PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Taeniasis dan sistiserkosis adalah penyakit yang disebabkan cacing pita Taenia saginata
dan Taeniasolium. Penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia, khususnya di daerah yang sedang
berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, termasuk Indonesia. Kini,
dengan adanya mobilitas pendudukdunia yang tinggi, penyakit tersebut juga ditemukan di daerah
yang keadaan ekonominya sudah baik. Kedua jenis cacing yang hidup di dalam usus halus
manusia, dapat mencemari lingkungan dengan telur maupun segmen (proglotid) cacing dewasa,
bilamana keadaan sanitasi tidak memadai. Pada T. solium telur dan proglotid akan menginfeksi
manusia maupun hewan, yaitu babi, sedangkan pada T. saginata telurakan menginfeksi hewan
yaitu sapi. Di beberapa daerah di Indonesia telah diketahui adanya “strain” Taeniasaginata
asiatica yang larvanya ditemukan di dalam hati babi, sehingga pada “strain” ini babi
merupakansumber infeksi bagi manusia. (HS.Widarto 2001)
2.2 Etiologi
Taenia solium merupakan cacing pita (cestoda) yang hidup dalam usus
manusia.Cacing ini dikenal dengan istilah “human pork tapeworm”. Menurut Soulsby
Kelas : Eucestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Taenia S. di dalam usus halus manusia dapat tumbuh hingga mencapai panjang
dua sampai delapan meter.Tubuh cacing ini terdiri atas tiga bagian yaitu skoleks, leher,
dan strobila.Skoleks merupakan organ tubuh cestoda yang berfungsi untuk melekat pada
dinding usus. Skoleks merupakan anggota tubuh yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi spesies dalam genus Taenia. Morfologi skoleks Taenia solium terdiri
atas sebuah rostelum dan empat buah batil hisap (sucker). Rostelum dan sucker tersebut
dikelilingi oleh sebaris kait panjang (180 µm) dan kait pendek (130 µm) di mana setiap
pada hewan dan manusia. Sedangkan, cacing dewasa yang hidup di dalam usus halus
induk semang definitif (carnivora) seperti manusia, anjing dan sejenisnya, penyakitnya
disebut Taeniasis.
2.3 Patofisiologi
Pada sapi (C. bovis) mulai mati dalam waktu beberapa minggu, dan setelah 9
bulan akan mengalami kalsifikasi. Sedangkan, sistiserkus dari spesies lain bias bertahan
hidup sampai beberapa tahun. T. solium pada babi, sistiserkus bisa ditemukan pada
jaringan/otot jantung, hati dan otak. Pada babi, sistiserkus juga bias ditemukan pada
daging bagian leher, bahu, lidah, jantung dan otak. Pada manusia, sistiserkus ini sering
ditemukan di jaringan bawah kulit, otot skeletal, mata dan otak. Pada kasus yang serius
disebabkan oleh adanya sistiserkus pada jaringan otak bisa menyebabkan
neurocysticercosis dan bisa menyebabkan kejang-kejang pada manusia. Sistiserkus T.
saginata pada sapi dan sistiserkus T. ovispada kambing ditemukan pada jaringan otot
(muscles). Sistiserkus T. asiatica dan sistiserkus T. taeniaeformis biasanya ditemukan
pada hati, sedangkan sistiserkus T.hydatigena ditemukan dalam peritoneum.
2.4 Pencegahan
Berikut adalah beberapa pencegahan agar terhindar taeniasis:
2.8 komplikasi
Penderita taeniasis umumnya asimptomatik atau mempunyai keluhan yang
umumnya ringan, berupa rasa tidak enak di perut, gangguan pencernaan, diare,
konstipasi, sakit kepala, anemia, nyeri abdomen, kehilangan berat badan, malaise,
anoreksia, peningkatan nafsu makan, rasa sakit ketika lapar (hunger pain), indigesti
kronik, dan hiperestesia. Sangat jarang terjadi komplikasi peritonitis akibat kait yang
menembus dinding usus. Sering dijumpai kalsifikasi pada sistiserkus namun tidak
menimbulkan gejala, akan tetapi sewaktu-waktu terdapat pseudohipertrofi otot, disertai
gejala miositis, demam tinggi, dan eosinofilia.
Gejala klinik yang berhubungan dengan abdomen lebih umum terjadi pada anak-
anak dan umumnya akan berkurang dengan mengkonsumsi sedikit makanan. Pada anak-
anak, juga dapat terjadi muntah, diare, demam, kehilangan berat badan, dan mudah
marah. Gejala lainnya yang pernah dilaporkan adalah insomnia, malaise, dan
kegugupan.Adapun gejala yang muncul disebabkan oleh karena adanya iritasi pada
tempat perlekatan skoleks serta sisa metabolisme cacing yang terabsorpsi yang
menyebabkan gejala sistemik dan intoksikasi ringan sampai berat.
2.9 Phatway
PATHWAY TAENIASIS
1. Diare
2. Mual
3. Sakit perut
4. Nafsu makan menurun
Daftar Pustaka
Cisarua, Bogor. 7 – 8 Nopember 1995. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 945 – 950.
Dharmawan, N.S. 1996. Deteksi sistiserkosis Taeniasaginata pada babi dan sapi di Bali