Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

UROSEPSIS

I. Pengertian

Sepsis yang disebabkan oleh dekomposisi dan absorpsi substansi yang


berasal dari saluran kemih sehingga terjadi bakteremia simtomatik yang
menyebabkan syok dan kematian akibat bakteri berasal dari traktus urinarius
yang merupakan komplikasi dari ISK (Johnson. CC, 1991).
Urosepsis adalah kondisi akut infeksi sistemik dalam darah yang
berkembang sekunder untuk infeksi saluran kemih (ISK), dan kemudian
beredar ke seluruh tubuh. Sebuah istilah awam bagi kondisi kritis ini adalah
keracunan darah karena infeksi dalam aliran darah.

II. Etiologi
Secara umum dikatakan urosepsis merupakan komplikasi dari beberapa
situasi antara lain (1) tindakan instrumentasi pada traktus genitourinaria (2)
abses renal (3) pielonefritis akut (4) Infeksi akibat obstruksi saluran kemih
atau pasien dengan gangguan kekebalan imunitas (5) bakteriuri akibat
pemasangan kateter pada obstruksi dan pasien dengan gangguan kekebalan
imunitas. Beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya urosepsis
selain dari faktor-faktor resiko diatas, penyebab lain dari urosepsis antara
lain.
1. Benign Prostat hiperplasia

2. Bladder Cancer

3. Chlamydia

4. Cystitis

5. E-coli akibat keracunan makanan

6. Lansia

7. HIV / AIDS

8 Kondisi kekurangan immune


9. Batu ginjal

10. Multiple Sclerosis


III. Tanda & Gejala
Gejala urosepsis lebih sering diawali dengan adanya infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih yang simtomatik gejalanya bergantung pada umur
penderita dan lokalisasi infeksi di dalam saluran kemih. Pada yang
asimtomatik dapat dijumpai riwayat infeksi sebelumnya tetapi pada saat itu
tidak dijumpai keluhan yang menyebabkan penderita datang untuk berobat.
Beberapa gejala yang sering muncul pada urosepsis antara lain:
1.Sakit saat BAK
2. Sering BAK karena rasa ingin BAK terus-menerus
3. Sakit pinggang
4. Demam dan sakit pada sudut kostovertebral
5. Enuresis diurnal ataupun nokturnal
6. Sama seperti bakteraemia, tetapi menunjukkan kondisi yang lebih berat.
Bukti klinis infeksi ditambah bukti respon sistemik terhadap infeksi.
Respon sistemik ini dapat bermanifestasi 2 atau lebih kondisi berikut :

Temperatur > 38C atau < 36C

Denyut nadi > 90 kali / min

Frekuensi pernafasan > 20 kali /min or PaCO2 < 32 mmHg (< 4.3 kPa)

Leukosit > 12,000 sel/mm 3, < 4,000 sel/mm3 atau 10% bentuk imatur
(batang).3
8. Pada fase yang parah dapat terjadi perdarahan akibat penurunan trombosit
9. Sepsis syndrome
Infeksi ditambah bukti gangguan perfusi organ berupa: hipoksemia;
peningkatan laktat; oliguria; gangguan kondisi mental.

IV. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter
penting ISK yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti
deskripsi warna, berat jenis dan pH, konsentrasi glukosa, protein, keton,
darah dan bilirubin tetap dilakukan
2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah
leukosit dan bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna
adalah > 10 / lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri
yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.
3. Pemeriksaan Kultur Urin
Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari
kultur urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah
koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa
bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya
tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang
tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal
dari muara uretra

V. Penatalaksanaan
Harus ada kerjasama antara ahli urologi dengan intensivist
Tindakan umum
1. Tegakkan diagnosis : gejala dan tanda serta laboratorium penunjang.
Singkirkan penyebab lain seperti hipovolemia, perdarahan, gangguan
jantung, anafilaktik dll.
2. Terapi antibiotika adekuat sesuai kultur darah dan urin serta fungsi
ginjal
3. Pemberian cairan intravena & agen vasoaktif (dopamin dan
dobutamin)
4. Pasang alat monitoring cairan : CVP atau Swan Ganz kateter,
kateter urin
5. Suplementasi O2 dengan atau tanpa ventilator
Tindakan khusus urologi :
1. Drainase semua obstruksi
2. Pengangkatan benda asing seperti kateter atau batu.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Nyeri akut b/d peningkatan


frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan, pembentukan
oedema, iskemia seluler.
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal,


diuresis paska obstruksi.

4. Kerusakan jaringan integritas kulit b/d luka bekas operasi

5. Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak


mengenal sumber informasi.

II. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Nyeri akut b/d peningkatan


frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan,
pembentukan oedema, iskemia seluler.
Tujuan: Nyeri hilang dengan spasme terkontrol.

Kriteria ;
- Pasien tampak rileks.
- Pasien mampu tidur/istirahat dengan tenang
- Tidak gelisah,tidak merintih
Rencana Asuhan Keperawatan
1. Catat lokasi,lamanya intensitas,penyebaran,perhatikan tanda-tanda non
verbal,misalnya merintih,mengaduh dan gelisahansietas.
R/: Evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

2. Berikan tindakan nyaman,misalnya pijatan punggung,ciptakan


lingkungan yang tenang.
R/: Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan otot

3. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus


R/: Mengarahkan kembali perhatiandan membantu dalam relaksasi otot.

4. Bantu dengan ambulasi sering s/d indikasi tingkatkan pemasukan cairan


sedikitnya 3-4 lt/hariatau s/d indikasi.
R/: Meningkatkan lewatnya batu,mencegah stasis urine,mencegah
pembentukan batu selanjutnya.
5. Bantu dengan ambulasi sering s/d indikasi tingkatkan pemasukan cairan
sedikitnya 3-4 lt/hariatau s/d indikasi.
R/: Meningkatkan lewatnya batu,mencegah stasis urine,mencegah
pembentukan batu selanjutnya.

6. Berikan kompres hangat pada punggung


R/: Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri dan juga kompres hangat
dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah.

7.Berikan obat sesuai dengan indikasi narkotik, antispasmodic,


kortikosteroid
R/: Dipakai selama episode akut,untuk menurunkan kolik ureter dan
relaksasi otot, menurunkan refleks spasme sehingga mengurangi nyeri dan
kolik, menurunkan edema jaringan sehingga membantu gerakan batu.

2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu,


iritasi ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik.

Tujuan: Perubahan eliminasi urine tidak terjadi

Kriteria Hasil:

- Haematuria tidak ada.


- Piuria tidak terjadi
- Rasa terbakar tidak ada
- Dorongan ingin berkemih terus berkurangi

Rencana Asuhan Keperawatan

1. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine


R/: Evaluasi fungsi ginjal dgn.memerhatikan tanda-tanda komplikasi
misalnya infeksi,atau perdarahan.

2. Tentukan pola berkemih normal.


R/: Kalkulus dpt.menyebabkan eksitabiliats saraf,yg.menyebabkan
kebutuhan sensasi berkemih segera.

3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan


R/: Membilas bakteri,darah.dan debris,membantu lewatnya batu.

4. Observasi keluhan kandung kemih,palpasi dan perhatikan output,dan


edema.
R/: Retensi urine,menyebabkan distensi jaringan.,potensial resiko infeksi
dan GGK.

5.Obserevasi perubahan status mental, prilaku atau tingkat kesadaran.


R/: Ketidakseimbangan elektrolit dpt.menjadi toksik pada SSP.

6. Kolaborasi monitoring pemeriksaan lab,BUN.kreatinin


R/: Peninggian BUN,indikasi disfungsi ginjal.

7.Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas


R/: Evaluasi adanya ISK.atau penyebab komplikasi

8. Berikan obat sesuai dengan program


- Alupurinol
- Amonium Klorida, Kalium ,atau Natrium fosfat
- Antibiotik
- Pertahankan patensi kateter
R/: - Meningkatkan pH.urine menurunkan pembentukan batu asam

- Menurunkan pembentukan batu fosfat


- Adanya ISK potensuial pembentukan batu.
- Mencegah retensi,dan komplikasi.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal,


diuresis paska obstruksi

Tujuan : Keseimbangan cairan adekuat

Kriteria : - Intake dan output seimbang


- Tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg. Nadi 60-100, RR16-20,
suhu 36.5-37C)
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik

Rencana Asuhan Keperawatan


1. Awasi tanda vital, evaluasi nadi, turgor kulit dan membran mukosa.
R/: Penurunan LFG.merangasang produksi renin, yg. Bekerja
meningkatkan TD.

2. Catat insiden muntah, diare, perhatikan karakteristik, dan frekuensi.


R/: Mengesampingkan kejadian abdominal lain.

3.Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 lt / hari dalam toleransi jantung.


R/: Mempertahankan keseimbangan cairan dan homeostasis.

4. Timbang berat badan tiap hari


R/: Peningkatan BB.yang cepat,waspada retensi

5.Kolaborasi awasi Hb,Ht,elektrolit, berikan cairan IV


R/: Mengkaji hidrasi, kebutuhan intervensi, mempertahankan volume
sirkulasi

6.Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut s/d toleransi


R/: Mempertahnakan keseimbangan nutruisi.

7. Berikan obat s/d indikasi antiemetik


R/: Menurunkan mual muntah

4. Kerusakan jaringan integritas kulit b/d luka bekas operasi

Tujuan: Integritas kulit terjaga

Kriteria Hasil:
- Luka kering, tidak berbau
- TTV stabil
Rencana Asuhan Keperawatan
1.Observasi TTV
R/: Peningkatan suhu menunjukkan adanya infeksi pada daerah luka.

2.Rawat luka dengan tehnik septic aseptic


R/: Mencegah infeksi silang pada daerah luka operasi

3.berikan posisi nyaman


R/: Posisi yang benar dapat menurunkan rasa nyeri pada klien akibat
peregangan daerah luka.
4.Ajarkan tehnik relaksasi distraksi
R/: Relaksasi dan distraksi dapat menurunkan ketegangan klien dan juga
dapat menurunkan kecemasan klien

5. Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak


mengenal sumber informasi

Tujuan: Pasien dapat memahami tentang diet,dan program pengobatan

Kriteria Hasil :
- Berpartisipasi dalam program pengobatan
- Menjalankan diet

Rencana Asuhan Keperawatan

1.Kaji ulang proswes penyakit dan harapan masa datang


R/: Memberikan pengetahuan dasar,membuat pilihan berdasarkan
informasi

2.Kaji ulang program diet, sesuai dengan indikasi


R/: Pemahaman diet,memberikan kesempatan untuk memilih sesuai dgn.
Informasi,mencegah kekambuhan.

3.Diskusikan tentang pemberian diet rendah purin,


R/: Menurunkan pemasukan oral thd.prekursor asam urat

4.Diskusikan program obat-obatan ,hindfari obat yang dijual bebas dan


baca labelnya.
R/:Obat yang diberikan untuk mengasamkan urin,atau
mengalkalikan,menghindari produk kontraindikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bahdarsyam. 2013. Spektrum bakteriologik pada berbagai jenis batu Saluran


kemih bagian atas. www.medlibrary_usu.com. Diakses tanggal 04
September 2017
Carpenito Lynda Jual. 2012. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta.
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM. 2012. Rencana Asuhan
Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien, EGC, Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2015, Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Purnomo, BB. 2013. Dasar-dasar Urologi ed. 2. Sagung Seto. Jakarta
Cooper, Robert. Urosepsis definition, sign and symptom. Diagnostics. http://
yourtotalhealth.com/bloodstream-infection-from-uti-urosepsis.html. diakses
tanggal 04 September 2017
Shaffer. 2013. Urinary Tract Infection. http://www.livestrong.com/article/23329-
signs-urosepsis/. Diakses tanggal 04 September 2017
https://www.scribd.com/doc/244063145/LP-Urosepsis-docx. Diakses pada 04
September 2017
https://documents.tips/documents/lp-urosepsis-vesikolitiasis.html. Diakses pada
04 September 2017
https://www.scribd.com/doc/289041639/Pathway-Urosepsis. Diakses pada 04
September 2017
https://www.scribd.com/doc/307173303/Urolitiasis-Dan-Urosepsis. Diakses pada
04 September 2017

Anda mungkin juga menyukai