Anda di halaman 1dari 21

A.

ANATOMI PAYUDARA

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong


lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr payudara,
jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor
payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia
pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara
lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk
payudara. (Price & Wilson, 2006)
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi
yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.
intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan
bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada
disepanjang arteri dan vena brakialis.
B. FISIOLOGI PAYUDARA
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 15-20
lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi
epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
1. Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
2. Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
3. Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

C. PENGERTIAN
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat
pada payudara (brunner & Suddarth, 2002).
Kanker payudara adalah proliferasi kegagalan sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara. Awalnya hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel atipikal, kemudia
berlanjut menjadi karsinoma dan menginvasi stroma (Price & Wilson, 2006)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara. (Medicastore, 2011)
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi
pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa
adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah
berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi
merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.

D. ETIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 2006), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae
(Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
2. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik

4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut
seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
F. PATOFISIOLOGI
G. PENTAHAPAN
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada
keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat
membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,
memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan
dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian
tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker
payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe
yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax
atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila


3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran
jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.

2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran
jauh.

5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau
dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka
bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga
belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke
bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral,
atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan
metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :


1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri
50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu
tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya
tiduran saja.

H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK


1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam
serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
a) Pemeriksaan payudara sendiri
b) Pemeriksaan payudara secara klinis
c) Pemeriksaan manografi
d) Biopsi aspirasi
e) True cut
f) Biopsi terbuka
g) USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.

I. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler
( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
2. gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. kematian

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
b. Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
c. Mastectomy total
d. Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
e. Lumpectomy/tumor
f. Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
g. d. Wide excision/mastektomy parsial.
h. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
i. e. Ouadranectomy.
j. Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat
juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi
endokrin lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
e. Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
f. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
g. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
h. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
i. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
l. Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan
dalam citra diri

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan v Nutritional Status :Nutrition Management
pembedahan, mis; food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi makanan
anoreksia Kriteria Hasil : § Kolaborasi dengan ahli gizi
v Adanya peningkatanuntuk menentukan jumlah kalori
berat badan sesuaidan nutrisi yang dibutuhkan
dengan tujuan pasien.
v Berat badan ideal§ Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tinggimeningkatkan intake Fe
badan § Anjurkan pasien untuk
v Mampumeningkatkan protein dan vitamin
mengidentifikasi C
kebutuhan nutrisi § Berikan substansi gula
v Tidak ada tanda§ Yakinkan diet yang dimakan
tanda malnutrisi mengandung tinggi serat untuk
v Tidak terjadimencegah konstipasi
penurunan berat badan
yang berarti § Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
§ Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas normal
§ Monitor adanya penurunan berat
badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama
makan
§ Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :


nyeri berhubungan dengan
proses pembedahan v Pain Level, Pain Management
v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri secara
v Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,
v Mampu mengontrolkualitas dan faktor presipitasi
nyeri (tahu penyebab§ Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampuketidaknyamanan
menggunakan tehnik§ Gunakan teknik komunikasi
nonfarmakologi untukterapeutik untuk mengetahui
mengurangi nyeri,pengalaman nyeri pasien
mencari bantuan) § Kaji kultur yang mempengaruhi
v Melaporkan bahwarespon nyeri
nyeri berkurang dengan§ Evaluasi pengalaman nyeri masa
menggunakan lampau
manajemen nyeri § Evaluasi bersama pasien dan tim
v Mampu mengenalikesehatan lain tentang
nyeri (skala, intensitas,ketidakefektifan kontrol nyeri
frekuensi dan tandamasa lampau
nyeri) § Bantu pasien dan keluarga untuk
v Menyatakan rasamencari dan menemukan
nyaman setelah nyeridukungan
berkurang § Kontrol lingkungan yang dapat
v Tanda vital dalam mempengaruhi nyeri seperti suhu
rentang normal
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Kerusakan integritas kulit NOC : TissueNIC : Pressure Management
berhubungan dengan
pengangkatan bedah Integrity : Skin and  Anjurkan pasien untuk
jaringan Mucous Membranes menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
v Integritas kulit yang  Hindari kerutan padaa tempat tidur
baik bisa dipertahankan  Jaga kebersihan kulit agar tetap
(sensasi, elastisitas, bersih dan kering
temperatur, hidrasi,
 Mobilisasi pasien (ubah posisi
pigmentasi) pasien) setiap dua jam sekali
v Tidak ada luka/lesi  Monitor kulit akan adanya
pada kulit kemerahan
v Perfusi jaringan baik  Oleskan lotion atau minyak/baby
v Menunjukkanoil pada derah yang tertekan
pemahaman dalam Monitor aktivitas dan mobilisasi
proses perbaikan kulitpasien
dan mencegah  Monitor status nutrisi pasien
terjadinya sedera
berulang
v Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa,
pengobatan, dan v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
prognosanya . v Coping kecemasan)
Kriteria Hasil : · Gunakan pendekatan yang
v Klien mampumenenangkan
mengidentifikasi dan· Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejalaharapan terhadap pelaku pasien
cemas · Jelaskan semua prosedur dan
v Mengidentifikasi,apa yang dirasakan selama
mengungkapkan danprosedur
menunjukkan tehnik· Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas memberikan keamanan dan
v Vital sign dalammengurangi takut
batas normal · Berikan informasi faktual
v Postur tubuh,mengenai diagnosis, tindakan
ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkatprognosis
aktivitas menunjukkan· Dorong keluarga untuk
berkurangnya menemani anak
kecemasan
· Lakukan back / neck rub
· Dengarkan dengan penuh
perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Kaji tingkat pengetahuan klien dan
perawatan,pengobatan process keluarga tentang proses penyakit
kurang paparan terhadap v Kowledge : health -Jelaskan tentang patofisiologi
informasi
Behavior penyakit, tanda dan gejala serta
Kriteria Hasil : penyebabnya
v Pasien dan keluarga -Sediakan informasi tentang kondisi
menyatakan klien
pemahaman tentang
-Berikan informasi tentang
penyakit, kondisi,perkembangan klien
prognosis dan program-Diskusikan perubahan gaya hidup
pengobatan yang mungkin diperlukan untuk
v Pasien dan keluargamencegah komplikasi di masa
mampu melaksanakanyang akan datang dan atau kontrol
prosedur yangproses penyakit
dijelaskan secara benar
-Jelaskan alasan dilaksanakannya
v Pasien dan keluargatindakan atau terapi
mampu menjelaskan
-Gambarkan komplikasi yang
kembali apa yangmungkin terjadi
dijelaskan perawat/tim
-Anjurkan klien untuk mencegah efek
kesehatan lainnya samping dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien atau
berhubungan dengan
kehilangan bagian dan dengan keadaanorang terdekat respon klien
fungsi tubuh dirinya. terhadap penyakitnya.
2) Klien dapatRasional : membantu dalam
menerima efek
pembedahan. memastikan masalah untuk
memulai proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi
dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima
keadaan dirinya.
Anjurkan keluarga klien untuk
selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa
masih ada orang yang
memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilynn, Doenges E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda juall. (2013).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 13. Jakarta: EGC

Price Sylvia, A. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2, Edisi
4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth,
Vol. 2. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai