Anda di halaman 1dari 26

ISK

INFEKSI SALURAN KEMIH


Nama Anggota :
Azza Ulfah Rezaqi (P1337420218101) Jarot Sukmono (P1337420218106)
Zahra Amalina (P1337420218141) Devi Saputri (P1337420218110)
Yoshe Malinda (P1337420218109) Sinta Khairunnisa (P1337420218111)
Neli Tri Cahyani (P1337420218100) Wiwik Hagiana . (P1337420218115)
Intan Nurbaeti R. (P1337420218101) Ika Sofi Inggarsari (P1337420218117)
Alfyana Destina (P1337420218102) Afifah Neli W. (P1337420218118)
Yesi Nur Izzati (P1337420218112) Annisah Fitry P. (P1337420218121)
Mirza Tansya A. (P1337420218114) Triska Vinanda (P1337420218122)
Ananda Farahdila (P1337420218120) Aniq Muflihah (P1337420218123)
Ahsani Taqwim (P1337420218095) Mutia Nur Afifah (P1337420218124)
Fatimah As-zahra (P1337420218099)
PENGERTIAN
berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam
keadaan normal tidak mengandung
bakteri,virus/mikroorganisme lain.
ETIOLOGI

1 1 jenis miroorganisme
Jenis

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut

4
PATOFISIOLOGI

Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen.


- Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih
- Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi
yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan
penurunan resistensi terhadap invansi bakteri dan residu kemih menjadi media
pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal
sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus
urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain :
adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses.
Penyebab umum obstruksi adalah : jaringan parut ginjal, batu , neoplasma dan
hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun
Pathways
Klasifikasi

Klasifikasi infeksi saluran ISK pada usia lanjut :


01 kemih : 02 - ISK Uncomplicated
- Sistitis - ISK Complicated
- Uritis
- Pielonefritis
Manifestasi klinis
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

 Mukosa memerah dan edema


 Terdapat cairan eksudat yang purulent
 Ada Ulserasi pada uretra
 Adanya rasa gatal yang menggelitik
 Good morning sign
 Adanya nanah awal miksi
 Nyeri pada awal miksi
 Kesulitan untuk memulai miksi
 Nyeri pada bagian abdomen
Manifestasi klinik
Sistitis biasanya memperlihatkan
gejala :
Pielonefritis akut biasanya
 Disuria (nyeri waktu berkemih) memper-
 Peningkatan frekuensi berkemih lihatkan gejala :
 Perasaan ingin berkemih
 Adanya sel-sel darah putih dalam  Demam
urin  Menggigil
 Nyeri punggung bawah atau  Nyeri pinggang
suprapubic  Disuria
 Demam yang disertai adanya
darah dalam urin pada kasus yang
parah.
Komplikasi
Prostatitis

Striktura uretra Epididimis


• Pemeriksaan Penunjang

urinalisis Bakteriologis :
Content Content - Mikroskopis
- Biakan bakteri
01 02

Content
Tes Griess Content Kultur urine
06 03

Content Content
Tes esterase leukosit Hitung koloni.
05 04
Penatalaksaan Medis
 Penangan Infeksi Saluran kemih (ISK) yang ideal adalah agens
antibacterial yang sevara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.
 Penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole
(gastrisin), trimethoprim / sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim,
septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. coli
talah resisten terhadap bakteri ini. Prydium, suatu analgesic
urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan
akibat infeksi.
Pengkajian keperawatan

• Pemeriksaan fisik : dilakukan secara head to toe dan system


tubuh
• Riwayat atau adanya factor – factor resiko :
• Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
• Adakah obstruksi saluran kemih?
• Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap
infeksi nosokomial.
• Bagaimna dengan pemasangan kateter foley?
• Imobilisasi dalam waktu yang lama.
• Apakah terjadi inkontinensia urine?
ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
(ISK)
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat kesehatan Dahulu PENGKAJIAN
d. Riwayat Kesehatan Keluarga.
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi Metabolisme
b. Pola Eliminasi
c. Pola Tidur dan Istirahat
d. Pola Persepsi dan Kognitif.
e. Pola Sistem Kepercayaan.
4. Pemeriksaan Fisik
   Kesadaran Tanda – tanda vital Pemeriksaan head to toe :

1. Rambut
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut
6. Leher
7. Thoraks
8. Paru
9. Jantung
10.Abdomen
11.Ekstremitas
5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk


penegakkan diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri
dan pH meningkat.
b. Urine kultur : Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab
infeksi saluran kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll.
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.

