Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

Lembar Tugas Mahasiswa

Dea Putri Amalia


NPM 2006539424
Kelas A

Kasus Pemicu I
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke rumah sakit mawar dengan keluhan nyeri dada dan sesak.
TD 150/90 mmHg, nadi 110 x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu febris, terdapat diastolic mur-mur (+).
Ekstremitas dingin dan bekeringat. Pasien tampak cemas dan lemah. Pasien mempunyai riwayat demam
rematik sejak 3 tahun yang lalu. Menikah memiliki 3 anak. Di ruang gawat darurat, klien tampak gelisah,
keluarga menangis, dan bertanya tenttang penyakit tersebut. Pemeriksaan diagnostic didapatkan adanya
mitral stenosis. Klien diistirahatkan total, diberikan oksigen nasal canule 3 lpm. Segera dilakukan
pemasangan kateter intravena Dextrose 500 cc/8 jam. Diberikan obat-obatan yang sesuai degan kondisi
saat ini.

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Bapak G
Tempat, Tanggal lahir : Makasar, 12 Januari 1976
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan         : Kawin
Agama                           :  Islam
Suku                              :  Makassar
Pendidikan                    :  S1
Pekerjaan                       :  PNS
Alamat                           :  Jl. Andi Tonro
Tanggal masuk RS         : 8 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 8 Mei 2021
No. RM   : 084284
No Telefon : 087823731087
a. Identitas Penanggung jawab
Nama                             : Ibu D
Umur                             : 40 tahun
Pekerjaan                       :  PNS
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat                           :  Jl. Andi Tonro
No Telefon : 081809544494
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama : keluhan nyeri dada dan sesak.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh nyeri dada dan sesak sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan
nyerinya seperti tertimpa beban berat. Nyeri dada hanya dirasakan di area dada, Pasien dapat menunjuk
area yang nyeri, Skala nyeri 5. Nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dan sesak hilang bila diistirahatkan.
Pasien tampak gelisah dan lemah. Pasien tampak cemas . Di ruang gawat darurat, keluarga menangis, dan
bertanya tentang penyakit tersebut.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat demam rematik sejak 3 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak umur 30 tahun dan mandapat terapi rutin rampiril 1 x 10 mg. Pasien pernah
merokok dari SMA, berhenti sejak 10 tahun yang lalu.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita seperti penyakit
yang dialami pasien dan keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
TBC, HIV/AIDS, hepatitis, dan lain-lain.
5) Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi obat atau makanan

c. Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual
1) Status emosi : pasien mengatakan pasien selalu sabar dan tenang menghadapi penyakitnya.
2) Pola coping : pasien mengatakan pasien sangat dekat dengan anak-anaknya.
3) Pola komunikasi : pasien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa makasar saat
berkomunikasi dan sering berinteraksi dengan lingkunan sekitar.
4) Konsep diri
1) Gambaran diri : pasien mengatakan pasien tidak pernah mengeluh mengenai kondisi
tubuhnya.
2) Identitas diri : pasien mengatakan seorang laki-laki yang selalu melindung keluarganya.
3) Peran : pasien adalah seorang ayah, dan sebagai tulang punggung keluarga, dan sering
aktif dalam kegiatan di lingkungan rumah, dan berperan sebagai bapak RT.
4) Ideal diri : pasien selalu berharap penyakitnya akan sembuh agar bisa beraktivitas tanpa
ada keluhan disetiap aktivitas.
5) Harga diri : pasien selalu pasrah menerima keadaan dirinya saat ini.
5) Data sosial : Hubungan pasien dengan keluraga baik terbukti dari keluarganya yang selalu
menemani pasien saat di rumah sakit. Keluarga pasien juga kooperatif dalam proses
perawatan dan pengobatan.
6) Data Spiritual : Pasien selelu sholat lima waktu di masjid dan selalu percaya bahwa
penyakitnya itu merupakan peringatan dari Allah SWT.

d. Pola Aktifitas Sehari-hari


No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Setelah Sakit
.
1. Makan Frekuensi makan 3x sehari Frekuensi makan 3 x sehari
dengan komposisi nasi dengan komposisi nasi lauk
lauk dan sayur. Tidak ada dan sayur. Porsi ¼-1/2.
keluhan, nafsu makan Pasien tampak lemas.
baik. Terpasang IV cath connect
dextrose 500 ml/8jam
2. Minum Frekuensi tidak tentu Minum 6 – 8 gelas/hari
sesuai dengan aktivitas Minum air putih
yang dilakukan dalam
sehari namun biasanya
minum 6 – 8 gelas/hari
Minum air putih, teh, dan
kopi
3. Tidur Pasien jarang tidur siang Pasien mudah lelah, tidur
karena kesibukan tapi pukul 21.00-05.00, sering
malam klien biasa tidur terbangun karena cemas.
jam 23.00 – 05.00 pagi.
4. BAB Frekuensi 1 x sehari Frekuensi 1 x sehari dengan
dengan konsistensi lunak, konsistensi lunak, warna
warna kuning dan tidak kuning
menggunakan obat
penahan.
5. BAK Pasien tidak ada keluhan Pasien tidak ada keluhan
saat BAK, sekitar 6-7 kali saat BAK, sekitar 6-7 kali
sehari sehari
6. Personal Keluarga pasien Bapak G nampak bersih,
hygiene mengatakan Bapak G 2 x diseka 2x sehari di tempat
sehari mandi, cuci rambut tidur, oleh keluarga dan
2 x seminggu, menggosok perawat, kuku tangan dan
gigi 2 x sehari kaki tampak bersih,
menggosok gigi 2 x sehari
7 Aktivitas dan Keluarga pasien seorang Sebagian aktivitas pasien
gaya hidup kepala rumah tangga, dibantu oleh keluarga dan
beraktivitas secara perawat seperti mandi,
mandiri, Bapak G sudah pergi ke kamar mandi
berhenti merkok sejak 6 didampingi, namun masih
bulan yang lalu, pasien bisa menyisir, atau
jarang berolahraga. mengganti baju sendiri

e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Pasien tampak lemah
GCS (E 3, M 5, V 3)
S : 37.8 ºC
TD : 150/90 mmHg
P : 28 x/menit
HR : 110 x/mnt
SpO2 : 96%
BB/ TB : 65 kg / 165 Cm
2) Kepala
a) Rambut: Normo cephalic, simetris, pusing, benjolan tidak ada. Rambut tumbuh merata
dan tidak botak, rambut berminyak, Tidak rontok.
b) Muka : Simetris, tidak ada edema , otot muka dan rahang kekuatan normal
c) Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterus, reflek cahaya positif,
Ukuran pupil 2 mm, tidak ada edema pada palpebra.
d) Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen, telinga
bersih, cairan pada telinga tidak ada, pendengaran klien masih baik
e) Hidung : Terpasang nasal canule 3 lpm, Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung,
penciuman tidak dapat terkaji, tidak ada pernapasan cuping hidung, terdapat sekret,
mukosa hidung lembab dan berwarna merah muda, terdapat bulu hidung, kepatenan
kedua lubang hidung kuat.
f) Mulut dan gigi : Mukosa bibir kering dan pucat, tidak ada sianosis, tidak ada gigi yang
tanggal, tidak ada kelainan pada bibir seperti bibir sumbing, refleks menelan baik,
refleks batuk baik.
3) Leher : Simetris, kaku kuduk tidak ada, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak terdapat lesi.
4) Thorak
a) Paru – paru : simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada teratur, tidak terdapat
retraksi, tidak terdapat nyeri tekan, terdengar bunyi sonor disemua lapang paru, suara
vesikuler di kedua lapang paru,
b) Jantung : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada iktus cordis,
bunyi suara jantung redup, tidak ada pembengkakan/benjolan tidak ada nyeri tekan,
bunyi jantung mur-mur.
5) Abdomen : Simetris kiri dan kanan, abdomen tampak besar, tidak ada bekas operasi, warna
kulit sama, tidak ada terdapat lesi, bising usus 8 kali di kuadran ke 3 kanan bawah abdomen,
tidak ada asites, tidak nyeri tekan daerah epigastrum, tidak ada pembesaran hepar.
6) Punggung : Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
punggung, dan juga tidak ada dukubitus pada punggung, suara resonan di area lapang paru,
suara nafas ronchi.
7) Ektremitas
a) Bagian atas : simestris kanan dan kiri, tidak ada kelainan, tidak tampak clubbing finger,
CRT < 3 detik, nadi radialis dan brachialis teraba kuat, akral dingin
b) Bagian bawah : simestris kanan dan kiri, tidak terdapat lesi, CRT < 3 detik, nadi dorsalis
pedis teraba kuat, nada femoralis teraba kuat, akral dingin
c) Kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
8) Integumen : Kulit tampak kering, turgor baik, tidak tampak edema, akral teraba dingin.

f. Data Penunjang
1) Serologi
HbsAg : Negatif
Anti HCV : Negatif
SGOT : 48 u/l
SGPT : 30 u/l
2) Hematologi
Hb : 10.8 gr/dl
Ht : 31.6
Eritrosit : 2,8 juta/µl
Leukosit : 20.7 10³/ µl
Trombosit : 150 10³/ µl
3) Marker Infeksi
CRP : 50
4) Hasil AGD dan Elketrolit
pH 7.418 Lac 0.3
Po2 80 Glu 129
Pco2 28.1 Na 134.0
Hco3 22.8 K 3.29
Be -0.6 Cl 99.4
Sao2 96.8 Ca 0.94
Mg 0.36
5) Fungsi Ginjal
Ureum darah : 57
Kreatinin : 0.8
6) Terapi
Ceftriaxone 1 x 2 gram
Paracetamol 3 x 1 gram (IV)
Spironolactone 1 x 25 mg (oral)
Concor 1 x 1.25 mg (oral)
Ramipril 1 x 10 mg (Oral)
7) EKG : Sinus rhythm dengan P mitral dengan notch dilead II dan prominen gelombang P
negative pada lead IV, RVH.
8) Hasil Xray : Cardiomegali, tidak tampak gambaran kongestif pulmonal

g. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. DS : RHD Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri dada ↓
dan sesak sejak 6 jam Peradangan katup mitral
sebelum masuk rumah

sakit.
Peningkatan sel retikuloendotelial, sel
- Pasien mengatakan
plasma dan limfosit
nyerinya seperti tertimpa

beban berat.
- Nyeri hanya dirasakan di
Nyeri akut
area dada, Pasien dapat
menunjuk area yang nyeri,
- Skala nyeri 5.
- Nyeri dirasakan hilang
timbul, nyeri hilang bila
diistirahatkan.
- Pasien mempunyai riwayat
demam rematik sejak 3
tahun yang lalu.
DO :
- Pasien tampak gelisah dan
lemah.
- TTV
S : 37.8 ºC
TD :150/90 mmHg
P : 28 x/menit
HR: 110 x/mnt
SpO2 : 96%
- Data penunjang
Hb : 10.8 gr/dl
Ht : 31.6
Eritrosit : 2,8 juta/µl
Leukosit : 20.7 10³/ µl
Trombosit : 150 10³/ µl
Marker Infeksi
CRP : 50
- Sinus rhythm dengan P
mitral dengan notch
dilead II dan prominen
gelombang P negative
pada lead IV, RVH.
2. DS : RHD Penurunan
- Pasien mengeluh nyeri dada ↓ curah jantung
dan sesak sejak 6 jam Peradangan katup mitral
sebelum masuk rumah sakit ↓
- Pasien memiliki riwayat Peningkatan sel retikuloendotelial, sel
hipertensi sejak umur 30 plasma dan limfosit
tahun dan mandapat ↓
terapi rutin rampiril 1 x Jaringan parut
10 mg. ↓
- Pasien pernah merokok Stenosis katup mitral
dari SMA, berhenti sejak ↓
10 tahun yang lalu. Penurunan curah jantung
- Pasien mudah lelah, tidur
pukul 21.00-05.00, sering
terbangun karena cemas
DO :
- Pasien tampak gelisah dan
lemah.
- TTV
S : 37.8 ºC
TD :150/90 mmHg
P : 28 x/menit
HR: 110 x/mnt
SpO2 : 96%
- Bunyi jantung mur-mur.
- Sinus rhythm dengan P
mitral dengan notch
dilead II dan prominen
gelombang P negative
pada lead IV, RVH.
- Terpasang dextrose 500
cc/8jam
3. DS : RHD Resiko
- Pasien mengeluh nyeri dada ↓ gangguan
dan sesak sejak 6 jam Peradangan katup mitral pertukaran gas
sebelum masuk rumah sakit ↓
- Nyeri dan sesak hilang bila Peningkatan sel retikuloendotelial, sel
diistirahatkan
plasma dan limfosit
DO :

- Pasien tampak gelisah dan
Jaringan parut
lemah.

