Anda di halaman 1dari 16

KISTA BARTHOLIN

OLEH
CHANDRA ASTI
DEFINISI
Kista bartholini adalah gangguan pada vulva
yang timbul karena penyumbatan saluran
bartholini akibat dari infeksi kuman Neisseria
gonorheae (Baradero, 2006).
Kista bartholini adalah suatu pembesaran
berisi cairan yang terjadi akibat sumbatan pada
salah satu duktus sehingga mucus yang
dihasilkan tidak dapat disekresi. Kista dapat
berkembang pada kelenjar itu sendiri atau pada
duktus bartholini (Amiruddin, 2004)
ANATOMI
Kelenjar bartholoni merupakan salah satu
organ genetalia eksterna, kelenjar bartholini
atau glandula vestibularis mayor, kelenjar ini
biasanya berukuran sebesar kacang dan
ukurannya jarang melebihi satu cm.kelenjar
ini tidak teraba kecuali pada keadaan penyakit
atau infeksi. Saluran keluar dari kelenjar ini
bermuara pada celah yang terdapat diantara
labium minus pudendi dan tepi himen
ETIOLOGI
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi
gonokokus, pada bartholinitis kelenjar ini akan
membesar, merah, dam nyeri kemudian isinya
akan menjadi nanah dam keluar pada
duktusnya, karena adanya cairan tersebut
maka dapat terjadi sumbatanpada salah satu
duktus yang dihasilkan oleh kelenjar dan
terakumulasi, menyebabkan kelenjar
membengkak dan menbentuk suatu kista.
PATOGENESIS
Kelenjar bartholini menghasilkan
cairan membasahi vagina mulai masa
pubertas, yang selain berfungsi untuk
melumasi vagina mulai masa
pubertas, yang selain berfungsi untuk
melumasi vagina pada saat
berhubungan juga pada kondisi
normal. Adanya peradangan pada
kelenjar bartholini yang disebabkan
oleh bakteri Gonococcus.
Kista bartholini terjadi karena adanya
sumbatan pada salah satu duktus sehingga
mucus yang dihasilkan tidak dapat
disekresi. Sumbatan dapat disebabkan
oleh mucus yang mengental, infeksi,
trauma atau gangguan congenital. Jika
terjadi infeksi pada kista bartholini maka
kista ini berubah menjadi abses yang
ukurannya dapat meningkat setiap hari
dan terasa nyeri
EPIDEMIOLOGI
Kista bartholini adalah masalah yang
terbanyak ditemukan pada perempuan usia
reproduktif. Frekuensi tersering timbulnya
kista terutama pade umur 20-30 tahun, yang
merupakan insiden tertinggi. Kista bartholini
merupakan kista yang banyak ditemukan di
daerah vulva tepatnya di sekitar labium
mayora. Kurang dari 2% perempuan dapa
mengalami kista atau abses bartolini pada
suatu priode kehidupannya
GEJALA KLINIS
Adapun jika kista terinfeksi maka dapat
berkenbang menjadi abses bartholini dengan
gajala klinik berupa (Amiruddin, 2004) :
Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau
berhubungan seksual.
Umunnya tidak diserati demam kecuali jika
terifeksi dengan organisem yang ditularkan melaui
hubungan seksual.
Pembengkakan pada vulva selam 2-4 hari.
Biasanya ada secret di vagina.
Dapat terjadi rupture spontan.
DIAGNOSA
Anamnesis
yang baik dan pemeriksaan fsik sangat
mendukung suatu diagnosis. Pada anamnese
dinyatakan tentang gejala seperti Panas,
Gatal, Sudah berapa lama gejala berlangsung,
Kapan mulai muncul, Apakah pernah berganti
pasangan seks, Keluhan saat berhubungan,
Riwayat penyakit menulat seksual
sebelumnya, Riwayat penyakit kelamin pada
keluarga (Amiruddin, 2004)
PEMERIKSAAN FISIK
Kista bartholini di diagnosis melalui
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dengan
posisi litotomi, terdapat pembengkakan pada
kista pada posisi jam 5 atau jam 7 pada
labium minus posterior. Jika kista terinfeksi,
maka pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan
untuk mengidantifikasi jenis bakteri penyebab
abses dan untuk mengetahui ada tau tidaknya
infeksi menular (Amiruddin, 2004).
PENATALAKSANAAN
Jika bentuk kista yang tidak membesar dan tidak
mengganggu tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa
tetapi jika sudah bernanah harus dikeluarkan dengan
sayatan. Pembedahan berupa ekstirpasi dapat
dilakukan bila diperlukan yang dianjurkan adalah
marsupialisasi
Penanganan tergantung kondisi kista dan keluhan
yang dirasakan, kalau kelenjar kista bartholininya
kecil dan tidak mengganggu bisa diobservasi saja.
Tapi kalau kistanya besar dan menyebabkan keluhan
atau terinfeksi menjadi bisul (abses) terapi
definitifnya berupa operasi kecil (marsupialisasi).
Marsupialisasi yaitu sayatan dan pengeluaran
isi kista diikuti penjahitan dinding kista yang
terbuka pada kulit vulva yang terbuka.
Tindakan ini terbukti tidak beresiko dan
hasilnya memuaskan. Insisi dilakukan vertical
pada vestibulum sampai tengah kista dan
daerah luar cincin hymen. Lebar insisi sekitar
1,5 3 cm, tergantung besarnya kista
kemudian kavitas segera dikeringkan.
Kemudian dilakukan penjahitan pada bekas
irisan. Bedrest total dimulai pada hari pertama
post operatif
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling umum dari
absesBartholin adalah kekambuhan.
Pada beberapa kasus dilaporkan necrotizing
fasciitis setelah dilakukan drainase abses.
Perdarahan, terutama pada pasien dengan
koagulopati.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai