1
PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
TERMOREGULASI
Oleh: Ibu Melyza Perdana, S.Kep., Ns., MS
➢ Tujuan pembelajaran :
Review thermoregulasi
Keseimbangan thermal
2
Suhu Inti =>Merupakan suhu tubuh yang senantiasa berada dalam
keseimbangan (equilibrium)
Suhu kulit/ permukaan =>adalah suhu kulit, jaringan kutaneus dan lemak
(suhu permukaan). Suhu ini berubah seiring perubahan pada suhu
lingkungan.
3
terjadi peningkatkan metabolisme dasar tubuh, sehingga suhu tubuh akan
meningkat.
Stress : metabolisme meningkat, maka suhu tubuh meningkat.
Lingkungan : lingkungan yang ber-AC, di bawah lampu dapat
mempengaruhi suhu tubuh. Suhu lingkungan akan menstimulus reseptor suhu
yang ada di kulit dan menstimulus hipotalamus untuk melakukan
penyesuaian.
Perilaku = ex : olahraga, ketika kepanasan kipas-kipas, kalo dingin memakai
jaket.
Menstruasi : 2 minggu sebelum menstruasi biasanya badan tidak enak. Pada
saat terjadi ovulasi progesterone meningkat, dan rahim sedang mempersiapan
diri untuk dibuahi, sehingga meningkatlah sirkulasi darah ke Rahim hal
tersebut menyebabkan suhu tubuh meningkat
Thermoregulation in Heat
transfer panas dari permukaan sebuah objek ke permukaan objek yang lain
tanpa adanya kontak langsung
4
umumnya dalam bentuk cahaya inframerah.
2. Konduksi (3%)
Transfer panas langsung melalui cairan, benda padat, atau gas dari satu
molekul ke molekul yang lain.
Panas tubuh bergerak secara konduksi melalui jaringan ke permukaan
yang lebih dingin.
Panas tubuh hilang dengan adanya kontak dengan permukaan yang dingin
Ex : ketika kita duduk di kursi terjadi perpindahan panas dari tubuh ke
kursi.
3. Konveksi (15%)
Pemindahan panas melalui udara
Dispersi panas (udara panas) yang ada di sekitar tubuh karena pergerakan
udara dan digantikan oleh udara yang lebih dingin.
4. Evaporasi (~ 22%)
Panas yang ditransfer sebagai air menguap melalui saluran pernafasan dan
permukaan kulit.
Saat keringat bersentuhan dengan kulit, efek dingin muncul seiring
keringat menguap ke udara sekitar.
Kulit yang dingin berperan untuk mendinginkan darah. Jadi misalnya kita
kompres, suhu permukaan dalam waktu lama bisa menyebabkan
perubahan suhu inti.
Lewat keringat atau napas.
5
Thermoregulation
Pasien dengan trauma kepala, jika terjadi kerusakan pada hipotalamus. Maka dia akan
terus mengalami panas atau dingin, terngantung bagian hipotalamus mana yang
terkena trauma.
6
Pengaturan Suhu oleh Hipotalamus
Sensor di CNS → CNS (apakah ada penurunan internal tubuh naik atau
turun)
7
Mekanisme Umpan Balik Negatif Hipothalamus
Berkeringat, vasodilatasi
(meningkatkan kehilangan panas)
8
➢ Respon fisiologis saat suhu panas
Pasien yang mengalami kecapekan akan diminta untuk istirahat sehingga nanti
metabolisme tubuh akan menurun.
9
➢ Gangguan Termoregulasi
1. Gangguan primer pada pengaturan suhu tubuh meliputi (Berman et. al,
2012):
• Pyrexia/Fever → suhu tubuh melebihi rentang normal
• Hypothermia → suhu tubuh kurang dari rentang normal (‹ 36,40C)->
mengarah kekematian
• Hyperpyrexia → suhu tubuh mencapai lebih dari ≥410C (mengarah
kekematian)
Hipotermia : Orang yang berada di salju akan mengalami kehilangan panas melalui
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Pyrexia : Pemberian antipyrex direkomendasikan jika suhu tubuh lebih dari 38,5.
Seorang anak yang suhunya panas seharusnya jangan diselimutin, dianjurkan untuk
pake kaos dalam saja kalo nggapake selimut tipis supaya panasnya bisa keluar.
10
➢ Penyebab Gangguan Termoregulasi :
11
Menentukan adanya perubahan pada suhu tubuh sebagai respon terhadap
terapi spesifik (misal: pemberian obat antipiretik (waktu paruh obat perlu
diingat: kapan obat mulai beraksi dan lamanya obat bereaksi, dosis obat),
terapi immunosupresif, dan prosedur invasif)
2. Komponen Pengkajian
Data demografis : Pada standart pasien safety, yang harus di ingat adalah
mengklarifikasi identitas pasien minimal nama dan tangal lahir agar tidak
terjadi salah pasien.
3. Pemeriksa
4. Alat
➢ Termometer
➢ Cover termometer (jika diperlukan)
➢ Lubrikan untuk pengukuran temperatur rektal
12
➢ Sarung tangan
➢ Tisu/kassa/ kapas alcohol
5. Lokasi
Pengkajian suhu pada bagian tubuh tertentu akan sangat mempengaruhi hasil
yang didapat
Lokasi yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu: oral, rektum,
aksila, telinga (membran timpani), dan dahi (arteri temporal).
Misal untuk pasien yang mengalami cedera kepala bisa menggunakan sensor
pengukur suhu ke vena sentral.
Suhu tubuh paling akurat diukur dengan memasukkan cateter sentral atau
perifer ke dalam pembuluh darah.
Termometer
1. Glass thermometer
- Berisi substansi merkuri yang
berbahaya (ada raksa juga)
- alat yang secara tradisional utk
pengukuran
suhu pada oral, aksila dan
- Mudah pecah
2. Digital contact thermometer
- Lebih aman, cepat dan akurat.
- Lokasi paling nyaman aksila
- Harus sering dibersihkan
menggunkan tisu
13
3. Temperatur-sensitive skin tape
Prosedur :
- Letakkan termometer di rongga mulut,
Sublingual bukan diatas lidah
- Minta pasien untuk menutup mulut
- Tunggu 3-4 menit jika afebris, 8 menit jika
febris, 15 menit setelah minum air panas/ es,
14
dan 2 menit stlh merokok
Prosedur :
15
- Masukan ujung termometer ke lubang
telinga
- Aktifkan termometer
- Hasil akan terbaca dalam 2-3 detik
16
Aksila Aman dan ✓ Waktu lebih lama (5-6 menit)
nyaman
Implementasi
1. Lakukan verifikasi order dan siapkan alat
2. Perkenalkan diri kepada pasien,
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Diskusikan bahwa hasil pemeriksaan akan digunakan untuk perencanaan
perawatan dan pengobatan berikutnya.
5. Cuci tangan dan APD
6. Berikan privasi pada pasien
17
7. Posisikan pasien pada posisi yang sesuai
8. Tempatkan termometer pada area pengukuran dengan benar, gunakan penutup
jika diperlukan
9. Tunggu sampai beberapa waktu
10. Singkirkan termometer dan buang
penutup/selubung atau basuh dengan
tisu jika perlu
11. Baca temperatur dan catat pada chart
observasi.
12. Bersihkan termometer dan simpan
kembali ke tempat penyimpanannya.
Pertimbangan Spesifik
a. Anak-anak:
- Pada anak-anak, lokasi timpanik atau arteri temporal lebih
direkomendasikan kecuali pada anak dengan infeksi telinga aktif. (paling
sering pada aksila)
- Untuk pengukuran suhu pada rektum, termometer tidak boleh masuk lebih
dari 2 cm ke dalam rektum
b. Lansia:
- Temperatur internal relatif lebih rendah dibandingkan dewasa pertengahan
karena terjadi penurunan metabolisme tubuh
18
- Suhu sangat dipengaruhi suhu lingkungan dan keadaan internal.
Termoregulasi sudah tidak sebaik saat masih muda.
- Pengukuran pada telinga tidak direkomendasikan karena banyak terjadi
perubahan pada telinga orang tua (banyak debris, lebih kering)
- Peningkatan suhu pada saat sakit relatif sedikit dan gejala lain seperti
disorientasi/bingung atau gelisah mungkin lebih akurat sbg indikasi suatu
penyakit.
19
Diagnosa Keperawatan
Domain 11.
11. S
Saf
afet
ety/Prot
y/Protect
ection
ion Class6.6.Thermoregulat
Class Thermoregulat ion
ion
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion
00254 Class 6. Ther
Risk
00254
Risk ff or
or perioperat
perioperative
ive hypot
hypothermia
hermia
(2013;
(2013; LOE 2.1)
RiskLOE 2.1)
f or perioperat ive hypot hermia
(2013; LOE 2.1)
Original
Original literature supportsavailable
literature upportatavailable
w w w .n an dat
a.or
w g w w .n an d a.or g
20
11. Safety/P
11. Safety/P
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion Class 6. Thermoregulat ion
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion
00005 Class 6. Thermoregulat ion
00005f or imbalanced body t emperat ur e
Risk
(1986, 2000, 2013; LOE 2.1)
Risk f or imbalanced body t emperat ur e
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion Class 6. Thermoregulat ion
(1986, 2000, 2013; LOE 2.1)
00005
Risk f or imbalanced body t emperat ur e
Def init
(1986, ion 2013; LOE 2.1)
2000,
Vulnerable t o f ailure t o maint ain body t emperat ure w it hin normal
Def initers,
paramet ionw hich may compromise healt h.
Vulnerable t o f ailure t o maint ain body t emperat ure wit hin normal
Def init ion
paramet ers,t which
Vulnerable mayt ocompromise
o f ailure healt h.
maint ain body t emperat ure w it hin normal
Rentan terhadap kegagalan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam parameter
paramet ers, w hich may compromise healt h.
Risk Fact ors
normal, yang dapat membahayakan kesehatan
■ Acute
Risk brain
Risk Fact ors injury
Fact ors ■ Increase in oxygen demand
■ Alteration in metabolic rate ■ Increased body surface area to
■ Acute brain injury ■ Increase in oxygen demand
■ Condition
■
■ Acute brain
Alteration affecting
in injury
metabolic rate weight
Increase
■■ Increased
ratio
in oxygen
body demand
surface area to
■ temperature regulation
Condition affecting ■ wInefficient
eight rationonshivering
■ Alteration in metabolic rate ■ Increased body surface area to
temperature
■ Decreased regulation
sweat response ■ Inefficient nonshivering
thermogenesis
Condition sw
■ Decreased
■ affecting
eat response weight ratio
thermogenesis
■ Dehydration
■ Dehydration
Insufficientsupply
■ Insufficient supplyofof
temperature regulation ■■ Inefficient nonshivering
■ Extremes of
■ Extremes of ageage subcutaneous
subcutaneous fat fat
■
Decreased
■ Extremes
Extremes11.
■Domain ofsweat response
environmental
of environmental ■
thermogenesis
Pharmaceutical
■ PharmaceuticalClass agent
agent 6. Thermoregulat i
Saf et y/Prot ect ion
Dehydration
■ temperature
temperature Insufficient
■■ Sedation
■ Sedation
supply of
Domain
■ 11.
Extremes ofSw
Extremes of age
■00007
af et y/Prot
eight ect ion ■ Sepsis Class
subcutaneous 6. Thermoregulat
fat ion
■ Extremes
■ Inactivity of weight Sepsis
■■ Vigorous activity
■ Domai
Extremes of n
00007
■
■ Inappropriate
Inactivity 11. for
environmental
clothing Saf et y/P r ot ect i on
Pharmaceutical
■ Vigorous
■ activityagent C
Hypert hermia
environmental temperature
■ temperature
Inappropriate
00007
Hypert
(1986, 2013;clothing
hermia LOE 2.2) for ■ Sedation
Extremes
(1986,
Hyper2013;ofLOE
■ environmental weight mi a ■ Sepsis
t temperature
2.2)
her
11. Safety/Protection
■ Inactivity
(1986, ■ Vigorous activity
2013; LOE 2.2)
■ Inappropriate clothing for
11. Safety/Protection
environmental
Def
Def init
init ionion
temperature
Core
Core body
body t emperat ure above t he diurnal
normal diurnal range
f ailuredue t o f ailur
ofDeft it emperat
nit io
hermoregulat
ure above
n
ion.
t he normal range due t o
of t hermoregulat ion.
Cor e body t emper at ur e above t he nor mal di
11. Saf ety/ Prot ect ion
Suhu tubuh inti di bawah kisaran harian normal karena kegagalan termoregulasi
Def ining Charact erist ics
Def ining
Def i niCharact
ng C erist
har ics
act er i st i cs Class 6: Thermoregulat ion 427
■■
■
Acrocyanosis
Acrocyanosis
Acr ocyanosi s ■ Increase in oxygen
■ Increase in oxygen ■ I ncr ease
■
■■ Bradycardia
Bradycardia
Br adycar di a consumption
consumption consum
■
■■ Cyanotic
Cyanotic
Cyanot nail
nailbeds
c nai l beds■ Peripheral
ibeds vasoconstriction
■ Peripheral vasoconstriction
■ Per i phe
■■ Decrease
■ Decreaseininblood
Decr eas e
blood glucose
i n bl level
level ■ Piloerection
ood
glucose gl ucos e l
■ Piloerectionevel ■ Pi l oer ec
■
■ Decrin
Decrease
■ Decrease eas e i n vent i l at
inventilation
ventilation i■on
Shivering
■ Shivering ■ Shi ver i n
■
■ Hyper t ensi on
Hypertension
■ Hypertension ■ Skin
■ Skin cool
cool to touch
to touch ■ Sk i n coo
■ Hypogl
■ Hypoglycemia
■ Hypoglycemia
ycemi a ■ Slow capillary refill
■ Slow capillary refill
■ Sl ow ca
■ Hypox i a
■ Hypoxia ■ Tachycardia ■ Tachyca
■ Hypoxia ■ Tachycardia
■ I ncr eas
■ Increase e i n met
in metabolic rate abol i c r at e
■ Increase in metabolic rate
Related
Relat
Accident
ed Fact
Accidental
Fact ors
ors
Lowal Low
Body Bodyin
Temperature T Children
emperat ure in Children and Adu
and Adults
Related factors:
Accidental Low Body Temperature in Children and Adults
■
■ MM ild ihypothermia,
l d hypotcore her mi a, cor e
■ Severe hypothermia, core■ Sever e h
■ ■MAlcohol
ild
t emperconsumption
hypothermia,
temperature at ur
32-35 core
°C
e 32-■35 ■ °C
Insufficient
Severecaregiver knowledge
hypothermia,
temperature <30 °C core t emper a
■ Alcohol consumption ■ Insufficient caregiver knowledge
M oder
■ ■temperature
■ MDamage
oderate 32-35 °C
at e hypot
to hypothalamus
hypothermia, her mi a, cor
temperature
core of hypothermia <30 °C
e
prevention
■ Damage
■ ■M t emper
oderate to
temperature hypothalamus
at ur
hypothermia,
30-32 °C
e 30-
core 32 of
°C hypothermia prevention
Decrease in metabolic rate ■ Insufficient clothing
Decrease
■ temperaturein
■ Economically
Injured metabolic
Adult30-32 s°C rate Children
disadvantaged
and ■ Insufficient clothing
■ Insufficient supply of
11. Safety/Protection
t emper
■ ■Extremes
temperatureof ageat ur
<35 °C e <35 °C subcutaneous fat
temperature <32 °C t emper a
■ Extremes of weight
Hypothermia, core ■ Low environmental
■ Severe hypothermia, core
Safety/Protection
Extremes
■ ■temperature
Neonat of weight
es
Heat transfer
Neonates (e.g.,°C
<35 conduction, ■ Low environmental
temperature
temperature <32 °C
■ Gr
■ Heat
Grade ade
transfer
1 1
(e.g.,hypot
hypothermia, her
conduction,
core mi a, cor
temperature
■ Infant weith I nfant w
insufficient■w eight
convection, evaporation,
Neonates
t emper36-36.5 at ur e
■ Malnutrition
°C (<30 g/ d)
temperature
convection, evaporation, °C36- 36.5 gain
■ M alnutrition
gai n ( <3
radiation)
■■ Grade
■ Pharmaceutical agent
■ Grade12hypothermia,
Gr ade 2 hypot
hypothermia, core her
core ■ Infant
mi a, with insufficient weightI r r i t abi l i
cor e
■ Irritability ■
radiation)
Inactivity
■temperature
t emper
temperature36-36.5 at ur
35-35.9 °C°C
e 35- ■ ■ Pharmaceutical
Radiation
35.9 gain°C(<30 g/ d)agent
■ Jaundice ■ Jaundi c
■
■■ Inactivity
■ Grade
Gr ade
Grade 3 hypot
23hypothermia,
hypothermia, core her
core ■Radiation
■mi
■ Trauma a, cor e
Irritability
■ M etabolic acidosis
■ M et abo
t emper at ur e 34- 34.9 Trauma°C ■ Pal l or
temperature35-35.9
temperature 34-34.9 °C°C ■ ■ Pallor
■ Jaundice
■ Neonates
Gr ade 4 hypot her mi a, cor e ■ Respi r at
Grade34hypothermia,
■■ Grade hypothermia, core
core ■ M Respiratory
■ etabolic distress
acidosis
■ Delay
Neonates
t in
emper breastfeeding
at ur e <34 ■ °C
Increase in pulmonary vascular
temperature34-34.9
temperature <34 °C °C ■ Pallor
I nfant
■ ■ Early
■ Delay
■ Infant bathing
in ofw i t h i ns
newborn
wbreastfeeding
ith insufficient uffi
energy ■ ci ent
resistance ener
(PVR)
Increase in gy vascular
pulmonary
■ Gradet o 4
maihypothermia,
nt ai n core
s uck i ng■ Respiratory distress
■ ■toHigh risk out ofsucking
maintain
Early bathing<34
temperature
Immature
■High risk stratum
out
°C
hospital birth
of newborn
corneum
of hospital birth
22 ■ Ineffective vascular control
resistance (PVR)
■ Inefficient nonshivering
■■ Infant with insufficient energy ■ Ineffective vascular control
428■ Increased
Do body
mai surface
n 11: area to
Saf etthermogenesis
y/Pr o t ect i o n
■ Immature
428 Domainstratum
11: Saf etcorneum
to maintain sucking y/Prot ect ion ■ Inefficient nonshivering
■ weight ratio
Increased body surface area to ■ Unplanned out-of-hospital birth
thermogenesis
■ Increase in oxygen demand
halamus of hypothermia
convection, prevention
evaporation, ■ Malnutrition
bolic rate ■ Insufficient clothing
radiation) ■ Pharmaceutical agent
advantaged ■■ Insufficient supply of
Inactivity ■ Radiation
subcutaneous fat ■ Trauma
ht Low environmental
■Neonates
, conduction, temperature
■ Delay in breastfeeding ■ Increase in pulmonary vascular
oration, Malnutrition
■■ Early bathing of newborn resistance (PVR)
Pharmaceutical
■■ High agent birth
risk out of hospital ■ Ineffective vascular control
■■ Immature
Radiationstratum corneum ■ Inefficient nonshivering
■■ Increased
Trauma body surface area to thermogenesis
weight ratio ■ Unplanned out-of-hospital birth
■ Increase in oxygen demand
eding ■ Increase in pulmonary vascular
ewborn resistance
Original (PVR)
literature support available at w w w .nanda.or g
ospital birth ■ Ineffective vascular control
m corneum ■ Inefficient nonshivering
rface area to thermogenesis
■ Unplanned out-of-hospital birth
n demand
23
body t emperat ure below t he normal diurnal range, w hich may com-
ption Insufficient
■ promise
Risk Factors clothing
healt h.
halamus ■ Insufficient supply of
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion Class 6. Thermoregulat ion
Domain
Risk Factors 11. Saf et y/Prot ect ion Cla
advantaged ■ Alcohol
subcutaneous
00253 consumption
fat ■ Insufficient clothing
■ Risk
00253 Fact ors
Damage to hypothalamus ■ Insufficient supply of
■ Low
Risk f orenvironmental
hypot hermia
■(2013;
R Alcohol
■Economically
isk LOE 2.1)consumption
f or disadvantaged
hypot hermia ■ Insufficient clothingfat
subcutaneous
ght ■ temperature
Alcohol
Damage to
■Extremes
■ (2013;
consumption
hypothalamus
ofLOE
age 2.1)
■ Insufficient clothing
■ Insufficient supply of
■ Low environmental
■ Damage to hypothalamus ■ Insufficient supply of
g., conduction, Malnutrition
■■■ ■Extremes
Economically
Economically disadvantaged
of weight
disadvantaged subcutaneous
temperature
subcutaneousfat fat
oration, ■■■Def Extremes
init ion of
Pharmaceutical
■Heat transfer
Extremes of age conduction, ■ Low
(e.g.,agent
age environmental
■ ■Malnutrition
Low environmental
Vulnerable t o a f ailure of t hermoregulat ion t hat may result in a core
■ Extremes
convection,
Extremes of weight
ofevaporation,
weight temperature
■ Pharmaceutical
temperature agent
■■body
Radiation
Def t emperat
init ure below t he normal diurnal
ion range, w hich may com-
Heat transfer
Heat
■radiation)
■promise transfer
healt h. (e.g.,
(e.g.,conduction,
conduction,■ Malnutrition
Vul nerabl e t o a f ai■l ur
Malnutrition
■Radiation
■ Trauma
convection, evaporation,
convection, evaporation,
e of t h er mo regu l at i on
■ Pharmaceutical
■ Pharmaceutical agent agent
■ Inactivity ■ Trauma
body t emperat ure bel ow t he normal di urnal
giver radiation)
Rentan terhadap kegagalan
radiation) termoregulasi
t h. yang
■ Radiation
dapat mengakibatkan suhu tubuh inti
■ Radiation
■
RiskInsufficient
promi
Fact ors caregiver
s e heal
■ Inactivity ■ Trauma
Domaindi11.
pothermia Saf et y/Prot
Inactivity
■knowledge
bawah kisaran harianect ion
yang
of hypothermia Class
Trauma
normal, yang ■dapat 6. Thermoregulat
membahayakan kesehatan ion
■ Insufficient caregiver
■ ■ Alcohol :consumption
Insufficient
prevention caregiver ■ Insufficient clothing
00253 Risk factors
knowledge
■ Damage to hypothalamus
of hypothermia ■ Insufficient supply of
R isk
knowledge
prevention
■ Economically
Fact ors
ofdisadvantaged
hypothermia subcutaneous fat
Risk f Children
or hypot
Domain
Domain and Adults:
11.hermia
Saf et11. Accidental
y/Prot ect
S ion
af et y/P Classect
rot 6. Thermoregulat
ion ion Clas
Accidental ■ prevention
Extremes
Children and of age
Adults: Accidental ■ Low environmental
■
(2013; LOE ■ Mild
2.1) hypothermia,
Alcohol
Extremes
00253
■ of weightcons core umption Severe hypothermia, core ■ Insuffi
■temperature
11.
a, core 00253
■ Severe
Mild
■ Children hypothermia,
hypothermia, core core ■ Severe hypothermia, core
■■ temperature
Heat and Adults:
transfer
Damage (e.g.,Accidental
approaching
conduction, 35 °C ■ Mtemperature
to hypothalamus alnutrition approaching 30■°C Insuffi
11.Saf
Risk
R isk f or
temperature hypot
f or hermia
approaching
hypot 35 °C
hermia temperature approaching 30 °C
roaching 35 °C ■(2013; ■ convection,
Mild
temperature
■Moderate
Economically
LOE 2.1)
evaporation,
hypothermia, core coredis
approaching
hypothermia, 30 ■°C
■ Pharmaceutical
Severe hypothermia, core
advantaged agent subcut
Safet
11. Saf et y/ Prot ect ion
ModerateLOE
■ radiation)
(2013; hypothermia, 2.1)core ■ Radiation
Extremes
temperature
■temperature approaching of 35 °C °C■ temperature
32°C
age approaching 30 °C ■ Low e
et y/
■Insufficient
Def initChildren
■ ion
°C Children
roaching 32Vulnerable
Prot ection
Heat and
andAdults:
Adults:
oftrans Injured
Injured Patients
fer Patients
(e.g.,
■ knowledge
Def temperature
tinit
o aion f ailure hypothermia
approaching 32 °C
of t hermoregulat ionconduction,
t hat may result in a core ■ M alnu
Hypothermia,
body t emperat
Hypothermia,
■■ prevention
Def convection,
ureinit below
core
ioncoretempera-
tempera-
t he evaporation,
normal
■ ■Severe
diurnal
Severehypothermia,
range,
hypothermia,core
w hich may
core ■ Pharm
com-
Vulnerable t o a f ailure of t hermoregulat ion t
°C a f ai l urtemperature hat may result in a core °CRadiat
njured Patients
promise body
ture
Children
Vul
ture
Children
healt
approaching
nand
radiation) er Adults:
approaching
and
th.
emperat
abl
Adults: 3535t°C
Injured
e
AccidentalPatients
o
ure below t he normal
temperature
e
diurnal
of t her
range,t w may com- 32 °C
approaching
mor egul
approaching
hich normal
32
■ at i on t h
ion11. Safety/Protection
temperature
temperatureapproaching approaching 35 °C tempera
tempe
Children andtemperature
Adults:
36.5 °C
Accidental
approaching 32 °C
core
■ M oderate hypothermia, core
■ M oderate hypothermia, 24 35.0 °C
temperature
■ M ild hypothermia, core
approaching 32 °C
■ Severe hypothermia, core
Children and Adults: Injured Patients
Children
temperature and Adults
approaching
■ Hypothermia, 35 °C :
core tempera- ■ temperature
Severe approaching 30 °C
Injured Patients
hypothermia,
■430 Domain 11: S
Hypothermia, af et
core y/P rot ect ion core
tempera- ■ Severe h
temperature approaching 32 °C
Definition
Def
Def initinit
ion ion
Temperature
Temperat
Temperat fluctuation
ure
ure f luct uat fion
luct between
betuat
w eenion hypothermia
bet
hypot ween
hermia and hermia.
hypot
and hypert hyperthermia.
hermia and hyper
Definition
Fluktuasi suhu antara hipotermia dan hipertermia
Temperature
Def
Def ining fluctuation
Charact
ining C erist ics between
haract hypothermia and hyperthermia.
erist ics
Defining Characteristics
■ Cyanotic nail beds ■ M oderate pallor
■ Cyanotic nail beds ■ Moderate pallor
■■ Fluctuations
Cyanotic in body
nail beds tempera- ■ Piloerection
■ Moderate pallor
■ Fluctuations
ture above and belowin thebody tempera- ■ Piloerection
■ Reduction in body temperature
■ Fluctuations
ture range in body
above and below thetempera- ■ Piloerection ■ Reduction in bod
Defining Characteristics
normal
ture above
below normal range
■ normal
Flushed skin and
range below the ■ Reduction in body
■ Seizures belowtemperature
normal ran
■
■ Flushed
normal range
Hypertension skin ■ Skin below touch■ S
cool to normal eizures
range
■
■■
■ Hypertens
Increase
Cyanotic
Flushed inskin
body
nail ion
temperature
beds ■ Skin
■ ■warm
Moderate
Seizures ■ Skin cool to touc
to touch pallor
■ above normal
Increas e range
in body ■ Slow capillary refill
temperature ■ Skin warm to tou
■
■
■
Hypertension
Fluctuations
Increase in normal in body
respiratory tempera-
rate
■ Skin cool to touch
■ Piloerection
■ Tachycardia
above range ■ Slow capillary ref
■■ Increase
MIncreas in
ild shivering body temperature ■ Skin warm to touch
■ ture above
above and below the
e in respiratory rate ■ Reduction
capillaryinrefill
body temperature
■ Tachycardia
■ Mildnormal range
shivering ■ Slow
normal range
■ Increase in respiratory rate 25 ■ below normal range
Tachycardia
Relat ed Fact ors
Flushed
■■ Mild skin
shivering Seizures
■
R elat ed Fact ors
■ Hypertension
■ Extremes of age ■ ■ Skin cool to touch
Illness
■ Fluctuating environmental ■ Trauma
■ Flushed skin ■ Seizures
■ Hypertension
Domain 11. Saf et y/Prot ect ion ■ SkinClass
cool 6.
to Thermore
touch
■ Increase in body temperature ■ Skin warm to touch
00008
above normal range ■ Slow capillary refill
Inef f ect ive
■ Increase t hermoregulat
in respiratory rate ion■ Tachycardia
(1986)
■ M ild shivering
26
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA DAN ARTERI
Oleh: Bpk Syahirul Alim, S.Kp., MSc. PhD
A. PRINSIP-PRINSIP DASAR
1. Self-safety & Patient safety
a. Self-safety
27
yaitu ketika tenaga kesehatan terkena jarum suntik baik yang sudah terpakai
atau yang belum terpakai. Kalo yang belum terpakai kan sudah terisi obat, jadi
bisa bahaya terutama kalo kita ada alergi obat tertentu. Kalo yang sudah
terpakai bisa menimbulkan infeksi nosocomial. Jika terjadi NSI, segera lapor
ke perawat ruangan, kepala ruangan atau ke CI (clinical instructure). Selain itu
juga penting menjaga self-safety terutama di ruang isolasi misalnya ruang
isolasi HIV.
b. Patient safety
Kita harus memperhatikan keselamatan pasien terutama lokasi
pengambilan serta usia pasien. Misalnya saja anak-anak dan dewasa biasa
diambil di media cubital berbeda dengan bayi yang bisa di permukaan kepala,
dorso pedis, tarsal ataupun di jari. Pada lansia pembuluh darah sudah tidak
elastis sehingga jarum sulit untuk masuk. Perhatikan juga identitas pasien,
lihat gelang tangan pasien. Kalau ada kesalahan langsung laporan yaa.
c. Sharp disposal procedure
Yaitu prosedur atau penanganan untuk
membuang benda-benda tajam yang terkait
dengan tindakan contohnya jarum suntik
dan ampule. Biasanya dibuang ke container
warna merah berlambang biohazard.
28
2. Lokasi Pengambilan/Penusukan
• Hematoma
• Daerah edema
Perlu dihindari karena pada daerah edema terdapat cairan, maka kita
tidak bisa ambil darahnya, malah ambil cairannya. Itu tidak boleh.
29
• Lengan pada sisi mastectomy (pengangkatan payudara)
4. Metode Pengambilan
a. Syringe
30
*1ml biasanya digunakan untuk mengambil insulin.
- Ukuran Jarum
31
c. IV line
32
3. Pasangkan pengalas di bawah tangan untuk menghindari darah
tercecer dan mengotori kasur
4. Gunakan sarung tangan
5. Pasangkan torniket di lengan pasien dengan jarak 5-10 cm dari area
penusukan, ajak pasien untuk menggenggam tangan agar vena dapat
terlihat
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Bersihkan area tusukan dengan alkohol swab dengan gerakan sirkuler
(melingkar ke arah luar) atau gentle swab (sekali usap dengan 1 arah)
8. Persiapkan spuit dengan benar, dan memeriksa kondisi spuit dalam
keadaan baik atau tidak dengan cara dorong plung dan kencangkan
jarum
9. Fiksasi letak pembuluh darah dengan menekan menggunakan ibu jari
menarik kulit di area distal penusukan kurang lebih 3 cm, tekan
sampai kulit di atas vena menegang
10. Memulai penusukan (sudut pengambilan 15- 30 derajat) jika posisi
tepat maka darah akan keluar dengan sendirinya, tinggal menarik
secara perlahan. Lakukan reposisi jika darah belum keluar
11. Saat darah sudah cukup Lepaskan torniket dan buat tangan pasien
rileks kembali
12. cabut jarum dan siapkan alkohol untuk menghentikan pendarahan,
tutup jarum agar tidak meluka siapapun
13. fiksasi dengan perban atau hepatik
14. pindahkan darah dari spuit ke vaccutainer (biarkan darah berpindah
sendiri ke dalam ruang hampa vaccutainer)
15. goyangkan agar tercampur dengan heparin dalam tabung, jangan lupa
berikan label agar tidak terjadi kekeliruan.
33
D. PENGAMBILAN DARAH ARTERI
1. Tujuan : mendapatkan spesimen darah arteri untuk dilakukan sebagai
pemeriksaan diagnostik
2. Lokasi pengambilan
a. Arteri Radialis : merupakan tempat yang biasanya digunakan untuk
pengambilan spesimen darah karena arteri lebih besar dibandingkan
ulnaris
b. Arteri Brachialis : agak sulit jika melewati lokasi ini karena letak arteri
sudah lebih menjorok kedalam
c. Arteri Femoralis : arteri ini terletak di paha, dalam pengambilannya
tergolong mudah untuk dilakukan tetapi beresiko tinggi karena mudah
sobek
d. Arteri Dorsalis Pedis : biasanya dilakukan pada bayi
3. Tes Allen
- Tes ini dilakukan sebelum pengambilan darah arteri. Tujuannya untuk
mengetahui kecukupan pengisian darah oleh arteri
- Pastikan saat pengambilan darah tidak terkontaminasi dengan udara
luar. Berikut contoh alat pengambilan darah arteri
34
- Cara :
1. Pasien diminta untuk mengepalkan telapak tangan
2. Tekan arteri radialis dan ulnaris menggunakan 2 jari tengah
dan telunjuk
3. Saat ditekan kedua arterinya instruksikan pasien untuk
membuka kepalan telapak tangan dan periksa apakah berwarna
pucat, lalu lepaskan tekanan jari pada arteri ulnaris. Jika warna
telapak tangan kembali memerah dalam waktu 5-15 detik maka
menunjukkan bahwa arteri ulanris memiliki aliran darah yang
baik.
4. Alat
- Spuit aspirasi 0,5 ml
- Heparin 1:1000 unit/ml
- Karet
- Alkohol swab
- Hepatik perban fiksasi
- Alkohol
5. Cara
- Bersihkan tangan menggunakan alkohol dan gunakan sarungtangan
- Lakukan tes alen
- Bersihkan area penusukan menggunakan alkohol swab. Ambil spuit.
- Sudut pengambilan kira kira 30 derajat, lakukan reposisi jika darah
belum keluar (pada pengambilan spesimen arteri tidak diperlukan
35
tarikan punger yang kuat karena sudah ada tekanan yang besar dari
pembuluh arteri.
- Jika sudah cukup dalam pengambilan spesimen darah, usukkan spuit
ke karet agar spesimen tidak terkontaminasi dari udara luar
- Fiksasi menggunakan kapas dan hepatik perban pada area penusukan
dan tekan beberapa saat untuk menghentikan pendarahan
- Jangan lupa untuk memberikan label agar tidak terjadi kekeliruan
Silakan nambah materi dari link berikut teman-teman, supaya lbh jelas 😊
https://www.youtube.com/watch?v=narzmREihWI&t=64s
https://slideplayer.com/slide/3564542/
36
PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Oleh : Ibu Crhistantie Effendy
A. Pengertian
Keperawatan Medikal Bedah :
- Medical Surgical Nursing (Keperawatan Medikal Bedah)
- Adult Nursing (Keperawatan Dewasa)
Pasien bangsal penyakit dalam : kondisi lebih terlihat parah (lemas, lesu)
37
B. Bagian dari TEAM
- Sebagai pemberi pelayanan profesional dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat profesional (belajar terus menerus, seperti
mengikuti seminar dan terus berusaha meningkatkan knowledge dan sikap
terus menerus).
- Bekerja sama dengan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup
kewenangan dan tanggung jawabnya. (belajar dan bekerjasama dengan profesi
lain) diatur dalam Kode Etik Keperawatan
C. Diagram Hierarki Maslow
38
CLIENT
DEWASA
Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):
39
E. Pelayanan keperawatan berupa BANTUAN diberikan dengan alasan
• Kelemahan fisik
• Kelemahan mental (contoh : pasien dengan stricture urethra) biasanya pada
pasien yang memiliki penyakit yang tidak kunjung sembuh. Biasanya pasien
yang mengidap penyakit yang lama proses penyembuhannya, akan mengalami
gangguan pada mental mereka. Gangguan mental disini bukan berarti ia
menjadi orang yang sakit jiwa, namun pasien akan merasa seperti bukan
dirinya sendiri, mudah merasa frustasi, dan emosinya akan terganggu. Hal ini
yang menyebabkan perawat juga perlu memahami keadaan mental dari
pasien.
• Masalah psikososial
• Keterbatasan pengetahuan
• Ketidakmampuan dan ketidakmauan melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri akibat gangguan patofisiologis
(CHS, 1992)
40
G. Dasar Pengetahuan yang Harus Dimiliki
1. Konsep sehat-sakit
2. Konsep manusia dan kebutuhan dasar manusia
3. Anatomi dan fisiologi manusia
4. Patofisiologi penyakit
5. Konsep stress-adaptasi : kapan pasien stress kapan pasien dapat
beradaptasi
6. Tugas perkembangan usia dewasa
7. Proses keperawatan dan penerapannya
8. Komunikasi terapeutik
9. Konsep kolaborasi dan manajemen keperawatan
Perawat sebagai advokat saat terdapat kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi,
kebutuhan pasien meliputi :
41
3. Adaptasi psikologi dan interaksi sosial
4. Spiritual, perasaan ikut terhubung
1. Mencegah penyakit
2. Mencegah berkembangnya penyakit dan disfungsi
3. Membantu rehabilitasi
4. Membantu klien untuk menjalani kematian dengan nyaman dan positif
H. Kasus yang dihadapi oleh perawat Medikal Bedah
• Trauma
• Keganasan penyakit
• Gangguan system imun
• Gangguan system organ
• Penyakit degenerative
• Assessment
• Diagnosis
• Planning : outcomes
• Planning : intervention
• Implementation
• Evaluation
42
Apapun yang akan kita lakukan nanti, baik menjadi perawat di medical bedah,
anak, jiwa, komunitas, dll; kita akan bekerja sebagai sebuah team bersama
dengan tenaga kesehatan lain. Jadi semangat CFHC!
J. Perawat Profesional
Jadi, seperti yang sudah kita pelajari di blok 1.1 tentang menjadi
seorang perawat professional, ada banyak factor yang akan menjadikan kita
sebagai seorang perawat yang professional, salah satunya adalah berfikir
kritis.
Apa saja sih yang harus kita lakukan dalam keperawatan untuk
menunjukkan kalau kita sudah berfikir kritis? Diantaranya adalah:
43
Contoh berfikir kritis:
• Apa saja informasi yang saya perlukan untuk menyelesaikan masalah klien?
• Bagaimana saya menginterpretasi informasi ini? Apakah informasi ini
berguna untuk menyelesaikan masalah? Apa yang informasi ini berikan untuk
saya?
• Apakah saya menemukan hal yang penting dari informasi ini?
• Apakah saya sudah mengumpulkan semua hal dan informasi yang penting?
Apakah saya melewatkan sesuatu yang penting? → pertanyaan ini akan
membuat kita mengecek segala sesuatu dua kali.
• Apakah kondisi pasien ada yang harus saya segera laporkan? Apakah saya
membutuhkan asisten lain untuk membantu saya?
• Apakah pasien ini memiliki resiko lain? Manakah yang paling menonjol?
Apakah yang harus saya lakukan untuk mengurangi resiko tersebut?
• Apakah kemungkinan komplikasi yang harus saya antisipasi?Apakah masalah
yang paling penting di situasi ini?
• Apakah pasien dan keluarga pasien mengenali masalah yang sama?
• Apakah hasil terbaik bagi pasien ini? Dari berbagai hasil, mana hasil yang
terbaik? Apakah pasien memiliki pemikiran yang sama dengan saya mengenai
hasil yang akan muncul?
• Apakah tindakan pertama saya dalam situasi ini?
• Bagaimanakah saya akan menyusun perawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal?
• Apakah disini terdapat resiko yang disebabkan oleh factor umur dan
membutuhkan pendekatan khusus?
• Apakah ada budaya yang harus saya pertimbangkan dalam pemberian
perawatan pada pasien ini?
• Apakah dinamika dari keluarga pasien akan mempengaruhi proses perawatan
yang akan saya berikan?
• Apakah sudah ada research mengenai subject ini?
44
K. Peran Penting Perawat dalam Long Term Care
45
CASE STUDY: MANAJEMEN DAN ASKEP PADA HIPERTERMI,
HIPOTERMI, DAN IMBALANCE BODY TEMPERATURE
Oleh: Dr. Henny SP, S.Kp., M. Kes
A. HYPERTHERMIA
1. Kasus 1
Ny. S datang ke UGD dengan keluhan diare selama 2 hari. Klien
berumur 50 tahun dan mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer
berlendir dengan frekuensi 6-8 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi
perawat, badan klien panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya
kembali, klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD 110/70 mmHg, nadi:
78x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 38,80C. Keadaan umum: lemah, mukosa
bibir kering, turgor kulit kering. Intake cairan 5 gelas/hari. Infus NaCl 20 tpm.
Urin output 6-7x/hari (kurang lebih 1400 cc) berwarna kuning jernih.
a. Pengkajian
➢ Nama : Ny. S
➢ Umur : 50 tahun
➢ Data
✓ Objektif
• TD 110/70 mmHg, nadi: 78x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 38,80C
• Intake cairan 5 gelas/hari
• Infus NaCl 20 tpm
• Urin output 6-7x/hari (kurang lebih 1400 cc) berwarna kuning
jernih.
• Diare selama 2 hari dengan BAB encer berlendir dengan
frekuensi 6-8 kali setiap hari dikarenakan sebelumnya makan
makanan pedas.
✓ Subjektif
• Badan panas dan lemah
46
• Warna dan bau feses khas
• Mukosa bibir dan turgor kulit kering
b. Diagnosa Prioritas
Hyperthermia berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi dan
penyakit ditandai dengan suhu tubuh pasien >370C, badan lemah (letargi),
mukosa bibir kering dan turgor kulit kering, serta diare.
2. Kasus 2
Seorang laki-laki berusia 74 tahun, post operasi laparatomi hari ke-10.
Saat ini luka operasi tampak kemerahan mengalami dehiscence dan tampak
nanah pada luka, dan pasien mengalami sepsis. TD 150/90 mmHg, nadi
100x/menit, pernafasan 24x/menit, dan suhu 39,40C. Badan pasien terasa
panas, intake cairan peroral 500ml/24jam. Infus NaCl : aminofluid, 1 : 1, 20
tpm, urin output 1800 ml/24 jam. Hasil pemeriksaan lab AL (angka leukosit) :
30.000.
a. Pengkajian
➢ Nama : Tn. A
➢ Umur : 74 tahun
➢ Data
✓ Objektif
• TD 150/90 mmHg, nadi 100x/menit, pernafasan 24x/menit, dan
suhu 39,40C
• Angka leukosit 30.000
• Intake cairan peroral 500ml/24jam
• Infus NaCl : aminofluid, 1 : 1, 20 tpm
• Urin output 1800 ml/24 jam
• Post operasi laparatomi hari ke-10
• Mengalami sepsis
✓ Subjektif
47
• Luka operasi tampak kemerahan mengalami dehiscence dan
tampak nanah
• Badan terasa panas
b. Diagnosa Prioritas
➢ Hyperthermia berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi dan
sepsis (infeksi penyakit) ditandai dengan suhu tubuh pasien >370C
dan kulit memerah.
➢ Ketidakseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
48
Intervensi tambahan:
a. Heat/cold application (dikompres dengan air hangat pada aksila dan
selangkangan karena disitu banyak terletak pembuluh darah besar.
