Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

NEPHROLITHIASIS
Oleh
Agung Dwi Saputro 2011730118
Pembimbing
Dr. Usman Wahid, Sp.B

Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiya Jakarta
Statse Bedah sekarwangi
ANAMNESIS

 Identitas
 Nama : Tn. M
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 40 tahun
 Alamat : Cilaku
 Pekerjaan : Buruh
 Masuk RS : 18 september 2016
 Keluhan Utama
Kencing berwarna keruh sejak 10 bulan yang lalu

 Riwayat Penyakit Sekarang


OS datang dengan keluhan kencing keruh sejak 10 bulan yang lalu.
OS mengatakan kencing terasa seperti berpasir, kadang berdarah,
tetapi tidak keluar batu. Terkadang OS merasakan adanya nyeri saat
berkemih, tetapi tidak ada nyeri perut dan demam, tetapi OS
mengeluhkan merasa pegal dipinggang kiri hingga punggung
semenjak kencingnya keruh. OS mengatakan pancaran kencingnya
masih kencang, lancer, dan kencing terasa tuntas.
OS tidak merasakan adanya mual, muntah, atau masalah ketika BAB.
SMRS pasien sudah mengobati masalahnya dengan meminum obat
herbal dari apotik (batu gin).
Riwayat Penyakit Dahulu
Ketika SD pernah keluar batu
ketika berkemih sebesar kacang
hijau, kemudian dibawa ke mantri,
batu tidak pernah keluar lagi.
Pada tahun 2007 keluar batu saat
berkemih seukuran biji papaya,
berwarna hitam, diobati ke
alternatif.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat batu pada keluarga tidak ada.
 Ibu memiliki riwayat hipertensi
 Riwayat Pengobatan
 Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya
 Riwayat Alergi
 Alergi makanan dan obat disangkal
 Riwayat Psikososial
 Pasien jarang sekali minum air putih, biasa merokok, kebiasaan
minum alcohol disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : E: 4 V: 5 M: 6 (GCS 15);
Compos Mentis
 Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Napas : 20 x/menit
 Nadi : 88 x/menit
 Suhu : 36.4º C
Status Generalis

 Kepala:
 Normochepale, tidak tampak ada kelainan pada NC VII
 Mata :
 Palpebra normal, ptosi (-), lagoftamlmos (-), udem (-)
 Refleks pupil +/+ isokhor
 Konjungtiva anemis (-); Sklera Ikterik (-)
 Telinga :
 Bentuk normal, nyeri tarik auricular (-), nyeri tekan tragus
(-), serumen (-)
 Hidung
 deformitas (-), septum deviasi (-), rhinoragic (-)
 Mulut
 Bibir anemis (-), bibir sianosis (-)
 Lidah tremor (-), kotor (-)
 Tenggorok
 Tonsil T1/T1 tenang, hiperemis (-)
 Faring hiperemis (-)
 Leher
 Kelenjar tyroid membesar (-)
 Pembesaran KGB di leher (-)
Thorax
 Inspeksi
 simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal, retraksi (-),
ictus cordis tidak tampak.
 Palpasi
 gerak simetris pada kedua hemithorax, vocal fremitus +/+
simetris, ictus cordis teraba pada ICS 5 linea mid
clavicularis
 Perkusi
 sonor pada kedua hemithorax
 Auskultasi
 Pada paru suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -
/-, bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi
 abdomen simetris, datar, tidak terdapat jaringan parut, striae dan
kelainan kulit, tidak terdapat pelebaran vena
 Auskultasi
 bising usus 6x/ menit, normal
 Palpasi
 supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) hypocondrium
sinistra, teraba massa di hypocondrium sinistra (+)
 Perkusi
 pekak pada hypocondrium sinistra

Ekstremitas
 deformitas (-), akral hangat , udem (-), RCT <2 detik
Flank

 Inspeksi :Warna kulit sama dengan


sekitarnya, eritem (-), massa (-)
Palpasi : Ballotment -/+
Perkusi : CVA Tenderness -/+
Status Urologis

 Regio Flank
 Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda radang (-), massa (-)
 Palpasi : ballotemen ginjal -/+
 Perkusi : costovetebral angel tendersness -/+

 Regio Supra pubis


 Inspeksi : Kesan datar, warna kulit sama dengan sekitar, tidak
tampak massa
 Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, buli-buli tidak teraba
 Regio Orificium Urethrae Externa : Tidak dilakuka
• Rectal Touche: Tidak Dilakukan
Resume

 Pasien datang dengan keluhan urin berwarna keruh sejak


10 hari yang lalu SMRS, warna urin seperti kopi susu
kadang tampak hematuri dan seperti berpasir. Selain itu
pasien juga mengeluhkan pinggang kiri nyeri, pegal, hingga
ke punggung semenjak urinnya keruh. Pasien mengatakan
pernah memiliki penyakit baju ginjal dua kali. TD: 110/70
mmHg, RR: 20 x/menit, N: 88 x/menit, S: 36.4º C.
Ballotment -/+, CVA Tenderness -/+
Differensial Diagnosis

Nephrolithiasis Sinistra
Hidronefrosis Sinistra
Pielonephritis Sinistra
Ureterolithiasis Sinistra
Rencana Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin
Urinalisa
BNO / IVP
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 28-5-2014
Hematologi
Hematologi Rutin
Hasil Nilai normal Satuan
Hemoglobin 9.9 13.5 – 17.5 g/dL
Hematokrit 30.7 37 – 47 %
Eritrosit 3.58 4.2 – 5.4 10^6/µL
Leukosit 8.8 4.8 – 10.8 10^3/µL
Trombosit 647 150 – 450 10^3/µL
MCV 85.8 80 – 94 fL
MCH 27.7 27 – 31 Pg
MCHC 32.2 33 – 37 %
RDW-SD 49.9 10 – 15 fL
PDW 8.1 9-14 fL
MPV 7.5 8 – 12 fL
Hasil Nilai normal Satuan
Differential
LYM % 20.3 26 – 36 %
MXD % 13.7 0 – 11 %
NEU % 66.0 40 – 70 %
Absolut
LYM # 1.8 1.00 – 1.43 10^3/µL
MDX# 1.2 0 – 1.2 10^3/µL
NEU# 5.8 1.8 – 7.6 10^3/µL
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
KIMIA KLINIK
Glukosa darah
Glukosa darah puasa 85 70-100
Fungsi Hati
AST (SGOT) 21 <40
ALP (SGPT) 29 <42
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Fungsi Ginjal
Ureum 23.9 10-50
Kreatinin 1.1 0-1.0
Elektrolit
Natrium (Na) 135.4 135-148
Kalium (K) 3.99 3.50-5.30
Calcium ion 1.16 1.15-1.29
IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Marker
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Urinalisa  tidak dilakukan
Pemeriksaan Radiologi BNO/IVP
 Menit ke-0 : Gambaran system pyelocalices tidak tampak pada renal
sinistra dan dextra, tampak gambaran opaque seringgi VT12-VL1, VL3-4
pada renal sinistra, renal sinistra tampak berada setinggi VT12-VL3,
sedangkan renal dextra berada setinggi VL1-2
 Menit ke-5 : Kontras mulai mengisi pelvic renalis dextra, tidak tampak
adanya dilatasi. Pada renal sinsitra tidak tampak adanya pengisian
kontras.
 Menit ke-15 : Pada renal dextra tampak system peyelo calices, tidak
tampak adaya dilatasi pada SPC, tidak ada gambaran opaque pada renal
dextra. Pada renal sinistra masih belum ada pengisian kontras pada
renal. Visica Urinaria mulai terisi kontras sedikit.
 Menit ke-30 : Kontras mengisi ureter dextra, tidak tampak gambaran
opak, tidak tampak dilatasi pada ureter. Vesica urinaria terisi kontras
setengahnya.
 Menit ke-45 : Kontras pada ureter mulai berkurang.
 Menit ke-120 : Vesica urinaria terisi kontras lebih banyak. VU berada
di posisi yang normal, dinding licin dan regular, Tidak tampak gambaran
opaque, filling, ataupun additional defect
 Post Voiding : Tidak tampak ada residu pada post miksi.
Working Diagnosis

Hydronephrosis et causa
nephrolithiasis sinistra
Rencana Tindakan

Nephrolithotomy
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang


membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal,
dan matriks organik . Terbentuk di tubuli ginjal
kemudian berada di kaliks infundibulum, pelvis ginjal,
dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua
kaliks ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk
rusa, sehingga disebut dengan batu staghorn.
Faktor Risiko

 Riwayat Keluarga
 Kristaluria
 Sosial Ekonomi
 Pekerjaan
 Diet
 Iklim
 Pengobatan
Teori Pembentukan Batu
 Teori Supersaturasi
 Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya
kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal
kemudian timbul menjadi batu.

 Teori Matriks
 Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal
sehingga menjadi batu.

 Teori Penghambat Kristalisasi


 Penurunan zat penghambat kristal batu mudah terbentuk (magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein, dan beberapa peptide)

 Teori Epitaxy
 Merupakan pembentukan batu oleh beberapa zat secara bersama-sama, salah satu
batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya.
Contohnya ekskresi asam urat yang berlebihan dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
BATU
KALSIUM
Struvit
Asam Urat
MACAM- BATU NON
Sistine
MACAM BATU KALSIUM
Xantine
Indinacir
Batu Kalsium

 Hypercalciuria
 Hypocitraturia
 Hyperuricosuria
 Hyperoxalauria
Manifestasi Klinis
 Nyeri
 Hematuria
 Demam
 Infeksi
 Mual dan Muntah
Nyeri

 Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri


di perut bagian bawah
 Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun
tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau
kolik renalis (nyeri kolik yang hebat)
 Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-
timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan
tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah
kemaluan dan paha sebelah dalam.
 Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam
air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih,
terutama ketika batu melewati ureter
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Laboratorium Radiologi
• Bila nyeri, • Terdapat nyeri • Urinalisa • BNO/Foto Polos
tanyakan sifat pada • Kultur Urin Abdomen
nyerinya (onset, costovetrebral • Skreening Batu • IVP
karakter, angel. Teraba • USG
• Pemeriksaan
aktivitas yang massa
Darah • Sintigrafi
menimbulkan abdominal
dan mengurangi apabila terjadi • Analisa Batu • Tomografi
nyeri), mual, obstruksi batu • Retrograde
muntah, saluran kemih pyelography
bagaimana yang lama atau
urinnya (darah, pada
keruh, batu). hidronefrosis
Batu, tanyakan berat.
kapan,
banyaknya,
ukurannya.
Riwayat dengan
gejala yang
sama. Penyakit
sistemik.
Penatalaksanaan

DIET Medikasi Oral Terapi Bedah

•Batasi intake •Alkalinizing pH •ESWL


sodium, untuk agents •Precutaneous
mempertahankan •Gastrointestinal Nephrolithiotomy
kadar sodium urin absorbtion inhibitor
< 150 mEq/d •Phosphate
•Membatasi suplementation
konsumsi protein •Diuretics (Thiazide)
hewani max 1
•Uric Acid-lowering
g/KgBB/day
medications
(allupurinol)
•Calcium
suplementation
•Urease Inhibitor
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai