
A. Konsep dasar pengaturan Suhu Tubuh:
1. Hipotalamus dan perannya dalam
pengaturan suhu tubuh.
2. Pengaturan Suhu Tubuh.
3. Produksi panas dan kehilangan
panas.
4. Hal-hal yang mempengaruhi
Pengaturan Suhu Tubuh.
B. Proses Keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan pengaturan suhu tubuh :
1. Pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan pada gangguan
pengaturan suhu tubuh.
3. Tindakan keperawatan.
4. Evaluasi.
5. Dokumentasi.
A. Konsep Dasar pengaturan Suhu Tubuh
1. Hipotalamus dan perannya dalam pengaturan suhu
tubuh
Hipotalamus dan kelenjar pituitary terikat berdekatan
secara anatomi dan secara fungsional.
Hipotalamus :
Respon
- Keadaan emosional
- Latihan
Prostaglandin
Demam
Demam terjadi 3 tahapan :
1. Suatu serangan menggigil : Menggigil yang hebat
disebut rigor. Pembuluh darah kulit berkonstriksi
dan kehilangan panas dikurangi sampai batas
maksimal.
2. Suhu meningkat : pembuluh darah kulit berdilatasi
proses metabolisme dipercepat dan terdapat
pembentukan panas yang lebih besar.
3. Suhu menurun, panas yang hilang menjadi lebih
besar dari panas yang dibentuk keringat banyak.
Hipotermia :
- Adalah penurunan panas yang berlebihan
- Dapat terjadi bila seorang terpapar pada kondisi extrem
- Orang telanjang mengalami defisiensi sekresi hormon tiroid.
Dapat menyebabkan kematian pada bayi, usila.
- Hipotermi merupakan pembentukan yang tidak disengaja
pada kegiatan tertentu oleh pendingin darah/kulit untuk
mengurangi proses metabolisme sampai batas minimum.
- Hipotermi buatan ;
@ Memberikan sedatif untuk menekan aktifitas pengaturan
suhu hipotalamus dalam operasi.
@Mendinginkan dengan es (beku: fros bite), dapat terjadi
kerusakan permanen jaringan.
B. Proses Keperawatan dalam
Pengaturan Suhu
1. Pengkajian Data Dasar (Doengus, 1999)
Data tergantung pada :
- Tipe, lokasi, durasi, proses infeksi pada organ terkena
Pengkajian pada Peningkatan Suhu :
- Aktifitas/Istirahat :
Gejala : malaise
- Sirkulasi :
Tanda :
- tekanan darah normal
- denyut perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamik),
lemah/hilang/takikardia ekstrem (syok)
- Suara jantung : disritmia (disfungsi miocard, efek
asidosis/tidak ada keseimbangan elektrolit.
- Eleminasi: gejala diare
- Makanan/cairan :
Gejala : anoreksia, mual, muntah
Tanda : penurunan BB, penurunan lemak subcutan
- Neurosensori :
Gejala : sakit kepala, pusing, pingsan
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental,
disorientasi, delirium/coma.
- Nyeri/kenyamanan :
Gejala : kejang abdominal, lokalisasi, rasa sakit
urtikaria/pruritis umum.
- Pernafasan :
Gejala : Takipnea dengan penurunan kedalaman
pernafasan.
Tanda :- Suhu meningkat (>37.5 der.C)
normal (lansia)
sub normal (< 36,5 der. C)
- Menggigil
- Luka yang sulit/lama sembuh
drainase purulen (nanah) lokasi eritema
- Ruam eritema.
- Seksualitas :
Gejala : pruritis perianal. Baru saja aborsi.
Tanda : maserasi vulva, skret vagina.
- Penyuluhan :
Gejala : - Masalah kes. Kronis/melemah
- Menjalani post operasi
- Penggunaan antibiotika
Rencana Pemulangan : Bila dengan perawatan
di rumah, perawatan diri dll.
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Kultur (luka, sputum, urune, darah)
- Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang.
- Untuk menentukan obat yang efektif.
2. Sel darah putih :
- Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
- Leucositosis ( 15.000 – 30.000)
3. Elektrolit serum :
- Ketidakseimbangan elektrolit asidosis, perpindahan
cairan, perubahan fungsi ginjal.
4. Glukose serum :
- Sebagai respon dari puasa perubahan seluler dalam
metabolisme.
5. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi.
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko tinggi infeksi b/d :
- Penurunan sistem tubuh
- Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi
- prosedur infasif
- Nosokomial.
2. Hipertermi b/d :
- Peningkatan metabolisme/penyakit
- Dehidrasi
- Efek langsung dari sirkulasi endotosin pada hipotalamus
3. Resiko Tinggi kekurangan cairan b/d :
- Peningkatan pada vasodilatasi
- Permeabilitas kapiler/kebocoran cairan ke dalam lokasi
interstisiil.
4. Resiko tinggi Pertukaran Gas b/d :
- Perubahan suplai O2 efek endotoksin pada pusat
pernafasan di medulamenyebabkan hipo/hiperventilasi
- Perubahan aliran darah (perubahan tahnan vaskuler)
- Perubahan membran kapiler (peningkatan permeabilitas
kapiler)
- Terganggunya pengiriman O2 di dalam jaringan (endotoxin
menyebabkan kerusakan di dalam sel/kapiler.
5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan b/d :
- Kesalahan interpretasi informasi
- Keterbatasan kognitif
Adanya pertanyaan-pertanyaan, tidak taat mengikuti instruksi.
Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi
Tujuan/kriteria hasil :
- Menunjukkan penyembuhan seiring
perjalanan waktu
- Bebas dari sekresi purulen, bebas dari
febris.
INTERVENSI RASIONAL
- Berikan isolasi/pantau - Isolasi luka/linen dan
pengunjung sesui dengan mencuci tangan untuk
indikasi drainase luka/pembatasan
pengunjung dibutuhkan
untuk melindungi pasien
dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
-Hipovolemia memperkuat
-Kaji membran mukosa kering tanda-tanda dehidrasi
turgor kulit yang kurang baik,
rasa haus.
INTERVENSI RASIONAL
kompartemen vaskuler ke
dalam ruang interstitial akan
menyebabkan edema jaringan.
-Kolaborasi pemberian cairan
IV.
-Beberapa cairan dibutuhkan
untuk mengatasi hipovolemia,
meningkatkan permebelitas
kapiler
INTERVENSI RASIONAL
prognosis
- Dengan tepat menunjukkan prosedur yang
diperlukan.
- Ikut serta dalam program pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
-Tinjau proses penyakit dan -Memberikan pengetahuan