Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

TEMPERATUR

1.1 Definisi Suhu Tubuh Normal

Suhu tubuh adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai


keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh
dipertahankan secara konsisten. Suhu tubuh manusia berpusat pada hipotalamus
anterior. Terdapat 3 komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas.Suhu
merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh dengan
jumlah panas yang hilang kelingkungan eksternal atau substansi panas dingin atau permukaan
kulit tubuh.Hipertermi atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana
seseorang individu mengalami kenaikan suhu tubuh.

Adapun lokasi untuk pengukuran temperatur tubuh adalah:

a. a.Ketiak (aksila)
b. b.Anus (rektal)
c. c.Dibawah lidah (liblingual)

1.2 Fungsi fisiologi kebutuhan suhu tubuh

a.Produksi panas

Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan reaksi


kimia pada sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi
metabolisme. Suhu tubuh membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas.
Reaksi kimia selular memerlukan bila metabolisme meningkat, panas tubuh meningkat
dan diproduksi. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan
termogenesis.

1). Metabolisme basal merupakan penghasil panas yang diproduksi tubuh saat
istirahat.Jumlah rata-rata metabolisme (BMR) bergabung pada luas permukaan
tubuh. Hormon tyroid juga mempengaruhi BMR dengan cara meningkatkan pemecahan
glukosa dan lemak tubuh. Hormon tyroid meningkatkan laju reaksi kimia yang hampir
seluruh sel tubuh.
2). Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan
energi. Produksi panas dapat meningkat diatas 50 kali normal.

3). Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4-5 kali lebih besar dan normal.
Panas di produksi untuk mempertahankan suhu tubuh.

Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara stimultan. Struktur kulit dan paparan
terhadap lingkungan secara konstan. Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi.

1) Radiasi merupakan perpindahan panas dari permukaan sutau objek ke


permukaan objek lain tanpa bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang
elektromagnetik.
2) Konduksi merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek lain ke kontak
langsung. Ketika kulit hangat menyentuhobjek yang lebih dingin, panas akan
hilang.
3) Konveksi merupakan perpindahan panas karena gerakan udara. Panas di
produksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan
kulit.
4) Evaporasi merupakan panas karena gerakan udara menjadi gas. Tubuh secara
kontinukehilangan panas melalui evaporasi kira-kira 1000 kali sampai 9000 ml sehari,
yang menguap dari kulit dan paru yang mengakibatkan kehilangan panas dan
air(Wikipedia, org)

1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

a.Usia

Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang
suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati lansia.Lansia mempunyai
rentang suhu tubuh yang lebih sempit dari pada dewasa awal.Suhu oral 35ºC tidak lazim
pada lansia sekitar 36ºC, lansia terutama sensitif terhadap suhu ekstrem karena
mekanisme kontrol terutama pada kontrol vasometer (kontrol vasokontriksi dan
vasodilatasi) penurunan curah jumlah hingga tidak terlihat. Mekanisme tubuh kerja
suhu tubuh menjadi menurun:
 Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh: karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior.
 Piloreksi: rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada
folike rambut berdiri
 Peningkatan pembentukan panas: sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akbiat rangsangan simpatis, sera peningkatan
sekresi tiroksin.

3.Demam (hiperpireksia)

Demam merupakan temperatur tubuh dari atas batas normal, penyebab tersering, yaitu
karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan. Pengaturan temperatur hipotalamus
pada penyakit demam efek pirogen. Hasil pemecahan protein dan zat termostas
hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirigen. Pirogen yang
dilepaslan oleh bakteri atau pirogen dilepaskan dari degenarasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam dan peranan interleukin-I.

Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam
darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat
interlekuin-II ke dalam cairan tubuh yang juga disebut pirogen leukosit atau
pirogen endogen. Interlekuin-I saat mencapai hipotalamus segera menimbulkan demam.

•Hiperpireksia atau demam adalah kegagalan mekanisme pengeluaran panas untuk


mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas.

4.Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh lingkungan yang terpajan dengan
panas. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memindahkan pasien ketempat yang lebih dingin
serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

5.Heatstroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, klien dengan
resiko tinggi pada penyakit kardiovaskular, hpertiroidisme, diabetes dan alkoholik dan
klien yang mengonsumsi obat-obatan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas dan mereka yang menjalani olahraga berat.

Tanda gejalanya:

 Konvulsiatau kejang
 Delirium
 Mual
 Kram otot
 Gangguan visual
 Inkontinensai urine

 Gejala-gejala yang lebih penting adalah kulit hangat dan kering. Penderita
heatstroke banyak kehilangan cairan dan elektrolit dan malfungsi hipotalamus.
Heatstroke yangbesar pada suhu 40,5ºC mengakibatkan keruasakan jaringan
pada sel dan semua jaringan organ tubuh. Jika kondisi terus berlanjut, klien
menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif,dan terjadi kerusakan neurologis yang
permanen terkecuali dapat tindakan pendinginan yang cepat.

1.4Macam-macam gangguan pada kebutuhan suhu tubuh

a.Serangan demam

Apabila temperatur tubuh meningkat melebihi temperatur krisis. Hiperpireksi dari


temperaturjaringan tubuh teutama otak, efek yang membahayakan dari temperatur suhu
tubuh adalah perdarahan lokal dan degenerasi. Perenkimatosa sel di seluruh tubuh,
terutama otak, kerusakan pada hati, dan ginjal dan organ tubuh lainnya yang sering akan
memperburuk keadaan.

b.Demam

Merupakan titik patokan atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Dengan
peningkatan titik patokan (sel point) tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk
meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan mengigil dan meningkatkan
metabolisme basal.
 Karakteristik demam
 Menggigil atau kedinginan
 Krisis atau kematian
 Mekanisme demam
 Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukan interleukin-I yang disebut
pirogen endogen
 Interleukin-I dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag dan sel-sel yang
mengalami cidera.
 Interleukin, tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan
prostaglandin yang merangsang hipotalamus.

II.Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan suhu tubuh

2.1Pengkajian

2.1.1Riwayat keperawatan

 Mengidentifikasi klienyang memiliki peningkatan suhu diatas batas normal.


 Mengkaji tanda dan gejala perubahan suhu dan faktor yang secara normal
mempengaruhi suhu tubuh.

2.1.2Pemeriksaan fisik

 Hitung tanda-tanda vital ketika panas terus-menerus dan sesuai perintah (2/4 jam).
 Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan,
hangat,turgor menurun).
 Tanda-tanda dehidrasi
 Perubahan tingkah laku: bingung disorientasi, gelisah disertai dengan sakit
kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.

5.Pantau suhu lingkungan

6.Kolaborasi dalam Pemberian obatantipiretik dan antibiotik 400C dan untuk mengurangi
respon hipertermi

5.Suhu ruangan harus dirubah agardapat membantu mempertahankan suhu pasien


6.Pemberian oabt antibiotik unuk mencegah infeksi pemberian obat antipiretik untuk
penurunan panas

2.3.3Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x 24 jam suhu tubuh kembali dalam
rentang normal.Dengan Kriteria Hasil :

 Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5 –37,5C


 Kulit tidak teraba dingin
 Pasien tidak tampak menggigil, pucat dan merinding
 TTV dalam rentang normal Nadi : 16 –24 x / menit, RR : 60 –100 x / menit,
sistole :90 140 mmHg, diastole : 60 –90 mmHg.

2.3.4Intervensi Keperawatan dan Rasional (NIC)

Intervensi

 Rasional

1.Pantau tanda-tanda vital terutama suhu.

a) Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien


terutama suhu tubuhnya
b) Atur suhu ruangan untuk mempertahankan kehangatan pasien
c) Selimuti kepala dan bagian tubuh pasien yang terbuka
d) Kolaborasi pemberian obat

2.Suhu ruangan harus diubah agar dapat membantu mempertahankan suhu pasien

3.Melindungi pasien dari pajanan udara dingin yang dapat memperparah kondisi pasien

4.Mengurangi gejala penyakit yang dirasakan pasien


DAFTAR PUSTAKA

 Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS


KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC
 Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep.
EGC. Jakarta
 Nanda. 2009. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011. Editor
T.Heater Herdman, phD,RN. Jakarta. Penerbit Prima Medika
 Wikipedia.org/wiki/barel. Body. Temperature.com. Diakses pada tanggal 24
Maret2017 . Jam 20.24 WITA.

Anda mungkin juga menyukai