Kelompok 9:
Salsabilla RAS (18991)
Sarah Nikki Najjah (18992)
Tiara Rizqi W (18996)
Ussi Khaorani F (18997)
Vicky Octavia P (18998)
Zulfa Hidayah (18999)
Dyah Ratih Dillah P (19165)
Evida Sofiana (19166)
Nuraeni Cendhani P (19167)
Prily Nafarya H (18980)
Putri Ayu Setyawati (18082)
Resti Dwi Utami (18984)
A. MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kasus C
Ruang Cemara di Rumah Sakit Tipe B Pendidikan adalah salah satu ruang perawatan kelas
II Penyakit Dalam. BOR di ruang tersebut 75% dari kapasitas 30 tempat tidur. Tenaga
pelaksana keperawatan ada 17 orang dengan pendidikan SPK 3 orang dan D3 keperawatan
12 orang serta memiliki 2 orang dengan lulusan S1 keperawatan yang menjabat sebagai
Karu dan PN I, PN II adalah salah seorang lulusan D3 senior namun memiliki pengalaman
kerja 15 tahun di bangsal penyakit dalam. Delapan puluh persen pasien adalah kasus
penyakit stroke, namun belum ada perawat yang mendapatkan pelatihan stroke.
Permasalahan yang muncul adalah ruang Cemara adalah merupakan ruang percontohan
untuk MPKP yang telah dilaksanakan sejak 4 tahun yang lalu. Namun 1 tahun yang lalu
kepala ruang yang lama memperoleh promosi dan pindah ke ruangan yang lain. Kepala
ruang yang baru (baru menjabat 1 tahun) ini merupakan orang yang memiliki hubungan
sosial yang cukup baik, namun produktivitas rendah. Sejak beliau menjabat, MPKP tidak
berjalan dengan baik. Beliau tidak pernah ada setiap operan jaga, kegiatan keperawatan,
monitoring dan supervisi tidak berjalan dengan lancar. Setiap ditanyakan mengapa bisa
demikian, jawabannya adalah karena terlalu banyak kegiatan lain di luar bangsal (misalnya
rapat, sosialisasi, dll).
PN II merupakan PN yang aktif dan cukup baik, terbuka untuk pengembangan dan hal-hal
yang baru. Namun sayangnya PN I yang merupakan lulusan S1 keperawatan cenderung
defensif dan sulit untuk diubah kebiasaannya.
TUGAS MAHASISWA
Tugas Diskusi Mahasiswa:
1.Mengkaji unsur input
2.Mengkaji unsur proses
3.Mengkaji unsur ouput
4.Membuat analisa data berdasarkan data pengkajian
5.Merumuskan masalah yang ada
6.Merencanakan penyelesaian masalah dalam bentuk Plan Of Action
7.Merencanakan evaluasi secara detail untuk mengukur pencapaian dari masing-masing
target yang telah ditetapkan
8.Lakukan analisa SWOT untuk ruang rawat tsb
Keterangan:
W: Jumlah Kebutuhan Perawat
TT: Tempat Tidur
BOR: Bed Occupancy Rate
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014 pasal 33
Ayat 1 bahwa jumlah kebutuhan tenaga perawaat sama dengan
jumlah tempat tidur (1:1) .
Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk
kebutuhan seluruh RS Perbandingan antara jumlah tempat tidur
RS dibanding dengan jumlah perawat.
Rumah sakit kelas/tipe A,B,C perbandingan sbb,
Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur =
RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur
● Rumus Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit perawatan adalah sebagai berikut :
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1. Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri
(self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care )
= ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 =
4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam =
8 jam.
2. Waktu keperawatan tidak langsung menurut RS Detroit
(Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari.
menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari
= 1 jam/klien/hari
3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien
= 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di
suatu unit berdasarkan rata-rata biaya atau menurut Bed
Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
= 42157,5 / 2044
= 20,25 (21orang )
● Rumus Douglas
Penetapan jumlah perawat menurut rumus Douglas dalam
(Rakhmawati, 2008) yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing masing kategori
mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut
Opportunity :
a. BOR sebesar 75% sudah dalam kategori ideal, yakni dalam rentang 60-85%
(Depkes RI, 2015).
Threat :
a. PN I bersifat cenderung defensif dan sulit untuk diubah kebiasaannya .
b. Kepala ruang memiliki produktivitas rendah, tidak pernah ada setiap operan
jaga, selalu beralasan terlalu banyak kegiatan lain di luar bangsal (misalnya
rapat, sosialisasi, dll).
c. Sejak memiliki kepala ruang yang baru, MPKP tidak berjalan dengan baik serta
kegiatan keperawatan, monitoring dan supervisi tidak berjalan dengan lancar
Daftar Pustaka
Afrizal. (2016). Analisis Fungsi Kepala ruang Menurut Perspektif Staf Keperawatan di RSJ
Surakarta
Depkes RI. Undang- undang, Peraturan dsb. (2005). Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1555/Menkes/Sk/X/2005. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Duminggu, Febrita; Mandagi ,Chreisye K.F.; Kawatu, Paul A. T. (2016). Hubungan antara
pendidikan dan Pelatihan
Hosizah dan Yati, M. 2018. Sistem Informasi Kesehatan II : Statistik Pelayanan Kesehatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Hanung, S Mochammad ; Sri Werdati ; Andreasta Meliala. (2015). Pengaruh Penerapan
Model Praktek Keperawatan
Kemenkes RI.(2018). Sistem Informasi Kesehatan II Statistik Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Kemenkes RI
Krisnawati, Komang Menik Sri. (2017). Empat Pilar Metode Keperawatan Profesional.
Universitas Udayana. Program Studi Ilmu Keperawatan
Manajemen Keperawatan diakses pada tanggal 7 April 2020 dari repository.usu.ac.id
Menteri Kesehatan Repulik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Repulik
Indonesia No. 56 Tahun 2014 Pasal 33 Ayat 1
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Profesional (MPKP) Terhadap Penerapan Standar Auhan Keperawatan dan Kepuasan Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Kanjuso Djatiwibowo Balikpapan. UGM
Electronic Thesis and Disertation
Harmatiwi, Dini Desi; Sumaryani,Sri; Rosa, Elsye Maria. (2017). Evaluasi Pelaksanaan
Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Bantul. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. 6 (1): 47-54.
10.18196/jmmr.6126.
Pratiwi, Eka Desi. (2015). Hubungan Supervisi Kepala Ruang Dengan Penerapan
Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67125
Widyastuti, Chatarina Setya. (2018). Analisis factor Kesiapan Perawat dalam Praktik
Kolaborasi Interprofesional di Rumah sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Media
Ilmu Kesehatan. 7(1). serta Penghargaan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Kota Manado.
Panduan Manajemen Keperawatan program Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Klaten 2016
Rakhmawati, Windy (2008). Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Unit
Keperawatan. Pelatihan Manajemen Unit-Bandung. pustaka.unpad.ac.id