Anda di halaman 1dari 68

By

Sansri Diah KD
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara
produksi panas dan kehilangan panas, dan diukur
dalam unit panas yang disebut derajat.
Ada 2 macam suhu tubuh:
1. Suhu inti jaringan dalam tubuh: rongga
abdomen dan rongga pelvic Relatif konstan
2. Suhu permukaan suhu kulit, SC, dan lemak SC
naik dan turun merespon thd lingkungan
Pusat pengaturan suhu (hipotalamus) umpan
Pengaturan
balik.
Suhu Tubuh
Reseptor suhu dihipotalamus, reseptor suhu
dikulit dan beberapa jaringan khusus dari
tubuh.
Kulit dibantu oleh reseptor dingin dan panas
dimana dingin 10 x > banyak daripada panas
sehingga deteksi suhu dibagian perifer terutama
untuk sejuk dan dingin
Hipotalamus merupakan bagian sistem endokrin
yang berikatan dekat dengan kelenjar pituitary yang
memberi masukan faktor-faktor kimiawi yang
mengalir kebawah salk pituitary ke dalam kelenjar
dan mengontrol aktivitas hormonal.
Hipotalamus merupakan pusat pengaturan suhu :
Respon yang diaktifkan oleh dingin dikontrol dari
hipotalamus posterior.
Respon diaktifkan oleh panas dikontrol dari
hipotalamus anterior
2. Sistem pengaturan suhu tubuh :
A. Sistem syaraf :
Pemanasan dan Pendinginan di kulit :
Menstimulasi ujung syaraf
Respon Menggigil untuk kedinginan Berkeringat
untuk kepanasan
Lanjutan ..

Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu


dari darah yang mengalir.
Mengandung 2 pusat pengaturan suhu :
1. Berespon terhadap peningkatan suhu
vasodilatasi panas menguap
2. Berespon terhadap penurunan suhu vasokonstriksi.

Hipotalamus menerima stimulus dari talamus dan


melewati sistem syaraf otonom memodifikasi :
Aktifitas pulmoner
Sekresi keringat
Aktifitas kelenjar/otot.
B. Sistem Endokrin
Medula adrenal : dingin meningkatkan sekresi
adrenalin : Menstimulasimetabolisme
Meningkatkan panas
Kelenjar tiroid : dingin meningkatkan sekresi
tiroksin meningkatkan metabolisme
pembentukan panas.
Pemaparan panas menyebabkan :
Peningkatan aliran darah melalui kulit.
Meningkatkan pembentukan keringat
Pemaparan terhadap dingin menyebabkan :
Menggigil
Vasokonstriksi pengaliran darah yang lebih dingin
kehipotalamus. darah mengalir ke kulit sedikit, sedikit
kehilangan panas , keringat sedikit
Peningkatan sekresi adrenalin dan tiroksin
Pengaturan suhu tubuh dapat dipertimbangkan sbb:
1. Penutupan perifer (kulit, subcutan, jaringan subcutan,
otot) dan anggota gerak.
2. Inti bagian dalam (bagian dada, abdomen, tengkorak).

Suhu penutupan perifer dapat bervariasi, tetapi suhu


pada inti bag. dalam harus tetap dipertahankan konstan.
Produksi panas dan kehilangan panas :
Panas didapat melalui :
a. Pembentukan panas :
panas dihasilkan oleh semua aktivitas metabolisme dari
tubuh
Jumlah panas yang dihasilkan oleh otot-otot
internal(jantung, hepar, dll) hampir mendekati konstan.
Jumlah panas yang dihasilkan oleh otot-otot skletal
bervariasi baik istirahat maupun latihan.
Cara lain untuk menghasilkan panas :
1. Aktivitas otot
2. Shivering (menggigil).
3. Non shivering termogenesis (bayi)
Lanjutan .
b. Pengambilan panas dari lingkungan :
Radiasi langsung dari matahari
Radiasi yang direfleksikan dari langit
Makan-minum panas, mandi air panas.
Udara panas/iklim panas
Tanah yang berhubungan dengan tubuh.
Kehilangan panas dengan 3 cara :
A. Dari Kulit :
- Radiasi : Kehilangan panas dalam bentuk
gelombang panas
infra merah (gelombang elektromagnetik). Tubuh
manusia menyebarkan gelombang panas kesegala
jurusan.
Bila seseorang telanjang maka akan kehilangan 60%
dari kehilangan panas total.
- Konduksi :
Adalah pemindahan panas secara langsung dari
tubuh ke suatu benda yang lebih dingin. Mis : tubuh
pada kursi besi, meja, tempat tidur dll. Termasuk
udara dan air.
Bila seseorang telanjang maka akan kehilangan 3%
dari kehilangan panas total.
Konveksi : adalah kehilangan panas dengan cara
pergerakan
udara atau cairan. Pergerakan sesuai aliran udara/air
yangmenerpa kulit (angin, kipas angin).
Bila seseorang telanjang maka kehilangan 15% dari
kehilangan panas total.
Evaporasi (penguapan) :
a. Penguapan terjadi melalui permukaan kulit, jalan
nafas (hidung, mulut, paru).
Pada orang yang mempunyai kelainan pada kelenjar
keringat, maka tahan terhadap suhu dingin dan
pasienmerasa kepanasan.
Bila seseorang telanjang maka akan kehilangan 22%
dari kehilangan panas total

b. Dari dalam udara expirasi : panas terikat dengan


butir-butir air pada suhu tubuh.
c. Dari dalam urine dan faeces.
Pengendalian suhu oleh evaporasi air dari kulit
ada 2 cara :
a. Respirasi insensible :
Lebih kurang 240 cc air berdifusi melalui kulit
selama 24 jam.
Disebut insensibel karena kehilangan ini tidak dapat
dirasakan dan tidak dapat terlihat.
Proses difusi ini berlangsung terus dan tidak
terpengaruh banyak olehlingkungan.
Lebih dari 140 kalori panas hilang dengan cara ini
dalam 24 jam.
b. Keringat :
Mengandung Na Cl, urea dan asam laktat dalam
cairan yang terlarut.
Cairan disekresi dari kelenjar keringat danmenyebar
ke seluruh kulit.
Keringat disekresi sebagai akibat dari dilatasi
pembuluh kulit dibawah pengaruh syaraf,
hipotalamus, cortek cerebral dan bagian-bagian lain
di SSP.
Berkeringat meningkat oleh karena :
Peningkatan suhu tubuh.
Keadaan emosional
Latihan
Pingsan, mual, muntah, rendahnya kadar gula darah.
Keringat yang dikeluarkan dalam suhu panas tinggi
sebanyak :
1,7 liter : 1000 kilo kalori/hilang dalam 1 jam
12 liter : 7000 kilo kalori/hilang dalam 24 jam
Pengeluaran Panas
1. Radiasi pengeluaran panas
dalam bentuk infra merah
2. Konduksi akibat kontak
dengan suatu benda
3. Konveksi akibat gerakan
udara
4. Evaporasi penguapan dari
tubuh
Mekanisme perpindahan panas
Regulasi Suhu Tubuh
Faktor yang Mempengaruhi Suhu
Tubuh
1. Usia rentan pada bayi dan lansia
2. Olahraga suhu pada aktivitas berat
3. Kadar hormon siklus menstruasi
4. Irama sirkardian
5. Stress suhu
6. Lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI PANAS
1. BMR : jumlah energi yang digunakan tubuh untuk
melakukan aktivitas utama seperti bernafas
2. AKTIVITAS OTOT: termasuk menggigil,
meingkatkan metabolisme rate
3. TYROXINE OUTPUT: meningkatnya output tyroxine
akan meningkatkan metabolisme sel seluruh tubuh
4. Stimulasi/respon Epineprin, norephinephrine,
simpatis.
Hormon ini dengan seketika meningkatkan
metabolisme sel dibeberapa jaringan tubuh
5. Fever, meningkatkan jumlah metabolisme tubuh
GANGGUAN SUHU
TUBUH
Temperatur Temperatur tubuh di berbagai
keadaan (E.F.Dubois, 1948) :
No O C Kondisi

1 > 44 Batas atas bertahan hidup Pengaruh


temperatur mengalami gangguan serius.

