Anda di halaman 1dari 8

 

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN TORCH


 

NAMA:JURAIDAH
NPM: 021.03.0080
PENGERTIAN

• TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii


(Toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes
Simplex Virus (HSV) yang terdiri
dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain
yang dampak klinisnya lebih terbatas (Misalnya Measles,
Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio,
dan virus Coxsackie-B). 
PENYEBAB UTAMA PENYAKIT TORCH

• Penyebab utama dari virus dan


parasit TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes)
adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing,
burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan
lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai penyebab
terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah
hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena perantara
(tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah
matang dan lainnya.
CARA PENULARAN TORCH
• Penularan TORCH pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara aktif (didapat) dan yang
kedua, secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut :

 Pertama, makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista),
misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar
penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sati yang setengah
matang atau masakan lain yang dagingnya diamsak tidak semnpurna, termasuk otak, hati dan lainnya.

 Kedua, makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH.


Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber
penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang
tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan ( Howard, 1987).

 Ketiga, transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista),
kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja
masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981, dan Levine 1987).
LANJUTAN
• Keempat, hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH. Misalnya seorang pria terkena
salah satu penyakit TORCH kemudian melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita (padahal sang wanita sebelumnya
belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut nantinya akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah
diderita oleh lawan jenisnya.

• Kelima, ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang
dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta.

• Keenam, Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu
yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada
sang bayi yang sedang disusuinya.

• Ketujuh, keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya
penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju yang baru saja dipakai
si penderita penyakit TORCH.

• Kedelapan, faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain adalah kebiasaan makan sayuran
mentah dan buah - buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.

• Kesembilan, air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara penularannya juga hampir sama dengan
penularan pada hubungan seksual.
PENCEGAHAN TORCH DAN
PENGOBATAN TORCH
 Untuk menghindari sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat membahayakan ini, ada beberapa hal sebagai
solusi awal yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut :

• Pertama, bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelinci, babi dan lainnya terlebih dahulu
dimasak dengan matang hingga suhu mencapai 66 derajat Celcius, agar oosista - oosista yang mungkin terbawa di
dalam daging tersebut bisa mati.

• Kedua, Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk mencegah infeksi yang masuk ke
dalam tubuh kucing. Tempat makan, minum dan alas tidur harus selalu dicuci / dibersihkan.

• Ketiga, hindari kontak dengan hewan - hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang dan lain -
lain) serta reptilia kecil seperti cecak, kadal, dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan perantara
TORCH.

• Keempat, penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable (dibuang setelah
dipakai).

• Kelima, bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan
memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan.
PENGOBATAN

• Pengobatan TORCH secara medis diyakini bisa dengan menggunakan obat-obatan


seperti isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir,
azithromisin, klindamisin, alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya
membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Selain itu,
terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit
TORCH ini, dengan tingkat kesembuhan mencapai 90%.
• Pengobatan TORCH secara medis pada wanita hamil dengan obat spiramisin
(spiromicine), azithromisin dan klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan
dampak (resiko) infeksi yang timbul pada janin. Namun sayangnya obat-obatan
tersebut seringkali menimbulkan efek mual, muntah dan nyeri perut. Sehingga perlu
disiasati dengan meminum obat-obatan tersebut sesudah atau pada waktu makan.
TERIMAKSIH 

Anda mungkin juga menyukai