Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INDERA

Kelompok 4 :
Anastasia Putri Bumulo
Estevania Putri Nento
Juniarto Sesar Pobi
Olviani Soleman
Renaldi Moha
Sopyan Laki
Sri Ewin Rahman
Windarty Niati
Suhu Tubuh Normal

Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan tetap konstan sekitar 37°C dalam
berbagai kondisi lingkungan oleh sistem pengaturan suhu dalam tubuh secara alami.
Suhu tubuh bagi tiap individu dapat bervariasi karena beberapa faktor, yaitu jenis
kelamin, usia, dan aktivitas yang dijalani individu tersebut
Diketahui bahwa suhu tubuh normal manusia adalah 36,2°C-37,5°C di mana angka
tersebut digunakan sebagai patokan suhu tubuh yang normal hingga saat ini.

 Suhu normal pada bayi, yaitu 36,3–37,7 derajat Celsius.


 Suhu normal pada anak, yaitu 36,1–37,7 derajat Celsius. 
 Suhu normal pada orang dewasa, yaitu 36,5–37,5 derajat Celsius. 
FISIOLOGI SUHU TUBUH MANUSIA
 Suhu tubuh : Perbedaan antara jumlah panas yg diproduksi o/ proses tubuh & jumlah panas yg hilang ke
lingkungan luar
 Panas secara normal diproduksi tubuh dg cara :
• Suhu tubuh proses konstan dg metabolisme basal 55%-60% energi tb ssorg digunakan untukproduksi
panas
• Sekresi hormon tiroid meningkatkan lipolisis, glikolisis meningkatkan produksi panas
• Hipoglikemia m’rangsang saraf simpatis epinefrin & norepinefrin ↑ produksi panas
• Gerakan volunter (latihan/aktivitas) ↑ kerja otot, Gerakan involunter (menggigil) gerakan otot skelet ↑
Metabolisme ↑ produksi panas
 Pengeluaran panas tb melalui 4 cara :
• Radiasi : Perpindahan panas dr st objek ke objek lain tanpa kontak langsung (gel. Elektromagnetik). Ex :
melepas pakaian/selimut VS pakaian gelap & rajutan
• Konduksi : Perpindahan panas dr st objek ke objek lain dg kontak langsung. Ex : Kompres es, mandi dg
air dingin VS pakaian berlapis-lapis
• Konveksi : Perpidahan panas ok gerakan udara. Ex : Kipas angin
• Evaporasi : Kehilangan panas via penguapan (keringat) à Hipotalamus anterior.
• Tb mempertahankan keseimbangan antara produksi & pengeluaran suhu via kontrol neural & vaskular
Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Pusat pengataruran suhu terdapat di hipotalamus otak. Ketika suhu tubuh meningkat
di atas normal, hipotalamus akan mengerimkan pesan ke kelenjar keringat untuk
meningkatkan sekresi keringat. Di saat yang sama, hipotalamus mengirimkan pesan
ke otot dinding pembuluh darah di kulit, yang menyebabkan pembuluh darah
melebar, akibatnya semakin banyak darah yang beredar di kulit membawa panas ke
permukaan tubuh. Kulit bertindak sebagai radiator panas, yang memungkinkan
panas beradiasi dari permukaan tubuh kelingkungan. Ketika suhu tubuh menurun di
bawah normal pembuluh darah di kulit menyempit sehingga lebih sedikit panas yang
di bawa ke permukaan tubuh. Saraf memerintah kan otot bergerak dengan kata lain
menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh.
 
 
Mekanisme Kehilangan dan Pembentukan
Suhu Tubuh
 Radiasi
Proses kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan dalam bentuk gelombang panas
infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik. Tubuh manusia menyebarkan gelombang
panas ke segala penjuru. Seseorang kira-kira kehingalangan panas 60% dari total kehilangan panas
(sekitar 15%) melalui radiasi bila berada pada suhu kamar yang normal. Bila suhu udara lebih
rendah dibanding suhu kulit, maka sebagian besar tubuh akan kehilangan panas secara radiasi, dan
sebaliknya bila suhu udara sama dengan suhu kulit, maka tidak akan terjadi lagi kehilangan panas
dari tubuh ke udara.
 Konduksi
Hanya sejumlah kecil (3%) panas yang biasanya hilang dari tubuh melalui konduksi
langsung atau kontak langsung dari permukaan tubuh ke bendabenda lain yang mempunyai suhu
berbeda seperti kursi atau tempat tidur.
 Konveksi
Pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi udara secara umum disebut kehilangan
panas melalui konveksi, tetapi panas pertama-tama harus di konduksi ke udara dulu sebelum
selanjutnya di konveksi. Bila tubuh terpapar angin, lapisan udara yang berbatasan dengan kulit
digantikan oleh udara baru secara jauh lebih cepat dari keadaan normal, dan kehilangan panas
melalui konveksi meningkat.
 Evaporasi
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,58 kalori (kilokalori) hilang untuk
setiap satu gram air yang mengalami evaporasi. Bahkan bila seseorang tidak berkeringat, air masih
berevaporasi secara tidak kelihatan dari kulit dan paru-paru dengan kecepatan sekitar 450 sampai
600ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 sampai 16
kalori per jam. Selain itu evaporasi juga sebagai mekanisme pendingin yang penting pada suhu udara
sangat tinggi.
 Suhu ruangan
juga sangat mempengarui penurunan suhu tubuh dan proses hilangnya panas pada tubuh.
Apabila ruangan/lingkungan yang panas maka proses radiasi dan konduksi menurun serta evaporasi
tidak terjadi sebab evaporasi sangat dipengaruhi oleh faktor kelembaban udara. Apabila kelembaban
udara meningkat maka evaporasi berkurang selain itu emosi yang tinggi dan stress dapat
mempengaruhi suhu tubuh stimulasi sistem saraf simpatis dapat memproduksi epinephrin dan
norepinephrin yang akan meningkatkan aktifitas metabolik dan produksi panas (Potter & Perry,
2009).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SUHU TUBUH
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh ada beberapa yaitu laju metabolisme basal semua sel
tubuh, laju metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot
yang di sebabkan oleh menggigil, metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh hormontiroksin
(dan sebagian kecil hormon lain, seperti hormon pertumbuhan dan testosteron) terhadapsel,
metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan
simpatis terhadap sel dan metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh meningkat nya aktivitas
kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu tubuh didalam sel meningkat, metabolisme
tambahan yang di perlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan
(efektermogenikmakanan) (Guyton & Hall, 2012).
Sebagian besar pembentukan panas di dalam tubuh dihasilkan organ dalam, terutama di hati,
otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas ini di hantarkan dari organ dan
jaringan yang lebih dalam kekulit, yang kemudian di buang keudara dan lingkungan sekitarnya
(Guyton & Hall, 2012).
Kelainan pengaturan suhu tubuh

DEM HEAT
HIPERT
EXHAU
AM ERMI
STION

HEAT HIPOTE FROSB


STROKE RMI ITE
Hipertermi
Hipertermi: adalah peningkatan suhu tubuh diatas kiasaran normal, mamacu pada
ketidakseimbangan antara penambahan panas dan penegeluaran panas.
HIPERTE
RMI
Fisiologis Olahraga
Patologis

Penambahan panas yang di


hasilkan otot-otot Hipertermi patologis dapat di karenakan
disfungsi kelenjar tyroid dan medula
adrenal, peningkatan hormon atau epinefrin,
Picu mekanisme pengeluaran panas peningkatan metabolisme basl,peningkatan
(fasodilatasi kulit,berkeringat) suhu.