Prinsip mekanisme hilang panas berupa konduksi. Kompres jangan
menggunakan air dingin, karena justru akan membuat suhu tubuh turun
drastis namun cepat kembali panas lagi. Otak sudah memiliki set point
tersendiri yakni feedback negatif)
b. Manajemen nutrisi
c. Terapi oksigen
d. Peripherally inserted central (PIC) cathether care (jika ada infus)
e. Manajemen kejang
f. Pencegahan kejang
g. Total parenteral nutrition (TPN) administration (kalau pasien tidak bisa
makan melalui oral)
B. HYPOTHERMIA
1. Kasus 1
Bayi Ny. S dirawat karena lahir dengan usia 32 minggu (preterm)
BB 2000 gram, tidak menangis, tidak ada respirasi spontan. Bayi Ny. S
dirujuk ke RS. Kondisi saat ini RR: 44x/mnt, N: 120x/mnt, S: 35,20C. akral
dingin, kulit kering. Ibu mengatakan badan anaknya terasa dingin. BAK +-
9kali/hari, warna kuning, jernih, dan berbau khas. Sedangkan BAB +- 8
kali/hari, warna kekuningan dengan konsistensi lembek. Hasil pemeriksaan
lab: GDS 66mg%, Hb 15,9 gr %, Leukostit 7.900 mm3. Infus: D5% 6
tetes/mnt. Terapi yang dilakukan Inj: Ampisilin 2x100 gr, Ca glucose 1x1cc,
Vitamin K 1x1 mg, Dopamin 3u, Oksigen 1 liter.
49
a. Pengkajian
➢ Nama : Bayi Ny. S
➢ Umur : 32 minggu
➢ Data
✓ Objektif
• Lahir dengan usia 32 minggu (preterm)
• BB 2000 gram
• RR: 44x/mnt, N: 120x/mnt, S: 35,2OC.
• BAK +- 9 kali/hari
• BAB +- 8 kali/hari
• Hasil pemeriksaan lab: GDS 66mg%, Hb 15,9 gr %,
Leukostit 7.900 mm3. Infus: D5% 6 tetes/mnt.
• Terapi: Inj: Ampisilin 2x100 gr, Ca glucose 1x1cc, Vitamin
K 1x1 mg, Dopamin 3u, Oksigen 1 liter
✓ Subjektif
• Bayi tidak menangis
• Bayi tidak ada respirasi spontan
• Akral dingin, kulit kering.
• Ibu mengatakan bdan anaknya terasa dingin
• BAK warna kuning, jernih, dan berbau khas.
• Sedangkan BAB warna kekuningan dengan konsistensi
lembek.
b. Diagnosa Prioritas
Hypothermia berhubungan dengan usia ektrem dan berat badan
ekstrem ditandai dengan hypothermia tingkat 2 (suhu inti 35-35,5OC),
dan peningkatan kebutuhan oksigen.
50
2. Kasus 2
Bayi Ny. B umur 2 hari, lahir spontan dengan usia 32 minggu.
Dirawat karena bayi teraba dingin. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat S:
34,2OC, RR 54x/mnt, N: 135x/mnt, BB: 2850 gram, LD: 24 cm. Kulit muka
tampak kebiruan akral teraba dingin. Ibu mengatakan tubuh anaknya dingin
dan menggigil serta terlihat agak kebiruan. Terapi: infuse RL DL 10% 100
cc, pemasangan O2 nasal 2 Lpm, dan pemasangan ogt
a. Pengkajian
➢ Nama : Bayi Ny. B
➢ Umur : 2 hari
➢ Data
✓ Objektif
• S: 34,2OC, RR 54x/mnt, N: 135x/mnt, BB: 2850 gram, LD:
24 cm
• Terapi: infuse RL DL 10% 100 cc, pemasangan O2 nasal 2
Lpm, dan pemasangan ogt
✓ Subjektif
• Dirawat karena bayi teraba dingin
• Kulit muka tampak kebiruan akral teraba dingin
• Ibu mengatakan tubuh anaknya dingin dan menggigil serta
terlihat agak kebiruan
b. Diagnosa Prioritas
Hypothermia berhubungan dengan usia ektrem dan berat badan
ekstrem ditandai dengan hypothermia tingkat 3 (34-34,9oC), menggigil,
peningkatan kebutuhan oksigen, dan kulit teraba dingin.
51
d. Manajemen lingkungan
e. Manajemen cairan/elektrolit
f. Manajemen cairan
g. Monitor kebutuhan cairan
h. Pengaturan hemodinamik
i. Treatment untuk hypothermia
j. Terapi oksigen
k. Monitor respirasi
l. Manajemen shock
m. Shock precaution
n. Pengaturan suhu
o. Pengaturan suhu : intraoperative (khusus untuk kamar operasi)
p. Monitor vital sign
Intervensi tambahan
a. Heat/cold application
b. Manajemen shock : jantung
c. Manajemen shock : vasogenic
d. Peripheraly inserted central (PIC) catheter care
e. Total parenteral nutrition (TPN) administration
52
5. Resiko hipotermia perioperative (untuk pasien di kamar operasi karena
ruangan operasi dingin, pakaian operasi tipis)
6. Pengaturan suhu yang tidak efektif (jika pasien mengalami gangguan di otak
sehingga pengaturan suhu terganggu)
D. NOC
1. Hyperthermia
a. Thermoregulation
b. Vital sign
2. Hypothermia
a. Thermoregulation
b. Thermoregulation: newborn
c. Vital sign
INTAKE = OUTPUT
53
Contoh penghitungan dari kasus 1 hyperthermia:
Diketahui:
BAB = 6-8 kali/hari (biasanya 1x nya 20cc, kalau diare bisa sampai
50cc)
Intake cairan = 5 gelas/hari (1 gelas dianggap 200cc)
Infus NaCl = 20 tpm
Urin output = 6-7x/hari (kurang lebih 1400 cc)
Intake = Output
5 gelas + infus = Urin + feses + IWL
1000 + 1500 = 1400 + 150 + 500
2500 = 2050
+ 450 = kelebihan cairan
54
Intake = Output
Cairan peroral + infus = Urin + IWL
500 + 1500 = 1800 + 500
2000 = 2300
- 300 = kekurangan cairan (bisa menyebabkan
dehidrasi)
55