Anda di halaman 1dari 21

WORK PLAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KASUS A

Kelompok 5 :

Lia Puspitasari 17/409107/KU/19665


Sorta Uli MarbunV 17/409117/KU/19675
Aliya Wardhana Rustandi 17/412226/KU/19939
Alya Maharani 17/412227/KU/19940
Annisa Qurrotun Ayuni 17/412228/KU/19941
Disa Yunara Anindi 17/412235/KU/19948
Lulu Damara 17/412240/KU/19953
Aisyah Apriliyanti 17/414373/KU/20054
Astri Widayani 17/414374/KU/20055
Ditra Cholidya 17/414377/KU/20058
Fitroh Mufidatul 17/414381/KU/20062

FAKULTAS KEDOKTERAN,
KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
KASUS A
Tn Parjo (45 th) telah didiagnosa DM oleh dokter Puskesmas karena hasil pemeriksaaan
gula darah PP 300 mg/dl. Tn Parjo tinggal bersama istri Ny Tini (39 th) dan ketiga anaknya
Anti (19 th), Bima (15th), dan Cemplok (5th). Menurut Ny Tini, Tn Parjo sudah makannya
sudah sesuai anjuran dokter dan ahli gizi di puskesmas. Namun yang menjadi keluhan Tn
Parjo kenapa hasil Laboratorium gulanya masih tinggi. Ketika ditanya Ny Tini
menyampaikan bahwa minum obatnya tidak teratur dan malas bila diminta jalan-jalan pagi
dengan alasan masih ngantuk.

Berdasarkan kasus diatas maka:

1. Buatlah Daftar pertanyaan yang rinci sesuai data yang ingin Saudara fokuskan.

2. Buatlah Masalah dan etiologinya (Dx Keperawatannya) yang dilengkapi dengan


data pendukungnya

3. Buatlah rencana tindakan yang sesuai dan jelaskan rasionalnya.

R Stase 2:

Buatlah SAP lengkap sesuai dengan tindakan yang akan Saudara lakukan.

R Stase 1

Berikan pendidikan kesehatan sesuai SAP yang Saudara Buat

Lakukan Evaluasi yang diperlukan


FORMAT-FORMAT
Kartu status klien :

PEDOMAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


PENGKAJIAN
1. Data Keluarga
1. Identitas keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn Parjo
b. Jenis kelamin : laki-laki
c. Umur : 45 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat :-
h. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

2. Susunan keluarga

Hub dg
No Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket
KK
1. Tn Parjo 45 th L Suami SMA Karyawan -
swasta
2. Ny Tini 39 th P Istri SMA Ibu rumah -
tangga
3. Anti 19 th P Anak SMA Karyawan -
swasta
4. Bima 15 th L Anak SMP Pelajar -
5. Cemplok 5 th P Anak TK Pelajar -

Tipe keluarga : Keluarga inti (nuclear family)

Genogram :

Suku bangsa dan agama :Suku Jawa dan islam

Status sosial ekonomi keluarga :


- Apakah pekerjaan Tn Parjo?
- Siapakah yang menjadi tulang punggung keluarga?
- Apakah Ny Tini bekerja? Jika iya apa? (Apakah ada kegiatan lain seperti
berjualan kue sebagai tambahan penghasilan?)
- Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan (rata-rata)? (Berapa pengeluaran
keluarga Bapak setiap harinya? Apakah dari penghasilan Bapak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari?)
- Kegiatan sosial apa saja yang Bapak dan keluarga ikuti? (Arisan, PKK, Kerja
bakti, dll)
- Apakah Bapak memiliki jabatan sosial di masyarakat? (Misal ketua RT)
- Bagaimana pendidikan anak-anak Tn Parjo?
- Bagaimana hubungan antar anggota keluarga?
- Apakah Bapak dan keluarga memiliki asuransi kesehatan, misal jamkesmas, KIS,
BPJS, dll?Jika punya, apakah Bapak sekeluarga membayar secara mandiri atau
pemerintah?

Aktivitas kreasi :
- Bagaimana keluarga Tn Parjo menghabiskan waktu saat senggang/liburan?
- Kapan waktu yang biasa digunakan keluarga Tn Parjo untuk rekreasi?
- Apa aktivitas yang biasanya dilakukan bersama?
- Tempat rekreasi apa yang sering keluarga Tn Parjo kunjungi?
- Apa hobi yang disenangi keluarga Bapak?
3. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
● Tahap perkembangan keluarga saat ini :
- Keluarga dengan anak remaja (teenagerrs)

● Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


- Keluarga dengan anak dewasa
- Keluarga lanjut usia

● Riwayat keluarga inti :


- Tn Parjo memiliki riwayat penyakit DM
- Apakah anggota keluarga memiliki riwayat penyakit tertentu?
- Apakah anggota keluarga memiliki riwayat opname/dirawat di rumah sakit?
- Apakah anggota keluarga memiliki riwayat alergi? (makanan, obat, dll)
- Apakah anggota keluarga memiliki riwayat operasi?
- Apakah anggota keluarga rutin mengkonsumsi obat tertentu?

● Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)


- Apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit DM?
- Apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit tertentu?
- Apakah keluarga mempunyai penyakit yang berisiko untuk dapat diturunkan
(genetik)?
- Apakah keluarga mempunyai riwayatoperasi?
- Apakah keluarga mempunyai riwayat alergi tertentu?

4. Lingkungan
● Karakteristik rumah :
- Apakah rumah milik pribadi atau hanya mengontrak?
- Bagaimana akses air bersih? (PDAM, air sumur bor, air sumur gali, air sungai)
- bagaimana pencahayaan rumah? (cukup atau kurang)
- bagaimana ventilasi rumah? (cukup atau kurang)
- bagaimana cara keluarga memproses sampah? (dibuang di
sungai/dibakar/dirimbun dll)
- Tipe jamban yang digunakan keluarga (jamban umum/jamban jongkok/jamban
duduk)
- bagaimana proses pembuangan limbah cair keluarga? (dibuang ke sungai/diolah
dulu baru dibuang/)
- apa bahan untuk bangunan rumah? (atap, dinding, lantai)
- apakah keluarga memiliki hewan peliharaan? (hewan apa, letak kandang)

● Karakteristik tetangga dan komunitas RW/RT/Pedukuhan :


- Apakah tetangga saling mengenal?
- bagaimana hubungan antar tetangga? (saling membantu, harmonis, terdapat
konflik, dll)
- apakah di lingkungan RW mempunyai kegiatan rutin? (arisan)
- bagaimana pelaksanaan kerja bakti lingkungan? (kapan, di mana)
● Mobilitas geografis keluarga
- jenis transportasi yang digunakan anggota keluarga sehari-hari
- apakah pernah pindah rumah? (apakah sering, mengapa)
- Bagaimana jarak rumah ke fasilitas layanan kesehatan terdekat? Misal
puskesmas)

● Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


- Apakah anggota keluarga rutin makan bersama? (di satu tempat dalam waktu
bersamaan)
- Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama keluarga? (tempat khusus, misal
ruang keluarga)
- apakah anggota keluarga mengenal masyarakat sekitar?
- apakah anggota keluarga aktif dalam komunitas (RT/RW/Pedukuhan)?

● Sistem pendukung keluarga :


- apakah anggota keluarga saling membantu jika ada masalah?
- apakah tetangga saling membantu jika terjadi masalah?
5. Struktur keluarga
● Pola komunikasi keluarga
- bahasa yang biasa digunakan anggota keluarga sehari-hari
- apakah ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan komunikasi?
(menerima/menyampaikan)
- seberapa sering anggota keluarga saling komunikasi satu sama lain?

● Struktur kekuatan keluarga


- siapa yang berwenang untuk mengambil keputusan dalam keluarga ini?

● Struktur peran (peran dan informal)


- Tn Paijo sebagai kepala keluarga, suami dan seorang ayah
- Ny Tini sebagai istri dan ibu
- Ani, Bima dan Cemplok sebagai anak
- apakah anggota keluarga mengerti peran masing-masing?
- apakah terdapat konflik peran?
- bagaimana perasaan anggota keluarga saat menjalankan perannya?