Penyamaan pengeluaran dan Mafungsi pusat kontrol hipotalamus,


peningkatan panas menggurangi kemampuan
termostatuntuk mengatur suhu
Suhu inti saat olahraga lebih normal
tinggi
HEAT EXHAUSTION

Keadaan kolaps (pingsan) akibat penurunan tekanan


darah karena mekanisme pengeluaran panas yang
berlebihan
Pingsan : mekanisme tubuh memaksa aktivitas
berhenti ketika mekanisme pengeluaran pana tidak
lagi mampu menghadapi panas yang di timbulkan oleh
olahraga dan lingkungan panas
HEATSTROKE

Dapat terjadi ketika suhu tubuh meningkat


melebihi suhu kritis di antara 40,5°C-42,2°C. Karena
paparan suhu lingkungan yang tinggi, samapi
dengan tubuh tidak mampu mengkompensasi.
Demam
Demam: peningkatan suhu tubuh sebagai akibat infeksi dan peradangan

Infeksi: rangsang makrofag


keluarkan bahan kimia
( pirogen endogen
Pirogen endogen: rangsang
pelepasan postaglndin
hiputalamus: peningkatan
suhu tubuh inti (38,9C)
Inisiasi dingin: menggigil
vasokontriksi kulit sampai terjadi
keseimbangan vasodilatasi perifer,
berkeringat,kembali suhu tubuh
normal
Hipotermi
 Suhu tubuh turun di bawah normal (zona thermonetral: 36,5°C-
37,5°C)
 Suhu 34,4°C kemampuan hipotalamus untuk mengatur suhu
berkurang derastis
 Pada suhu 29,4°C kemampuan tersebut hilang sama sekali
 Hipotermia mempengaruhi hampir seluru sistem organ, terutam
sistem kardiovaskuler dan SSP.
FROSBITE
 Pendinginan berlebih salah satu bagian tubuh sampai ke tahap
timbulnya kerusakan jaringan di daerah tersebut
 Jika jaringan membeku, kerusakan akbat terganggunya sel oleh
berbentuknya cristal es atau tidak tersedianya air dalam bentuk
cair.
Jenis-Jenis Demam

