Anda di halaman 1dari 40

IMPLIKASI ETIK

DALAM DOKUMENTASI &


MANAGEMENT RISIKO
Nani Avianti
IMPLIKASI ETIK
DALAM DOKUMENTASI
Nani Avianti
PENGERTIAN

Etik :
 prinsip yang menyangkut benar dan salah,
baik dan buruk dalam hubungan dengan orang
lain
 Etik digunakan u/ mendeskripsikan suatu pola
atau cara hidup , shg etik mereflesikan sifat ,
prinsip dan standar seseorang yg
mempengaruhi perilaku profesional
 Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan
sebagai etik keperawatan
Perawat merawat pasien / klien pada semua
tahapan kehidupan dan semua tatanan

Dilema moral dan etik


 Kerahasiaan
 Inform consent
 Penentuan kematian otak
 Perintah do not resuscitate/dnr
(jangan diresusitasi)
 Pencabutan sistem bantuan hidup
Proses pembuatan keputusan etik menurut prinsip
etik :
 Beneficence ( berbuat baik)
 Nonmaleficence (tidak merugikan)
 Otonomi
 Justice (keadilan)
 Veracity (kejujuran
 Confidentiality ( kerahasiaan)
 Accontability

Mendokumentasikan informasi secara tepat


tentang situasi tersebut.
Keranka kerja pembuatan keputusan etik
 Pengkajian

 Perencanaan Keputusan etik


 Implementasi

 Evaluasi

Dokumentasi keputusan etik :


A. Mempertahankan Kerahasiaan dan privacy
catatan pasien

Kode etik ANA (American Nursing Association)


Perawat menjaga hak pasien akan privacy dengan
melindungi kerahasiaan informasi
Di sebagian besar negara bagian Health Care
Record (HCR) adalah rahasia

HCR pasien : data klinik yang didapat dari


pemeriksaan, tindakan, observasi, dan
pembicaraan. Informasi rahasia
Informational Confidential
(Data tidak rahasia) (Data rahasia)
• Nama pasien • Semua data klinik hasil
• Alamat pengkajian, tindakan, observasi
• Tanggal masuk/keluar RS & perbincangan. (Ex : diagnosa,
hasil test, hasil konsultasi)
• Data gangguan perkembangan,
gangguan mental, dan
penggunaan alkohol/obat

 Penyingkapan data informational  tidak memerlukan


persetujuan pasien.
 Penyingkapan confidential data  membutuhkan
persetujuan pasien.
1. Peran perawat dalam mempertahankan kerahasiaan
Perawat  berperan paling utama dalam mempertahankan
dan menjaga privacy HCR.
Pelanggaran kerahasiaan disebabkan :
• Pengeluaran informasi yang tidak sengaja
• Ada orang yang memasuki area catatan pasien
2. Penyimpangan catatan
• HCR adalah milik pemberi pelayan kesehatan
• Isi dari catatan adalah milik pasien
• Pasien mempunyai hak secara hukum untuk
mengetahui/mengakses catatannya.
• ANA merekomendasikan dokter yang berwenang memberi
izin
3. Akses dalam rumah sakit
Informasi ttg pasien diperlukan dalam tatanan pelayanan
kesehatan untuk :
• Meningkatkan perawatan pasien
• Perencanaan kesejahteraan sosial
• Berkaitan dengan administrasi
• Penelitian
4. Penyimpanan catatan/dokumentasi
Fasilitas pelayanan kesehatan sebaiknya mengembangkan
kebijakan ttg penyimpanan catatan pasien karena :
• Pertimbangan hukum
• Akreditasi
Jangka waktu minimal penyimpanan : berkaitan dgn periode
waktu yang dapat diaplikasikan dalam satu proses peradilan.
5. Penyingkapan dan penggandaan
Pasien dewasa mempunyai kewenangan untuk :
• Mengetahui HCR.
• Menerima/mengeluarkan catatan medik kepada pihak lain.
• Jika pasien tidak mampu maka izin diberikan oleh
perwalian hukum atau keturunan selanjutnya.
• Jika pasien meninggal maka izin diberikan oleh
wakil resmi dari pemerintah.
• Penggandaan HCR hrs dibatasi dengan ketat.
• Tim kes. sebaiknya hrs berusaha menggunakan
catatan yang asli.
• Penggandaan dilaksanakan bila ada persetujuan.
Format yang tepat untuk mendapatkan HCR :
 Permintaan HCR tertulis
 Nama pasien yang catatannya diperlukan
 Nama organisasi yang mengeluarkan catatan
 Nama individu, agen, organisasi yang membutuhkan catatan
 Kegunaan penyingkapan catatn
 Imformasi khusus yang harus ditutupi
 Waktu yang diperlukan
 Tanggal dam tanda tangan persetujuan
 Ttd pasien/orang yang mewakili dan berwenang memberikan
persetujuan
6. Kerahasiaan dan komputer
(Meningkatkan penggunaan komputer dalam fasilitas pel. kes) hal2
yang harus diperhatikan :
• Hrs dapat meningkatkan kerahasiaan
 Menggunakan kode pengaman/password yang besifat rahasia

Peraturan penggunaan komputer sbg alat penyimpanan data pasien :


 Hanya mencatat informasi penting saja dan memiliki kegunaan hukum
 Gunakan data yang relevan, akurat, lengkap dan terbaru
 Gunakan data untuk tujuan yang jelas
 Lindungi data dari kehilangan
 Petugas komputer memiliki pendidikan khusus
 Catatan pasien sebaiknya tidak boleh diprint out kecuali atas izin
pasien
B. INFORMED CONSENT

Informed consent : dikelompokkan menjadi


1. Implied consent
(Persetujuan yang dinyatakan secara langsung)
2. Expressed consent
(Persetujuan yang diucapkan)
3. Informed consent
(Persetujuan atas informasi yang diberikan)
Petunjuk elemen informed consent
1. Mengetahui kegunaan informed consent : adalah melindungi hak
pasien/individu untuk menentukan ttg dirinya.
2. Mengetahui 3 (tiga) issues utama informed consent
• Kapasitas individu untuk memberikan persetujuan
• Pemberian informasi yang tepat dan relevan
• Kebebasan individu untuk memutuskan atau memilih
3. Mengetahui persyaratan informed consent untuk riset/penelitian :
• Hak utk tidak mendapatkan kekerasan
• Hak utk tidak diberitakan
• Hak utk penentuan diri
• Hak utk privacy, anonim dan kerahasiaannya
C. DOKUMENTASI PERNYATAAN SAKSI

Perawat menajdi saksi penendatanganan dokumen (wasiat, pernyataan


saat dying)
 Perawat harus mengetahui kebijakan institusi

 Ada iinstitusi meminta notaris/pengacara sbg saksi disamping perawat

 Perawat menjadi saksi dlm penandatanganan dokumen hukum  cantumkan


nama lengkap, titel & posisi dlm institusi
 Perawat menjadi saksi dlm pernaytaan verbal  catat :

- Pernyataan pasien scr lengkap


- Nama dan alamat saksi lain pernyataan kondisi fisik & mental pasien
saat itu
CONTOH:

Mr X, 83 th, laki-laki, pasien dengan diagnosa Ca hati


Tgl 18/1/2002, jam 23.00
“Tolong panggil anak perempuan saya “Susi” saya ingin dia memiliki
rumah saya, saya sendirian, kecuali untuk susi. Saya takut mati, tolong
panggil susi”.
Pasien membuat pernayataan tersebut dalam keadaan letargi, orientasi
thdp orang, waktu dan tempat tepat .
Tanggal 18/1/2002 jam 24.00
Tensi 74/56, N 124 x/mnt, R. 12 x/mnt pasein masih letargi dan terus
memanggil anaknya
Ttd perawat
D. DOKUMENTASI HAK PASEIN UNTUK MEMILIH

Standar dokumentasi yang berkaitan:


“Penolakan pasien untuk dirawat atau dilakukan tindakan yang dapat
memperpanjang kehidupan di dokumentasikan sesuai petunjuk
pemerintah/negara dan termasuk di dalamnya catatan ttg konsultasi
(oleh komite etik)”

1. Discharge againts medical advice (Ama : Pulang paksa)


Hak untuk menyetujui /menolak persetujuan yg telah diberikan
Pasien memiliki hak untuk menolak tindakan dan diijinkan oleh hukum,
serta mempunyai hak untuk diberi informasi ttg konsekwensi medis
dari tindakan itu
Bila pasien berkata pada perawat bahwa ia mau ke luar dari RS/Pulang
paksa, Maka perawat perlu melakukan :
 Mengetahui alasan pasien
 Berkolaborasi u/ menyelesaiakn masalah
 Semua informasi ttg hal tsb. Harus di catat hcr

