Anda di halaman 1dari 53

ASKEP CRANIOTOMY Kelompok

Kelas 3C
ANGGOTA KELOMPOK
1. Ahsani Taqwim 12. Galang Nova P.
2. Annisa Dwi P. 13. Alifia Melinia R.
3. Kalila Madya K. 14. Yoshe Malinda
4. Kiki Indah C. 15. Devi Putri I.
5. Fathimah A. Z. 16. Sinta Khairunnisa
6. Neli Tri C. 17. Yesi Nur I.
7. Intan Nurbaeti R. 18. Mirza Tansya A.
8. Alfyana Destina 19. Wiwik Hagiana D.
9. Mahdiandini E. S. 20. Azza Ulfah R.
10. Rizka Yasya P. 21. Ika Sofi I.
11. Jarot Sukmono
DEFINISI

Craniotomy adalah pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk


meningkatkan akses pada struktur intracranial. Prosedur ini digunakan
untuk menghilangkan tumor, mengurangi TIK, mengevakuasi bekuan
darah dan mengontrol hemoragi. (Brunner dan Suddarth)
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Otak dibagi menjadi 3 bagian serebrum, batang otak, dan serebelum.


Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut
tengkorak, sebagai pelindung dari cidera. Tulang frontal, parietal,
temperal dan oksipetal adalah tulang yang membentuk tulang
tengkorak.
ETIOLOGI

Penyebab cidera kepala ada 2, yaitu :

1. Bersifat terbuka, menembus melalui durameter, bisa karena luka peluru


atau pisau

2. Bersifat tertutup, tanpa penetrasi menembus dura, bisa karena


kecelakaan lalu lintas, jatuh, dan cidera olahraga

 
PATOFISIOLOGI
Variable yang mempengaruhi luasnya cidera kepala, yaitu :
1. Lokasi dan arah dari benturan
2. Kecepatan dan kekuatan yang datang
3. Permukaan dari kekuatan yang menimpa
4. Kondisi kepala ketika terjadi benturan
LANJUTAN

Kebanyakan kematian akibat cidera kepala dengan edema disebabkan


oleh kerusakan dan disertai distruksi primer pusat vital, dan edema otak
merupakan penyebab utama adanya peningkatan TIC.
KLASIFIKASI CIDERA KEPALA
1. Conscussion/comosio/memar
ditandai dengan hilangnya kesadaran, perubahan sensori motori, seperti
sakit kepala
2. Constusio cerebri
ada luka memar, perdarahan dan edema. Pada lobus frontal jika
dilakukan lumbal punkri maka lumbal berdarah
3. Lacertio cerebri
sobekan pada jaringan yang menyebabkan pingsan
MANIFESTASI KLINIS
1. Perubahan kesadaran/perilaku
2. Gangguan penglihatan dan berbicara
3. Mual dan muntah
4. Pusing
5. Keluar cairan cerebro spinal dari lubang hidung
6. Hemiparese
7. Peningkatan intracranial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan (tanpa/dengan kontras)
Dapat dilakukan pemeriksaan secara berulang karena diperlukan pada
iskemia/infark yang tidak terdeteksi dalam 24-72 jam pasca trauma
2. MRI
3. Angiopati serebral
KOMPLIKASI
1. Edema Serebral
2. Perdarahan Epidural, penimbunan darah dibawah dura meter
3. Perdarahan Subdural, terjadi akibat perdarahan lambat (subdural sub
akut) dan secara cepat (subdural akut) dan sangat besar (subdural
kronik)
4. Perdarahan Intracranial, dapat terjadi akibat pecahnya ancorisma
atau stroke hemoragik.
5. Hypovolemik syok
6. Hydrocephalus
KOMPLIKASI
7. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes
Insipidus)
8. Gangguan perfusi jaringan bd tromboplebitis yang timbul dalam 7-
14 hari setelah operasi.
9. Infeksi, ditimbulkan oleh bakteri stapylococus aureus, organism
garam positif staphylococcus dapat mengakibatkan penanahan yang
timbul 36-46 jam setelah operasi.
10. Kerusakan integritas kulit
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
2. Mempercepat penyembuhan
3. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi
4. Mempertahankan konsep diri pasien
5. Mempersiapkan pasien pulang
LANJUTAN
6. Tindakan keperawatan post operasi
a) Monitor kesadaran, TTV, CVP, intake dan out put
b) Observasi dan catat sifat drain (warna, jumlah) drainage
c) Dalam mengatur pergerakan posisi pasien harus hati-hati jangan
sampai drain tercabut
d) Perawatan luka operasi secara steril
LANJUTAN
7. Makanan, tidak dianjurkan menelan makanan setelah pembedahan
dan hanya dianjurkan makan makanan tinggi protein dan vitamin C.
Pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing peroral),
biasanya makanan baru diberikan jika:
a) Perut tidak kembung
b) Peristaltic usus normal
c) Flatus positif
d) Bowel movement positif
LANJUTAN
7. Mobilisasi, perubahan posisi pada posisi awal yang terlentang
dengan perubahan agar tidak terjadi decubitus
8. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
a) Sistem perkemihan
Control volunteer fungsi perkemihan kembali setelah 6-8 jam
Pencegahan dengan inspeksi, palpasi, perkusi
Dhower catheter
LANJUTAN
b) Sistem gastrointestinal
Kaji mual dan muntah
Auskultasi suara usus
Kaji paralitik ileus dengan suara usus (-), distensi abdomen, dan tidak
flatus
Jumlah warna, konsistensi isi lambung 6-8 jam
Meningkatkan istirahat
LANJUTAN
Insensi NGT intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan
decompresi dan drainase lambung
Member kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah
Memonitor perdarahan
Mencegah obstruksi usus
Irigasi atau pemberian obat
PENGKAJIAN

1. Primary Survey

a) Airway

Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing

Potensi jalan nafas dengan meletakan diatas mulut atau hidung

Auskultasi paru untuk memantau keadekuatan expansi paru, kesimetrisan


LANJUTAN

b) Breathing

Kompresasi batang otak mengakibatkan gangguan irama jantung

Perubahan pernafasan, RR <10X/menit menyebabkan depresi narcotic,


respirasi cepat dan dangkal yang mengakibatkan gangguan kardiovaskuler

Inspeksi, pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan


diafragma, retraksi stema dengan efek anatesi yang berlebihan, obstruksi
LANJUTAN

c) Circulation

Efek peningkatan intrakarnial, seperti perubahan frekuensi jantung


(bradikardia, takikardia yang diselingi dengan bradikardia dan
disritmia)

Inspeksi membrane mukosa, warna dan kelembaban, turgor kulit dan


balutan
LANJUTAN

d) Disability: Berfokus pada neurologi

Kaji tingkat kesadaran pasien, tanda-tanda respon mata, respon


motorik, dan TTV

Inspeksi respon terhadap rangsang, masalah bicara, kesulitan menelan,


kelemahan atau paralisis ekstermitas, perubahan visual dan gelisah
LANJUTAN
2. Secondary Survey

Pemeriksaan fisik pasien nampak tegang, wajah menahan sakit, tingkat kesadaran
somnolent apatis, GCS 15, TD 120/80 mmHg, nadi 98x/menit, suhu 37C, RR
20x/menit

a) Abdomen, inspeksi tidak ada asites, palpasi hati teraba 2 jari bawah iga dan limpa
tidak membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14x/menit. Distensi abdominal
dan peristaltic usus adalah pengkajian yang harus dilakukan pada gastrointestinal
LANJUTAN

b) Ekstermitas, mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot


ekstermitas atas 4-4 dan ekstermitas bawah 4-4, akral dingin dan
pucat.

c) Integument, kulit keriput, pucat dan turgor sedang


LANJUTAN

3. Tensiery Survey

a) Kardiovaskuler, klien lemah, kulit dan konjungtiva pucat, akral


hangat. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 120x/menit,kapiler refile
2 detik. Pemeriksaan laboratorium HB 9,9 gr% HCT 32 dan PLT 235
LANJUTAN

b) Brain, klien dalam keadaan sadar, GCS 4-5-6 (15), klien Nampak lemah
dan reflex dalam batas normal

c) Bladder, klien terpasang dower chateter urine tertampung 200cc, warna


kuning kecoklatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri bd luka insisi

2. Kerusakan integritas kulit b.d. luka insisi

3. Resiko tinggi infeksi b.d. hygiene luka yang buruk


INTERVENSI KEPERAWATAN
No DX Kriteria Hasil Intervensi keperawatan Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1.monitoring TTV klien 1. untuk mengetahui
perfusi keperawatan 2x24 jam perjam keadaan umum klien.
jaringan diharapkan tidak ada
2. monitor status neurologi 2. mengetahui adanya
serebral b/d gangguan perfusi jaringan
resiko peningkatan
trauma kepala dengan kriteria hasil: 3. posisikan kepala klien
TIK
head up 300
1.kesadaran membaik
3. membantu dalam
4. kolaborasi pemberian
2.luka membaik mengurangi TIK
manitol sesuai therapi
4. manitol berfungsi
untuk mencegah
peningkatan TIK
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DX Kriteria Hasil Intervensi keperawatan Rasional
2. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. monitor status respirasi 1. mengetahui
nafas tidak keperawatan selama 3x24 kepastian bersihan
2. bebaskan jalan nafas
efektif b/d jam diharapkan jalan nafas jalan nafas
adanya secraet efektif dengan kriteria 3. auskultasi suara nafas
2. membantu klien
hasil : 4. berikan oksigen sesuai dalam bernafas
1.klien dapat bernafas program
3. untuk mengetahui
dengan baik tanpa dibantu
adanya sekret
denagan alat
4. agar kebutuhan
2.peningkatan kesadaran
oksigen terenuhi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DX Kriteria Hasil Intervensi keperawatan Rasional
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. monitor TTV 1.untuk mengetahui
b/d adanya keperawatan selama 3x24 keadaan umum pasien
2. lihat luka post op
luka post op klien diharapkan tidak 2.untuk melihat adanya
Crniotomi dan balutan
Craniotomy mengalami infeksi dengan tanda-tanda terjadinya
kriteria hasil: 3. lakukan cuci tangan
infeksi
yang baik dan lakukan
1.tidak menunjukkan 3.mencegah terjadinya
perawatan luka
adanya tanda infeksi infeksi
4. kolaborasi pemberian
2.tidak terjadi infeksi 4. pemberian antibiotk
antibiotik sesuai indikasi
tujuannya untuk
menurunkan tingkat
mikro organisme
ASUHAN KEPERAWATAN HARI KE 2 PADA TN. E (28 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN POST CRANIOTOMY
DI RUANG NCCU
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PROV. JABAR
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data Masuk RS : 08/01/2020
a) Biodata Pengkajian : 09/01/2020
(Identitas klien) pukul 10.00 WIB

Nama : Tn E No RM : 15060033

Usia : 47 tahun Ruangan : NCCU


Medik : Post Craniotomy evakuasi
BB : 70 kg
a/i scvere DIH+ EDH
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Kebon sari
Pekerjaan : wiraswasta
PENGKAJIAN
(Identitas Penanggung Jawab)
Nama : Ny “D”
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Istri
Alamat : Jln. Kebon sari
LANJUTAN
b) Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : -

2. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang di RSHS ruang gawat darurat medical bedah dengan keluhan utama
penurunan kesadaran, klien mengalami kecelakaan motor dan kepala terbentur di
aspal, muntah 1x dan perdarahan ditelinga kiri, tidak ada kejang klien nampak
penurunan kesadaran dengan GCS E2M4V2
LANJUTAN
3. Riwayat kesehatan dahulu
Menurut pengakuan keluarga klien pernah kecelakaan 4 tahun yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak mempunyai penyakit turunan seperti hipertensi,
DM dan penyakit lainnya.
LANJUTAN
c) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Tanda-tanda vital
TD : 112/60 S: 380
N: 88x/menit RR: 22 x/ menit
3. Antropometri
TB: 175 cm
BB: 70 kg
LANJUTAN
4. Head to Toe
a. Kepala
Bentuk kepala mesoseval, keadaan kulit kepala klien kotor, terdapat
luka post Craniotomy
b. Mata
Bentuk kedua mata simetris, konjungtiva merah mudah, sklera anikterik
c. Hidung
Bentuk hidung proporsional, tidak terdapat sekret, tidak ada tanda-tanda
peradangan terpasang ventilato, NGT.
LANJUTAN
d. Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan , kedua telinga bersih, fungsi
pendengaran tidak terkaji karena klien mengalami penururan kesadaran
e. Mulut
Bentuk bibir simetris, warna bibir pucat, keadaan mulut kotor dan bau
terpasang ETT dan OPA
f. Leher
Bentuk leher simetris, keadaan bersih, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
LANJUTAN
h. Abdomen
Bentuk datar, keadaan bersih, bising usus 8x/menit
i. Genetalia
Terpasang kateter
j. Ekstremitas
Ekstremitas atas bentuk simetris kiri dan kanan , terpasang infus RL
Ekstremitas atas bentuk simetris kiri dan kanan, keadaan kulit bersih, dan terdapat luka pada
bagian betis kiri.
k. Kekuatan otot
2 2
2 2
LANJUTAN
d) Kebutahan dasar ( 11 pola fungsi Gordon )
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Tidak terkaji klien mengalami penurunan kesadaran
2. Pola nitrisi
Makan klien pada saat di RS klien diet susu melalui selang NGT dengan frekuensi 6 x
perhari, dan sebelum dirawat di RS tidak dilakukan pengkajian karena klien mengalami
penurunan kesadaran.
3. Pola eliminasi
Selama klien di rawat di RS frekuensi BAKnya 150-200 cc/ jam, warna kuning, sebelum
sakit tidak dilakukan pengkajian karena klien mengalami penurunan kesadran.
LANJUTAN
4. Pola tidur dan istrahat
Tidak dikaji karena klien mengalami penurunan kesadaran
5. Pola aktivitas dan latihan
Menurut keluarga klien sebelum sakit hari-harinya kerja dihotel.
6. Pola persepsi kognotif
Tidak terkaji karena klien mengalami penurunan kesadran
7. Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terkaji karena klien mengalami penurunan kesadran
LANJUTAN
8. Pola peran hubungan dengan sesama
Tidak terkaji karena klien mengalami penurunan kesadaran
9. Pola koping toleransi terhadap stress
Tidak terkaji karena klien mengalami penurunan kesadaran
10. Pola reproduksi dan seksualitas
Tidak terkaji karena klien mengalami penururan kesadaran.
10. Pola nilai dan kepercayaan
Tidak terkaji karena klien mengalami penurunan kesadaran
LANJUTAN
e) Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Laboratorium Hasil Nilai Rujukan
Kamis, Darah rutin:    

8/1/2020 Hb 14,1 gr/dl L : 13,5-17,5

Leukosit 12800 /mm3 H : 5.000-14.5000

Trombosit 215.000 /mm3 TR : 150.000-450.000

Hematokrit 31 % L : 40-52

GDS 171 70-100

Ur 24 10-50 mg/mol
LANJUTAN
Tanggal Laboratorium Hasil Nilai Rujukan
Kamis,
Kr 0,28 0,6-1,1 mg/mol
Na 143 135-147 meq/l
8/1/2020 K 3,6 3,6-5,4 mr/l
Ca 4,60 8,1-10,4 mg/100ml
Pco2 7,403
Po2 181,0
Hco3 16,3
Tco3 -5,9
LANJUTAN
 

Teraphy
Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Waktu (jam)
Ceftriaxone IV 1 x 1 gr 20

Kalnex IV 3 x 50 mg 09 17 01

Vit C IV 3 x 1 amp 09 17 01

Ranitidine IV 3 x 1amp 09 17 01

gentamicyn IV 2 x 80 mg 09 21

paracetamol IV 4 x 1 gr 09 15 21

manitol IV 4 x 100 cc 09 15 21

omz IV 1 x 1 gr 16

ceftazidin IV 3 x 1 gr 12 20 04

levofloxacin IV 4 x 1 gr 15 21 03
ANALISA DATA

No. Hari/ Tanggal Data Etiologi Problem


1. Jumat, 9 Januari 2020 Ds: - Cedera kepala Gangguan perfusi
Do: Kerusakan sel otak jaringan serebral
1. Klien tampak Aliran darah ke otak
gelisah O2 gangguan
2. Kesadaran stuppor metabolisme
koma. Asam laktat
Perdarahan, hematoma 
Gangguan perfusi
jaringan
No. Hari/ Tanggal Data Etiologi Problem
2. Minggu, 11 Januari 2020 Ds: - Penumpukan secret Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif
Do: Ekspansi dada menurun
1. Suara nafas terdengar Ventilasi tidak adekuat
ronchi. Kesulitan untuk bernapas
2. Terdapat akumulasi Sesak napas
secret Bersihan jalan napas tidak
3. Pernafasan 20x/menit. efektif
4. Terpasang ETT
3. Minggu, 11 Januari 2020 Ds : - Terdapat luka kraniotomi Resiko infeksi
1. Terdapat luka Sebagai jalan masuknya
craniotomi. bakteri
2. Suhu tubuh teraba Daya tahan tubuh menurun
panas 380C Resiko infeksi
3. Leukosit 12.800/mm3
PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Trauma Kepala
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Adanya Secraet
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Adanya Luka Post Op Craniotomy
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal/ Waktu No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
DX Keperawatan

Jum’at, 9 januari 2020 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 1.Monitoring TTV klien 1. Untuk mengetahui
Jam 10:00 jam diharapkan tidak ada gangguan perfusi perjam keadaan umum klien.
jaringan dengan kriteria hasil: 2. Monitor status neurologi 2. Mengetahui adanya resiko
1.Kesadaran membaik 3. Posisikan kepala klien peningkatan TIK
2.Luka membaik head up 300 3. Membantu dalam
4. Kolaborasi pemberian mengurangi TIK
manitol sesuai therapi 4. Manitol berfungsi untuk
mencegah peningkatan TIK
Minggu, 11 januari 2020 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor status respirasi 1. Mengetahui kepastian
Jam 11:00 3x24 jam diharapkan jalan nafas efektif dengan 2. Bebaskan jalan nafas bersihan jalan nafas
kriteria hasil : 3. Auskultasi suara nafas 2. Membantu klien dalam
1.Klien dapat bernafas dengan baik tanpa dibantu 4. Berikan oksigen bernafas
denagan alat Sesuai program 3. Untuk mengetahui adanya
2.Peningkatan kesadaran sekret
4. Agar kebutuhan oksigen
terpenuhi.
Minggu, 11 januari 2020 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor TTV 1.Untuk mengetahui keadaan
Jam 13:00 3x24 klien diharapkan tidak mengalami infeksi 2. Lihat luka post op umum pasien
dengan kriteria hasil: craniotomi dan balutan 2.Untuk melihat adanya
1.Tidak menunjukkan adanya tanda infekssi 3. Lakukan cuci tangan yang tanda-tanda terjadinya
2.Tidak terjadi infeksi baik dan lakukan infeksi
Perawatan luka 3.Mencegah terjadinya
4. Kolaborasi pemberian infeksi
antibiotik sesuai indikasi 4. Pemberian antibiotk
tujuannya untuk
menurunkan mikro
organisme dan menurunkan
penyebaran dan
perkembangan mikro
organisme pada luka
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. E Ruangan : NCCU
No. Reg : 15060033 Dx. Medis : post Craniotomy

Tanggal/ Waktu No. Dx Implementasi Keperawatan Respon Klien

Jum’at., 9 Januari 2020 1 1. Memonitor TTV klien perjam 1. TTV klien dalam batas normal di
Jam 10:00 2. Memonitor status neurologi tandai dengan N : 88x/menit, TD:
3.Meposisikan kepala klien head up 300 112/60 mmHg RR: 22x/menit
4. Mekolaborasi pemberian manitol sesuai therapi 2. Tidak ada tanda-tanda peningkatan tik
3. Tidak terjadi peningkatan TIK
4. Tidak terjadi peningkatan TIK
Minggu, 11 januari 2020 2 1. Memonitor status respirasi 1. Respirasi klien dalam batas normal
Jam 11:00 2.Mebersihan jalan nafas dengan cara melakukan suction 22x/menit
3. Mengauskultasi suara nafas 2. Tidak terdengar adanya suara ronchi
4. Memberikan oksigen sesuai program terpasang ventilator atau secret
3. Tidak terdengar adanya suara ronchi
atau secret
4. Saturasi oksigen 99%

Minggu, 11 januari 2020 3 1. Memonitor suhu tubuh klien 1. Suhu tubuh klien 380C
Jam 13:00 2. Melihat luka post op crniotomi dan balutan 2. Keadaan balutan lembab
3. Melakukan cuci tangan yang baik dan lakukan perawatan luka. Basah.
4. Mengkolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi 3. Keadaan balutan bersih
4. Ceftiaxone 1gr IV
EVALUASI
Nama Pasien : Tn. E Ruangan : NCCU
No. Reg : 15060033 Dx. Medis : post Craniotomy
Tgl / waktu No. Dx Evaluasi keperawatan
Jum’at, 9 Januari 2020 1 S:-
Jam 10:00 O : Klien masih mengalami penurunan kesaranran
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan( 1,2 dan 4 )
Minggu, 11 Januari 2 S:-
2020 O : Tidak terdengar suara ronchi dipernafasan,
Jam 11:00 RR : 22 x / menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan ( 1, 2 dan 3 )
Minggu, 11 Januari 3 S:-
2020 O : Keadaan luka belum kering
Jam 13:00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan ( 2, 3 dan 4 )

Anda mungkin juga menyukai