Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PAYUDARA (Ca Mammae)

I. Pengertian
Cancer mamae disebut juga dengan Carsinoma mammae adalah sebuah tumor
ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu,
jaringan lemak maupun pada jaringan ikat payudara (suryaningsih&sukaca, 2009).
Cancer mamae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (romauli & indari,
2009). jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan penunjang
payudara. Maka dapat disimpulkan bahwa cancer mamae adalah suatu keadaan
dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendalikan pada payudara yang
menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker ganas.
II. Etiologi
Penyebab cancer mamae masih belum diketahui pasti, faktor genetic dan faktor
hormonal data berperan pada cancer mamae.
III. Faktor risiko cancer mamae
Menurut mulyani & nuryani (2013) terdapat faktor yang mempengaruh
terjadinya cancer mamae diantaranya:
 Gender
 Pemakaian hormone
 Kegemukan (obesitas) setelah menopause
 Radiasi payudara yang lebih dini
 Riwayat cancer mamae
 Riwayat keluarga
 Periode menstruasi
 Umur
 Ras
 Perubahan payudara
 Aktivitas fisik
 Konsumsi alcohol

1
 merokok
IV. manifestasi klinis
terdapat tanda dan gejala diantaranya:
 adanya benjolan pada payudara
 adanya borok atau luka yang tidak sembuh
 keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah,darah,cairan encer atau
keluar air susu pada perempuan yang tidak sedang hamil dan menyusui.
 Perubahan bentuk & besarnya payudara
 Nyeri dipayudara

V. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kira-kira berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat
dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastase
dengan penyebran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran
limfe dan aliran darah

VI. Klasifikasi Kanker Payudara


1. Klasifikasi Patologik
a. Paget’s disease
Paget’s disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan
manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu, yang biasanya merah
dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya
kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk
namun pada paget’s disease prognosisnya lebih baik. Paget’s disease
merupakan suatu kanker intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari

2
duktus laktiferus. Secara patologik cirri-cirinya adalah: sel-sel paget(seperti
pasir), hipertrofi sel epidermoid, infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis.
b. Kanker duktus laktiferus
- Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan
intraductal, sering dengan nekrosis sentral sehingga pada permukaan
potongan terlihat seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo carcinoma
hanya pada saluran saja biasanya akan mengadakan infiltrasi kesekitarnya
menjadi infiltrating comedo carcinoma.
- Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini adalah kanker yang
lazim ditemukan 75 % kanker payudara adalah tipe ini. Karena banyak
terdiri dari fibrosis umumnya agak besar dan keras. Kanker ini disebut
juga dengan tipe scirrbus yaitu tumor yang mengadakan infiltrasi ke kulit
dan kedasar.
c. Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya
tidak seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista dan mempunyai
kapsul. Tumor ini kurang infiltratif disbanding dengan tipe scirrbus dan
mestatasis ke ketiak sangat lama. Prognosis tumor ini lebih baik dari tipe-tipe
tumor yang lain.
d. Kanker dari Lobulus
Kanker lobulus sering timbul sebagai carcinoma in situ dengan lobulus
yang membesar. Secara mikroskopik, kelihatan lobulus atau kumpulan
lobulus yang berisi kelompok sel-sel asinus dengan bebrapa mitosis. Kalau
mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat dibedakan dengan tipe scirrbus.
2. Klasifikasi klinik
a. Steinthal I : kanker payudara besarnya sampai 2 cm dan tidak memiliki anak
sebar.
b. Steinthal II : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar dikelenjar
ketiak.

3
c. Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar
ketiak, infra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau ke
kulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).
d. Steinthal IV : kanker payudara dengan metatasis jauh misal ke tengkorak,
tulang punggung, paru-paru, ahti dan panggul.
3. Klasisikasi TNM kanker payudara
T artinya tumor, N artinya nodule atau kelenjar yang membesar regional, M
artinya metastase.
Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
To : Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis - kanker in situ
- kanker intaduktal atau labular in situ
- penyakit paget’s pada papilla tanpa teraba tumor
T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0.5 cm
T1b : Tumor 0.5-1 cm
T1c : Tumor 1-2 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : berapapun ukuran tumor, dengan infiltrasi langsung ke dinding dada atau
kulit. Dinding dada termasuk costa, intercostal muskulus dan tidak termasuk otot
pektoralis.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b :dengan oedema, infiltrasi atau ulserasi kulit (kulit yang berbiji-biji)
T4c : T4a dan T4b
T4d : carcinoma inflamatoir (mastistis carcinoma tosis)
Nx : pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat
Mx : Metastasis jauh dan tidak dapat ditentukan
Mo : Tidak ada metastasis jauh

4
M1 : ada metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikula

VII. Pemeriksaan Penunjang


Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk dilakukan diagnostik, yang
umumnya hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit besar yaitu:
1) Mammografi
Mammografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi
teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening.
2) Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kristik.
Pemeriksaan lain dapat berupa termografi, xerografi (Reksoprodjo dkk,
2010).

VIII. Pengobatan
Stadium TIS : Operasi mastektomi radikal secara halsted tanpa radiasi
Stadium 1 :Modified mastektomi radikal yaitu mastektomi tanpa pengangkatan
muskulus pektoralis mayor dan minor, ditambah dengan
pengangkatan kelenjar ketiak dan radioterapi.
Stadium 2 : Seperti stadium 1 ditambah dengan sitosstatiska.
Stadium 3 : Radioterapi atau eksisi tumor yang apert dan pemberian terapi hormon,
terdiri atas antrogen sebelum menopause dan kombinasi androgen
dan esterogen sesudah menopause, sebelum menopause dikerjakan
pula ooforektomi bilateral.
Stadium 4: Sebelum menopause dilakukan ooforektomi, jika tidak berhasil
dilakukan hipofisektomi

5
Konsep Asuhan keperawatan
Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 29 April 2013 jam 11.00 WIB Ruang Melati
RSUD Banyudono. Pengkajian didapat melalui wawancara dengan pasien, keluarga
dan melalui data status pasien.
a. Identitas pasien
Nama : Ny S
Umur : 53 th
Jenis kelamim : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No.RM : 071776
b. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat masuk Rumah sakit klien mengatakan nyeri pada payudara kiri dan saat
pengkajian tanggal 29 maret 2013 klien mengeluh nyeri pada jahitan bekas operasi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan seminggu sebelum masuk RS merasakan nyeri dan keluar
darah diputing payudara, klien memutuskan untuk memeriksakan di Puskesmas
Ngemplak dan dirujuk ke RSUD Banyudono. RSUD Banyudono merujuk ke
laboratorium RS Yarsis, klien didiagnosacarcinoma mammae dan dianjurkan untuk
dilakukan operasi 5
Pada hari sabtu malam tanggal 27 April 2013 klien dibwa ke RSUD Banyudono
dan dirawat di Ruang Melati dan pada hari Senin tanggal 29 April 2013 jam 08.00
dilakukan tindakan operasi
c. Riwayat Kesehatan Dahulu

6
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSUD Pandanarang Boyolali
dengan keluhan urat nadi putus karena terkena sabit saat memanen sayur dan
dilakukan operasi.
d. Pola Keamanan dan Kenyamanan
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan di payudara saat tangan kirinya digerakkan.
e. Persepsi Kognitif
Klien mengatakan tidak tahu apa penyebab penyakitnya serta tidak tahu apa rasa yang
akan ditimbulkan jika penyakitnya tidak ditangani dengan operasi.
f. Koping terhadap stress
Klien mengatakan menceritakan menerima keadaan dirinya sekarang pasrah dan
sabar dalam menjalani pengobatan saat ini.
I. Pemeriksaaan Fisik
a. KU : Keadaan umum sedang, wajah klien tampak lemas dan pucat
TTV :TD : 130/90 MMHg RR : 22 x / mnt N: 89/menit S : 36,8 C
b. Thorax
Dada
Payudara : Payudara sebelah kiri terdapat bekas luka operasi dan dibalut, keadaan
luka bersih, tidak ada nanah, kedalaman luka ± 4 cm dan panjang ± 12 cm,
terpasang drain payudara kanan putingnya mendelep ke dalam
c. Ekstremitas
Atas : Kekuatan otot penuh dan akral teraba hangat terpasang infuse RL 20 tpm
sejak tanggal 27 April 2013.
Bawah: Kekuatan otot penuh ekstremitas bawah lengkap, tidak ada verises dan tidak
nampak oedem pada ekstremitas bawah
Data Fokus
a. Data Subjektif
1. Klien mengatakan nyeri pada jahitan bekas operasi
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk jarum
R : nyeri dirasakan dipayudara kiri
S : skala nyeri 5

7
T :nyeri dirasakan kadang-kadang
2. Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
b. Data Objektif
1. Klien tampak kesakitan dan memegang daerah yang sakit
2. Adanya luka bekas operasi dipayudara bagian kiri
3. Pasien tampak kurang mengerti tentang penyakitnya
4. TTV : TD : 130/90 MMHg RR : 22 x / mnt N : 86x/menit S : 36,8oC
5. tidak ada tanda infeksi sepeti : kemerahan, panas, bengkak, terasa gatal, leukosit
lebih dari batas normal.
6. Terdapat luka: dengan kedalaman 4 cm, panjang 12 cm, luka bersih
7. Terpasang infuse dari tanggal 27 April 2013
8. Terpasang drain dari tanggal 29 April 2013
L. Diagnosa Keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan yang muncul pada pasien adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Prosedur infasif pembedahan
M. Hasil Evaluasi
Diagnosa Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik pembedahan.
Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien mengatakan nyeri
berkurang,keadaan umum klien baik, klien tampak rileks dan tenang. Maka
dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian sehingga intervensi dilanjutkan:
anjurkan melakukan teknik relaksasi yang telah diajarkan.
Diagnosa Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi. Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien
dan keluarga memahami informasi yang diberikan, klien dan keluarga sangat
kooperatif. Maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian.
Diagnosa Resiko Infeksi berhubungan denganProsedur Infasif
pembedahan. Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien mengungkapkan
lebih nyaman dan tidak ada tanda infeksi, kondisi luka baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Anoname 1. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda, Yogjakarta:
Media Hardi.
Anoname 2. 2012. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara. Diakses dari
:http://uangkubanyak-babaturan.blogspot.com/2012/08/asuhankeperawatan-kanker
payudara-ca.html
Depkes RI. 2008. Kasus Kanker Payudara di Indonesia. Diakses dari
:http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1060-jika-tidakdikendalikan-26
juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-.htmlses
Dianandra, Rama. 2009. Panduan lengkap mengenal kanker, Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka.
Hopkins, Virginia. 2008. Kanker Payudara, Jakarta: Daras Books.
Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib, Jakarta: Indonesia Publishing House.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius.
NANDA International. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi,
Jakarta : EGC.
NANDA. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC.
Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker Payudara Pencegahan dan Deteksi Dini,
Yogjakarta: Kanisius.
Reksoprodjo dkk. 2010. Kumpulan kuliah Ilu Bedah, Ciputat Tangerang : EGC.
Smeltzer, Suzanne C.2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
Jakarta: EGC.
Mansjoer, arif dkk.2000.Kapita Selekta. Jakarta : Media Aesculapius
Manuaba.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
Wiknjosastro, hanifa.2006.Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo

9
Patways
Faktor predisposisi dan
resiko tinggi hiperplasi
pada mamae

Mendesak Mendesak sel Mendesak Mensuplai nutrisi


jaringan sekitar saraf pembuluh kejaringan ca
darah
Menekan Interupsi sel Aliran darah Hipermetabolisme
jaringan mamae saraf terhambat ke jaringan

Peningkatan Nyeri Hipoksia BB menurun


konsistensi mamae

Nekrosis jaringan Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
Mamae Ukuran mamae kebutuhan tubuh
bengkak abnormal Bakteri patogen

Masa tumor Resiko infeksi


mendesak Mamae asimetrik
kejaringan luar

Perfusi jaringan Infiltrasi pleura


terganggu
Ekspansi paru
ulkus menurun

Ketidakefektifan
Kerusakan
pola nafas
integritas
kulit/jaringan

10

Anda mungkin juga menyukai