PENDAHULUAN
gondii. Parasit ini merupakan golongan protozoa dan hidup di alam bebas serta
bersifat parasit obligat. Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada limpa
Coccidia. Parasit yang termasuk dalam phylum ini mempunyai tiga karakteristik
utama yaitu bersifat obligat intraseluler, siklus hidup yang komplek baik secara
seksual ataupun aseksual dan mempunyai host spesifik yang sangat tinggi. Genus
Toksoplasma hanya terdiri dari satu spesies yaitu Toxoplasma gondii, parasit ini
mempunyai sifat yang tidak umum dibandingkan dengan genus lain, diantaranya
dapat menginfeksi inang antara. Inang antara yang mudah terinfeksi antara lain
adalah hewan berdarah panas, manusia dan burung. Inang perantara dapat
terinfeksi oleh parasit ini dengan jalan menelan ookista yang infektif yang ada
dalam feses kucing (inang definitif), kista yang mengkontaminasi pada daging
khususnya daging babi dan kambing, ataupun melalui plasenta pada wanita
hamil.
1
Serikat, dan insidensi infeksi akut pada ibu selama kehamilan diperkirakan 1 :
1000.
Penelitian Sayogo (1978) melaporkan bahwa dari 288 wanita hamil yang
kelainan neurologis yang bersifat fokal atau umum. Oleh karena itu, patogenesis
toksoplasmosis dan respon imun hospes yang terjadi menjadi sangat menarik
untuk ditelusuri .
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
2
Sebagai bahan acuan dalam mempelajar, memahami dan
c. Bagi masyarakat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
yang dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang
2.2 Epidemiologi
calon ibu secara tidak sadar terinfeksi toxoplasmosis . Namun kucing bukan satu-
di Indonesia. Sekitar 27% kucing liar dan 15% kucing ras di Surabaya teruji
positif toxoplasmosis .
kejadian penyakit ini pada babi berkisar antara 7 -56%, sedangkan pada kambing
dapat mencapai 80%. Kejadian pada sapi relatif lebih rendah, karena kejadiannya
bervariasi antara 5 -51%, dari RSUD Dr. Sutomo Surabaya dilaporkan mencapai
4
anak 33% , orang dewasa 87% ; Elsavador : anak-anak 40%, orang dewasa 93%.
termasuk Indonesia baik pada manusia maupun pada hewan. Sekitar 30% dari
menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya. Kontak
dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi di antara dokter hewan,
mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang yang
menangani daging mentah seperti juru masak. Konsumsi daging mentah atau
daging yang kurang masak merupakan sumber infeksi pada manusia. Tercemarnya
alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu
gondii.
2.3 Etiologi
dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan
ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan
mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa
organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. Bentuk ini terdapat di dalam
tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing
5
sebagai hospes definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah
membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya
berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di
otak, otot jantung, dan otot lurik. Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di
dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. Kista ini merupakan stadium
istirahat dari Toxoplasma gondii. Pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam
dan kemudian melakukan multiplikasi dan parasit ini mempunyai siklus hidup
yang bersifat obligat dengan fase seksual dan aseksual. Siklus seksual terjadi pada
tubuh kucing dan siklus aseksual terjadi pada berbagai inang antara yang sangat
definitif dari T. gondii .Di dalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel epitel
dan tumbuh menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga
6
terbentuk skizon. Skizon matang pecah dan menghasilkan banyak merozoit
Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja
kucing. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk dua
tertelan oleh mamaliaseperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung,
maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual yang
Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten).
yang tercemar kotoran hewan berbulu (kucing). Makan daging setengah matang
dari binatang yang terinfeksi. Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari
donor yang terinfeksi toksoplasma secara kongenital (bawaan) dari ibu ke bayinya
tinjanya. Ookista ini adalah bentuk yang infektif dan dapat menular padta manusia
atau hewan lain. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari
selama 2 minggu. Di dalam tanah yang lembab dan teduh, ookista dapat hidup
lama sampai lebih dari satu tahun. Sedangkan tempat yang terkena sinar matahari
7
langsung dan tanah kering dapat memperpendek hidupnya. Bila di sekitar rumah
tidak ada tanah, kucing akan berdefekasi di lantai atau tempat lain, di mana
ookista bisa hidup cukup lama bila tempat tersebut lembab. Cacing tanah
mencampur ookista dengan tanah, kecoa dan lalat dapat menjadi vektor mekanik
yang dapat memindahkan ookista dari tanah atau lantai ke makanan. Bila ookista
tertelan oleh tikus, tikus terinfeksi dan akan terbentuk kista dalam otot dan
otaknya. Bila tikus dimakan oleh kucing, maka kucing akan tertular lagi. Bila
ookista ini tertelan oleh manusia atau hewan lain, maka akan terjadi infeksi.
Misalnya kambing, sapi dan kuda pemakan rumput yang mungkin tercemar tinja
kucing yang mengandung ookista, dapat terinfeksi. Juga ayam dan burung yang
mencari makan di tanah (misal cacing tanah) juga dapat terinfeksi. Manusia juga
dapat tertular dengan ookista di tanah, misalnya bila makan sayur sayuran mentah
yang tercemar tinja kuning, atau setelah berkebun lupa mencuci tangan sewaktu
mau makan. Anak balita yang bermain di tanah juga dapat terinfeksi oleh ookista.
Kista dalam daging dapat bertahan hidup pada suhu -40C sampai tiga
minggu. Kista tersebut akan mati jika daging dalam keadaan beku pada suhu
-150C selama tiga hari dan pada suhu -200C selama dua hari. Daging yang
dihangatkan dengan suhu 65C selama empat sampai lima menit tidak
mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah
8
Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, karena
berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian.
9
Gambar 2.1 Siklus Hidup Toxoplasma gondii.
2.4 Klasifikasi
Pada garis besarnya sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya,
infeksi : makin muda usia janin, makin besar kerusakan organ tubuh. Infeksi
janin. Ada yang tampaknya normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya
baru timbul sampai beberapa minggu bahkan sampai beberapa tahun. Ada
gambaran eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang terdiri atas
pada retina, namun dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau
10
Pada anak yang lahir premature gejala klinis lebih berat daripada yang
Bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada
pada ibu pada waktu infeksi in-utero terhadap bayi, ibu belum mempunyai
antibodi yang cukup, maka anak akan mati akibat reaksi antigen-antibodi
dari ibu terhadap anaknya. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa
lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai
pneumonitis.
Infeksi pada orang dewasa biasanya tidak diketahui oleh karena jarang
11
suprakalvikular, axial, inguinal, dan oksipital), rasa lelah, demam, nyeri otot,
sebagai penyakit parasitic yang paling sering dijumpai pada penderita AIDS
dan biasanya terjadi jika CD4+<100>3. Kelainan susunan saraf pusat kerena
sering pada AIDS. Mula-mula timbul sakit kepala, demam, letargi, perubahan
mental dan berlanjut mnjadi kelainan neurologic dan kejang. Dengan CT-
scan dan MRI tampak lesi tunggal atau multiple ring-enchancing lesion yang
dikelilingi edema otak dengan predileksi pada ganglia basal dan cortico-
medullary junction. Lesi dapat juga terjadi pada serebelum dan thalamus.
lebih sensitive daripada CT-scan. Lesi biasanyan tetap disusunan saraf pusat
dan tidak menyebar ke organ lain. Ini adalah reaktivasi infeksi laten, sehingga
asimptomatis atau tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan kemudian
menjadi kronik atau laten. Gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit
12
dibedakan dengan penyakit lain. Toxoplasmosis akuisita biasanya tidak
adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala. Pada
infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjer getah bening daerah
leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia,
makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam tifus, sedangkan pada
mengkonsumsi jaringan yang mengandung kista yang ada pada daging yang
proses pemasakannya kurang sempurna atau daging mentah. Selain itu kontak
langsung dengan tanah atau air yang terkontaminasi oleh feses kucing yang
mengandung ookista yang secara tidak langsung kontak dengan makanan atau
minuman. Penularan bentuk lain adalah melalui plasenta ibu hamil yang
yang lepas dari ookista akan melakukan penetrasi ke sel epitel usus dan
limfoglandula mesenterika usus dan melalui pembuluh limfe dan darah kemudian
menyebar ke seluruh organ. Sebelum organ lain menjadi rusak, nekrosis akan
terjadi lebih dahulu pada usus dan limfoglandula mesenterika, baru kemudian
13
Gambaran klinis akan tampak segera setelah beberapa waktu jaringan
mengalami kerusakan khususnya organ mata, jantung, paru, SSP, kelenjar getah
bening (KGB), dan lain-lain (otor lurik, pankreas, lambung,dan ginjal). Kejadian
14
Tingkat mortalitas dan morbiditas dari parasit ini cukup tinggi pada pasien
anak yang tertular melalui ibunya. Kondisi yang muncul pada penderita
demam (biasanya di bawah 40 0C), lemah, dan lesu. Sebagian kecil penderita
mungkin mengalami nyeri otot (mialgia), nyeri tenggorokan, nyeri pada bagian
gejala : penglihatan kabur,skotoma, fotofobia dan epifora. Selain itu dapat juga
Gejala klinis yang khas dikenal dengan istilah trias klasik yang meliputi
(limpadenopati).
15
Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan fokal dengan
edema dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan proses
penyembuhan menjadi parut (sikatriks) dengan atrofi retina dan koroid disertai
pigmentasi. Gejala susunan saraf pusat sering meninggalkan gejala sisa seperti
Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis biasanya lebih berat daripada
limfadenopati, dan kelainan susunan saraf pusat. Sekitar 60 % bayi yang terinfeksi
dalam rahim ternyata asimptomatik pada kelahiran seperti yang didapatkan pada
leukemia atau penyakit lain yang diberi pengobatan kortikosteroid dosis tinggi
atau radiasi. Pada keadaan ini gejala klinis dapat menjadi menifestasi gejala klinis
2.6 Diagnosis
gejala klinis, pemeriksaan darah atau jaringan tubuh penderita, dan pemeriksaan
serologis. Diagnosis dari gejala klinis terkadang sulit, dikarenakan sebagian besar
16
ditegakkan jika ditemukan parasit di dalam jaringan atau cairan tubuh penderita.
Hal ini dilakukan dengan cara menemukan secara langsung parasit yang diambil
dari cairan serebrospinal, atau hasil biopsi jaringan tubuh yang lainya4.
spot pada retina, melakukan pemeriksaan darah untuk melihat apakah parasit
sudah menyebar melalui darah dengan melihat perubahan yang terjadi pada
spesimen yang akan diteliti. Pemeriksaan serologis dilakukan dengan dasar bahwa
antigen toksoplasma akan membentuk antibodi yang spesifik pada serum darah
penderita 10.
enzym link immuno sorbant assay (Elisa), atau dengan pemeriksaan laboratorium
berupa pemeriksaan antibodi spesifik toksoplasma dengan IgM, IgG, dan IgG
Laporan hasil IgG Toxoplasma dalam IU/mL dan positif atau negatif.
Sampel dengan hasil nilai kurang dari 6.4 IU/mL dinyatakan negatif
Laporan hasil IgM Toxoplasma dalam indeks dan positif atau negatif.
17
Sampel dengan hasil nilai indeks kurang dari 0.9 dinyatakan negatif
Sampel dengan hasil nilai indeks lebih dari 1.0 dinyatakan positif
18
adalah diagnosis lain yang perlu disingkirkan ketika mempertimbangkan
2.9 Komplikasi
radang paru (pneumonia), radang pada jaringan otot jantung (miokarditis), radang
2.10 Pencegahan
Infeksi transplasenta dari janin telah lama sebagai cara penularan. Hewan
suatu okista yang menyerupai isospora yang hanya terdapat dalam tinja kucing
penularan, karena binatang ini mengandung kista infektif dalam jaringan yang
dapat dimakan oleh kucing. Tindakan untuk mengurangi kontak antara manusia
dan tinja kucing jelas penting dalam pengawasan, khususnya bagi wanita yang
hamil dengan tes serologik negatif. Karena ookista biasanya memerlukan waktu
48 jam untuk menjadi infektif, maka pembersihan kotoran kucing setiap hari dan
kucing. Kucing harus dijaga agar tidak berburu dan diheri makanan kering,
makanan kaleng atau makanan matang saja. Hati-hati pada saat mencuci tempat
19
Dalam penatalaksanaan ini meliputi bagaimana cara pencegahan dan
toxoplasma.
2. Menghindari kontak langsung dengan tanah yang berpotensi sebagai
tempat ookista.
3. Hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dengan bahan
2.11Pengobatan
Pada ibu hamil dengan toksoplasmosis biasanya diberikan terapi dengan antibiotik
20
Sampai saat ini pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pirimetamine
dengan sulfadiazine. Kombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat
Dosis yang dianjurkan untuk pirimetamin ialah 25-50 mg per hari selama
Karena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan trombositopenia, maka
klinis tidak boleh perbaikan atau kesembuhan dengan pemberian dua macam obat
ini, parasit dalam kista masih tetap ada, dan menyebabkan infeksi aktif kembali.
Pengobatan pada toksoplasmosis akut yang tidak menujukkan gejala klinis tidak
diperlukan, tetapi bila ada gejala klinis atau retinokoroiditis akut atau bila ada
spiramicin yang dianjurkan ialah 2-4 gram sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali
pertama dengan spiramicin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3 minggu
21
sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan
22
BAB III
KESIMPULAN
toksoplasmosis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dari gejala klinis,
tangan setelah memegang daging mentah, menghindari feces kucing pada waktu
23
DAFTAR PUSTAKA
5. [Guideline] Kaplan JE, Benson C, Holmes KH, Brooks JT, Pau A, Masur H.
Guidelines for prevention and treatment of opportunistic infections in HIV-
infected adults and adolescents: recommendations from CDC, the National
Institutes of Health, and the HIV Medicine Association of the Infectious
Diseases Society of America. MMWR Recomm Rep. 2012 Apr 10. 58:1-207;
quiz CE1-4.
6. Martin AM, Liu T, Lynn BC, Sinai AP. The Toxoplasma gondii
parasitophorous vacuole membrane: transactions across the border. J
Eukaryot Microbiol. 2011 Jan-Feb. 54(1):25-8.
8. Lopez A, Dietz VJ, Wilson M, Navin TR, Jones JL. Preventing congenital
toxoplasmosis. MMWR Recomm Rep. 2013. 49 (RR-2): 5968.
24