2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )


Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri ab
dominal, panggul.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif ditandai dengan mual,
muntah.
2. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme akibat bakteri berkembang pada
kandung kemih..
3. Nyeri akut b/d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan stuktur
traktus urinarius.
4. Retensi urie b/d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih.
5. Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun stuktur traktus urinarius.
6. Resiko infeksi b/d port de entry kuman.
7. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber informasi tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi Keperawatan
NO NANDA NOC NIC
1. Kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi : penurunan cairan 1. Fluid balance Fluid Management
intravaskuler, interstisial, atau 2. Hydration 1. Pertahankan catatan intake dan output yang
intraseluler, ini mengacu pada 3. intake akurat.
dehidrasi, kehilangan cairan saat 4. Nutritional status: food and fluid 2. Monitor status dehidrasi (kelembaban
tanpa perubahan pada natrium. membran mukosa, nadi adekuat tekanan
Kriteria Hasil darah ortostatik) jika diperlukan.
Batasan karakteristik : 5. Mempertahankan urine output 3. Monitor vital sign.
1. Perubahan status mental sesuai dengan usia dan BB,BJ urine 4. Monitor masukan makanan / cairan dan
2. Penurunan tekanan darah. normal, HT normal. hitung intake kalori harian.
3. Penurunan tekanan nadi. 6. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh 5. Kolaborasi dalam pemberian cairan iv.
4. Penurunan volume nadi. dalam batas normal. 6. Monitor status nutrisi.
5. Kulit kering. 7. Tidak ada tanda –tanda dehidrasi. 7. Dorongan masukan oral.
6. Kelemahan. 8. Elastisitas turgor kulit baik, 8. Berikan penggantian nasogatrik sesuai
7. Penurunan turgor kulit. membran mukosa lembab, tidak output.
Faktor yang berhubungan : ada rasa haus yang berlebihan. 9. Dorong keluarga untuk membantu pasien
8. Kehilangan cairan aktif   makan.
9. Kegagalan mekanisme regulasi. 10. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
11. Monitor berat badan
 
 
2. Hipertermia NOC NIC
Definisi : peningkatan suhu tubuh Thermoregulation Fever Treatment
diatas kisaran normal. Kriteria Hasil :  Monitor suhu tubuh
Batasan karakteristik  suhu tubuh Dalam rentang sesering mungkin.
 Konvulsi normal.  Monitor IWL
 Kulit kemerahan  Nadi dan RR dalam rentang  Monitor warna dan suhu
 Kejang normal.  Monitor tekanan darah, nadi
 Takikardi  Tidak ada perubahan warna kulit , RR,
 Peningkatan suhu tubuh diatas dan tidak ada  Monitor WBC,HB,Dan
kisaran normal.  pusing. HCT.
 Kulit terasa hangat.  Berikan antipiretik.
Faktor yang berhubungan  Selimuti pasien
 Anastesia  Monitor intake dan output
 Penurunan respirasi  Kolaborasi pemberian
 Dehidrasi cairan intravena.
 Pemajanan lingkungan yang  Berikan pengobatan untuk
panas mengatasi penyebab demam
 penyakit  Tingkatkan intake cairan
 aktivitas berlebihan dan nutrisi.
   
 
3. Nyeri akut NOC NIC
Definisi : pengalaman sensori dan  Pain level Pain Management
emosional yang tidak menyenangkan  Pain control
yang muncul akibat kerusakan jaringan  Comfort level  Lakukan pengkajian nyeri
yang aktual atau potensial atau secara komprehensif termasuk
digambarkan dalam hal kerusakan Kriteria Hasil lokasi, karakteristik, durasi,
sedemikian rupa.  Mampu mengontrol nyeri (tahu frekuensi, kualitas, dan faktor
penyebab nyeri, mampu presipitasi.
Batasan Karakteristik : menggunakan teknik nonfarmakologi  Observasi reaksi nonverbal
 Perubahan selera makanperubahan untuk mengurangi nyeri, mencari dari ketidaknyamanan
tekanan darah. bantuan)  Gunakan teknik komunikasi
 Indikasi nyeri yang dapat diamati.  Melaporkan bahwa nyeri berkurang teraupetik untuk mengetahui
 Gangguan tidur dengan menggunakan manajemen pengalaman nyeri pasien.
 Mengekspresikan perilaku (gelisah, nyeri.  Kaji kultur yang mempengaruhi
merenggek, menangis)  Mampu mengenali nyeri (skala, respon nyeri
Faktor yang berhubungan : intensitas, frekuensi, dan tanda  Evaluasi pengalaman nyeri
 Agen cedera ( mis. Biologis, zat nyeri ) dimasa lalu.
kimia,fisik)  Menyatakan rasa yang nyaman  Kontrol lingkungan yang dapat
  setelah nyeri berkurang. mempengaruhi nyeri.
   Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 
4. Retensi urine NOC NIC
Definisi pengosongan kandung 1. Urinary eliminination Urinary Retention Care
kemih tidak komplit. 2. Urinary continence 1. Monitor intake dan output
2. Monitor penggunaan obat
Batasan karakteristik Kriteria Hasil antikolinergik.
1. Tidak ada haluaran urine 3. Kandung kemih kosong secara 3. Monitor derajat distensi
2. Distensi kandung kemih penuh bladder
3. Disuria. 4. Tidak ada residu urine > 100- 4. Instruksikan pada pasien
4. Sering berkemih 200 cc dan keluarga untuk
5. Sensasi kandung kemih 5. Bebas dari ISK mencatat output urine
penuh. 6. Tidak ada spasme bladder 5. Sediakan privacy untuk
Faktor yang berhubungan 7. Balance cairan seimbang eliminasi
6. Sumbatan 6. Stimulasi refleks bladder
7. Tekanan ureter tinggi dengan kompres dingin
8. Inhibisi arkus reflex, sfingter pada abdomen
kuat. 7. Katerisasi jika perlu
8. Monitor tanda dan gejala
ISK ( Panas, hematuria,
perubahan bau dan
konsistensi urine)
5. Gangguan eliminasi urine NOC NIC
Definisi : disfungsi pada  Urinary elimination. Urinary retention care
eliminasi urine  Urinary continuence.
 Lakukan penilaian kemih
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : yang komprehensif
- Disuria  Kandung kemih secara penuh berfokus pada
- Sering berkemih  Bebas dari isk inkontinensia
- Inkontinensia urine  Tidak ada spasme bladder  Memantau pengguna obat
- Retensi  Balance cairan seimbang dengan sifat antikolinergik
- Nokturia    Menggunakan kekuatan
Faktor yang berhubungan : sugesti dengan
- Penyebab multiple menjalankan air atau
- Gangguan sensorik motorik disiram toilet.
-    Merangsang refleks
kandung kemih
 Sediakan waktu yang
cukup untuk
mengosongkan kandung
kemih.
 
6. Resiko infeksi NOC NIC
Definisi : mengalami  Immune status Infection control
peningkatan resiko terserang  Knowledge : infection
organisme patogenik. control  Bersihkan lingkungan
 Risk control setelah dipakai pasien
Faktor yang berhubungan : lain.
- Penyakit kronis Kriteria Hasil :  Pertahankan teknik
- Pengetahuan yang tidak  Klien bebas dari tanda isolasi.
cukup. dan gejala infeksi.  Gunakan sabun
- Vaksinasi tidak adekuat  Menunjukkan kemampuan antimikrobia untuk
- Prosedur invasif. untuk mencegah cuci tangan.
timbulnya infeksi.  Batasi pengunjung bila
 Mendeskripsikan proses perlu.
penularan penyakit.  Monitor tanda dan
gejala infeksi.
 
7. Defisiensi pengetahuan NOC NIC
Definisi : ketiadaan atau  Knowledge : disease process Teaching disease process
defisiensi informasi kognitif  Knowledge : health behavior
yang berkaitan yang berkaitan  Berikan penilaian tentang
dengan topik tertentu Kriteria Hasil : tingkat pengetahuan
 Pasien dan keluarga mampu pasien.
Batasan karakteristik : menjelaskan kembali apa yang  Jelaskan patofisiologi dari
1. Perilaku hiperbola dijelaskan oleh perawat/ tim penyakit
2. Pengungkapan masalah kesehatan lainnya.  Gambarkan tanda dan
3. Ketidakakuratan melakukan gejala yang biasa muncul
tes dari penyakitnya.
Faktor yang berhubungan :  Identifikasi kemungkinan
4. Keterbatasan kognitif penyebab,dengan cara
5. Salah intepretasi informasi yang tepat.
6. Kurang pajanan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai