TEMPERATUR
a. a.Ketiak (aksila)
b. b.Anus (rektal)
c. c.Dibawah lidah (liblingual)
a.Produksi panas
1). Metabolisme basal merupakan penghasil panas yang diproduksi tubuh saat
istirahat.Jumlah rata-rata metabolisme (BMR) bergabung pada luas permukaan
tubuh. Hormon tyroid juga mempengaruhi BMR dengan cara meningkatkan pemecahan
glukosa dan lemak tubuh. Hormon tyroid meningkatkan laju reaksi kimia yang hampir
seluruh sel tubuh.
2). Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan
energi. Produksi panas dapat meningkat diatas 50 kali normal.
3). Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4-5 kali lebih besar dan normal.
Panas di produksi untuk mempertahankan suhu tubuh.
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara stimultan. Struktur kulit dan paparan
terhadap lingkungan secara konstan. Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi.
a.Usia
Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang
suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati lansia.Lansia mempunyai
rentang suhu tubuh yang lebih sempit dari pada dewasa awal.Suhu oral 35ºC tidak lazim
pada lansia sekitar 36ºC, lansia terutama sensitif terhadap suhu ekstrem karena
mekanisme kontrol terutama pada kontrol vasometer (kontrol vasokontriksi dan
vasodilatasi) penurunan curah jumlah hingga tidak terlihat. Mekanisme tubuh kerja
suhu tubuh menjadi menurun:
Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh: karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior.
Piloreksi: rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada
folike rambut berdiri
Peningkatan pembentukan panas: sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akbiat rangsangan simpatis, sera peningkatan
sekresi tiroksin.
3.Demam (hiperpireksia)
Demam merupakan temperatur tubuh dari atas batas normal, penyebab tersering, yaitu
karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan. Pengaturan temperatur hipotalamus
pada penyakit demam efek pirogen. Hasil pemecahan protein dan zat termostas
hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirigen. Pirogen yang
dilepaslan oleh bakteri atau pirogen dilepaskan dari degenarasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam dan peranan interleukin-I.
Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam
darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat
interlekuin-II ke dalam cairan tubuh yang juga disebut pirogen leukosit atau
pirogen endogen. Interlekuin-I saat mencapai hipotalamus segera menimbulkan demam.
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh lingkungan yang terpajan dengan
panas. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memindahkan pasien ketempat yang lebih dingin
serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
5.Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, klien dengan
resiko tinggi pada penyakit kardiovaskular, hpertiroidisme, diabetes dan alkoholik dan
klien yang mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas dan mereka yang menjalani olahraga berat.
Tanda gejalanya:
Konvulsiatau kejang
Delirium
Mual
Kram otot
Gangguan visual
Inkontinensai urine
Gejala-gejala yang lebih penting adalah kulit hangat dan kering. Penderita
heatstroke banyak kehilangan cairan dan elektrolit dan malfungsi hipotalamus.
Heatstroke yangbesar pada suhu 40,5ºC mengakibatkan keruasakan jaringan
pada sel dan semua jaringan organ tubuh. Jika kondisi terus berlanjut, klien
menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif,dan terjadi kerusakan neurologis yang
permanen terkecuali dapat tindakan pendinginan yang cepat.
a.Serangan demam
b.Demam
Merupakan titik patokan atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Dengan
peningkatan titik patokan (sel point) tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk
meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan mengigil dan meningkatkan
metabolisme basal.
Karakteristik demam
Menggigil atau kedinginan
Krisis atau kematian
Mekanisme demam
Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukan interleukin-I yang disebut
pirogen endogen
Interleukin-I dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag dan sel-sel yang
mengalami cidera.
Interleukin, tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan
prostaglandin yang merangsang hipotalamus.
2.1Pengkajian
2.1.1Riwayat keperawatan
2.1.2Pemeriksaan fisik
Hitung tanda-tanda vital ketika panas terus-menerus dan sesuai perintah (2/4 jam).
Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan,
hangat,turgor menurun).
Tanda-tanda dehidrasi
Perubahan tingkah laku: bingung disorientasi, gelisah disertai dengan sakit
kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.
6.Kolaborasi dalam Pemberian obatantipiretik dan antibiotik 400C dan untuk mengurangi
respon hipertermi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x 24 jam suhu tubuh kembali dalam
rentang normal.Dengan Kriteria Hasil :
Intervensi
Rasional
2.Suhu ruangan harus diubah agar dapat membantu mempertahankan suhu pasien
3.Melindungi pasien dari pajanan udara dingin yang dapat memperparah kondisi pasien