2 42-44 Lesi pada otak Terapi demam segera

3 40-42 Pengaruh temperatur pada demam


4 38-40 Demam/kerja fisik

5 36-38 Keadaan sehat Batas normal

6 30-36 Ada gangguan temperatur Pengaruh tem.


Hilang

7 <28 Batas bertahan hidup


Demam
Definisi : suatu keadaan peningkatan suhu
inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya)
merupakan bagian dari respons pertahanan
organisme multiselular (host) terhadap
invasi mikroorganisme atau benda mati
yang patogenik atau dianggap asing oleh
host.
Etiologi Demam
Kelainan di batang otak
Pirogen (protein, toksin bakteri)
Demam terjadi 3 tahapan :
1. Suatu serangan menggigil :
Menggigil yang hebat disebut rigor. Pembuluh
darah kulit berkonstriksi dan kehilangan panas
dikurangi sampai batas maksimal.
2. Suhu meningkat : pembuluh darah kulit berdilatasi
proses metabolisme dipercepat dan terdapat
pembentukan panas yang lebih besar.
3. Suhu menurun
panas yang hilang menjadi lebih besar dari panas
yang dibentuk keringat banyak
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi
panas
Dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma
pada hipotalamus
Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan
tidak dapat mengontrol produksi panas
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus
terhadap dingin mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk memproduksi panas
Gejala gemetar yang tidak terkontrol, hilang
ingatan, depresi dan tidak mampu menilai (suhu
35oC), frekuensi jantung, pernapasan dan tekanan
o
darah turun (suhu dibawah 34,4 C), jika terus
berlangsung kulit menjadi sianotik
Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau
lingkungan dengan suhu tinggi yang dapat
mempengaruhi mekanisme pengaluaran panas
Tanda dan gejala gamang, konfusi, delirium,
sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual,
dan bahkan inkontinensia, kulit hangat dan
kering (tanda paling penting)
Frosbite
terjadi bila tubuh terpapar pada suhu dibawah
normal
Mengakibatkan kerusakan sirkulasi dan
jaringan secara permanen
Sering terjadi di lobus telinga, ujung hidung,
jari, dan jari kaki, daerah yang cedera berwarna
putih berlilin, dan keras jika disentuh
ASKEP KLIEN DENGAN
GANGGUAN SUHU TUBUH
HIPERTERMIA
Kriteria mayor suhu tubuh lebih tinggi dari
0
37,8 C per oral atau 0
38,8 Cper rektal, kulit hangat,
takikardi
Faktor yang berhubungan dehidrasi , penyakit
atau trauma, ketidakmampuan atau menurunnya
kemampuan untuk berkeringat, pakaian yang
tidak layak, kecepatan metabolisme meningkat,
pengobatan/anesthesia, terpajan pada lingkungan
yang panas (jangka panjang)
Intervensi Hipertemia
1. Ajarkan kepada keluarga cara mengukur suhu
2. Pantau hidrasi (misalnya, turgor, kulit,
kelembapan membran mukosa)
3. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan,
4. Pantau suhu minimal setiap 2 jam
5. Pantau warna dan suhu kulit
6. Gunakan matras dingin dan mandi air hangat
7. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi
pasien hanya dengan selembar pakaian
Intervensi Hipertermia
8. Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang
dibalut dengan pakaian) pada aksila, kening,
leher dan lipatan paha
9. Anjurkan asupan cairan oral yang adekuat (>2000
ml/hari kecuali terdapat kontraindikasi penyakit
jantung atau ginjal)
10. Pantau asupan dan haluaran cairan
11. Gunakan kipas yang berputar di ruangan pasien
12. Gunakan selimut pendingin
13. Kolaborasi : pemberian obat antipiretik
HIPOTERMIA
Kriteria mayor penurunan suhu dibawah 35,50C
per rektal, kulit dingin, pucat (sedang), menggigil
(ringan)
Faktor yang berhubungan Penuaan,
mengkonsumsi alkohol, kerusakan hipotalamus,
penurunan kecepatan metabolisme basal, penyakit
atau trauma, ketidakmampuan atau penurunan
kemampuan untuk menggigil tidak aktif, pakaian