Jika pasien menginginkan pulang paksa maka format/formulir


pulang paksa harus ditandantangani oleh pasien. Bila pasien
menolak
menandatangani format tsb., perawat atau saksi lain mencatat dg
jelas bhn resiko dan konsekwensi yg mungkin timbul tlh dijelaskan
 dlm HCR catat waktu dan tanggal pengeluaran format AMA dan
 TTD
Format AMA - pulang paksa, bersisi tentang :
a. Kejadian yg melatar belakangi u/ plng
b. Pernyataan pasien ttg pemahaman konsekwensi yg mungkin
timbul
c. Jam & tgl, nama dokter yg memegang
d. Jam, tgl, nama supervisor
e. Catatan ttg instruksi yg diberikan saat pulang
f. Tgl & jam kepergian pasien
g. Status emosi/fisik pasien saat pulang
h. Nama org yg menemani pasien saat plg
2. Perintah DNR = do not resuscitate (jangan di resusitasi)
 jika tdp perintah dokter no code atau perintah DNR yg tertulis  pelarangan
CPR/prosedur resusitasi. Hal tersebut ditulis pd keadaan:
a. Bila CPR memperpanjang kehidupan pasien dg peny terminal
b. Bila CPR memepertahankan keadaan pasien yg koma
c. Bila tindakan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan
 Bila pasien kompeten dan kohern dr, peranat dan pasien berdiskusi ttg
pragnosa dan kemungkinan hasil pasien yg dewasa dan kompeten memp. Hak
menolak tindakan
 Bila pasien tdk kompeten /tdk sadar diskusikan dg yg berkepentingan al :
- Pengacara sah - saudara kandung yg tlh dewasa
- Suami /istri - angg klrg yg dekat
- Anak yg dewasa
Dokumentasi sebaiknya berisi:
 Penjelasan lengkap ttg kondisi pasien
 Referensi untuk berkonsultasi dg org lain
 Pernyataan yg dibuat pasien dan menunjukkan pemahaman ttg DNR

3. Penolakan “Life Prologing measure


life Prologing measures: Prosedur medikal atau intervensi yg
menggunakan mekanik (mesin) atau hal lain untuk
mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan fungsi vital
tubuh, tapi tdk termasuk aktivitas u/ mengurangi nyeri.
Jika kematian otak terjadi semau alat bantuan hidup dpt
dihentikan. Pengertian kematian otak : Seorang individu yg telah
mengalami ggn/kerusakan irreversibel pd sirkulasi & respirotari
atau ggn pada fungsi otak yg yg irreversibel termasuk brain stem
adalah meninggal. Penentuan kematian hrs diputukan sesuai
standar medik yg dapat diterima
Life prologing measures dpt dihentikan pd situasi dimana tind yg
dilakukan memiliki lebih banyak kerugian daripada keuntungan

Format persetujuan untuk pencabutan live prologing measures


perlu ditandatangani oleh angg keluarga. Petunjuk yg dapat
digunakan ketika menddokuemntasikannya dlm catatan:
a. Hrs tdpt format persetujuan yg dilengkapi dg ttd, nama, tgl & jam
persetujuan
b. Kondisi pasien saat penolakan hrs dicatat
c. Alasan pasien menolak tindakan hrs di catat
d. Pemahaman klg ttg hasil sebaiknya dicatat
e. Rangkuman konsultasi, termasuk komite etik perlu dicatat

Kriteria untuk mendokumentasikan kematian otak. Sbb:


 Serebral tdk berfungsi
 Apnea
 Tdk adanya fungsi batang otak
 Penyebab koma
 Observasi u/ yg tepat
 Komplikasi obat, keracunan metabolisme hypothermia, shock
Jika kematian otak telahdiputuskan, catatan sebaiknya
menggambarkan informasi-informasi berikut:
 Kondisi pasien sblm pencabutan alat bantu hidup
 Kehadiran/kedatangan dokter
 Tgl dan jam pengumuman kematian
 Nama dokter yg memberitahukan kematian pasien
 Jam, tgl dan nama org yg melepas bantuan hidup
Contoh : Respirator dihentikan oelh dr s pada jam 14.00 keluarga
ada disamping tempat tidur
E. Dokumentasi Konsultasi Etik
komite etik mrpk proliferasi dlm usaha u/ menaikan
efektivitas pembuatan keputusan etik. Idealnya komite etik
membantu dlm:
 penyediaan konsultasi
 Pembentukan kebijakan
 Pendidikan
 Diskusi multi disiplin
 Komite institusional
 Support kpd anggota
informasi yg harus didokumentasikan ketika konsultasi etik:
1) Tgl, waktu dan lokasi konsultasi
2) Angg. Komite yg hadir dan org penting yg absent
3) Org yg meminta konsultasi
4) Pengkajian data dasar: Nama pasien, diagnosa usia, pekerjaan, agama,
prognosa, kompetensi pasien u/ membuat keputusan yg kritis, jika
pasien tdk mampu tulis nama individu yg bertanggung jawab u/
pembuat keputusan
5) Pernyataan dilema etik
6) Identifikasi tugas dan kewajiban pembuat keputusan  pasien, klg, dr
7) Pernyataan dari aksi yg mungkin
8) Ringkasan nilai & kepercayaan
9) Referensi sosial dan legal yg psesifik
10) Rekomendasi yg tdk terikat oelh komite
STRATEGI MANAGEMENT RISIKO
Pengertian
 Merupakan perilaku & intervensi proaktif
untuk mengurangi kemungkinan cedera
serta kehilangan

Tujuan :
Untuk mencegah cedera pada pasien dan
menghindari tindakan yang merugikan
profesi
Kunci management risiko efektif :
 Askep yang bermutu tinggi & Sistem
pelaksanaannya aman

Ketidaksempurnaan sistem

Cedera fokus management risiko :


mengurangi akibat cedera u/ memperkecil
kemungkinan diambilnya tindakan hukum
terhadap perawat
Pelanggaran di ukur oleh Standar Praktik
Keperawatan
Dokumentasi keperawatan sangat berperan
dalam menghadapi tindakan hukum
Dokumentasi keperawatan adl bagian dari
management risiko
BEBAGAI RISIKO YANG DIHADAPI DALAM RUANG
PERAWATAN :
 Tidak dipasangnya side rail
 Bel pasien tidak berfungsi

 Bel berfungsi/ berbunyi tapi tidak ada


perawat yang peduli
 Selang waktu antara panggilan pasien / bel
dengan datangnya perawat lama
 Tabung oksigen kosong

 Kunjungan diluar jam besuk


 Pemberian obat tidak menerapkan prinsip
benar pemberian obat
 Kurang perhatian terhadap laporan penunggu
pasien atau tenaga penunjang
 Pemberian transfusi
Sasaran management risiko:
 Mengidentifikasi berbagai variabel kualitas
asuhan yang membahayakan
 Mengoreksi dan meminimalkan utk mencegah
terjadinya kesalahan
LANGKAH-LANGKAH PROSES MANAGEMENT
RISIKO:
1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai
2. Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi
atau terjadinya kerugian (paling sulit tapi
penting)
3. Menentukan besarnya risiko/kejadian :
a. Frekwensi kejadian
b. Besarnya akibat dari kerugian tsb terhadap
keuangan dan kegawatannya
c. Kemampuan meramalkan besarnya kerugian
yang jelas akan timbul
4. Mencari cara penanggulangan yang paling
baik, tepat dan ekonomis
5. Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan
untuk penanggulangan
6. Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi
langkah-langkah yang ditempuh
Agar program penanggulangan berlangsung
efektif :
 Periksa secara berkala : apakah ada
perubahan , dampak terhadap
kerugian/bahaya dan upaya
penanggulangannya yang menyangkut biaya,
program keselamatan, pencegahan kerugian
dsb
 Dokumentasi kerugian hrs selalu diperiksa u/
mengetahui perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

 Badan PPSDM Kemenkes RI, Konsep Dasar


Aspek Legal & Etik Dokumentasi Keperawatan
 Patricia and Nancy, 2000. Dokumentasi
Keperawatan suatu pendekatan proses
keperawatah. Alih bahasa Sari Kurnianingsih,
EGC

Anda mungkin juga menyukai