Anda di halaman 1dari 32

TUMOR PAYUDARA

P E M B I M B I N G : D R . R I A D I A L I , S P. B ( K ) O N K

HAFIZANI RAHMAH
G1A216035

BAGIAN ILMU BEDAH


FA K U LTA S K E D O K T E R A N D A N I L M U K E S E H ATA N
U N I V E R S I T A S J A M B I / R S U D . R A D E N M A T T A H E R P R O V. J A M B I
2017
PENDAHULUAN
• Payudara -> organ seks sekunder simbol
feminisme
• Tumor payudara -> wanita >>
• Bersifat jinak dan ganas
• Kanker -> sifat khas ->sel-sel ganas yang dapat
menyebar ke seluruh tubuh.
• Di Indonesia -> ca mammae insiden tertinggi
nomor 2 setelah ca serviks
EMBRIOLOGI
• Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak
minggu keenam masa embrio
• Beberapa hari setelah lahir, pada bayi dapat terjadi
pembesaran unilateral atau bilateral diikuti dengan
sekresi cairan keruh
• disebabkan berkembangnya sistem duktus dan
tumbuhnya sinus serta vaskularisasi pada stroma yang
dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya kadar
estrogen ibu
• Setelah lahir, kadar hormone ini menurun
ANATOMI PAYUDARA
 terdiri atas 12 sampai 20 lobus kelenjar
 Mempunyai saluran bernama duktus laktiferus yang
bermuara ke papilla mamma
 Struktur lainnya adalah jaringan lemak yang merupakan
komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah
dan kelenjar limfatik
TUMOR PAYUDARA
Definisi - > benjolan tidak normal pada payudara akibat
pertumbuhan sel yang terjadi secara terus menerus dapat
disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang,
atau perdarahan
TUMOR JINAK PAYUDARA
1. Kista
teraba sebagai massa yang berbatas jelas, mobile, dan berisi
cairan
2. Fibroadenoma
neoplasma jinak yang terutama dijumpai pada perempuan
muda. Teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol dengan
simpai licin, bebas digerakkan dan konsistensinya kenyal
padat
3. Perubahan Fibrokistik
bengkak, adanya benjolan yang kadang nyeri bila disentuh,
adanya pengerasan sebelum periode haid, sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Tumor Filoides
Pertumbuhan cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran
besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun
5. Galaktokel
kista retensi berisi air susu. Berbatas jelas dan
mobile,biasanya timbul 6-10 bulan setelah berhenti
menyusui
6. Papiloma Intra Duktus
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus . sekresi
cairan berdarah dari putting susu.
7. Duktus Ektasia
kelainan jinak akibat kerusakan elastin dinding duktus
payudara
8. Adenoma Sklerosis
kelainan fibrokistik dan digolongkan dalam kelainan
dysplasia.
9. Mastitis Sel Plasma
sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau
pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan
pada kulit sekitar puting.
10. Nekrosis Lemak
11. Kelainan Lain
TUMOR GANAS
 Paling sering pada wanita
 nomor dua setelah kanker serviks
FAKTOR RESIKO
• Jenis kelamin wanita dibanding pria lebih dari 100:1.
• Usia
• Riwayat keluarga
• Usia melahirkan anak pertama
• Riwayat menderita kanker payudara
• Predisposisi genetikal
• Ductal carcinoma in situ
• Proliferasi benigna dengan hiperplasia atipikal
• Radiasi, pada usia di bawah 16 tahun
• Perubahan gaya hidup
• Hormonal
PATOFISIOLOGI
1. Tahap inisiasi
-> perubahan genetik sel -> ganas-> disebabkan oleh agen
(karsinogen)
2. Tahap promosi
-> sel yang telah mengalami inisiasi -> ganas (gabungan
dari sel yang peka dengan
karsinogen)
MANIFESTASI KLINIS
1. Massa tumor
 massa mamae yang tidak nyeri,
 sering kali ditemukan secara tidak sengaja.
 Lokasi massa kebanyakan di kuadran lateral atas,
umumnya lesi soliter,
 konsistensi agak keras,batas tidak tegas, permukaan tidak
licin,
 mobilitas kurang (
 Massa cenderung membesar secara bertahap, dalam
beberapa bulan bertambah besar secara jelas
2. Perubahan kulit
 Tanda lesung
 Perubahan kulit jeruk (peau d’orange)
 Nodul satelit kulit
 Invasi, ulserasi kulit
 Perubahan inflamatorik
3.
Perubahan Papila mamae
 Retraksi dan distorsi papila mamae
 Sekret papilar
 Perubahan eksematoid
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
KU:benjolan pada payudara awalnya tidak nyeri kemudian
nyeri
Bentuk puting berubah
Perubahan pada kulit
Ada luka puting susu yg sulit sembuh
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
payudara simetris, kelainan letak atau bentuk papila,
retraksi puting, retraksi kulit, ulserasi, tanda radang.
b) Palpasi
ada cairan yang keluar. Jika teraba tumor, tetapkan lokasi
dan kuadran, ukuran, konsistensi, batas, mobiltas. Palpasi
pula KgB regional sesuai kelompok kelenjar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto toraks
 Mammografi
 USG
 MRI
 Imunohistokimia
 Biopsi
STAGING
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis Carcinoma duktal in situ , Ca lobular in situ, atau penyakit paget pada nipple tanpa tumor
T1 Diameter terbesar tumor  2 cm,
TI mic Diameter terbesar mikroinvasi < 0,1 cm
T1a diameter terbesat tumor > 0,1cm tetapi < 0,5 cm
T1b diameter terbesar tumor >0,5 cm tetapi <1 cm
T1c diameter terbesar tumor > 1 cm tetapi < 2 cm
T2 Ukuran terbesar tumor > 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm
T3 Ukuran terbesar tumor  5 cm
T4 Tumor dengan ukuran berapapun dengan ekstensi langsung terhadap dinding dada atau
kulit
T4a ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk m. Pektoralis
T4b edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara, atau nodul satelit di kulit
payudara yang sama.
T4c gabungan T4a dan T4b
T4d karsinoma inflamatorik
KGB Regional (N)
Nx KGB regional tidak dapat dinilai (mis sudah diangkat)
N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional
N1 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, dapat digerakan
N2 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, melekat terhadap KGB atau struktur lain
N3 Metastasis ke KGB mamae internal, ipsilateral

Metastasis (M)
Mx metastasis tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis
M1 Ada metastasis
PENGELOMPOKAN STADIUM
Stage TNM
0 Tis, N0, MO
I T1, N0, MO
IIA T0, N1, MO

  T1, N1, MO

  T2, N0, MO
IIB T2, N1, MO

  T3, N0, MO
IIIA T0, N2, MO

  T1, N2, MO

  T2, N2, MO

  T3, N1, MO

  T3, N2, MO
IIIB T4, N0, MO

  T4, N1, MO
IIIC Setiap T, N3, MO
IV Setiap T, Setiap N, M1
PENTALAKSANAAN
1. Pembedahan
 Classic Radical Mastectomy
 Modified Radical Mastectomy
 Skin sparing Mastectomy
 Nipple sparing Mastectomy
 Breast conserving Treatment
2. Kemoterapi
-> obat bekerja untuk menghambat atau mengganggu
sintesa DNA dalam siklus sel.
 Adjuvan
 Neoadjuvan
 Paliatif
3. Radioterapi
-> dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma
mamae
-> juga diberikan pada kasus resiko/kecurigaan metastasis
yang tinggi.
4. Terapi anti estrogen
-> tujuannya menghambat pengambilan estrogen pada
jaringan payudara
PROGNOSIS
-> pasienharus di follow up untuk kemungkinan rekurensi
atau metastasis.
-> dilakukan setiap 4 bulan untuk 1-2 tahun pertama, setiap
6 bulan untuk tahun ke 3-5 dan setiap 12 bulan
setelahnya
-> Setiap bulan direkomendasikan untuk SADARI
KESIMPULAN

1. Tumor payudara adalah benjolan yang tidak normal pada


payudara akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus
menerus.

2. Kanker payudara pada wanita menduduki tempat nomor


dua setelah kanker serviks. Pencegahannya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan rutin payudara. Insidensi
kanker payudara pada wanita 126 per 100.000 penduduk,
sedangkan pada laki-laki 0,6 per 100.000 penduduk. Rasio
penderita wanita dibanding pria sekitar 100 : 1
3. Penegakan diagnosis Karsinoma payudara dapat
dilakukan melalui prosedur pemeriksaan klinis dan
beberapa pemeriksaan penunjang, dengan Gold standard
diagnostik menggunakan pemeriksaan histopatologik
4. Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif
dianjurkan untuk stadium I, II, dan III. Pasien dengan
tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan inflammatory
carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan terapi
multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat
paliatif. Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan
stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau
untuk karsinoma lokal yang tidak dapat direseksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Editor: Sjamsuhidajat, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Payudara. Edisi 3. Jakarta:
EGC; 2011

2. Sari, K. profil penderita tumor payudara yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi
jarum halus di Laboratorium Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Tesis Magister). Sumatera Utara:
bagian Onkologi FK USU;2012

3. Sidauruk, H. Untuk mengetahui karakteristik penderita fibroadenoma mammae rawat


inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 (Tesis Magister). Sumatera
Utara: Bagian Onkologi FK USU;2011.

4. Suyatno, Pasaribu ET. Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto;
2009

5. Editor: Desen W. Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta: FKUI; 2008


6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Kanker
Payudara.
7. Aryandono T. Kemajuan dalam penelitian, penanganan dan deteksi dini penderita
kanker payudara dengan perhatian khusus pada kualitas hidup (Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar). Yogyakarta: FK UGM; 2008
8. Balasubramaniam B. Prevalensi Kanker Payudara Pada Wanita di RSUP H. Adam
Malik Tahun 2009. Medan: FK USU; 2010
9. Editor : Chris Tanto. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Media
Aesculapius; 2014
10. Devita VT, Rosenberg’s SA, Lawrance TS. Breast Cancer. Cancer principles and
practice of Oncology. 8th ed. Lippincort William and Wilkins.2008.

Anda mungkin juga menyukai