Anda di halaman 1dari 12

Keperawatan Perioperasi pada Pasien Ca Mamae

Angggota kelompok :
Anjelinus Ias Lodong (181470)
Indah Hariani (181480)
Karen Hapukh Emeralda (181481)
Leliana Nainoe (181482)
Ridwan J Wandana (181490)
Definisi

 Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang
berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.
 Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok
penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal.
 Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
 Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadi ganas.
Etiologi

Etiologi kanker payudara menurut (Rasjidi, 2010; Suryaningsih,2010 & Fanani, 2009).
Belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :
1. Usia Menarche dan siklus menstruasi
2. Genetik
3. Obesitas
4. Intake Alkohol
5. tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.
Patofisiologi

 Fase inisiasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi
dan promosi.
 Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi.
 Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi
lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression
Manifestasi klinik

 Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan
nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.

 Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut,
benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.

 Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Faktor – faktor resiko kanker payudara

1. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebab kanker
payudara, sebagai berikut:
2. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
3. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara
4. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara
6. Riwayat penyakit tumor payudara jinak
7. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali
minum dalam sehari. Risikonya dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari
Pemeriksaan penunjang

1 Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal.
2 Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras kedalam aliran duktus.
3 Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya
keras;hasil komplement dari mamografi.
4 Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5 Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai “titik panas” karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian
suhu kulit yang lebih tinggi.
6 Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan
menyebarkan sinar.
Con’t..
7. CT-scan dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil,
payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi
8. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitive terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histology
pentahapan, dan seleksi terapi yang tepat.
9. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi mengandung reseptor hormon (estrogen dan
progesteron).
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas
pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium IIa : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor
yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb : Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor
yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa
metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
6. Stadium IV : Tumor yang mengalami metastasis jauh.
Penatalaksanaan

Tipe pembedahan secara umum dikelompokan ke dalam tiga kategori:


● Mastektomi total (sederhana) mengangkat, semua jaringan payudara, tetapi semua atau kebayakan nodus limfe dan otot dada
tetap utuh.
● Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua nodus limfe, dan kadang-kadang otot
pektoralis minor.
● Prosedur membatasi (contoh lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa
jaringan disekitarnya diangkat.
Tahap preoperatif

● pada pasien pre operasi adalah menjelaskan prosedur operasi, memberi dukungan mental, memberi informed consent, melibatkan
keluarga dalam perawatan, menganjurkan pasien untuk berdoa dan menjaga lingkungan yang terapeutik sehingga dapat
mempersiapakan pasien dengan baik dalam menghadapi operasi .
● sebelum operasi, biasanya dokter dan tim akan memeriksa fisik. Oleh karena itu, jangan memakai lipstick atau cat kuku saat
hendak operasi. penggunaan lipstick dan cat kuku menghambat diagnose fisik. Selain itu, lepaskan segala bentuk perhiasan dari
tubuh anda agar tidak menyulitkan tim medis saat akan melakukan tindakan penyelamatan pada diri anda.
● Perlu juga untuk ke kamar kecil sebelum operasi. Pastikan bahwa saluran pencernaan anda telah kosong untuk mencegah aspirasi
isi lambung saat anda hendak muntah selama operasi. Pasien operasi harus puasa 6-8 jam demi kepentingan ini. Selain saluran
pencernaan, saluran nafas anda pun perlu dibersihkan .
● Perawatan persiapan fisik yang harus dilakukan sebelum menghadapi operasi terdiri dari pemeriksaan status kesehatan fisik
secara umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi,
personal hygine, pembersihan luka serta latihan pra operasi.
● Peranan perawat dalam persiapan mental pasien dapat dilakukan dengan memberikan informasi, gambaran, penjelasan tentang
tindakan persiapan operasi dan memberikan kesempatan bertanya tentang prosedur operasi serta kolaborasi dengan dokter terkait
pemberian obat pre medikasi.
Tahap intra operatif
1. Persiapan:
 Alat-alat disiapkan
 Pasien dipindahkan dari brancard ke meja operasi
 Dipasang infus pada tangan kanan
 Dipasang DC
 Dipasang negatif plate pada bokong
 Klien dipasang monitor: TD 120/80 mmHg, nadi 86 x/m, RR 20 x/m, SaO2 97%
 Instrumentator dan operator mencuci tangan secara steril lalu mengenakan jas operasi dan sarung tangan.

2. Pelaksanaan operasi mulai jam 09.30,


 Klien diintubasi dengan ET kemudian dilakukan general anestesi.
 Klien nafas spontan, RR 20 x/m, pemeliharaan dipasang O2 nasal kanul 1-2 liter/menit.
 Klien diposisikan miring ke kanan.

Anda mungkin juga menyukai