● Nilai atau norma keluarga


- apakah agama/kepecayaan yang dianut keluarga?
- bagaimana anggota keluarga menjalankan ibadah?
- apakah terdapat pantangan makanan dari kepercayaan/agama yang berpengaruh
terhadap kesehatan?
- apakah terdapat adat atau kebiasaan keluarga yang berpengaruh terhadap
kesehatan?
- apakah keluarga mentaati norma agama atau adat istiadat?
- apakah terdapat kegiatan agama/suku yang berpengaruh terhadap kesehatan?
6. Fungsi keluarga
● Fungsi afektif
- bagaimana respon keluarga terhadap penyakit klien? (baik fisik maupun mental)
- apa yang dilakukan keluarga untuk mendukung klien?
- apakah keluarga mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ataupun pantangan
klien?
- Bagaimana perasaan yang dirasakan keluarga terhadap kondisi Tn Parjo?

● Fungsi sosialisasi
- apakah klien mudah untuk bersosialisasi? (observasi saat anamnesis)
- apakah klien memiliki kerabat (selain keluarga) yang mendukungnya?

● Fungsi ekonomi
- siapa yang menjadi tulang punggung keluarga?
- siapa yang bertanggung jawab untuk mengurus keuangan keluarga?
- apakah keluarga memiliki kesulitan dari segi ekonomi?
- apakah terdapat perubahan tulang punggung keluarga setelah Tn Parjo
terdiagnosis penyakit DM?
- Apakah keluarga mempunyai tabungan dan asuransi?

● Fungsi perawatan keluarga


- Jika anggota keluarga sakit akan dibawa ke mana? Apakah Tn Parjo rutin
periksa? Jika iya, di mana?
- apakah keluarga mengetahui cara merawat TnParjo?
- Apakah keluargaa mampu membuat keputusan terkait perawatan yang akan
dilakukan Tn Parjo?
- Bagaimana pola makan, aktivitas fisik, dan istirahat Tn Parjo? Apakah Tn Parjo
rajin mengkonsumsi obatnya?
- apakah keluarga mengetahui cara mengakses fasilitas layanan kesehatan?
7. Stres dan koping keluarga
● Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
- apakah klien sedang mengalami stres?
- apakah klien merasa perasaannya terganggu?
- apakah klien mengkhawatirkan sesuatu?

● Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


- bagaimana cara klien dan keluarga mengatasi masalah yang sedang dialaminya?
- apakah klien dan keluarga saling bercerita tentang masalah yang sedang mereka
alami?
- bagaimana respon keluarga terhadap masalah yang lain?
- apa saja dukungan yang diberikan kepada yang lain jika sedang ada masalah?

● Strategi koping yang digunakan


- bagaimana cara klien mengatasi masalah yang dialaminya?
- apa kegiatan yang sering dilakukan klien jika sedang merasa cemas?
- bagaimana respon keluarga jika ada anggota keluarganya mengalami masalah?

● Strategi adaptasi disfungsional


- bagaimana respon keluarga jika terjadi masalah?
- apa yang dilakukan keluarga jika terjadi perubahan secara tiba-tiba ataupun
terencana di hidupnya? (salah satu anggota keluarga terdiagnosis suatu penyakit)
8. Pemeriksaan fisik:
Keluhan yang dirasakan saat ini
- Tn Parjo sudah makan sesuai anjuran dokter dan ahli gizi, tapi hasil laboratorium
gulanya masih tinggi
TD: (perlu diukur) mmHg P: (perlu dikaji) x/menit N: (perlu dikaji)

BB/TB
dilakukan pengukuran

Kepala
- Inspeksi (apakah ada jejas, apakah ada tanda trauma, bagaimana warna kulit
(apakah ada kemerahan), apakah ada edema)

Leher
Inspeksi :
- apakah ada jejas luka
- apakah ada tanda trauma
- bagaimana warna kulit (apakah ada kemerahan)
Palpasi :
- meraba bagian tiroid
- meraba nodus limpa
- apakah terasa nyeri
- apakah bisa digerakkan
Auskultasi :
- mendengarkan suara tiroid
- apakah terdapat suara yang tidak normal

Thorak
Inspeksi :
- apakah terdapat jejas luka
- apakah retraksi dinding dada terlihat
- bagaimana warna kulit (rata tidak)
- apakah bentuknya simetris (kanan dan kiri)
Palpasi :
- apakah ada permukaan yang tidak normal
Perkusi :
- batas tulang rusuk
- batas jantung
- batas dengan rongga abdomen
Auskultasi :
- mendengarkan suara paru

Abdomen
Inspeksi :
- apakah terdapat jejas luka
- bagaimana warna kulit (terdapat kemerahan, warna rata atau tidak)
Palpasi :
- aoakah terdapat permukaan yang tidak normal
- batas abdomen dengan thorak
Perkusi :
- apakah terdapat masa
- batasan thorak dengan abdomen
Auskultasi:
- bagaimana bising usus
- apakah terdapat suara abnormal

Genetalia
- apakah terdapat benjolan di area genital
- bagaimana warna kulit (terdapat kemerahan atau tidak)
- apakah mengalami kesulitasn saat BAK dan BAB
- bagaimana feses yang dikeluarkan (jumlah, bau, konsistemsi, warna)
- apakah ada perubahan suhu

Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan)


Inspeksi :
- Bagaimana warna kulit (bandingkan)
- Menilai apakah posisi tubuh sesuai dengan body aligement
- Amati apakah terdapat hematom atau edema
9. Harapan keluarga
- apa saja harapan snggota keluarga di masa depan?
- apa harapan keluaraga dengan penyakit yang sedang diderita klien?
- apakah klien memiliki harapan yang belum tercapai?

Analisis Masalah Kesehatan (NANDA)

Data/Definisi karakteristik Problem/Masalah Etiologi


Kesehatan
DO : Ketidakefektifan - Kegagalan
- Hasil pemeriksaan gula darah manajemen kesehatan melakukan tindakan
PP 300 mg/dl keluarga mengurangi faktor
DS : risiko
- Ny Tini mengatakan bahwa Tn
Parjo makannya sudah sesuai
anjuran dokter dan ahli gizi
- Tn Parjo mengeluh hasil
laboratorium gulanya masih
tinggi
- Ny Tini menyampaikan bahwa
Tn Parjo minum obatnya tidak
teratur dan malas bila diminta
Jalan-jalan pagi dengan alasan
masih ngantuk
DO : Risiko Kurang kepatuhan pada
ketidakstabilan kadar rencana manajemen
- Tn. P (45 tahun) dengan
glukosa darah diabetes
diagnosa DM
- Gula darah Post Prandial (PP)
300 mg/dl
DS :

- Ny. T menyatakan bahwa Tn. P


tidak minum obat secara teratur
- Ny. T menyatakan bahwa Tn. P
malas jika diminta jalan pagi

DO : Ketidakpatuhan Kurang pengetahuan


tentang pengobatan
- Gula darah Post Prandial (PP)
300 mg/dl
DS :

- Ny. T menyatakan bahwa Tn. P


tidak minum obat secara teratur
- Ny. T menyatakan bahwa Tn. P
malas jika diminta jalan pagi

Format rencana asuhan keperawatan Keluarga :

Masalah Kesehatan : ............................................