Demam Ringan Demam sedang


Terjadi ketika suhu tubuh Jika suhu naik hingga
naik hingga 38˚C. 39,1˚C

Demam tingkat tinggi Hiperpireksia


Jika suhu tubuh 39,4˚C atau Jika suhu di atas 41,1˚C
lebih
Soal Kasus 1
An. T.P berumur 12 tahun datang ke rumah sakit dengan
diagnosa medis Campak, setelah di lakukan pengkajian
orang tua klien mengatakan bahwa sudah 4 hari kulit
klien timbul ruam kemerahan dan klien merasa gatal di
seluruh tubuh, klien tampak tidak bersemangat, orang tua
klien mengatakan bahwa klien kehilangan selera makan,
orang tua klien juga mengatakan bahwa klien batuk
kering, sakit tenggorokan, klien demam sejak 2 hari yang
lalu, Kulit merah, Kulit terasa hangat mata merah, klien
tampak lemah dan letih. Dari pemeriksaan TTV di
dapatkan : TD 130/80, SB : 38 ˚C, N : 105x/menit, RR :
26x/menit
SDKI SLKI SIKI
Setelah di lakukan tindakan Manajemen Hipertermia
No. DX : D.0130 keperawatan 3 x 24 jam maka Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu
Hipertermia Termoregulasi membaik dengan tubuuh akibat disfungsi termoregulasi
Kategori : Lingkungan kriteria hasil : Tindakan
Subkategori : Keamanan dan • kulit merah menurun Observasi
Proteksi • takikardi menurun •Identifikasi penyebab hipertermia (mis dehidrasi,
Definisi : • takipnea menurun terpapar lingkungan, panas, penggunaan inkubator)
Suhu tubuh meningkat di atas • suhu tubuh membaik •Monitor suhu tubuh
rentang normal tubuh • suhu kulit membaik •Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
• tekanan darah membaik •Sediakan lingkungan yang dingin
Hipertermi berhubungan
•Longgarkan atau lepaskan pakaian
dengan Proses Penyakit, di •Basahi dan kipasi permukaan tubuh
buktikan dengan •Berikan cairan oral
• Suhu tubuh diatas nilai •Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
normal (38˚C) hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
• Kulit merah dada, abdomen, aksila)
• Takikardi •Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
• Takipnea Edukasi
•Anjurkan tirah baring
• Kulit terasa hangat Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
Kasus 2
Tn TZ datang ke RS dengan keluhan nyeri saat menelan, nyeri
dirasakan sampai ke bagian telinga, klien sudah 2 hari
mengalami flu, klienQ mengatakan demam naik turun sejak 3
hari yang lalu, tampak menggigil, tampak pucat , TD : 140/80 ,
N : 105 x/ menit. RR : 25 x/ menit . saat pukul 08.00 SB : 36
˚C, Saat pukul 12.00 : 38,2 ˚C
SDKI SLKI SIKI
No. DX : D.0149 Setelah di lakukan tindakan Regulasi Temperatur
Termoregulasi tidak efektif keperawatan 3 x 24 jam maka Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Kategori: lingkungan Termoregulasi membaik dengan
Tindakan
Kategori : lingkungan kriteria hasil : Observasi
Sub kategori: keamanan •Menggigil menurun •Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
dan proteksi •Pucat menurun nadi
Definisi: •Takikardi menurun •Monitor warna dan suhu kulit
Kegagalan mempertahankan •Takipnea menurun •Mmonitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
suhu tubuh dalam rentang •Suhu tubuh membaik hipetermia
normal Terapeutik
•Suhu kulit membaik •Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan
•Tekanan darah membaik penghangat ruangan untuk menaikan suhu tubuh, jika
Termoregulasi tidak efektif perlu
berhubungan dengan proses •Gunakan kasur pendingin, water circulating blnkets,
infeksi, di buktikan dengan : ice pack atau gel pad dan intravascular cooling
catheterization untuk menurunkan suhu tubuh
• Suhu tubuh flukuatif •Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien
(Pukul 08.00 : 36 ˚C, Saat Edukasi
pukul 12.00 : 38,2 ˚C) •Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat
• Klien tampak menggigil stroke
• Klien tampak pucat •Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar
• Tekanan darah meningkat udara dingin
• Frekuensi napas meningkat Kolaborasi
• Takikardia •Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
Kasus
3

Tn. S berusia 58 tahun datang ke puskesmas, saat di


kaji klien mengatakan merasa sangat kedinginan, klien
juga mengatakan kehilangan penciumannya akibat flu,
diketahui di daerah klien saat ini sedang musim hujan,
kulit teraba dingin, klien tampak menggigil, CRT >3
detik, TD : 130/90 mmHg, SB 35,5 ˚C, N : 100x/menit,
RR : 24x/menit
SDKI SLKI SIKI
No. DX : D.0.132 Setelah di lakukan tindakan Manajemen Hipotermi
Hipotermi keperawatan 3 x 24 jam maka Mengidentifikasi dan mengelola suhu tubuh
Kategori : lingkungan Termoregulasi membaik dengan dibawah rentang normal
Sub kategori : keamanan dan kriteria hasil :
proteksi •suhu tubuh membaik Tindakan
Definisi : • suhu kulit membaik Observasi
Suhu tubuh berada di bawah • CRT membaik •Monitor suhu tubuh
rentang normal •Identifikasi penyebab hipotermi
•Monitor tanda dan gejala akibat hipotermi
Hipotermi berhubungan dengan Terapeutik
terpapar suhu lingkungan rendah di •Sediakan lingkungan yang hangat
buktikan dengan : •Lakukan penghangatan pasif (mis. Selimut,)
•Suhu tubuh di bawah normal •Lakukan penghangatan aktif (mis. Kompres
(35,5˚C) hangat, selimut hangat)
•Kulit teraba dingin Edukasi
•klien tampak menggigil •Anjurkan makan/minum hangat
•CRT >3 detik
TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai