Anda di halaman 1dari 4

Taeniasis dan Sistiserkosis

Etiologi

“Taeniasis adalah penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing pita dari genus Taenia
dan infeksi oleh larvanya disebut Sistiserkosis. Taenia sp. termasuk dalam kingdom animalia,
filum platyhelminthes dan famili taeniidae. Taenia sp. adalah cacing pita yang panjang dan
tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen segmen yang masing-masing disebut proglotid, pada
ujung proglotid terdapat proglotid gravid yang penuh dengan telur. Kepala cacing pita disebut
skoleks dan memiliki alat isap atau sucker yang mempunyai kait atau rostelum (1)”

“Secara umum Taenia sp. merupakan infeksi cacing yang distribusinya kosmopolit.
Cacing ini menginfeksi baik manusia dan babi. Manusia biasanya sebagai hospes definitif atau
hospes primer, sedangkan babi sebagai hospes perantara. Habitat cacing yang telah dewasa
biasanya terdapat dalam usus halus (jejunum bagian atas) manusia (2)”

Klasifikasi

“Secara umum dikenal 2 jenis infeksi cacing pita yaitu taeniasis oleh karena Taenia
solium atau cacing pita babi dan taeniasis oleh karena infeksi Taenia saginata atau cacing pita
sapi. Terdapat juga Taenia asiatica yang dikatana berhubungan erat dengan Taenia saginata
namun ada yang beranggapan bahwa Taenia asiatica merupakan subspesies dari Taenia
saginata sehingga disebut sebagai Taenia saginata asiatica (1)”

“Cacing dewasa dari Taenia solium berukuran panjang antara 2-4 meter, dan dapat hidup
sampai 25 tahun lamanya. Bentuk dari cacing dewasa seperti pipa, pipih dorsoventral, dan
tubuhnya terdiri atas skoleks (kepala), leher, dan strobila yang terdiri dari segmen proglotid.
Setiap cacing Taenia solium mempunyai segmen yang berjumlah kurang dari 1000 (3)”

“Kepala Taenia solium berbentuk bulat, dengan garis tengah 1 mm, mempunyai 4 buah
batil isap dengan rostelum yang dilengkapi dengan 2 deret kait yang melingkar dan berdiameter
5 mm, masing-masing sebanyak 25-30 (3)”

“Dalam proglotid yang matang terdapat testis berupa folikel yang tersebar di seluruh
dorsal tubuh dan jumlahnya mencapai 150-200. Pada proglotid gravid, terdapat 5-10 cabang
lateral dari uterus di tiap sisi segmen. Segmen gravid dilepaskan dalam bentuk rantai yang terdiri
atas 5-6 segmen setiap kali dilepaskan (2)”

“Taenia saginata mempunya skoleks berbentuk segiempat, dengan garis tengah 1-2
milimeter, dan mempunyai 4 alat isap (sucker). Tidak ada rostelum maupun kait pada skoleks.
Leher Taenia saginata berbentuk sempit memanjang, dengan lebar sekitar 0,5 milimeter. Ruas-
ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur (4)”

“Segmen matur mempunyai ukuran panjang 3-4 kali ukuran lebar. Segmen gravid paling
ujung berukuran 0,5 cm x 2 cm. Lubang genital terletak di dekat ujung posterior segmen. Uterus
pada segmen gravid uterus berbentuk batang memanjang di pertengahan segmen, mempunyai
15–30 cabang di setiap sisi segmen. Segmen gravid dilepaskan satu demi satu, dan tiap segmen
gravid dapat bergerak sendiri di luar anus. Segmen gravid Taenia saginata lebih cenderung
untuk bergerak dibandingkan dengan segmen gravid Taenia solium (5)”

“Cacing pita Taenia asiatica dewasa mirip dengan Taenia saginata dewasa yang terdapat
pada usus manusia. Cacing ini panjangnya mencapai 341 cm, dengan lebar maksimum 9,5 mm.
Adapun, induk inang perantara Taenia asiatica adalah babi domestik dan babi liar, kadang-
kadang juga sapi, kambing atau kera. Bentuk larva Taenia asiatica disebut Cysticercus
vicerotropika (5)”

“Sistiserkosis adalah penyakit parasitik yang disebabkan oleh sistiserkus, yaitu larva atau
fase metacestoda cacing pita. Sistiserkus atau larva Taenia solium biasanya ditemukan pada
ternak babi (Cysticercus cellulosae), sapi (Cysticercus bovis) dan kadang-kadang ditemukan
pada manusia (C. cellulosae). Sistiserkosis ditandai dengan adanya kista pada otot skeletal dari
hospes. Sistiserkosis juga dapat terjadi pada sistem saraf pusat atau biasa disebut sebgai
neurosistiserkosis (2)”

“Kista Cysticercus bovis panjangnya berukuran 6 sampai 9 mm, dan diameternya sekitar
5 mm ketika sudah berkembang sempurna. Kista paling sering dijumpai pada otot masseter,
jantung. Kista Cysticercus cellulosae biasanya ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak
babi. Di otak, kista berbentuk bundar dengan diameter 1 cm. Dinding kantong terdiri atas tiga
lapis yaitu lapisan kutikula yang terdiri microtriches (lapisan glikokaliks karbohidrat),
pseudoepitel dan muskularis (1)”
Transmisi

“Taenia solium yang terdapat pada daging babi menyebabkan penyakit taeniasis, dimana
cacing tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan oleh cacing dewasa, dan bentuk
larvanya dapat menyebabkan penyakit sistiserkosis. Cacing Taenia saginata pada daging sapi
hanya menyebabkan infeksi pada pencernaan manusia oleh cacing dewasa. Penyakit taeniasis
tersebar di seluruh dunia dan sering dijumpai dimana orang-orang mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi daging sapi atau daging babi mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Selain
itu, pada kondisi kebersihan lingkungan yang jelek, makanan sapi dan babi bisa tercemar feses
manusia yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit tersebut (6)”

“Taenia solium pada babi, sistiserkosis bisa ditemukan pada otot jantung, hati dan otak.
Pada manusia, sistiserkosis ini sering ditemukan di jaringan bawah kulit, otot skeletal, mata dan
otak. Pada kasus yang serius disebabkan oleh adanya sistiserkosis pada jaringan otak bisa
menyebabkan neurocysticercosis dan bisa menyebabkan kejang-kejang pada manusia (6)”

Patogenesis

“Taeniasis adalah infeksi pada manusia dengan cacing pita dewasa dari Taenia saginata,
T. solium atau T. asiatica. Manusia adalah satu-satunya inang definitif untuk ketiga spesies ini.
Telur atau proglottid gravid keluar bersamaan dengan feses. Telur dapat bertahan hidup selama
berhari-hari hingga berbulan-bulan di lingkungan. Sapi (Taenia saginata) dan babi (Taenia
solium dan Taenia asiatica) menjadi terinfeksi dengan menelan telur atau proglottid tersebut (7)”

“Dalam usus binatang akan menetas, menyerang dinding usus, dan bermigrasi ke otot
lurik, tempat mereka berkembang menjadi cysticerci. Cysticercus dapat bertahan hidup selama
beberapa tahun pada hewan dan manusia menjadi terinfeksi dengan menelan daging yang
terinfeksi karena masih mentah atau kurang matang (7)”

“Di usus manusia, cysticercus berkembang lebih dari 2 bulan menjadi cacing pita dewasa,
yang dapat bertahan selama bertahun-tahun. Cacing pita dewasa menempel pada usus halus
dengan skoleksnya dan tinggal disana. Cacing pita yang sudah dewasa menghasilkan proglottid
yang matang, menjadi gravid dan bermigrasi ke anus. Taenia saginata dewasa biasanya memiliki
1.000 hingga 2.000 proglottid, sedangkan Taenia solium dewasa memiliki rata-rata 1.000
proglottid (2)”

“Telur-telur yang terdapat dalam proglottid gravid dilepaskan setelah proglottid


bersamaan dengan feses. Taenia saginata dapat menghasilkan hingga 100.000 dan Taenia
solium masing-masing dapat menghasilkan 50.000 telur per proglottid (2)”

Manifestasi Klinis

“Manifestasi klinis taeniasis sangat bervariasi dan sebagian besar bersifat asimtomatik,
hanya dapat mengetahui dirinya menderita infeksi setelah keluarnya proglotid dalam tinja. Pada
sebagian orang timbul keluhan gastrointestinal ringan seperti nausea atau nyeri perut (1)”

“Pawloski dan Schultz mendapatkan urutan gejala yaitu keluarnya proglottid dalam tinja,
rasa tidak enak pada lambung, mual, badan lemah, berat badan menurun, sakit kepala, pusing
dan diare. Sutisna meneliti dalam 33 kasus mendapatkan data bahwa seluruh orang yang terkena
taeniasis akan mengeluarkan proglottid dalam tinja (5)”

Kesimpulan

“Taeniasis adalah penyakit cacing pita yang disebabkan oleh cacing Taenia dewasa,
sedangkan sistiserkosis adalah penyakit pada jaringan lunak yang disebabkan oleh larva dari
salah satu spesies cacing taenia.”

Anda mungkin juga menyukai