- TTV
Stenosis katup mitral
S : 37.8 ºC

TD :150/90 mmHg
Penurunan curah jantung
P : 28 x/menit

HR: 110 x/mnt
Barorespetor meingaktkan Vol dan
SpO2 : 96%
Tekanan darah
- Terpasang nasal canule 3

lpm
Pengisian atrium kanan meningkat
- Pemeriksaan AGD

pH 7.418
Peningkatan darah di paru
Po2 80

Pco2 28.1
Gangguan fungsi alveoli
Hco3 22.8

Be -0.6
Resiko gangguan pertukaran gas
Sao2 96.8
4. DS : RHD Resiko
- Pasien mengeluh nyeri dada ↓ ketidakefektifan
dan sesak sejak 6 jam Peradangan katup mitral perfusi jaringan
sebelum masuk rumah sakit ↓ perifer
- Pasien mudah lelah, tidur Peningkatan sel retikuloendotelial, sel
pukul 21.00-05.00, sering plasma dan limfosit
terbangun karena cemas ↓
DO : Jaringan parut
- Pasien tampak lemah ↓
- TTV Stenosis katup mitral
S : 37.8 ºC ↓
TD : 150/90 Penurunan curah jantung
mmHg ↓
P : 28 x/menit Baroreseptor peningatan vol dan
HR: 110 x/mnt tekanan darah
SpO2 : 96% ↓
- Akral teraba dingin Vaskontriksi
- Mukosa bibir kering dan ↓
pucat Penurunan metabolism terutama
perifer

Perfusi jaringan perifer tidak efektif
5. DO : Perubahan situasi Ansietas
Pasien tampak cemas. Di ruang ↓
gawat darurat, keluarga Informasi yang minim
menangis, dan bertanya tentang ↓
penyakit tersebut.
Ansietas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral.
c. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar
kapiler.
d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi
darah ke perifer.
e. Ansietas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan mengenai penyakit.
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kreteria Hasil Intervensi Rasional


Nyeri akut berhubungan dengan Setelahdiberikan asuhan 1. Observasi nyeri dada dan 1. gejala perlu untuk
proses inflamasi. keperawatan 3 ×24 jam, bandingkan dengan episode mengidentifikasi penyebab nyeri.
diharapkan tidak ada nyeri, dengan sebelumnya. Gunakan skala Perilaku dan perubahan tanda vital
kriteria hasil: nyeri 0-10 untuk rentang membantu menentukan
- Pasien tidak mengeluh nyeri intensitas. Catat ekspresi verbal derajat/adanya ketidaknyamanan
- Pasien tampak tenang atau non verbal nyeri, respon pasien khususnya bila pasien
- TTV dalam batas normal otomatis terhadap nyeri menolak adanya nyeri.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (berkeringat, TD dan nadi 2. Penggunaan terapi obat dan dosis.
- Leukosit dalam batas normal berubah, peningkatan atau Catat nyeri yang tidak hilang atau
penurunan frekuensi menurun dengan nitrat
pernafasan) menunjukkan MVP, berhubungan
2. Evaluasi respon terhadap obat dengan nyeri dada tidak khas/non
angina.
3. Aktivitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard
3. Berikan lingkungan istirahat (contoh  : kerja tiba-tiba, stress,
dan batasi aktivitas sesuai makan banyak, terpajan dingin)
kebutuhan. dapat mencetuskan nyeri dada.

Penurunan curah jantung Setelahdiberikan asuhan 1. Kaji frekuensi nadi, 1. Memonitor adanya perubahan
berhubungan dengan adanya keperawatan 3 ×24 jam, RR(Respirasi Rate), sirkulasi jantung sedini mungkin.
gangguan pada penutupan katup diharapkan tidak terjadi TD(Tekanan darah) secara
mitral. penuurunan curah jantung, dengan teratur setiap 4 jam. 2. Mengetahui adanya perubahan
kriteria hasil: 2. Catat bunyi jantung. irama jantung.
- Pasien tidak mengeluh nyeri 3. Pucat menunjukkan adanya
- Pasien tampak tenang 3. Kaji perubahan warna kulit penurunan perfusi perifer terhadap
- TTV dalam batas normal terhadap sianosis dan pucat. tidak adekuatnya curah jantung.
- Intake dan output cukup Sianosis terjadi sebagai akibat
adanya obstruksi aliran darah pada
ventrikel.

4. Pantau intake dan output 4. Ginjal berespon untuk menurunkna


setiap 24 jam. curah jantung dengan menahan
produksi cairan dan natrium.

5. Batasi aktifitas secara adekuat. 5. Istirahat memadai diperlukan untuk


memperbaiki efisiensi kontraksi
jantung dan menurunkan komsumsi
O2 dan kerja berlebihan.

6. Berikan kondisi psikologis 6. Stres emosi menghasilkan

lingkungan yang tenang. vasokontriksi yang meningkatkan


TD(Tekanan darah)

Resiko gangguan pertukaran gas Setelahdiberikan asuhan Airway Management Airway Management
keperawatan 2 ×24 jam, 1. Posisikan pasien untuk 1. Melancarkan pernapasan klien
diharapkan kerusakan pertukaran memaksimalkan ventilasi 2. Merilekskan dada untuk
gas teratasi, dengan kriteria hasil: udara minimal elevasi 30o memperlancar pernapasan klien
Respiratory status: Airway 2. Lakukan terapi fisik dada, 3. Mengeluarkan secret
patency sesuai kebutuhan yang menghambat jalan
- Klien mampu 3. Keluarkan secret dengan pernapasan
mengeluarkan secret melakukan batuk efektif 4. Mengetahui factor penyebab
- RR klien normal 16-20 x/menit 4. Catat dan monitor pelan, batuk dan gangguan pernapasan
- Irama pernapasan teratur dalamnya pernapasan dan 5. Memperlancar saluran pernapasan
- Kedalaman inspirasi normal batuk 6. Memenuhi kebutuhan
- Oksigenasi pasien adekuat 5. Berikan treatment aerosol, oksigen dalam tubuh
Respiratory Status : sesuai kebutuhan 7. Menyeimbangkan cairan
Gas Exchange 6. Berikan terapi oksigen, dalam tubuh
- AGD dalam batas normal sesuai keebutuhan 8. Mengetahui status respirasi klien
- Tidak ada tanda-tanda 7. Regulasi intake cairan untuk lancar ataukah ada gangguan
sianosis mencapai keseimbangan Respiratory Monitoring
- Klien tidak mengalami cairan 1. Untuk mendeteksi
somnolen mencapai 8. Monitor status respiratory adanya gangguan pernapasan
Tissue Perfusion : Peripheral dan oksigenasi 2. Untuk mendeteksi
Capitary refill pada jari-jari dalam Respiratory Monitoring adanya gangguan pernapasan
rentang normal 1. Monitor frekuensi, ritme, 3. Mengetahui karakteristik batuk
kedalaman pernapasan. untuk dapat memberikan
2. Monitor adanya suara intervensi yang tepat
abnormal/noisy pada Vital Signs Monitoring
pernapasan seperti snoring 1. Mendeteksi adanya gangguan
atau crowing. respirasi dan kardiovaskuler
3. Catat onset, karakteristik 2. Mengecek adanya gangguan
dan durasi batuk. Pernapasan
Vital Signs Monitoring 3. Mendeteksi adanya
1. Monitor tekanan darah, keabnormalan suara paru
nadi, temperature, dan 4. Mendeteksi adanya
status respirasi, sesuai gangguan system tubuh
kebutuhan. 5. Monitor adanya gangguan
2. Monitor respiration rate dan respirasi dan kardiovaskular.
ritme (kedalaman dan Managemen Asam-Basa
simetris) 1. Untuk membuat klien agar
3. Monitor suara paru bernafas dengan baik tanpa
4. Monitor adanya abnormal adanya gangguan.
status respirasi (cheyne 2. Untuk mengetahui tekanan gas
stokes, apnea, kussmaul) darah (O2 dan CO2) sehingga
5. Monitor warna kondisi pasien tetap dapat
kulit, temperature dan dipantau.
kelembapan. 3. Agar klien tidak mengalami
6. Monitor adanya sianosis alkalosis akibat kekurangan asam
pada central dan perifer yang berlebihan dari tubuh.
Managemen Asam-Basa 4. Posisi yang tepat menyebabkan
1. Pertahankan kepatenan jalan berkurangnya tekanan diafragma
napas. ke atas sehingga ekspresi paru
2. Pantau gas darah arteri maksimal sehingga klien dapat
(AGD), serum dan tingkat bernafas dengan leluasa.
elektrolit urine. 5. Agar perawat cepat mengetahui
3. Monitor hilangnya asam jika terjadinya gagal nafas
(misalnya muntah, output sehingga tidak membuat kondisi
nasogastrik, diare dan klien menjadi semakin buruk.
diuresis). 6. Sebagai indikator adanya
4. Berikan posisi untuk gangguannafas dan indikator
memfasilitasi ventilasi yang dalam tindakanselanjutnya.
memadai (misalnya 7. Untuk mempelancar pernafasan
membuka jalan napas dan klien dan memenuhi kebutuhan
mengangkat kepala tempat oksigen klien.
tidur)
5. Pantau gejala gagal
pernafasan (misalnya
PaO2 rendah, PaCO2tinggi
dan kelelahan otot
pernafasan).
6. Pantau pola pernapasan.
7. Berikan terapi oksigen, jika
perlu
Resiko ketidakefektifan perfusi Setelah diberikan asuhan 7. Monitor perubahan tiba-tiba 1. Perfusi serebral secara langsung
jaringan perifer berhubungan keperawatan selama 3 hari perfusi atau gangguan mental kontinu berhubungan dengan curah
dengan penurunan sirkulasi darah jaringan adekuat. Kriteria hasil: (camas, bingung, letargi, jantung, dipengaruhi oleh
ke perifer - Vital sign dalam batas yang pinsan). elektrolit/variasi asam basa,
dapat diterima hipoksia atau emboli sistemik.
- Intake output seimbang, akral 8. Observasi adanya pucat, 2. Vasokonstriksi sistemik
teraba hangat, sianosis (-), sianosis, belang, kulit diakibatkan oleh penurunan curah
- Nadi perifer kuat dingin/lembab, catat kekuatan jantung mungkin dibuktikan oleh
- Pasien sadar/terorientasi nadi perifer. penurunan perfusi kulit dan
- Tidak ada oedem penurunan nadi
9. Kaji tanda Homan (nyeri pada
- Bebas nyeri/ketidaknyamanan 3. Indikator adanya trombosis vena
betis dengan posisi dorsofleksi),
dalam
eritema, edema
10. Pantau pernafasan. 4. Pompa jantung gagal dapat
mencetuskan distres pernafasan.
Namun dispnea tiba-tiba/berlanjut
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru
5. Penurunan aliran darah ke
11. Kaji fungsi GI, catat anoreksia,
mesentrika dapat mengakibatkan
penurunan bising usus,
disfungsi GI, contoh kehilangan
mual/muntah, distensi abdomen,
peristaltic
konstipasi.
6. Penurunan pemasukan/mual terus-
12. Pantau masukan dan perubahan
menerus dapat mengakibatkan
keluaran urine.
penurunan volume sirkulasi, yang
berdampak negatif pada perfusi
dan organ
Ansietas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan 1. Berikan edukasi mengenai 1. Informasi mengenai penyakit yang
defisiensi pengetahuan menegani keperawatan selama 1 x 24 jam penyakit dlami akan menurukna kecemasn
penyakit pasien dan keluarga tidak merasa 2. Berikan edukasi menegani keluarga terhadap perubahan
cemas. Kriteria hasil: rencana perawatan kondisi
- Pasien dan keluarga tenang 3. Ajak keluarga dalam proses 2. Rencana perawatan akan
- Paisen dan keluarga dapat perawatan menggambarkan rencana
mengulangi materi yang sudah pengobatan yang dialami sehingga
dijelaskan keluarga bisa ikut membantu
- Vital sign dalam batas yang 3. Perawatan keluarga membantu
dapat diterima untuk perawatan pasien saat
- Keluarga dapat membantu pulang
selama perawatan pasien

Anda mungkin juga menyukai