Adenotonsilitis Kronik +
Obstructive Sleep Apnea Syndrome
2019
PENDAHULUAN
E2
ID
SL
e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
PENDAHULUAN
E3
ID
SL
e rP
•23,36% dan
w
Po
•47% usia 6-15 tahun
of
w er
Po
e
Th
PENDAHULUAN
E4
ID
SL
e rP
w
Po
of
Hipertrofi adenoid dan tonsil → >>> OSAS
er
w
Po
pada anak
e
Th
LAPORAN KASUS
Nama : An. A
Umur : 4 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : -
No. RM : 913859
Pendidikan : -
Alamat : Jln. Veteran Rt.06 Dusun Baru, Sungai Penuh
Tanggal MRS : 20 Maret 2019
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
E7
ID
SL
Keluhan Utama
Sering nyeri menelan sejak ± 1 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang dibawa oleh Ibunya ke poliklinik THT RSUD Raden Mattaher dengan keluhan
sering nyeri menelan sejak ± 1 tahun SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul. Dalam satu
bulan os merasakan nyeri menelan 3 kali. Nyeri timbul biasanya setelah os makan es krim,
minum air es, makan gorengan. Os juga mengeluh sering demam. Demam sering disertai
dengan batuk pilek, perasaan mengganjal di tenggorokan dan tenggorokan sakit. Menurut
e rP
orang tua os, ketika tidur os sering mengorok dan sering terbangun saat tidur dan juga mulut
w
Po
os berbau sejak ± 1 bulan terakhir. Hidung tersumbat (+). Nyeri pada kedua telinga (-),
of
gangguan pendengaran (-),sakit kepala (-).
w er
Pasien selalu berobat ke dokter puskesmas dan diberikan obat antibiotik (lupa nama obat)
Po
e
dan obat batuk (ambroxol syr) namun tidak ada perubahan. pasien diberitahukan bahwa
Th
Anamnesis
SLIDE 8
E9
ID
SL Telinga Hidung Tenggorokan Laring
Kanan/Kiri Kanan/Kiri
Gatal : -/- Rinore : - / - Sukar Menelan : + Parau: -
Korek : -/-- Buntu :+/+ Sakit Menelan : + Afonia : -
Bengkak : -/- Bersin : - Trismus :- Sesak : -
Nyeri : -/- Dingin : - Ptyalismus :- Sakit :-
Bengkak : -/- Debu :- Rasa ganjal :+ Rasa Ganjal : -
Otore : -/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -
Tuli : -/- Mimisan : - Rasa Kering :-
e rP
Tinitus: -/- Nyeri :-
w
Po
Vertigo : - Sangau : -
of
Mual :-
w er
Muntah : -
Po
e
Th
0
PEMERIKSAAN FISIK
E1
Tanda Vital
ID
SL Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB : 22 kg
PB : 118 cm
Tekanan Darah : -
Nadi : 94 kali/menit
Respiration Rate: 22 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Anemia : -
e rP
Sianosis : -
w
Po
Stridor Inspirasi : -
of
Retraksi Suprasternal : -
w er
Retraksi intercostal : -
Po
Retraksi epigastrial : -
e
Th
1
E1
PEMERIKSAAN TELINGA Kanan Kiri
ID
Daun Telinga
t
oin
Exocytosis - -
rP
we
Osteoma - -
Po
of
Furunkel - -
er
ow
eP
Th
2
E1
Membram Timpani
Hiperemis - -
ID
SL
Retraksi - -
Bulging - -
Atropi - -
Perforasi - -
Bula - -
Sekret - -
Retroaurikular
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Preaurikular
Fistel - -
t
oin
Kista - -
rP
we
Abses -
Po
of
Tuba Eustachii : Valsava test/Politzer Tidak dilakukan Tidak dilakukan
er
ow
eP
Th
3
E1
ID
RINOSKOPI ANTERIOR Kanan Kiri
SL Vestibulum Nasi Hiperemis(-) Hiperemis(-)
Kavum Nasi Sekret(-), Sekret(-),
Hiperemis(-), Hiperemis(-),
Edema(-) Edema(-)
Selaput Lendir Sekret (-) Sekret (-)
Septum Nasi Dbn Dbn
Lantai+Dasar Hidung Deviasi(-) Deviasi(-)
Konka Inferior Hipertrofi(-) Hipertrofi(-)
Meatus Inferior Hipertrofi(-) Hipertrofi(-)
Konka Media Hipertrofi(-) Hipertrofi(-)
Meatus Media Hipertrofi(-) Hipertrofi(-)
Massa - +
t
oin
rP
Korpus Alineum - -
we
Po
Gerakan velum palatum mole Tertahan
of
er
ow
eP
Th
4
E1
ID
SL
RINOKOPI POSTERIOR Kanan Kiri
Kavum Nasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Selaput Lendir Sulit dinilai Sulit dinilai
Koana Sulit dinilai Sulit dinilai
Septum Nasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Konka Superior Sulit dinilai Sulit dinilai
Meatus Nasi Media Sulit dinilai Sulit dinilai
Muara Tuba Sulit dinilai Sulit dinilai
Adenoid Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa Tumor Sulit dinilai Sulit dinilai
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
5
TRANSLUMINASI Kanan Kiri
E1
Sinun Maxilarris Suram (-) Suram (-)
ID
Sinun Frontalis Suram (-) Suram (-)
SL
MULUT
Selaput Lendir Mulut sedikit terbuka dan tidak dapat menutup sempurna
Mukosa bibir basah, berwarna merah muda, Laserasi(-)
Bibir
Dbn
Lidah Gigi
Kelenjar Ludah
FARING
Uvula Ditengah, hiperemis (-)
Palatum Mole Hiperemis(-), Benjolan(-)
Palatum Durum Hiperemis(-), Benjolan(-)
Plika Anterior Hiperemis(-)
t
oin
T4-T4, Hiperemis(-/-), Detrituris(-/-), permukaan tidak rata, kripta melebar,
rP
Tonsil
we
mobil
Po
Plika Posterior
Hiperemis(-)
of
er
Mukosa Orofaring
Hiperemis(-), Granula(-)
ow
eP
Th
Pemeriksaan faring
LARINGOSKOPI INDIREK
7
Pangkal Lidah
E1
Epiglottis
ID
Valekula
SL
Plika Ventrikularis
Plika Vokalis
Tidak dilakukan
Komisura Anterior
Aritenoid
Massa Tumor
Sinus Piriformis
Trakea
KELENJAR GETAH BENING
a. Regio I :
b. Regio II :
c. Regio III :
d. Regio IV :
e. Regio V : Tidak ada massa/benjolan
f. Regio VI :
t
oin
g. Area Parotid :
rP
h. Area Postaurikular :
we
Po
i. Area Occipital :
of
j. Area Supraklavikula :
er
ow
eP
Th
8
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
E1
ID
SL
I Nervus Olfactory Normal
II Nervus Opticus Normal
III Nervus Occulomotorius Normal
IV Nervus Trochlearis Normal
V Nervus Trigeminus Normal
VI Nervus Abducent Normal
VII Nervus Facialis Normal
VIII Nervus Vestibularis Normal
t
oin
IX Nervus Glosopharyngeus Normal
rP
we
Po
X Nervus Vagus Normal
of
er
XI Nervus Accesorius Normal
ow
eP
Nervus Hypoglossus Normal
Th
XII
9
Pemeriksaan Audiologi
E1
ID
SL Tes Berisik : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Rinne : + +
Tes Weber : Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
Tes Schwabah : Normal Normal
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Barany :
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Auropalpebra Reflek :
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Audiogram :
t
oin
Kesimpulan Tidak ada kelainan pada Kedua Telinga
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
0
Uji Tapis
E2
ID
SL
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
SLIDE 21
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :-
Laboraturium :-
Patologi/No/Tgl :-
Kultur Bakteri :-
Diagnosis
Adenotonsilitis Kronis + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
Diagnosis Banding
- Adenotonsilitis Kronik + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
- Tonsilitis difteri + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
- Tonsilofaringitis kronik + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
2
PENATALAKSANAAN
E2
ID
SL
Diagnostik Terapi
- Adenotonsilitis kronik
- Adenotonsilitis kronik
Non-operatif
Kultur resistensi dari swab tenggorok
• Obat kumur antiseptic
Rinofaringolaringoskopi (RFL)
• Amoxicillin (sirup kering 250mg/5ml)
Foto polos nasofaring lateral
3x1 ½ sendok teh
- Obstructive Sleep Apnea Syndrome
Opreatif
• Polisomnografi
• Adenotonsilectomy
• Uji tapis
- Obstructive Sleep Apnea Syndrome
• Observasi selama tidur
Non-operatif
t
oin
rP
• Diet
we
Po
Opreatif
of
er
• Adenotonsilectomy
ow
eP
Th
3
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
E2
ID
SL
t
Istirhat cukup Menyarankan kepada pasien untuk
3 6
oin
rP
kontrol kembali
we
Po
of
er
ow
eP
Th
4
Prognosis
E2
ID
SL
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
5
TINJAUAN PUSTAKA
E2
ID
Anatomi Tonsil
SL
Klug : Klug :
Cincin Waldeyer : • pta me↑ masa kanak- Klug :
Ttonsil palatina • Usia 15-24 th :
kanak • grup A Streptococcus
Tonsil faringeal (adenoid), Fusobacterium
•Puncak : remaja berulang : musim dingin &
necrophorum > grup A
Tonsil lingual •Progresif : hingga tua semi
e rP
Streptococcus
Tonsil tuba eustachius •Sd usia 14 tahun pr > lk • 0-9 tahun dan30-39 th : • F necrophorum berulang :
w
•Berulang lk > pr
grup A Streptococcus > F musim panas
Po
necrophorum
of
er
w
e Po
Th
6
TINJAUAN PUSTAKA
E2
ID
Anatomi Tonsil
SL
Cincin Waldeyer
Ttonsil palatina
Tonsil faringeal (adenoid),
Tonsil lingual
Tonsil tuba eustachius
e rP
w
Po
i To n si l
of
Ana to m
w er
Po
e
Th
7
Vaskularisasi
E2
ID
SL
Add Image
e rP
To n s il
w
Vasku la ri sa si
Po
vena bergabung dengan vena palatine
of
externa, vena pharyngealis, atau vena
er
facialis
w
Po
e
Th
8
Limfe & Persarafan Tonsil
E2
ID
SL
Aliran Limfe
tonsil → nodi lymphoidei cervicales profunda bagian atas, tepat dibawah dan dibelakang angulus
mandibulae.
Persarafan Tonsil
e rP
atas : saraf v melalui ganglion sphenopalatina
w
Po
bawah : saraf glossofaringeus (N. IX)
of
w er
Po
e
Th
9
HISTOLOGI TONSIL
E2
ID
SL
Add Image
e rP
w
Po
of
w er
Po
Tonsil
e
Th
0
FUNGSI TONSIL
E3
ID
SL
• Epitel : sel-M, makrofag, sel dendrite dan APCs
• mengidentifikasi bahan asing, memberikan
• proses transportasi antigen ke sel limfosit→
peringatan serta memberi respon.
sintesis immunoglobulin spesifik
• Antigen ↑ → sel-B → hiperplasia → aliran
• sel limfosit B, T, sel plasma dan sel pembawa
darah. Antibodi → memfagositosis antigen
IgG.
• Sel-B → sel plasma → antibodi → Bakteri dan
virus difagositosis
I mun it as lo ca l e Su r vei l l an ce
. Mekanism
e rP
w
Po
of
er
w
ePo
Th
Gradasi Pembesaran Tonsil
2
TONSILITIS
E3
ID
SL
definisi
e rP
w
udara (air borne droplets)
Po
Penyebaran tangan dan ciuman
definisi
of
Tonsilitis kronik → peradangan
er
kronik lanjutan akut yang
w
Po
berulang.
e
Th
3
TONSILITIS
E3
ID
SL
Etiologi
>>> Group A beta-hemolyticus Streptococcus pyogenes
(GABHS)
Virus herpes simplex, EBV,sitomegalovirus, adenovirus,
stafilokokus, pneumokokus, atau H. influenzae
Faktor Risiko
• Faktor usia, terutama pada anak
e rP
• Penuruanan daya tahan tubuh
w
•
Po
Rangsangan menahun
of
• Hygiene rongga mulut yang kurang baik
er
• Riwayat alergi
w
e Po
Th
4
EPIDEMIOLOGI
E3
ID
SL
RSUD Raden
Indonesia Mattaher Jambi
1994-1996
NCHS RSUP Dr. Hasan
1997 Sadikin(1998)
RS Dr. Kariadi
• 3,8% Semarang 2010 : 978 /1365
Tonsilektomi : 44
1978
6,75% 2011 : 789 /1144
• < 18 th : 24,9% /1000
Tonsilektomi : 58
e rP
•23,36% dan 47%
w
Po
•usia 6-15 tahun
of
w er
Po
e
Th
5
KLASIFIKASI
E3
ID
Tonsilitis Akut
SL
Tonsilitas viral
• nyeri tenggorok.
• >>> EBV
• tampak luka-luka kecil pada palatum
• tonsil sangat nyeri
Tonsilitis bacterial
• >>> GABHS
• tonsillitis folikularis : detritus jelas
• tonsillitis lakunaris : bercak-bercak detritus → satu, → alur-alur
e rP
• pseudomembrane: detritus melebar → membrane
w
Po
• nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan, demam, rasa lesu, nyeri di sendi-sendi, tidak
of
nafsu makan dan rasa nyeri ditelinga
w er
• tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus
Po
e
Th
6
KLASIFIKASI
E3
Tonsilitis Membranosa
ID
SL
si l it i s di f t eri
Ton
s il l it i s sept i c
to n
• Coryne bacterium
diphteriae l au t Vi ncen t
Angina P
• >>> usia <10 th , • >>> streptokokus
ter↑ usia 2-5 th. hemolitikus ela in an Dar ah
• spirochaeta atau Penyakit K
triponema
• Gejala umum • Leukimia Akut
• hygiene mulut ↓
e rP
• Gejala local • Angina Agranulositosis
dan def.vit C
w
Po
• Gejala akibate • Infeksi Mononukleosis
of
eksotoksin
w er
Po
e
Th
7
TONSILITIS KRONIS
E3
ID
SL
Faktor
Definsi predisposisi
Patofisiologi
e rP
• Pengaruh cuaca, limfoid terkikis→ proses penyembuhan →
w
pengerutan → kripta melebar.
Po
• Kelelahan fisik
• tonsil tidak bisa membunuh kuman-kuman →
of
• pengoabatan
kuman bersarang di tonsil → f/ berubah menjadi
er
tonsillitis akut yang ≠
w
adekuat sarang infeksi
e Po
Th
MANIFESTASI
SLIDE 38
KLINIS
I K
dengan batuk di malam harI
DIAGNOSIS
SLIDE 39
Keluhan Lokal
● Bila perlu kultur resistensi dari
• Nyeri menelan Dapat pula disertai keluhan • Pembesaran tonsil
swab tenggorok
• Nyeri tenggorok • sistemik • Permukaan kripta ● Rinofaringolaringoskopi (RFL)
• Rasa mengganjal di • Rasa lemah tonsil melebar ● Imaging
tenggorok • Nafsu makan berkurang • Detritus pada ● Foto Polos : posisi nasofaring
• Mulut berbau (halitosis) • Sakit kepala penekanan kripta lateral
• Demam • Nyeri pada sendi • Arkus anterior atau ● Polisomnografi bila diperlukan
• Mendengkur
posterior hiperemis ● Pemeriksaan histopatologi
• Gangguan bernapas
• Hidung tersumbat
• Pembesaran kelenjar
• Batuk pilek berulang submandibula
0
TATALAKSANA
E4
ID
SL
Kultur tonsil
• Hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap yang mengandug
desinfektan
Konservatif
• Istirahat cukup
• Makan makanana lunak dan
• Menghindari makan-makanan yang mengiritasi
e rP
w
Medikamentosa
Po
of
• Antibiotic spectrum luas
er
• Simptomatis dengan analgetik-atipiretik, aintiinflamasi.
w
Po
e
Th
1
INDIKASI & KONTRAINDIKASI TONSILEKTOMI
E4
ID
SL
e rP
w
Po
of
Kontraindikasi relatif tonsilektomi:
er
1. Gangguan perdarahan
w
Po
2. Risiko anestesi atau penyakit sistemik yang berat
e
3. Anemia
Th
2
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
E4
ID
SL
Komplikasi
• Otitis Media Akut (OMA)
• Abses peritonsil (Quincy thorat)
• Abses parafaring
• Abses intratonsillar
• Tonsillolitih
e rP
Prognosis : Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa
w
Po
hari dengan beristirahat dan pengobatan suportif.
of
er
w
ePo
Th
3
HIPERTROFI ADENOID
E4
ID
SL
Fisiologi
Membesar usia 3 tahun mengecil dan hilang sama sekali usia 14
tahun.
Etiologi
• Serangan berulang rinitis, sinusitis,
e rP
atau tonsilitis kronis
w
• >>terjadi infeksi saluran napas bagian atas →
Po
hipertrofi adenoid. → sumbatan koana dan sumbatan
of
tuba eustachius.
w er
Po
e
Th
4
Gambaran Klinis
E4
ID
SL Hidung tersumbat
Discharge hidung
Sinusitis
Epistaksis
Perubahan suara
Gejala Hidung
Obstruksi tuba
e rP
• Fasies adenoid
Otiti media akut berulang • Hipertensi paru
w
Po
otitis media supuratif kronik • gangguan tidur, tidur
Gejala Aura Gejala Umum ngorok, retardasi mental
of
Otitis media serosa
er
dan gg. pertumbuhan
w
Po
• Aprosexia
e
Th
5
DIAGNOSIS & TERAPI
E4
ID
SL
Diagnosis
• Tanda dan gejala klinik
• Rhinoskopi anterior
• Pemeriksaan rinoskopi posterior
• Pemeriksaan hidung
• Nasofaringoskopi rigid atau fleksibel
• Radiologic foto lateral
e rP
Terapi
w
Po
• latihan pernapasan
of
• tetes hidung dekongestan, dan
er
• anti histamin
w
Po
e
Th
6
INDIKASI ADENOIDEKTOMI
E4
ID
SL
Sumbatan Infeksi
Sumbatan hidung yang menyebabkan
bernapas melalui mulut
Adenoiditis berulang/kronik
Sleep apnea
Gangguan menelan Otitis media efusi berulang/kronik
Gangguan berbicara Otitis media akut berulang
Kelainan bentuk wajah muka dan gigi
(adenoid face)
KGB leher lembut . kecurigaan neoplasma jinak/ganas
e rP
w
Po
of
Komplikasi tindakan adenoidektomi → perdarahan
w er
Po
e
Th
7
Obstructive sleep apnea syndrome (OSAS)
E4
ID
SL
e rP
sindrom dengan (+) nafas, atau 25% tonsil,
w
Po
episode apnea atau • campuran • bayi < 1000 gram apnea 84% • disproporsi
hipopnea pada saat
of
• Insidens tertinggi terjadi antara kraniofasial
er
tidur. umur 3 - 6 tahun →>>>
• obesitas
w
hipertrofi tonsil dan adenoid.
e Po
Th
8
Manifestasi Klinis
E4
ID
SL
Anamnesis
kesulitan bernafas pada saat tidur
nafas berbunyi
Pemeriksaan Fisik
adenoidal facies, midfacial hypoplasia, retro/mikrognasi atau
kelainan kraniofasia
e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
DIAGNOSIS
SLIDE 49
E5
ID
SL
Pemeriksaan Fisik
Continuous positive airway pressure (CPAP)
e rP
w
Po
of
Penurunan berat badan
w er
Obat-obatan
Po
Trakeostomi
e
Th
1
E5
ID
SL
Patogenesis OSAS pada anak belum banyak diketahui; terjadi jika didapatkan gangguan
antara faktor yang mempertahankan patensi saluran nafas dan komponen jalan nafas bagian
atas (misalnya ukuran anatomis) yang menyebabkan kolapsnya jalan nafas. Faktor-faktor
yang memelihara patensi saluran nafas adalah a) respons pusat ventilasi terhadap hipoksia,
hiperkapnia, dan sumbatan jalan nafas; b) efek pusat rangsangan dalam meningkatkan tonus
neuromuskular jalan nafas bagian atas; c) efek dari keadaan tidur dan terbangun.
Terdapat dua teori patofisiologi sumbatan (kolaps) jalan nafas yaitu:
1. Teori balance of forces : ukuran lumen farings tergantung pada keseimbangan antara
tekanan negatif intrafaringeal yang timbul selama inspirasi dan aksi dilatasi otot-otot jalan
nafas atas. Tekanan transmural pada saluran nafas atas yang mengalami kolaps disebut
closing pressure. Dalam keadaan bangun, aktivasi otot jalan nafas atas akan mempertahankan
tekanan tranmural di atas closing pressure sehingga jalan nafas atas tetap paten. Pada saat
tidur tonus neuromuskular berkurang, akibat lumen farings mengecil sehingga menyebabkan
aliran udara terbatas atau terjadi obstruksi.
2. Teori starling resistor : jalan nafas atas berperan sebagai starling resistor yaitu perubahan
tekanan yang memungkinkan farings untuk mengalami kolaps yang menentukan aliran udara
t
oin
rP
melalui saluran nafas atas.
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2
ANALISA KASUS
E5
ID
SL
An. A, usia 4 tahun, datang ke poliklinik THT RSUD Hal tersebut diatas sesuai dengan keluhan
Raden Mattaher pada tanggal 20 Maret 2019 dengan adenotonsilitis kronik + Obstructive sleep apne
keluhan sering nyeri menelan sejak ± 1 tahun SMRS. syndrome . Menurut teori, adenotonsilitis kronik
Nyeri dirasakan hilang timbul. Dalam satu bulan os dan Obstructive sleep apne syndrome dicirikan oleh
merasakan nyeri menelan 3 kali . Nyeri timbul nyeri menelan, nyeri tenggorok, rasa mengganjal
biasanya setelah os makan es krim, minum air es, ditenggorok, mulut berbau (halitosis), demam,
makan gorengan. Os juga mengeluh sering demam. mendengkur, gangguan bernapas, hidung tersumbat,
Demam sering disertai dengan batuk pilek, perasaan batuk pilek berulang. Dikatakan adenotonsilitis
mengganjal di tenggorokan dan tenggorokan sakit. kronis karena berulang/rekuren. Menurut orang tua
Hidung tersumbat (+), Menurut orang tua os, ketika os, ketika tidur os sering mengorok dan sering
tidur os sering mengorok dan sering terbangun dan terbangun Sehingga bisa didiagnosis Obstructive
juga mulut os berbau sejak ± 1 bulan terakhir. sleep apne syndrome.
t
oin
Faktor predisposisi beberapa jenis makanan
rP
(makanan panas, pedas, berminyak, serta minuman
we
Po
dingin)
of
Anamnesis
er
ow
eP
Th
3
ANALISA KASUS
E5
ID
SL
• keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
compos mentis, pada pemeriksaan otoskop telinga
kanan dan kiri dalam batas normal. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan
tertahannya gerakan velum palatum mole. Pada
pemeriksaan transluminasi didapatkan hasil suram
pada sinus maxilla dextra dan sinistra. Pada
pemeriksaan faring didapatkan mukosa faring
normal, uvula berada ditengah, tonsil T4-T4,
permukaan tidak rata, kripta melebar, mobil Pada
pemeriksaan leher tidak didapatkan benjolan. Dari
pemeriksaan nervus dalam batas normal.
t
oin
rP
we
Po
of
Pemeriksaan fisik
er
ow
eP
Th
4
ANALISA KASUS
E5
ID
SL
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan obat kumur yang mengandung antiseptic dan
amoxicillin 3x1 ½ sendok teh.
Apabila tidak membarik → Adenotonsilectomy.
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
5
KESIMPULAN
E5
ID
SL Tonsilitis Kronis → >>> penyakit tenggorok terutama pada anak.
peradangan kronik lanjutan peradangan akut yang berulang
pembesaran tonsil → gg. menelan dan gg. pernapasan.
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Thank you!