No Diagnosa
NOC NIC
. Keperawatan
1. Ketidakefekt Partisipasi keluarga Peningkatan keterlibatan keluarga
ifan dalam perawatan Definisi : memfasilitasi partisipasi anggota
manajemen professional keluarga dalam perawatan fisik dan
kesehatan Definisi : kapasitas dari emodional pasien
keluarga sebuah keluarga untuk - Identifikasi kemampuan anggota
ditandai terlihat dalam keluarga untuk terlibat dalam
kegagalan pengambilan keputusan, perawatan pasien
melakukan pemberian perawatan, - Identifikasi harapan anggota
tindakan dan evaluasi perawatan keluarga untuk pasien
mengurangi yang diberikan oleh - Dorong anggota keluarga dan
faktor resiko tenaga kesehatan pasien untuk membantu dalam
bd kerumitan - Berpartisipasi mengembangkan rencana
regimen dalam perawatan, termasuk hasil yang
terapetik perencanaan diharapkan dan pelaksanaan
(Domain 1 perawatan (4-5) rencana perawatan
Kelas 2) - Berpartisipasi - Monitor keterlibatan anggota
dalam keluarga dalam perawatan pasien
Definisi : pola menyediakan - Informasikan faktor-faktor yang
pengaturan perawatan (3-5) dapat meningkatkan kondisi pasien
dan - Mengidentifikasi pada keluarga pasien
pengintegrasi faktor-faktor
an ke dalam yang
proses mempengaruhi
keluarga, perawatan (3-5)
suatu program - Mengidentifikasi
untuk kebutuhan dan
pengobatan masalah yang
penyakit dan relevan untuk
sekuelanya perawatan (4-5)
yang tidak
memuaskan
untuk
memenuhi
tujuan
kesehatan
tertentu dari
unit keluarga
2. Domain 2. Manajemen Hiperglikemia
Nutrisi Kadar glukosa darah - Monitor kadar glukosa darah,
Risiko sesuai indikasi
- Glukosa darah
ketidakstabil - Monitor tanda dan gejala
(dari 1 ke 3)
an kadar hiperglikemia : poliuria, polidipsi,
glukosa Keterangan : polifagi, kelemahan, letargi,
darah yang malaise, pandangan kabur, atau
berhubungan 1 : Deviasi berat dari sakit kepala
dengan kisaran normal - Berikan insulin, sesuai resep
kurang - Konsultasikan dengan dokter tanda
kepatuhan 3 : Deviasi sedang dari dan gejala hiperglikemia yang
pada rencana kisaran normal menetap atau memburuk
manajemen - Identifikasi kemungkinan
diabetes penyebab hiperglikemia
Definisi : - Antisipasi situasi dimana akan ada
Kerentanan kebutuhan peningkatan insulin
terhadap - Instruksikan pasien dan keluarga
variasi kadar mengenai pencegahan, pengenalan
glukosa/gula tanda-tanda hiperglikemia dan
darah dari manajemen hiperglikemia
rentang - Dorong pemantauan sendiri kadar
normal, yang gula darah
dapat - Riview riwayat kadar glukosa
mengganggu darah pasien dan/atau keluarga
kesehatan - Berikan bantuan untuk
penyesuaian regimen pengobatan
untuk mencegah atau merawat
hiperglikemia
3. Domain 1. Perilaku patuh :
Promosi Pengajaran : peresepan obat-obatan
pengobatan yang
Kesehatan
disarankan - Instruksikan pasien mengenai
Ketidakpatu
dosis, rute dan durasi setiap obat
han yang - Membuat daftar
- Instruksikan pasien mengenai cara
berhubungan semua obat- pemberian/aplikasi yang sesuai
dengan
obatan dengan dari setiap obat
kurang
dosis dan - Informasikan pasien konsekuensi
pengetahuan
tidak memakai obat atau
tentang frekuensi menghentikan pemakaian obat
pengobatan
pemberian (dari 1 secara tiba-tiba
dan ditandai
ke 3) - Bantu pasien dalam membuat
dengan
jadwal pemakaian obat
perilaku tidak - Menginformasika
- Libatkan keluarga/orang terdekat
taat n profesional sesuai kebutuhan
Definisi :
Perilaku kesehatan
Pengajaran : peresepan latihan
individu/atau mengenai semua
pemberi obat yang sudah - Nilai tingkat latihan pasien saat ini
asuhan yang
dikonsumsi (dari dan pengetahuan mengenai latihan
tidak sesuai
dengan 1 ke 3) yang diresepkan
rencana - Mengonsumsi - Informasikan pasien mengenai
promosi
kesehatan semua obat sesuai tujuan, manfaat dari latihan yang
atau interval yang diresepkan
terapeutik
ditentukan (dari 1 - Bantu pasien menentukan tujuan
yang
ditetapkan ke 3) dalam latihan dengan perlahan dan
oleh individu meningkat pasti
(dan/atau Keterangan :
- Instruksikan pasien bagaimana
keluarga
dan/atau 1 : tidak pernah mempertahankan latihan rutin
komunitas) menunjukkan
setiap hari sesuai kebutuhan
serta
3 : kadang-kadang - Informasikan pasien mengenai
profesional
menunjukkan aktivitas yang sesuai dengan
pelayanan
kesehatan. Perilaku patuh : kondisi fisiknya
Perilaku aktivitas yang - Libatkan keluarga sesuai
pemberi disarankan
asuhan atau kebutuhan
individu yang - Membahas - Berikan informasi yang tersedia
tidak aktivitas dari sumber-sumber di komunitas
mematuhi rekomendasi
dan kelompok pendukung untuk
ketetapan, dengan
rencana profesional meningkatkan kepatuhan pasien
promosi kesehatan (dari 2 terhadap latihan
kesehatan ke 3)
atau - Mengidentifikasi
terapeutik manfaat yang
secara diharapkan dari
keseluruhan aktivitas fisik
atau sebagian (dari 1 ke 3)
dapat - Mengidentifikasi
menyebabkan hambatan untuk
hasil akhir melaksanakan
yang tidak aktivitas fisik
efektif atau yang ditentukan
sebagian tidak (dari 2 ke 4)
efektif secara - Bersama
klinis profesional
kesehatan
menetapkan
tujuan aktivitas
jangka pendek
yang bisa dicapai
(dari 1 ke 3)
- Berpartisipasi
dalam aktivitas
fisik sehari-hari
yang ditentukan
(dari 1 ke 3)

Keterangan :
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan

Format prosedur keperawatan prioritas Keluarga:

Tindakan : Pelaksana
N Prosedur
berikan tanda (√) (Nama
o. Keperawatan
Mandiri Kolaboratif Mahasiswa)
1 Edukasi definisi dan √
komplikasi DM tipe
2
2 Edukasi latihan fisik √
yang
direkomendasikan
3 Edukasi kepatuhan √
minum obat
4 Monitor kadar gula √
darah
5 Manajemen √
hiperglikemia

Keterangan :
Mahasiswa tidak perlu mengisi kolom pelaksana, serahkan format yang telah diisi pada saat
simulasi sesuai setting.
Format Penyusunan SAP :

Kegiatan Uraian
Topik pengendalian diabetes melitus
Sub Topik aktifitas fisik dan medikasi
Tempat/waktu tempat : rumah Tn Parjo
waktu : 3 x 60 menit
Sasaran Tn Parjo dan keluarga
Latar Belakang Tn Parjo telah didiagnosa DM oleh dokter. Tn Parjo tinggal dengan
istri dan ketiga anaknya. menurut istrinya, pasien sudah
mengonsumsi makanan sesuai anjuran dokter dan ahli gizi
puskesmas. akan tetapi hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan bahwa kadar gula darah masih tinggi. istri pasien
menyampaikan bahwa pasien tidak teratur mengonsumsi obat dan
malas beraktifitas fisik seperti jalan-jalan pagi dengan alasan masih
mengantuk.

Tujuan tujuan umum : setelah pendidikan kesehatan, Tn Parjo dan


keluarga mampu memahami konsep pengendalian diabetes melitus

tujuan khusus :

1. memahami pengendalian DM : aktifitas fisik


- jenis : berjalan kaki dan latihan aerobik
- dampak jika tidak melakukan dan manfaat
- hubungan dengan kadar gula darah
2. memahami pengendalian DM : medikasi
- jenis-jenis
- tujuan medikasi (pentingnya mengonsumsi secara
rutin)
- dampak jika tidak melakukan dan manfaat
- hubungan dengan kadar gula darah

Setting tempat kegiatan dilakukan di ruang tamu Tn Parjo


Media - video (aktifitas fisik) dilakukan di kunjungan pertama
- leaflet (aktifitas fisik : dampak jika tidak melakukan,
manfaat, dan hubungan dengan kadar gula darah) dilakukan
di kunjungan kedua
- video dan poster (berisi singkatan jenis obat dan pentingnya
mengonsumsi secara rutin) dilakukan di kunjungan ketiga
Metode edukasi atau penjelasan langsung menggunakan leaflet serta
dilakukan tanya jawab
Rencana pelaksanaan Selasa, 13 April 2021
Pengorganisasian dilakukan oleh 2 perawat : sebagai pemateri dan asisten pemateri
kelompok
Kisi-kisi materi 1. konsep diabetus melitus (pengertian dan komplikasi)
2. macam-macam pengendalian diabetes melitus
a. aktivitas fisik
b. pengobatan
Pelaksanaan persiapan:
1. membuat janji dengan pasien dan keluarga
2. menyiapkan materi dan leaflet sebagai media edukasi
3. menyiapkan perawat yang akan melakukan kunjungan
rumah untuk edukasi
proses:

komunikator komunikan waktu

pembuka : 5 menit
1. memberi salam, menjawab salam
memperkenalkan diri, dan dan
menjelaskan tujuan mendengarkan
kunjungan
2. menanyakan kabar Tn menjawab kabar,
Parjo dan keluarga sambil menerima leaflet
membagikan leaflet

pelaksanaan: 10 menit
1. menjelaskan tentang mendengarkan
pencegahan diabetes sambil
melitus terutama aktifitas menyimak
fisik dan medikasi leaflet
menggunakan media
leaflet kepada pasien dan
keluarga.
2. memberikan kesempatan
untuk bertanya dan mengajukan
memberikan jawaban pertanyaan

penutup 5 menit
1. melakukan evaluasi menjawab
dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan
2. menyimpulkan mendengarkan
bersama-sama hasil
kegiatan penyuluhan
3. menutup kegiatan menjawab salam
dengan baik dan
mengucapkan salam
Evaluasi perawat memberikan pertanyaan:
- berdasarkan materi tadi, informasi apa yang dapat
Bapak/Ibu peroleh?
Referensi

Materi SAP DM
1. Definisi
diabetes melitus adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (Kemenkes,
2016).
2. Komplikasi
a. penyakit kardiovaskular
- premature coronary artery disease (angina, MI, CHF)
- serangan jantung
- stroke
b. neuropati diabetik (gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi kaki)
ketika jaringan saraf di kaki rusak, sensasi rasa sakit menjadi berkurang. hal ini
menyebabkan penderita tidak menyadari jika kaki terluka atau terpotong. selain
itu diabetes dapat mempersempit pembuluh arteri sehingga mengurangi aliran
darah ke kaki yang menyebabkan kurangnya nutrisi untuk jaringan kaki sehingga
luka sulit disembuhkan. luka kecil yang tersembunyi di bawah kaki dapat cepat
berkembang menjadi luka besar yang parah, jika infeksi dan mengalami kematian
jaringan maka dapat amputasi kaki.
c. retinopati diabetik (penglihatan kabur/hilang)
d. nefropati diabetik (gagal ginjal)
3. Cara pengendalian DM
a. Aktivitas fisik
● Hubungan aktivitas fisik dan kadar gula darah
Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi kadar
glukosa dalam darah. Semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan, akan
semakin tinggi penggunaan glukosa oleh otot sehingga kadar glukosa dalam
darah akan berkurang dan glukosa darah akan lebih terkontrol (Nurayati &
Adriani, 2017). Selain itu, aktivitas fisik yang rutin juga akan meningkatkan
sensitifitas sel terhadap insulin sehingga asupan glukosa dalam sel akan
meningkat dan glukosa darah menurun (Azitha, Aprilia, & Ilhami, 2018).
● Jenis aktivitas fisik yang direkomendasikan
Latihan fisik yang baik harus dilakukan minimal 3 sampai 4 kali seminggu
selama 30 menit setiap beraktivitas (Lisiwanti & Cordita, 2016). Biasanya,
dalam sekali latihan fisik, dapat menurunkan kadar gula darah sampai 3 hari ke
depan (Kurniawan & Wuryaningsih, 2016).
Beberapa contoh latihan fisik yang dapat dilakukan oleh penderita DM
tipe 2 yaitu :
- Rutin berjalan kaki di pagi hari selama 30 menit atau lebih
- Latihan aerobik dengan intensitas sedang minimal 3 hari dalam seminggu
dengan jarak antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Contoh
latihan aerobik dengan intensitas sedang yaitu jalan cepat, bersepeda dan
renang.
b. Pengobatan
● jenis obat yang diberikan pada pasien diabetes
Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan
intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau
suntikan insulin (Decroli, 2019).
a. Insulin diperlukan apabila tidak dapat mengontrol kadar glukosa darah.
Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan
cara suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam
lambung. Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan
dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar
gula darah (blood glucose) dan merubah glukosa menjadi energi.
b. Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada pengendalian glikemia diabetes
melitus (Sugondo, 2006), yaitu :
- Sulfonilurea :memiliki efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan menjadi pilihan utama untuk pasien dengan berat
badan normal atau kurang tetapi tidak dianjurkan untuk pasien
geriatrik, gangguan ginjal, gangguan hati serta malnutrisi. Contoh dari
obat ini adalah glibenklamid, glimepirid dan glipizid.
- Glinid : cara kerjanya hampir sama dengan sulfonilurea, tapi lebih
ditekankan pada sekresi insulin fase pertama. Contoh dari obat
golongan ini adalah repaglinid.
- Biguanid : pilihan pertama untuk penderita DM gemuk disertai
dislipidemia dan resistensi insulin. Cara kerjanya menurukan kadar
glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat
seluler, distal reseptor insulin dan menurunkan produksi glukosa hati.
Contoh dari obat golongan ini adalah metformin.
- Tiazolidinedion : menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan
jumlah protein pengangkut glukosa sehingga meningkatkan ambilan
glukosaperifer. Tiazolidindion dikontraindikasi pada gagal jantung
karena meningkatkan retensi cairan. Contoh dari obat golongan ini
adalah pioglitazone.
- Acarbose : bekerja mengurangi absorbsi glukosa di usus halus.
Acarbose memiliki efek samping pada saluran cerna seperti kembung
dan flatulens.
● hubungan konsumsi obat secara teratur (manfaat dan dampak)
tujuan dari pemberian obat-obatan pada penderita diabetes bukan bersifat untuk
menyembuhkan, tetapi mencegah dan menghambat komplikasi yang akan
terjadi. dampak konsumsi obat diabetes yang tidak teratur:
- akut : hipoglikemia (menurunnya kadar gula darah <70 mg/dl secara tiba-
tiba) dan krisis hiperglikemia (diabetik ketoasidosis dan hiperglikemi
hiperosmolar, dimana kadar gula darah mencapai >600 mg/dl)
- kronik :
- makroangiopati (menyerang pembuluh darah besar). hal ini dapat
menyebabkan komplikasi pada pembuluh darah jantung (penyakit
jantung koroner) dan pembuluh darah otak (stroke)
- mikroangiopati (menyerang pembuluh darah kecil). dapat menyebabkan
komplikasi nefropati (penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal),
retinopati diabetik, neuropati (hilangnya sensasi di bagian ujung kaki,
tangan, sering kesemutan)
konsumsi obat diabetes secara rutin dilakukan seumur hidup untuk mengontrol
gula darah. meski kadar gula darah sudah mencapai target, bukan berarti dapat
berhenti mengonsumsi obat, karena komplikasi dapat terjadi sewaktu-waktu.
selain itu penderita diabetes juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan
rutin ke dokter untuk mengevaluasi kadar gula darah setiap bulan.

Sumber :

Azitha, M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 400.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i3.893

Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2 (A. Kam, Y. P. Efendi, G. P. Decroli, & A.
Rahmadi (eds.); 1st ed.). Diterbitkan Pertama Kali Oleh : Pusat Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority, 4(5), 93–101.

Kurniawan, A. A., & Wuryaningsih, Y. N. S. (2016). Rekomendasi Latihan Fisik Untuk


Diabetes Melitus Tipe 2. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana, 1(3), 197.
https://doi.org/10.21460/bikdw.v1i3.22

Kemenkes. (2016). Penyakit Diabetes Melitus. Direktoran Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus

Kemenkes. (2021a). Diabetes yang tidak terkontrol dapat berpotensi menyebabkan


amputasi kaki. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/diabetes-yang-tidak-terkontrol-dapat-berpotensi-menyebabkan-amputasi-kaki

Kemenkes. (2021b). Inilah komplikasi kronis akibat Diabetes Melitus yang tidak terkontrol.
Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/inilah-komplikasi-kronis-akibat-diabetes-melitus-
yang-tidak-terkontrol

Lisiswanti, R., & Cordita, R. N. (2016). Aktivitas fisik dalam Menurunkan Kadar Glukosa
Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2. Majority, 5(3), 140–144. Diambil dari
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1051/846

Nurayati, L., & Adriani, M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula Darah
Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Amerta Nutrition, 1(2), 80.
https://doi.org/10.20473/amnt.v1i2.6229

Putri, D. I. (2019). Haruskah Penderita Diabetes Minum Obat Diabetes Seumur Hidup?
Klikdokter Kemenkes RI. https://www.klikdokter.com/info-
sehat/read/3632621/haruskah-penderita-diabetes-minum-obat-diabetes-seumur-hidup

Rahmawati, F. (n.d.). Perencanaan Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus.

Anda mungkin juga menyukai