Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

“Stenosis mitral merupakan kondisi terdapat kelaianan pada jantung yaitu berupa
kelainana pada katup mitral (bicuspid) yang menyebabkan pressure overload atau volume
overload akibat katup mengalami perubahan ukuran dan sulit membuka saat proses
pembukaannya. Faktor resiko yang dapat mengakibatkan stenosis mitral adalah demam rematik
yang biasanya akan berlanjut kepada penyakit jantung rematik, selain demam rematik masih
terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi dari stenosis mitral(1)”

“Pada pasien Stenosis Mitral terjadinya peningkatan tekanan arteri pulmonal dan berat-
ringannya gambaran klinis yang muncul tidak selalu berkaitan dengan area efektif katup mitral
yang mengalami stenosis dan perbedaan tekanan transmitral tetapi dari beberapa penelitian yang
ada menunjukkan bahwa kelenturan atrioventrikular juga sangat mempengaruhi. Kelenturan
atrium menjadi penyangga (buffer) terhadap perubahan tekanan di atrium selama siklus jantung.
Pasien dengan kelenturan atrioventrikular yang rendah cenderung terdapat tekanan sistolik arteri
pulmonal yang lebih tinggi(1)”
PENDAHULUAN

“Stenosis mitral merupakan kasus yang sudah jarang ditemukan dalam praktek sehari-
hari terutama di luar negeri. Sebagaimana diketahui stenosis mitral paling sering disebabkan oleh
penyakit jantung rematik yang menggambarkan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Oleh karena
itu di negara maju seperti Amerika, penyakit ini jarang ditemukan, walaupun ada kecenderungan
meningkat karena meningkatnya jumlah imigran dengan kasus infeksi streptokokus yang
resisten. Penurunan ini berbanding lurus dengan penurunan prevalensi stenosis mitral pada
Negara maju. Sedangkan pada negara berkembang, prevalensi terjadinya demam rematik lebih
tinggi dibandingkan Negara maju. Sebagai contoh, prevalensi demam rematik di India mencapai
100-150/100.000 dan di Afrika mencapai 35/100.000. Sedangkan di Indonesia sendiri, belum ada
data pasti mengenai prevalensi demam rematik maupun penyakit jantung rematik(1)”

“Sekitar 60% pasien stenosis mitral memiliki riwayat penyakit demam rematik, yang
merupakan reaksi autoimun akibat faringitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β
hemolitikus grup A. Penyebab lainnya yaitu malformasi kongenital dari katup mitral, kalsifikasi
annulus mitral dan beberapa kondisi metabolik(2)”

“Kasus stenosis katup mitral memang terlihat pada orang-orang dengan umur yang lebih
tua, dan biasanya dengan penyakit penyerta baik kelainan kardiovaskular ataupun yang lain.
Dengan perkembangan di bidang ekokardiografi diagnosis stenosis katup mitral, derajat berat
ringannya dan efek terhadap hipertensi pulmonal sudah dapat diambil alih, yang sebelumnya
hanya dapat dilakukan dengan prosedur invasif kateterisasi(1)”
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

“Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya
aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan adanya
penyempitan pada katup mitral. Kelainan katup ini bersifat progresif dan kronis, ditandai dengan
fase laten yang panjang antara episode awal demam rematik akut dan perkembangan munculnya
gejala pada jantung(2)”

B. Etiologi

“Mitral stenosis banyak disebabkan oleh endocarditis reumatika, akibat reaksi yang
progresif dari demam reumatik oleh infeksi Streptococcus. Penyebab lain meskipun jarang
terjadi dapat berupa kongenital, deformitas parasut mitral, systemic lupus erythematosus (SLE),
rheumatoid arthritis (RA) serta pada usia lanjut akibat proses degeneratif(1)”

“Secara umum mitral stenosis paling sering disertai dengan demam rematik, dimana jika
hal tersebut muncul secara terus menerus maka akan menyebabkan kerusakan pada katup mitral
dan gangguan hemodinamik(3)”

“Derajat berat ringannya stenosis mitral, dapat ditentukan dengan luasnya area katup
mitral, serta hubungan antara lamanya waktu penutupan katup aorta dengan opening snap(2)”

“Tabel 1. Derajat stenosis mitral(1)”

Nomor Klasifikasi Keterangan


1 Minimal Lebih dari 2,5 cm2
2 Ringan 1,4 – 2,5 cm2
3 Sedang 1,0 – 1,4 cm2
4 Berat Kurang dari 1 cm2
5 Reaktif Kurang dari 1 cm2

“Keluhan dan gejala stenosis mitral mulai akan muncul bila luas area katup mitral
menurun sampai seperdua normal (<2-2,5 cm2). Gejala akan muncul bila waktu pengisian
menjadi pendek dan aliran transmitral besar, sehingga terjadi kenaikan tekanan atrium kiri
walaupun area belum terlalu sempit (> 1,5 cm 2). Pada stenosis mitral ringan simtom yang
muncul biasanya dicetuskan oleh faktor yang meningkatkan kecepatan aliran atau curah jantung,
atau menurunkan periode pengisian diastol, yang akan meningkatkan tekanan atrium kiri secara
dramatis pada beberapa keadaan seperti latihan, stres dan emosi, infeksi, kehamilan(1)”

C. Faktor resiko

"Usia sangat mempengaruhi kualitas hidup. Dari sebagian besar studi menunjukkan usia
berpengaruh terhadap kualitas hidup secara signifikan. Dengan bertambahnya usia, penurunan
yang signifikan terjadi pada kualitas hidup pasien karena dapat diakibatkan dari proses
degeneratif(1)”

“Pada kehamilan normal, tentunya berkaitan dengan keadaan sirkulasi hiperdinamik yang
meliputi peningkatan volume darah, denyut jantung dan isi sekuncup, dan penurunan tahanan
vaskuler sistemik yang menghasilkan peningkatan 40% curah jantung. Stenosis mitral yang berat
dapat mengganggu kemampuan wanita hamil dalam menghadapi perubahan hemodinamik.
Selain itu peningkatan volume darah dan takikardia mengubah pengosongan atrium kiri dan
meningkatkan tekanan venokapiler paru secara bermakna. Penurunan curah jantung akibat
penyempitan orifisium katup mitral menyebabkan komplikasi yang rnengancam jiwa berupa
edema paru peripartum(1)”

"Onset atrial fibrilasi, yang dimana sering disebabkan karena inflamasi dan remodeling
yang merupakan penting bagi stenosis mitral. Atrial fibrilasi terjadi 40-75% dengan pasien
simptomatik stenosis mitral dengan gejala meningkatnya resiko emboli sistemik, dan turunnya
cardiac output(2)”

“Hipertensi pulmonal sering ditemui dengan pasien simtomatik stenosis mitral. Faktor
mekanik, pembuluh darah dan perubahan endotel dapat memengaruhi hipertensi. Gradien
diastolik transmitral merupakan hal fundamental dari stenosis mitral yang mengakibatkan
timbulnya kenaikan tekanan atrium kiri dan akan diteruskan ke sirkulasi pulmonal. Reaksi yang
kemudian timbul pada pembuluh darah paru berupa vasokonstriksi, hiperplasia intima dan
hipertrofi yang akan mengakibatkan timbulnya hipertensi pulmonal. Beberapa mekanisme
dipercaya menjadi penyebab terjadinya hipertensi pulmonal pada pasien stenosis mitral, antara
lain aliran pasif peningkatan tekanan atrium kiri dan vena pulmonalis serta terjadinya
vasokonstriksi reaktif arteri pulmonal(1)”

D. Patogenesis

"Stenosis mitral dapat menyebabkan hipertrofi kardiomiopati yang akan menimbulkan


kondisi yang khas yaitu berupa Left ventricular outflow tract (LVOT) obstruction dimana akan
menyebabkan darah yang keluar menjadi sedikit karena terdapat penyempitan pada jantung(3)”

“Terdapat beberapa mekanisme penyakit yang terjadi pada LVOT tergantung seberapa
parah penyakit mitral stenosis dan hipertrofi kardiomiopati yang dialami. Pertama, cuspis katup
mitral pergerakannya tidak terlalu terbatas meski dengan stenosis mitral atau bisa dikatakan
bahwa mekanisme penyakit LVOT mirip seperti pada penyakit obstruktif kardiomiopati
hipertensi. Kedua yaitu dengan pergerakan kuspis katup mitral yang terbatas pada kondisi
tersebut akan menyebabkan cuspis bergerak menuju LVOT yang berujung kepada penyempitan.
Ketiga septum yang mengalami hipertrofi di beberapa tempat yang melewati batas sehingga
akan terbentuk seperti tonjolan di septum dan akan menyebabkan LVOT obstruktif, terahir yaitu
tedapat kesalahan letak dari cuspis katup mitral sehingga menyebabkan LVOT obstruktif(3)”

E. Penegakan diagnosis

"Pemeriksaan fisik dapat dijumpai gambaran pipi yang merah keunguan akibat curah
jantung yang rendah, tekanan vena jugularis yang meningkat akibat gagal ventrikel kanan. Kasus
yang lanjut dapat terjadi sianosis perifer. kontraksi ventrikel kanan pada bagian parasternal dapat
dirasakan akibat dari adanya hipertensi arteri pulmonalis. Auskultasi dapat dijumpai adanya S1
akan mengeras, hal ini hanya terjadi bila pergerakan katup mitral masih dapat fleksibel. Bila
sudah terdapat penebalan pada katup mitral, S1 akan melemah. S2 akan mengeras sebagai akibat
adanya hipertensi arteri pulmonalis(1)”

“Opening snap terdengar sebagai akibat gerakan katup mitral ke ventrikel kiri yang
mendadak berhenti, opening snap terjadi setelah tekanan ventrikel kiri jatuh di bawah tekanan
atrium kiri pada diastolik awal. Jika tekanan atrium kiri tinggi seperti spada stenosis mitral berat,
opening snap terdengar lebih awal. Opening snap tidak terdengar pada kasus dengan kekakuan,
fibrotik, atau kalsifikasi daun katup. Bising diastolik bersifat low-pitched, rumbling dan
dekresendo, makin berat stenosis mitral makin lama bisingnya. Tanda auskultasi stenosis mitral
yang terpenting untuk menyokong beratnya stenosis adalah A2-OS interval yang pendek dan
lamanya rumble diastolik(1)”

“Pemeriksaan penunjang dari rontgen toraks pada pasien stenosis mitral didapatkan
pembesaran segmen pulmonal, pembesaran atrium kiri, karina bronkus yang melebar dan bisa
didapatkan gambaran hipertensi vena pulmonalis, serta efusi pleura(2)”

“Pasien kemudian diperiksa dengan ekokardiografi transesofageal (TEE) dan didapat


hasil berikut: Dimensi ruang jantung: left atrium (LA) dilatasi, left ventricles hypertrophy (LVH)
(-), kontraktilitas global LV dalam batas normal, fraksi ejeksi (EF) 69%, kontraktilitas right
ventricles (RV) menurun(1)”

“Manifestasi Klinis yang ditimbulkan beruppa kesulitan bernapas, khususnya saat


berbaring, yang biasanya juga bersamaan dengan rasa lelah. Itu merupakan tanda gagal jantung
Detak jantung yang tidak teratur dan cepat. Itu merupakan tanda fibrilasi atrium jantung(2)”

F. Pencegahan

“Menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga dan diet makanan yang baik bagi
kesehatan jantung guna menurunkan kolesterol dan tekanan darah, serta untuk mencegah
serangan jantung dan gagal jantung(1)”

“Mewaspadai gejala-gejala yang muncul pada infeksi bakteri Streptococcus pada


tenggorokan, seperti demam, sakit tenggorokan dan nyeri menelan, bercak-bercak kecil berwarna
merah pada langit-langit mulut, dan pembesaran kelenjar pada leher karena stenosis mitral
banyak diakibatkan oleh damam rematik(1)”

“Cek-up secara rutin dapat mendeteksi adanya masalah pada jantung sedini mungkin
sebelum menjadi kondisi yang parah. Kemudian, pemeriksaan rutin lain juga dapat mencegah
semakin memburuknya penyakit katup jantung dan mencegah komplikasinya(2)”
Kesimpulan

Stenosis mitral merupakan suatu penyakit dengan kelainan pada katup jantung yaitu
berupa katup mitral (bikuspid) yang diakibatkan karena gangguan pembukaan katup. Stenosis
mitral banyak disebabkan oleh endocarditis reumatika, akibat reaksi yang progresif dari demam
reumatik oleh infeksi Streptococcus β hemolitikus grup A

Anda mungkin juga menyukai