yang tidak adekuat, obat-obatan yang
menyebabkan vasodilatasi, terpajan lingkungan
yang dingin atau kedinginan (dalam waktu lama)
Intervensi Hipotermia
1. Pantau tanda-tanda vital terutama suhu
2. Kaji gejala hipotermia misalnya perubahan warna
kulit, menggigil, kelelahan, kelemahan, apatis, dan
bicara yg berguman
3. Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut
penghangat, alat-alat pemanas mekanis, suhu
ruangan yang disesuaikan, botol dengan air
hangat, berendam air hangat, dan minum air
hangat, sesuai toleransi.
4. Jangan berikan obat intramuskular atau subkutan
untuk pasien hipotermia
INTERVENSI KEPERAWATAN
UNTUK GANGGUAN SUHU TUBUH
Ketidakefektifan Termoregulasi
Kriteria mayor Kuku sianosis, kulit dingin,
fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah rentang
normal
Faktor yang berhubungan Penuaan, fluktuasi
suhu lingkungan, imaturitas, trauma atau penyakit
Intervensi Disesuaikan dengan kondisi pasien
(hipotermia atau hipotermia)
Kompres Panas
Definisi memberikan rasa hangat (suhu 40-46oC)
pada klien dengan menggunakan cairan atau alat
yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
tertentu yang memerlukannya
Tujuan memperlancar sirkulasi darah,
mengurangi rasa sakit , merangsang peristaltik,
memperlancar pengeluaran getah radang (eksudat)
Indikasi Kompres Panas
1. Klien dengan perut kembung
2. Klien yang kedinginan, bisa dikarenakan iklim,
narkose, atau hipotermi.
3. Klien yang mengalami radang, seperti radang
persendian
4. Klien dengan kekejangan otot.
5. Klien yg mengalami inflamasi (bengkak) akibat
suntik.
6. Klien yang mengalami abses atau hematoma
Jenis Kompres Panas
1. Kompres panas basah biasanya dilakukan untuk
mengompres luka
2. Kompres panas kering
Prosedur Kompres Panas Basah
Persiapan alat :
Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai
kebutuhan (40-460C)
Bak steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong
Perban, kassa dan kain segitiga
Plester dan gunting plester
Pengalas atau perlak
Sarung tangan steril
Bengkok 2 buah (1 kosong dan lainnya berisi cairan
lysol)
2 buah pinset anatomis
Prosedur Kerja Kompres Panas
Basah
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Posisikan klien dengan nyaman
4. Bebaskan area yang akan dikompres
5. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
6. Pasang pengalas atau perlak dibawah area yang
akan diberikan kompres
7. Buka balutan perban (jika perban) dan buang
bekas balutan ke dalam bengkok kosong
8. Ambil beberapa potong kassa dengan pinset
dari baki steril dan masukkan ke dalam kom
berisi cairan hangat untuk mengompres
9. Ambil dengan pinset lainnya untuk memegang
atau memeras kasa kompres hangat dan kom
kompres hangat agar kasa tidak terlalu basah
tetapi harus lembab
10. Selanjutnya ambil kasa dengan cara
diregangkan atau dibentangkan dan letakkan
di atas area yang akan dikompres
11. Perhatikan respon klien , adakah rasa tidak
nyaman dalam beberapa detik setelah rasa
hangat menempel kulit, angkat tepi kasa
untuk melihat apakah terdapat kemerahan
pada kulit yang dikompres
12. Ambil beberapa potong kassa dengan pinset dari
baki steril dan masukkan ke dalam kom berisi
cairan hangat untuk mengompres
13. Ambil dengan pinset lainnya untuk memegang atau
memeras kasa kompres hangat dan kom kompres
hangat agar kasa tidak terlalu basah tetapi harus
lembab
14. Selanjutnya ambil kasa dengan cara diregangkan
atau dibentangkan dan letakkan di atas area yang
akan dikompres
15. Perhatikan respon klien , adakah rasa tidak
nyaman dalam beberapa detik setelah rasa hangat
menempel kulit, angkat tepi kasa untuk melihat
apakah terdapat kemerahan pada kulit yang
dikompres
16. Perhatikan respon klien, angkat tepi kasa untuk
melihat apakah terdapat kemerahan pada kulit
yang dikompres atau tidak
17. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut,
tutup kasa kompres hangat basa pada area yang
memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kasa
kering selanjutnya balut dengan kasa atau kain
serta fiksasi dengan plester atau ikat
18. Lakukan perasat ini selama 15-30 menit atau
sesuai program terapi dang anti balutan kompres
hangat setiap 5 menit sekali
19. Atur posisi klien kembali seperti semula
20. Rapikan dan bersihkan alat-alat untuk dapat
dipergunakan kembali
Prosedur Kompres Panas Kering
Persiapan alat Buli-buli panas dengan sarungnya ,
termos , air panas , tisu, sarung tangan bersih,
thermometer air dan kain besar secukupnya (jika
diperlukan)
1. Prosedur Kerja Kompres
Berikan penjelasan Panas
kepada klien Kering
2. Dekatkan alat-alat pada klien
3. Jaga privasi klien dan berikan posisi yg nyaman
4. Bebaskan area yang akan dikompres
5. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
6. Pasang pengalas di bawah area yang akan di
kompres
7. Periksa buli-buli dari kebocoran dengan cara
berikut :
Membalikkan mulut/tempat memasukkan air kemudian
lihat apakah terjadi kebocoran/tidak
Dengan meremas dan melihat apakah ada kaluarnya
udara bersamaan dengan tetesan air atau tidak
8. Uji buli-buli panas terlebih dahulu dg cara mengisi
terlebih dahulu air panas dan mengencangkan
sekrupnya (penutup) kemudian membalikan posisi
buli-buli panas berulang kali lalu dikosongkan kembali
9. Siapkan & ukur air panas yg akan diberikan ( 50-600C)
10. Isi buli-buli panas kembali dengan air panas setengah
bagian, lalu keluarkan udara dengan cara berikut.
Melatakkan atau menidurkan buli-buli panas diatas meja atau
tempat yang datar
Melipat bagian atas buli-buli sampai kelihatan permukaan air
di leher atau mulut buli-buli lalu menutup buli-buli dengan
benar dan rapat.
11. Periksa kembali apakah terjadi kebocoran,
keringkan dan masukkan ke dalam sarungnya.
12. Bawa buli-buli ke dekat klien dan letakkan
13. kaji secara teratur kondisi klien misalnya
kemerahan, ketidaknyamanan, kebocoran dan
sebagainya.
14. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit pemberian
15. Kembalikan klien pada posisinya yang nyaman
16. Buli-buli panas dikosongkan dan dikeringkan agar
dapat dipergunakan kembali
17. Buka sarung tangan dan cuci tangan
Kompres Dingin
Tujuan Menurunkan suhu tubuh, mencegah
peradangan meluas , mengurangi kongesti, mengurangi
perdarahan lokal, mengurangi rasa sakit di daerah
sekitar trauma atau memar dan agar luka menjadi
bersih
Indikasi Suhu tinggi, suhu rendah, memar/gejala
peradangan, muntah darah, pasca tonsilektomi dan
luka tertutup dan terbuka
Kompres Dingin Basah Steril
Persiapan alat Baki, mangkuk tertutup steril,
cairan yang diperlukan, kain steril, pinset anatomi 2
buah, kain kasa, pembalut jika diperlukan, perlak
kecil, tirai jika perlu, sarung tangan bersih, dan
perlak/pengalas
Persiapan klien membebaskan area yang akan
dilakukan tindakan kompres
Prosedur Kerja Kompres Dingin Steril
1. Berikan penjelasan kepada klien
2. Bawa alat-alat ke dekat klien
3. Jaga privasi klien
4. Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
5. Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
7. Psg pengalas di bawah area yg akan diberikan
kompres
8. Kocok obat/cairan kompres jika terdapat endapan
9. Tuangkan cairan dalam mangkuk steril
10. Masukkan kasa ke dalam mangkuk cairan kompres
11. Peras kain kasa menggunakan 2 pinset
12. Bentangkan dan letakkan kasa di atas bagian
yang akan di kompres, lalu balut
13. Lakukan berulang-ulang kali jika masih
diinginkan atau dianjurkan
14. Rapikan klien dan atur posisinya kembali
15. Rapikan dan bersihkan alat-alat agar dapat
dipergunakan kembali
16. Buka sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan
Kompres Dingin Basah dengan Air Biasa

Tujuan Mengurangi rasa sakit setempat, me suhu


tubuh, mengurangi peradangan setempat
Lokasi me suhu tubuh (ketiak, lipatan paha, dan
dahi )
Alat Baki, waskom berisi air biasa/es, perlak dan
pengalas, sarung tangan steril, waslap/kain kasa
dengan ukuran tertentu, dan tirai jika diperlukan
Prosedur Kerja Kompres Dingin dg Es
1. Berikan penjelasan kepada klien
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Jaga privasi klien
4. Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
5. Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
6. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
7. Pasang pengalas/perlak di bawah area yang akan
diberikan kompres
8. Masukkan kasa/kain sesuai yang dibutuhkan ke
dalam mangkuk air biasa atau air es, peras sampai
kasa lembap
9. Bentangkan kasa di ats bagian tubuh yg akn di
kompres
10. Lakukan berulang kali jika masih
diinginkan/dianjurkan
11. Ganti kain kasa yang sudah digunakan dengan kain
kasa yang sudah direndam dengan air biasa
12. Berikan sampai suhu tubuh menurun
13. Rapikan klien & atur posisi klien kembali pd posisi
nyaman
14. Rapikan dan bersihkan alat-alat
15. Buka sarung tangan dan cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan
Kompres Dingin Kering
Tujuan Me suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri
/sakit akibat peradangan, mengurangi perdarahan,
misalnya pasca tonsilektomi, muntah/batuk darah,
atau perdarahan usus dan lambung
Indikasi Klien dengan suhu tubuh tinggi,
perdarahan hebat, kesakitan, seperti sakit kepala
hebat, pascabedah tonsil
Persiapan alat Kantong es dengan sarungnya,
waskom berisi potongan-potongan kecil es dan satu
sendok teh garam agar es tidak cepat mencair, air
dalam Waskom, perlak kecil dan alasnya, sarung
tangan, Lap kering/ tisu, Tirai (jika diperlukan)
Prosedur Kerja Kompres Dingin Kering
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Jaga privasi klien
4. Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
5. Membebaskan area yang akan dilakukan tindakan
6. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
7. Pasang pengalas/perlak di bawah area yang akan
diberikan kompres
8. Masukkan potongan es dalam waskom air agar bagian
sisinya tidak tajam
9. Isi kantong es dengan potongan es sebanyak bagian
10. Keluarkan udara dari kantong es dengan melipat bagian
yang kosong, lalu tutup rapat
11. Periksa kantong es apakah bocor atau tidak dengan cara :
Membalikkan mulut atau tempat memasukkan air,
kemudian lihat apakah terjadi kebocoran/tidak (kalau
bocor air akan keluar dari penutupnya)
Dengan meremas, kemudian lihat apakah terdapat
udara yang keluar bersamaan dengan tetesan air.
12.Selanjutnya keringkan kantong es dengan lap
atau tisu tebal dan masukkan ke dalam
sarungnya
13.Bentangkan dan letakkan kasa diatas bagian
tubuh yang akan di kompres
14.Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap
nyeri, mati rasa dan suhu tubuh.
15.Angkat kantong es jika sudah selesai digunakan
16. Berikan kompres sampai suhu tubuh turun
atau sesuaikan dengan kondisi klien
17. Rapikan klien kembali dan atur posisi yang
nyaman
18. Rapikan dan bersihkan alat-alat untuk dapat
dipergunakan kembali (keringkan kantong es
agar tidak lengket)
19. Buka sarung tangan dan cuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai