Anda di halaman 1dari 32

Oleh: ATIKA BUDIMAN (111 2017 2082)

Pembimbing : dr. Muh. Rasyidi Juhamran, Sp.PD, FINASIM


DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
NEFROLITHIASIS batu kalsium, batu
Batu ginjal merupakan kalsium oksalat, atau
keadaan tidak normal di dalam kalsium fosfat
ginjal, dan mengandung komponen
kristal serta matriks organik
Batu asam urat ditemukan
pada 5–10%
Pembentukan batu di dalam tubulus 5% batu adalah struvite,
ginjal atau sistem kolektivus, meskipun sedangkan batu sistin jarang
batu juga sering ditemukan di ureter
terjadi, angka kejadian sekitar
atau kandung kemih.
1%
•Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam
AF. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
•Steddon S, Ashman N, Chesser A, et al. Nephrolithiasis. In: Oxford Handbook of Nephrology and Hypertension. 2nd Ed. New York: Oxford University Press;
2014. 716 p.
Batu ginjal merupakan Amerika Serikat
penyebab terbanyak meningkat dari 3,8% pada
kelainan di akhir 1970 hingga 8,8% pada
saluran kemih akhir tahun 2000

umur 55-64
tahun (1,3%) angka kejadian rata-rata
sebesar 0,6% di seluruh
Indonesia.

< Sulawesi Selatan = 0,5%


•Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. [online]. Available from: URL: http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-
litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
Proses pembentukan batu Tidak bergejala

Dipengaruhi oleh
batu mulai berkembang
di daerah papilla renal
Konsentrasi Konsentrasi
Volume urin
kalsium fosfat
atau sistem collectivus

memasuki ureter atau


Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi menyebabkan oklusi
oksalt natrium asam urat pada ureteropelvic
junction
Konsentrasi
alami inhibitor pH urin
kalkulus
Timbul gejala nyeri
A NA M N E S I S

• Seorang perempuan umur 49 tahun, Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, datang

ke RS Bhayangkara dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kanan yang

dirasakan hilang timbul sudah sejak 1 bulan terakhir namun dirasakan tiba-tiba

memberat kurang lebih sejak 6 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit ketika

pasien sedang di mobil berangkat dari kota Bulukumba. Nyeri terasa menjalar ke

bawah pada daerah perut kanan bawah. Keluhan yang sama pernah dirasakan

beberapa bulan lalu namun pasien tidak berobat. Ada mual, ada muntah

frekuensi 1 kali, isi sisa makanan, tidak ada lendir dan darah.
Tidak ada demam. Tidak ada batuk, tidak ada sesak dan nyeri

dada. Pasien juga merasa lemas dan nafsu makan menurun. BAK

warna kuning, tidak berpasir dan tidak nyeri saat berkemih. BAB

warna coklat konsistensi padat kesan biasa.

Pasien tidak memiliki riwayat keluhan yang sama dalam

keluarga. Riwayat trauma pada daerah perut tidak ada. Riwayat

penyakit yang lain tidak diketahui. Riwayat kebiasaan merokok

dan minum alkohol tidak ada.


PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Sakit sedang / Gizi cukup/ Compos Mentis

• Status kesadaran

• Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)

• Kualitatif : Compos Mentis

• Tekanan Darah : 170/90mmHg

• Nadi : 84x/menit, reguler, kuat angkat

• Pernapasan : 20 x/menit, reguler, tipe thoracoabdomial

• Suhu : 36,7 0C (Axilla)


Kepala
• Bentuk : normocephal, rambut hitam
THT
dan tidak mudah dicabut
• Telinga : bentuk normal, simetris,
• Ekspresi : meringis
lubang lapang, serumen (-/-)
• Simetris wajah : simetris • Hidung : bentuk normal, sekret (-/-)
Mata • Bibir : normal, sianosis (-), pucat (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
• Gerakan : segala arah • Faring : hiperemis (-)
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa • Palatum : Ikterus (-)
• Kelopak mata : edema palpebra (-) • Lidah : kotor(-), tremor(-)
• Konjungtiva : anemis (-/-) • Mukosa mulut : stomatitis (-)
• Sklera : ikterus (-/-) • Leher : simetris, pembesaran KGB
• Kornea : jernih tidak ada,
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
Thoraks
 Inspeksi
• Bentuk : simetris kiri dan kanan Jantung
• Sela iga dalam batas normal
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Pembuluh darah tidak ada kelainan
• Sela iga : tidak ada retraksi • Palpasi : Thrill tidak teraba
 Palpasi • Perkusi : batas jantung kanan ICS
• Tidak ada nyeri tekan
IV line parasternalis dextra, batas
• Fremitus raba sama kuat kiri & kanan
kiri jantung ICS V linea
 Perkusi
• Sonor kedua lapangan paru midclavicularis sinistra
• Batas paru hepar : ics vi anterior, linea
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler,
midclavicula
 Auskultasi murmur tidak ada.
• Bunyi nafas : vesikuler
• Bunyi tambahan : ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen

• Inspeksi : bentuk datar, tidak distensi, ikut gerak napas

• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal.

• Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium dextra,

Hepar dan Lien tidak teraba.

• Perkusi : Timpani

• Lain–lain : Nyeri ketok Costovertebra Dextra(+), Sinistra (-)

Ektremitas

• Akral teraba hangat, turgor kulit baik. Edema pretibial dan dorsum pedis (-).
P E M E R I K S A A N P E N U N JA N G

Darah Rutin Nilai Rujukan

WBC 3,63µL 4.000 – 10.000

RBC 4.190.000 3.500.000– 5.500.000

Hb 12 g/dl 12.0 – 18.0

HCT 35,8% 37,0 –54,0

MCV 85,4 fL 80,0 – 100,0

MCH 28,6 pg 27,0 – 32,0

MCHC 33,5g/dl 32,0 – 36,0

PLT 154.000 uL 120.000 – 380.000


KIMIA URIN HASIL RUJUKAN
Urobilinogen Normal Normal <= 1mg/dL
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Eritirosit Negatif Negatif
Protein +/-` Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bj 1,020 1,015-1,035
pH 6,5 4,5-8,0
SEDIMEN URIN HASIL RUJUKAN
Epitel 8-10 <10/LPB
Leukosit 4-6 0-5/LPB
Eritrosit 6-8 0-5/LPB
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan

SGOT 18 L 37/ P 31 u/L

SGPT 26 L 42/ P 32 u/L

Ureum 30 10-50

Creatinin 1,01 L 0,6-2/ P 0,5-1,2

GDS 122 100-140

Cholesterol 240 <200


USG Abdomen

•Batu pada bagian tengah ginjal kanan, uk ±1,1cm. Pelvisrenis


dan prox ureter kanan dilatasi
•Ginjal kiri normal, tidak ada batu atau tanda bendungan
•Hepar, GB, Pancreas dan Lien normal
•Buli-buli normal
•Kesan : Pelvicocaliectasis Dextra dan Nefrolith Dextra
D I AG N O S I S

Nefrolithiasis Dextra + Hipertensi grade 2

TATA L A K S A N A
IVFD Ringer Laktat 28 tpm
Injeksi Santagesic (Metimazole Sodium) 1amp/12 jam/IV,
Injeksi Ranitidin 1 amp/12 jam/IV
Injeksi Ketorolac 1 amp/extra
Injeksi Scopamin (Hyoscine-N-Butylbromide) 1 amp/extra
Amlodipin 5 mg 1 ttab/8jam/oral
Anvomer (vit B6) 1 tablet/8 jam/oral
Ulsidex (Sucralfate) 500 mg 1 tab/8jam/oral
Co amoxiclav (Amoxicilin-Asam Clavulanat) 500 mg 1 tab/8 jam/oral
Pasien diusulkan untuk dikonsultasikan ke spesialis urologi
.
dilaporkan seorang perempuan
umur 49 tahun telah didiagnosis
Nefrolithiasis dextra

Nefrolithiasis
merupakan salah
satu masalah
urologis yang paling
sering ditemukan

Karakteristik umur
yang paling tinggi
55-64 tahun dan
jenis kelamin laki-
laki lebih banyak

•Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
•Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. [online]. Available from: URL:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
keluhan utama pasien berupa nyeri
pinggang kanan yang hilang timbul sejak 1
NYERI KOLIK
bulan terakhir namun tiba-tiba memberat
kurang lebih 6 jam sebelum masuk rumah
sakit

Pada sudut
Onset mendadak dri costovertebral, lateral
nyeri pinggang otot sacrospinosus dan
di bawah costa XII rasa nyeri yang timbul akibat dari
obstruksi ureter. Rasa sakit ini
disebabkan oleh spasme ureter di
Dapat menjalar ke
Mual dan muntah sering sekitar batu yang menyebabkan
panggul, selangkangan
dan testis/labia majora
terjadi obstruksi dan distensi ureter,
pelvicalyceal sistem, dan kapsul ginjal
Adanya hematuria

•Bultitude M, Rees J. Management of Renal Colic. [online]. 2012 Sep 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL: https://www.bmj.com/content/345/bmj.e549
•Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
Pada pasien ini didapatkan adanya
hipertensi (170/90 mmHg)

Batu ginjal mengenai pasien


hipertensi secara tidak proporsional
dibandingkan dengan individu
normotensif

Di sisi lain, beberapa data prospektif


menunjukkan bahwa riwayat
nefrolitiasis terkait dengan
kecenderungan yang lebih besar
untuk mengalami hipertensi
Episode batu berulang
kemungkinan hubungan kejadian hipertensi
dengan pembentukan batu pada ginjal
Obstruksi saluran kemih

ciri-ciri sindrom metabolik


yaitu resistensi insulin Vasokontriksi ginjal dan penurunan aliran
perubahan metabolisme
mungkin menjadi darah glomerulus
kalsium
mekanisme patofisiologi
yang umum
iskemia medula bagian luar, dengan masuknya leukosit
dan pembentukan reaksi oksidatif lokal

PGK mungkin menjadi


faktor lain yang memiliki timbulnya reabsorpsi natrium

hubungan terhadap
nefrolithiasis dan
hipertensi Salt-sensitive hypertension

•Obligado SH, Goldfarb DS. The Association of Nephrolithiasis with Hypertension and Obesitity. [online]. March 2008. [cited 2018 Nov 22]. Available from:
URL: https://academic.oup.com/ajh/article/21/3/257/102080
•Shang W, Li Y, et all. Nephrolithiasis and Risk of Hypertension: a Meta-analysis of Observational Studies. [online]. 2017 Nov 29. [cited 2018 Nov 22].
Available from: https://bmcnephrol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12882-017-0762-8
Pada kasus ini didapatkan pada pemeriksaan
fisik abdomen terdapat nyeri tekan regio PEMERIKSAAN
hipokondrium dextra. Didapatkan nyeri ketok
pada costovertebra kanan, kiri tidak ada. FISIK

Observasi rutin suhu, heart rate, pernapasan, tekanan darah dan urin output.
Pemeriksaan abdomen terutama untuk mengecualikan penyebab nyeri lainnya
Meninjau apakah terdapat fitur AKI / uraemia (misalnya mual,muntah, kelelahan, kram
otot, pruritus, perubahan keadaan mental, atau perubahan visual)
Nyeri ketok costovertebra dan edema ekstremitas bawah sebagai tanda kondisi sistemik
lain seperti gout atau hiperparatiroid

•Curhan, GC. Nephrolithiasis. In: Harrison’s principles of Internal Medicine. 19th Ed. Kasper LD, Hauser SL, Lameson JL, editor. New York: McGraw Hill
Education; 2015. 1866-71
•Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
Pada kasus ini, hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan dalam batas normal.
Berat jenis, pH, dan biokimia urin lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan
ureum dan creatinin dalam batas normal juga menunjukkan fungsi ginjal masih
dalam batas normal. Pemeriksaan urinalisis didapatkan hasil sedimen urin Epitel
8-10/LPB; Leukosit 4-6/LPB; Eritrosit 6-8/LPB. Hasil sedimen eritrosit 6-8/LPB
didefinisikan sebagai hematuria mikroskopik. Hal ini menjadi petanda adanya
batu saluran kemih.

Setiap pasien gawat darurat dengan batu


saluran kemih membutuhkan pemeriksaan
urin dan darah disamping pemeriksaan
radiologi.
Pemeriksaan pH, berat jenis air kemih,
sedimen air kemih untuk menentukan
hematuri, leukosituria, kristaluria.
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan
radiologis berupa USG Abdomen yang Ultrasound (US) harus digunakan sebagai
didapatkan kesan Pelvocaliectasis Dextra dan alat pencitraan diagnostik utama.
Nefrolith Dextra. Batu pada bagian tengah
ginjal kanan ukuran ±1,1 cm, pelvis renis dan Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi
proximal ureter kanan dilatasi. Ginjal kiri batu yang terletak di kaliks, pelvis,
normal, tidak ada batu atau tanda bendungan. pyeloureteric dan vesicoureteric
Hepar, gallbladder, pankreas, lien, dan buli-buli junction serta pada pasien dengan
dalam batas normal dilatasi saluran kemih bagian atas

Batu saluran kemih pada pemeriksaan


USG akan tampak sebagai fokus
echogenic terang disertai acoustic
shadow

•Turk C, Neisius A, Petrik A. et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. [online]. 2017 March. [cited 2018 Nov 6].
Available from: URL: https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Urolithiasis_2017_10-
05V2.pdf
•Barozzi L, Capannelli D, Kidney Stones. In: Atlas of Ultrasnonography in Urology, Andrology, and
Nephrology. Martion P, Galosi AB, editor. Switzerland: Springer International Publishing; 2017. 67-71 p.
Pemeriksaan radiografi lain yaitu dengan foto abdomen biasa.

Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi, membedakan batu kalsifikasi

densitas tinggi dan rendah.


Pada kasus ini diberikan terapi farmakologis berupa resusitasi cairan Ringer
Laktat, injeksi Santagesic (Metimazole Sodium), injeksi Ketorolac, injeksi Ranitidin,
Ulsidex (Sucralfat). Terapi oral yang diberikan berupa Amlodipin 5 mg, Co
amoxiclav, Anvomer. Pasien kemudian diusul untuk dikonsultasikan ke spesialis
urologi.

Berdasarkan EAU Guideline on Urolithiasis,


Memiliki efek analgesik
Nyeri kolik OAINS yang lebih baik daripada
opioid
Dengan hidrasi dan manajemen nyeri, batu lebih kecil dari 5 mm akan keluar
secara spontan pada sekitar 90% pasien. Batu 1 cm memiliki kemungkinan
kurang dari 10 persen untuk keluar tanpa tindakan intervensi.

Penggunaan Alpha1-adrenergik blocker (Tamsulosin) dapat meningkatkan


kemungkinan terjadinya pengeluaran batu secara spontan.

Namun, tindakan intervensi segera dengan stent ureter atau perkutan


nefrostomi diperlukan jika pasien menunjukkan tanda dan gejala obstruksi
serta sepsis.

Pilihan tindakan bedah antara antara lain Extracorporeal Shock Wave


Lithotripsy, Ureteroscopic Stone Extraction, dan Percutaneous Nephrolithotomy

•Pietrow PL, Karellas MK. Medical Management of Common Urinary Calculi. [online]. 2006 July 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
htttp://www.aafp.org/afp
Algoritma Penatalaksanaan Nefrolithiasis

Episode awal batu teratasi

Evaluasi koleksi urin 24 jam

Menentukan volume urin, pH dan kadar


kalsium, kreatinin, natirum, fosfat,
oksalat, sitrat, asam urat dan kadar cystin

Mengidentifikasi etiologi yang


mendasari
Dilaporkan satu kasus nefrolithiasis dextra berdasarkan gejala, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, dengan perawatan dan terapi farmakologis
yang adekuat berupa resusitasi cairan Ringer Laktat, injeksi Santagesic
(Metimazole Sodium), injeksi Ketorolac, injeksi Ranitidin, Ulsidex (Sucralfat).
Terapi oral yang diberikan berupa Amlodipin 5 mg, Co amoxiclav, Anvomer.
Setelah dirawat selama 3 hari di rumah sakit, pasien dapat dipulangkan dengan

prognosis baik. Kemudian diusulkan untuk dikonsultasikan ke spesialis urologi.


1. Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Diedit oleh Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2121-7
2. Steddon S, Ashman N, Chesser A, et al. Nephrolithiasis. In: Oxford Handbook of Nephrology and Hypertension. 2nd Ed. New York: Oxford
University Press; 2014. 716 p.
3. Curhan, GC. Nephrolithiasis. In: Harrison’s principles of Internal Medicine. 19th Ed. Kasper LD, Hauser SL, Lameson JL, editor. New York:
McGraw Hill Education; 2015. 1866-71
4. Asplin JR, Coe FL, Favus MJ. Nephrolithiasis. In: Harrison’s Nephrology and Acid Base Disorders. 2nd Ed. Jameson JL, Loscalzo J, editor. United
States: McGraw Hill Education; 2013. 95-101 p.
5. Prochaska M, Curhan GC. Nephrolithiasis. In: National Kidney Foudation’s Primer on Kidney Diseases. 7th Ed. Gilbert J, Weiner DE, editor.
Philadelphia: Elsevier; 2014. 420-6 p.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. [online]. Available from: URL:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas
7. Pietrow PL, Karellas MK. Medical Management of Common Urinary Calculi. [online]. 2006 July 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
htttp://www.aafp.org/afp
8. Bultitude M, Rees J. Management of Renal Colic. [online]. 2012 Sep 1. [cited 2018 Nov 5]. Available from: URL:
https://www.bmj.com/content/345/bmj.e5499
9. Thurtle D, Biers S. et al. Renal Colic. In: Emergency Urology. 1st Ed. United Kingdom: Gutenberg Press; 2017. 27-30 p.
10. Obligado SH, Goldfarb DS. The Association of Nephrolithiasis with Hypertension and Obesitity. [online]. March 2008. [cited 2018 Nov 22].
Available from: URL: https://academic.oup.com/ajh/article/21/3/257/102080
11. Shang W, Li Y, et all. Nephrolithiasis and Risk of Hypertension: a Meta-analysis of Observational Studies. [online]. 2017 Nov 29. [cited 2018 Nov
22]. Available from: https://bmcnephrol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12882-017-0762-8
12. Turk C, Neisius A, Petrik A. et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. [online]. 2017 March. [cited 2018 Nov 6]. Available from: URL:
https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Urolithiasis_2017_10-05V2.pdf
13. Barozzi L, Capannelli D, Kidney Stones. In: Atlas of Ultrasnonography in Urology, Andrology, and Nephrology. Martion P, Galosi AB, editor.
Switzerland: Springer International Publishing; 2017. 67-71 p.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai