Anda di halaman 1dari 37

REFRESHING

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik di


Bidang Venereologi dan Differensial
Diagnosis Duh Tubuh, Ulkus Genitalia,
Sifilis, dan Tumor Genitalia

Pembimbing : Dr. Fisalma Mansjoer, Sp.KK

Disusuh oleh : Fania Liahsani (2013730142)


PENANGANAN INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
6. Tatalaksana
1. Anamnesis
pasangan seksual

2. Pemeriksaan
fisik dan 5. Edukasi
pengambilan perilaku seksual
spesimen

4. Pengobatan
3. Diagnosis
efektif
ANAMNESIS
Sikap saat melakukan
anamnesis pada pasien
TUJUAN
penyakit kelamin perlu
diperhatikan

Menentukan Sikap sopan dan


faktor risiko menghargai
pasien pasien

Membantu
Menjamin privasi
menegakkan
dan kerahasian
diagnosis

Membantu Mendengarkan
mengidentifikasi dan menyimak
pasangan perkataan
seksual pasien pasien
Informasi yang perlu di tanyakan
kepada pasien
1. Keluhan utama 10 Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya-
2. Keluhan tambahan menjelang/sesudah haid; kelelahan
3. Riwayat perjalanan penyakit fisik/psikis; penyakit : diabetes, tumor,
4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka keganasan, lain-lain; penggunaan obat :
(wanita/pria penjaja seks, teman, pacar, antibiotika, kortikosteroid, kontrasepsi;
suami/isteri) pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim
5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan (AKDR); rangsangan seksual; kehamilan;
6. Jenis kelamin pasangan seksual kontak seksual.
7. Cara melakukan hubungan seksual (genito- 11. Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya
genital, orogenital, anogenital) 12. Hari terakhir haid
8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, 13. Nyeri perut bagian bawah
sering, selalu) 14. Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai
9. Riwayat dan pemberi pengobatan kapan
sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri)
PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA

Pasien harus membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan


genitalia
Pasien perempuan, berbaring pada meja ginekologik  posisi litotomi
Pemeriksaan pasien laki-laki dapat dilakukan sambil duduk/berdiri,
.Periksa daerah inguinal untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah
bening setempat (regional)
PENGAMBILAN SPESIMEN
Pada Pria

Gambar 2. Insersi Swab ke dalam


uretera dan di putar 1800

 Informed consent agar pasien tidak perlu merasa takut saat pengambilan bahan duh
tubuh gentalia dengan sengkelit atau dengan swab berujung kecil
 Masukkan sengkelit/swab ke dalam orifisium uretra eksterna sampai kedalaman 1-2 cm,
putar swab (untuk sengkelit tidak perlu diputar namun cukup menekan dinding uretra),
dan tarik keluar perlahan-lahan
 Oleskan duh tubuh ke atas kaca obyek yang sudah disiapkan
 Bila tidak tampak duh tubuh uretra dapat dilakukan pengurutan (milking) oleh pasien.
PENGAMBILAN SPESIMEN
Pada Wanita
 Informed consent agar pasien tidak perlu merasa takut
 Bersihkan terlebih dahulu dengan kain kasa yang telah
dibasahi larutan NaCl
 Setiap pengambilan bahan harus menggunakan
spekulum steril (sesuaikan ukuran spekulum dengan
riwayat kelahiran per vaginam), swab atau sengkelit
steril
 Masukkan daun spekulum steril ke dalam vagina
 Setelah itu dapat dimulai pemeriksaan serviks, vagina
dan pengambilan spesimen
PENGAMBILAN SPESIMEN

Pasien dengan Gejala Ulkus


Pada Pria dan Wanita
 Untuk semua pasien dengan gejala ulkus genital, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
serologi untuk sifilis dari bahan darah vena (RPR=rapid plasma reagin, syphilis rapid test).

 Untuk pemeriksaan Treponema pallidum pada ulkus yang dicurigai karena sifilis :
Ulkus dibersihkan terlebih dahulu dengan kain kasa yang telah dibasahi larutan salin
fisiologis (NaCl 0,9%).
Ulkus ditekan di antara ibu jari dan telunjuk sampai keluar cairan serum
Serum dioleskan ke atas kaca obyek untuk pemeriksaan Burry atau mikroskop
lapangan gelap bila ada.
PEMERIKSAAN BIMANUAL

 Masukkan jari tengah dan telunjuk tangan kanan ke dalam vagina, ibu jari harus
dalam posisi abduksi, sedangkan jari manis dan kelingking ditekuk ke arah
telapak tangan
 Palpasi uterus; letakkan tangan kiri di antara umbilikus dan tulang simfisis pubis,
tekan ke arah tangan yang berada di dalam pelvik
 Dengan telapak jari tangan, raba fundus uteri sambil mendorong serviks ke
anterior dengan jari-jari yang berada di pelvik. Perhatikan ukuran, posisi,
konsistensi, mobilitas uterus, dan kemungkinan rasa nyeri saat menggoyangkan
serviks
 Dengan perlahan, geser jari-jari yang berada di vagina menuju forniks lateral
sambil tangan yang berada di atas perut menekan ke arah inferior
PEMERIKSAAN ANOSKOPI

Posisi lateral decubitus atau posisi Sim. Pasien


Alat anoskop dari bahan plastik sekali pakai atau
tidak perlu membuka seluruh baju seperti dalam
disposable anoscope (a) dan gambar, namun cukup membuka celananya sampai
berbahan stainless steel (b) nampak daerah anus.

Indikasi
- keluhan atau gejala pada anus dan rektum anoskopi. Pemeriksaan
ini sekaligus dapat melihat keadaan mukosa rektum
-Posisi pasien pasien berbaring dalam posisi Sim atau miring dengan lutut
ditekuk serta pinggul ditekuk 45º. Posisi di sebelah kiri pemeriksa.
No Penyebab Penyakit

ETIOLOGI IMS
BAKTERI
Neisseri gonorrhoeae Uretritis, epididimis, servisitis, proktitis, faringitis,
konjuntivitis, Batholinitis
Chlamydia trachomatis Uretritis, epididimitis, servisitis, proktitis,
Mycoplasma hominis Salpingitis, limfogranuloma venerum
Ureaplasma urealyticum (hanya C.Trachomatis)
Treponema pallidum Sifilis
Gardberella vaginalis Vaginitis
Donovania granulomatis Granuloma inguinale
VIRUS
Herpes simplex virus Herpes genitalis
Herpes B virus Hepatitis fulminan akut dan kronik
Human papilloma virus Kandiloma akuminata, papiloma laring pada bayi
Molloscum contagiosum virus Moloskum kontagiosum
Human immunodeficiency virus A.I.D.S
PROTOZOA
Trichomonas vaginalis Vaginitis, uretritis
FUNGUS
Candida albicans Vulvovaginitis, balanitis, balanopostitis
EKTOPARASIT
Phthirus pubis Pedikulosis pubis
Sarcoples scabei var.hominis Skabies
DUH TUBUH

Definisi

 Cairan yang keluar dari genital, selain urin dan darah

Pada Pria : duh tubuh uretra

Pada Wanita : duh tubuh serviks, duh tubuh vaginal, duh tubuh
uretra
DUH TUBUH PRIA -
PENYEBAB
DUH TUBUH WANITA -
PENYEBAB
DIAGNOSIS BANDING
DUH
TUBUH
URETRA

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011


DUH
TUBUH
VAGINA

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011


Gonore
Definisi
Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yan
disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae.

Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok ,
Termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies,
yaitu N.gonorrhoeae dan N.meningitidis yang bersifat
patogen serta N.catarrhalis dan N.pharyngis ini sukar
dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
 Gejala Klinis

Uretritis
Paling sering uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke proksimal.

Keluhan : Gatal, panas di bagian distal uretra disekitar orifisum


uretra eksternum, disuria, keluar duh tubuh dan kadang disertai
darah, nyeri pada waktu ereksi.

Pemeriksaan : OUE eritematosa, edematosa dan ektropion, duh


tubuh mukopurulen dan terjadi pembesaran KGB Inguinal unilateral
atau bilateral
Servisitis
Asimptomatik, kadang nyeri punggung bawah.
Pemeriksaan : serviks tampak merah dengan erosi dan sekret
mukopurulen

Bartolinitis
Nyeri saat berjalan dan penderita sukar duduk.
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan
nyeri tekan.
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011
ULKUS
GENITAL

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011


Ulkus Mole
 Definisi
Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut,
setempat,disebabkan oleh Streptobacillus ducrey
(Haemophilusducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai
pernanahan kelenjar getah bening regional.

Etiologi
Basil H.ducreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan ujung
membulat, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, Gram-
negatif, anaerob fakultatif
 Gejala Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 3 – 7 hari, jarang samapi
14 hari, tanpa gejala prodormal. Mula-mula kelainan kulit
berupa papul, kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat
inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.

Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan


mukosa preputium, sulkus koronarius, frenulum penis, dan
batang penis. Dapat juga timbul lesi di dalam uretra,
scrotum, perineum atau anus. Pada wanita ialah labia
minora, klitoris, anus, dan serviks.
Sifilis
 Definisi
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum;
sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya
dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat
menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan
dapat ditularkan dari ibu ke janin.

 Etiologi
Treponema pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales,
familia Spirochaeraceae dan genus Treponema
KLASIFIKASI
SIFILIS

SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
KONGENITAL

DINI (SEBELUM 2
SECARA KLIINIS EPIDEMIOLOGIK
THN)

LANJUT
ST. DINI
(SESUDAH 2 ST. I
MENULAR
THN)

ST. LANJUT
ST. II
TIDAK MENULAR

ST. III
Vegetasi
pada
Genitalia
Kondiloma Akuminata
 Definisi
Kondiloma akuminatum atau kutil kelamin (veneral warts)
ialah lesi berbentuk papilomatosis, dengan permukaan
verukosa, disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) tipe
tertentu (terutama tipe 6 dan 11), terdapat di daerah kelamin
dan atau anus.
 Gejala klinis
Penyakit ini terutama di daerah lipatan yang
lembab, misalnya di daerah genitalia eksterna.
Kondiluma akuminata sering kali tidak
menimbulkan keluhan, namun dapat disertai rasa
gatal. Bila terdapat infeksi sekunder, dapat
menimbulkan rasa nyeri, bau kurang enak, dan mudah
berdarah.
Pada laki-laki tempat predileksinya di perineum
dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, dan
pangkal penis.

Pada perempuan di daerah vulva dan sekitarnya,


introitus vagina, kadang-kadang portio uteri.
DAFTAR PUSTAKA
 Daili, SF dan Zubier F. Tinjauan Infeksi Menular Seksual. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K.
Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
Hal. 436-7.
 Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2011. Hal.
11-20.
 Indriatmi, Wresti. Duh Tubuh Genital. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. FKUI –
RSCM. Hal. 2-20.
 Daili, SF. Nilasari, H. Gonore. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K. Indriatmi, W. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. Hal. 443-9.
 Indriatrmi, Wresti. Ulkus Mole. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K. Indriatmi, W. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. Hal. 475-7.
 Djuanda, A. Sifilis. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K. Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. Hal. 455-60.
 Indriatmi, W, Handoko, Ronny P. Kondiloma Akuminata. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K.
Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.
Hal. 481-3.
 Wolff, K. Johnson, RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsisof Clinical Dermatology Fifth Edition.
United States: The McGaw-Hill Companies; 2007.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai