Anda di halaman 1dari 45

VESIKOLITHIASIS

KRISMA PUTRI PRATIWI


10700235
Vesicolithiasis
 Batu buli-buli/ batu vesica/ cesical calculi/ vesical stone/
bladder stone
 Adalah massa yang berbentuk kristal yang terbentuk atas
material mineral dan protein yang terdapat pada urine.
ANATOMI

 Vesika urinaria terletak


di dalam rongga pelvis
di belakang simfisis pubis

 Terdiri dari
Fundus
Korpus
verteks
FISIOLOGI MIKSI
 Kapasitas kandung kemih : 300-450 ml

Perangsangan
Vesika urinaria
reseptor tegang
terisi >=250 ml
pada dinding VU

Rangsang pd
Rangsang korteks
syaraf
serebri
parasimpatis

Kandung kemih Relaksasi sfingter Menginhibisi


kontraksi uretra interna neuron motorik

Sfingter uretra
eksterna relaksasi
 kapasitas buli-buli pada anak menurut formula dari koff
adalah:

Kapasitas buli- buli = ( umur(tahun)+ 2 )x 30


DEFINISI
 adalah masa yang berbentuk kristal yang terbentuk atas
material mineral dan protein yang terdapat pada urin.
ETIOLOGI
 Dikarenakan adanya komponen baik organik maupun
anorganik yang berpotensi menjadi inti batu.

 Teori pembentukan inti batu:


 Teori inti
 Teori matriks
 Teori inhibitor kristalisasi
ETIOLOGI

instrinsik
• Riwayat keluarga
• Jenis kelamin
• Umur

• Keadaan geografi
• Iklim
• Diet

ekstrinsik •


Temperature
Pekerjaan
Asupan air
• Gangguan miksi
• Benda asing
 Benda asing :
Iatrogenic (bekas jahitan, balon folley
catheter yang pecah, kalsifikasi karena iritasi balon catheter,
uretral stens, peralatan kontrasepsi, prostetik uretral stents)
Non iatrogenic (benda yang terkandung
pada buli-buli seusai pasien rekreasi atau alasan yg lain)
 Batu ginjal/batu ureter yang turun ke buli-buli
 Infeksi pada saluran kemih (sinar radiasi)
 Gangguan metabolik
PATOFISIOLOGI
Faktor endogen / eksogen

Pembentukan inti batu

Obstruksi aliran urin

Distensi kandung kemih Hiperperistaltik Luka pada saluran kemih

Nyeri Nyeri kolik Hematuria


suprapubik
Mual muntah Anemia
Penghentian
aliran urin
mendadak

Keinginan
miksi
berulang
Pemeriksaan klinis
 Sering asimptomatis
 Nyeri suprapubik
 Disuria
 Gross hematuri terminal
 Perasaan ingin kencing
 Sering kencing di malam hari
 Perasaan tidak enak saat kencing
 Kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali
dengan perubahan posisi tubuh
Pemeriksaan klinis
 Nyeri menjalar dari ujung penis, scrotum, perineum,
punggung dan panggul
 disamping sering menarik-narik penisnya pada anak laki-laki
dan menggosok-gosok vulva pada anak perempuan
 Rasa sakit diperberat saat pasien sedang beraktivitas, karena
akan timbul nyeri yang tersensitisasi akibat batu memasuki
leher vesika
 Pasien anak dengan batu buli sering disertai dengan priapism
dan disertai ngompol.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB DARAH LAB URIN BNO polos IVP


• Hb rendah +/- • Ph asam/ basa • Mengidentifikasi • Mengidentifikasi
• Leukositosis • Nitrit + masa dengan masa dengan
+/- • Leukosit +/- densitas radio- densitas radio-
opak pada lusen pada
• esterase,+/-
vesika urinaria vesika urinaria
• Darah +/- dengan
gambaran
berupa filling
defect
BNO

BNO IVP
USG SISTOSKOPI CT scan
• memvisualisasikan
• gambaran objek batu, menilai ukuran • dilakukan karena alasan
hiperekoik yang serta posisi batu dengan lain (misalnya, nyeri
berbayang pada memasukkan semacam perut, massa panggul,
bagian posterior alat endoskopi melalui atau dicurigai abses)
uretra yang ada pada
penis, kemudian masuk tetapi mungkin juga
kedalam blader dapat menunjukkan
vesikolitiasis bila
dilakukan tanpa
kontras.
USG

SISTOSKOPI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEM FISIK PENUNJANG

• Nyeri • (dmam) • Lab darah


suprapubik • (Conj • Lab urin
• Penghentian anemis, akral • BNO polos
miksi tiba anemis, …) • BNO IVP
tiba • Nyeri tekan • USG
• Poliuria suprapubik
• …
• Disuria
• (Hematuria)
DIAGNOSA BANDING
NYERI
HEMATURIA
KOLIK
TATA LAKSANA
Konservatif • Diet (banyak minum air)
• Simptomatik
<5mm • Pelarutan batu

Litotripsi
• ESWL
<20mm

• Transurethral
Cystolitholapaxy
Operasi • Precutaneus Suprapubic
Cystolitholapaxy
• Suprapubic Cystostomy
PENCEGAHAN
 Mencegah dan meminimalisir faktor eksternal pembentukan
batu.

OBAT-
OBATAN

ATASI
DIET
PENYEBAB
L

KESIMPULAN
 Pasien dengan vesikolithiasis sering tidak menunjukan gejala
dan terdiagnosis saat dilakukan pemeriksaan lainnya. Untuk
menegakan diagnosis, perlu anamnesis yang teliti,
pemeriksaan fisik dan diperlukan juga pemeriksaan tambahan
seperti radiologis dan laboratorium. Prinsip penatalaksanaan
vesikolithiasis adalah untuk mengeleminasi batu, mencegah
kerusakan nefron, mengendalikan infeksi serta mengurangi
obstruksi. Penatalaksanaan harus dilakukan secara
menyeluruh mulai dari konservatif sampai operatif untuk
mengeliminasi batu. Menghilangkan faktor resiko pembentuk
batujuga merupakan hal yang penting, untuk mengurangi
angka kekambuhan terjadinya vesikolithiasis.
Laporan kasus
IDENTITAS
 Nama : Tn. Gimun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 51 tahun
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Bangsa : Indonesia
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Buluputren - Sukomoro
 Status : Menikah
 MRS : 28 Maret 2016
 Tgl. Pemeriksaan : 31 Maret 2016
Anamnesa
Keluhan Utama : Nyeri bila buang air kecil
RIWAYAT PENYAKIT
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dalam keadaan sadar mengeluh nyeri saat buang air
kecil. Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak ± 4 bulan yang lalu. Nyeri
saat kencing terutama dirasakan pada ujung penis. Selain itu, pasien juga
merasakan nyeri di daerah perut bagian bawah, nyeri dirasakan seperti
ditekan kadang terasa ditusuk. Nyeri dikatakan bertambah berat apabila
pasien berjalan.
Pasien juga mengeluhkan kencingnya sedikit-sedikit dan tersendat-
sendat sehingga pasien sering merasa tidak tuntas setelah kencing. Pasien
juga mengatakan sering ingin kencing terutama pada malam hari. Warna
air kencing kuning jernih, terkadang agak keruh disertai pasir kecil darah
dan batu. Nafsu makan pasien dikatakan baik.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit
jantung, asma, kencing manis, hipertensi dan alergi disangkal oleh pasien.

 Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan selama ini berobat ke poli bedah umum, dan oleh dokter pasien
diberikan obat namun pasien tidak tahu nama obatnya. Selama berobat, keluhan
dikatakan berkurang setelah minum obat, namun setelah obat habis, keluhan akan
muncul lagi.

 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita keluhan yang
sama dengan pasien.

 Riwayat Pribadi Dan Sosial


Riwayat minum minuman beralkohol dan merokok disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan fisik
GCS : E4V5M6 (kompos mentis)
Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Nadi : 84 kali/menit
Kecepatan Nafas :20 kali/menit
Temperatur Aksila : 36,7º C
Status General

Kepala : Normocephali
Mata : An -/-, ikt -/-, Refleks pupil +/+ isokor
THT : rhinorea -/-, otorhea -/-
Thorak : Cor : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen I : distensi (-)


A : BU (+) N
Pal : Nyeri tekan suprasimfisis (+)
Per : Tympani
Ekstremitas : akral hangat (+) , edema (-)
Pemeriksaan penunjang
Darah Lengkap Hasil

Leukosit 6.07 103/µL

Neutrofil (L) 38,9 %

Limfosit 35,4 %

Monosit 8,2 %

Eosinofil (H) 16,8 %

Basofil 0,7

Jumlah eritrosit 4,98 106/ µL

Hemoglobin 14,2 g/dL

Hematokrit 40,9 %

Trombosit 282 103/µL

LED/BBS (H) 19 mm/jam


Koagulasi
 APTT : 28,7 detik
 PT : 11,7 detik
Pemeriksaan penunjang
Resume
 Penderita seorang laki-laki berusia 51 tahun datang mengeluh nyeri saat
buang air kecil. Keluhan dirasakan sejak ± 4 bulan yang lalu. Nyeri saat
kencing terutama dirasakan pada ujung penis. Selain itu, nyeri juga
dirasakan di daerah perut bagian bawah, nyeri dirasakan seperti ditekan
kadang terasa ditusuk. Nyeri dikatakan bertambah berat apabila pasien
berjalan. Pasien juga mengeluhkan kencingnya sedikit-sedikit dan
tersendat-sendat sehingga pasien sering merasa tidak tuntas setelah
kencing. Pasien juga mengatakan sering ingin kencing terutama pada
malam hari. Warna kencing kuning jernih, terkadang agak keruh disertai
pasir kecil darah dan batu. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan, dari status general didapatkan pada pemeriksaan abdomen
terdapat nyeri tekan pada regio suprasimfisis. Dari pemeriksaan
penunjang: pemeriksaan hematologi rutin dalam batas normal. Dari foto
urethrography didapatkan vesicolithiasis 2 buah ukuran 2,29 cm dan
1,29 cm
 DIAGNOSIS
Batu Buli-Buli (vesicolithiasis)
 VII. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Urethrography
 VIII. PENATALAKSANAAN
MRS (operasi elektif)
Terapi anestesi : - puasa 6 jam pre op
Infus D5% 80 cc/jam
Premedikasi di OK
Pro Vesiculolitotomy
Laporan operasi
Operasi dilaksanakan pada tanggal 29-03-2016
 Jenis Anasthesi : SAB
 Diagnosa Pra Bedah : Vesicolithiasis
 Tindakan Operasi : Vesicolithotomy
 Diagnosa Pasca Bedah : Vesicolithiasis
PENATALAKSANAAN POST OPERASI

Terapi dari dr.DwandaYuniro, Sp.B


 Inf. Asering / Aminofluid / Hydromal 1 : 1 : 2
 Inj. Pycin 3 x 1 vial
 Inj. Antrain 3 x 1g ( k/p bila nyeri )
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg ( 2 hari )
 Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
 Inj. Asam traneksamat 3 x 500mg
 ObservasiVital Sign, produksi urine, produksi drain
 Diit bebas
Riwayat perkembangan pasien

Tanggal 30-03-2016
 S : Terasa ketat pada luka operasi, flatus (+), BAB (+)
 O : Keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6, Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/70 mmHg N : 78x/mnt, reguler, kuat angkat


S : 36,3oC RR : 19x/mnt
Kepala leher : a-/i-/c-/d-
Thorax : pulmo : ves +/+, Rh-/-, Wh -/- ,
Cor : S1 S2 tunggal, reguler
Abdomen : BU (+) normal, soefl (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+)
Produksi urine : 1500cc/24jam
Drain : 20 cc
 A : Post sectio alfa hari ke I
 P:
Inf. Asering / Aminofluid / Hydromal 1 : 1 : 2
Inj. Pycin 3 x 1 vial
Inj. Antrain 3 x 1g ( k/p bila nyeri )
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg ( 2 hari )
Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
Inj. Asam traneksamat 3 x 500mg
ObservasiVital Sign, produksi urine, produksi drain
Diit bebas
Tanggal 31-03-2016
S : Nyeri pada luka bekas operasi, flatus (+), BAB (+)
O : Keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6, Kesadaran : Compos
mentis
TD : 120/80 mmHg N : 84x/mnt, reguler, kuat angkat
S : 36,9oC RR : 20x/mnt
Kepala leher : a-/i-/c-/d-
Thorax : pulmo : ves +/+, Rh-/-, Wh -/- ,
Cor : S1 S2 tunggal, reguler
Abdomen : BU (+) normal, soefl (+)
Ekstremitas : Akral hangat (-)
Produksi urine : 1200cc
Drain : 8 cc
 A : Post sectio alfa hari ke II
 P:
Inf. Asering / Aminofluid / Hydromal 1 : 1 : 2
Inj. Pycin 3 x 1 vial
Inj. Antrain 3 x 1g ( k/p bila nyeri )
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg ( 2 hari )
Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
Inj. Asam traneksamat 3 x 500mg
ObservasiVital Sign, produksi urine, produksi drain
Diit bebas
Tanggal 01-04-2016

 S : Terasa panas pada luka operasi, flatus (+), BAB (+)


 O : Keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6, Kesadaran : Compos
mentis
TD : 120/80 mmHg N : 88x/mnt, reguler, kuat angkat
S : 37,7oC RR : 22x/mnt
Kepala leher : a-/i-/c-/d-
Thorax : pulmo : ves +/+, Rh-/-, Wh -/- ,
Cor : S1 S2 tunggal, reguler
Abdomen : BU (+) normal, soefl (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+)

Produksi urine : 1500cc/24 jam


Drain : 4 cc
 A : Post sectio alfa hari ke III
 P:
Inf. Asering / Aminofluid / Hydromal 1 : 1 : 2
Inj. Pycin 3 x 1 vial
Inj. Antrain 3 x 1g ( k/p bila nyeri )
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg ( 2 hari )
Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
Inj. Asam traneksamat 3 x 500mg
ObservasiVital Sign, produksi urine, produksi drain
Diit bebas
Rawat luka
Tanggal 02-04-2016

 S : pusing (+), mual (+), muntah sedikit


 O : Keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6, Kesadaran : Compos
mentis
TD : 120/80 mmHg N : 78x/mnt, reguler, kuat angkat
S : 37,1oC RR : 21x/mnt
Kepala leher : a-/i-/c-/d-
Thorax : pulmo : ves +/+, Rh-/-, Wh -/- ,
Cor : S1 S2 tunggal, reguler
Abdomen : BU (+) menurun di daerah bekas op, soefl (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+)
Produksi urine : 1600cc/24jam
Drain : 0 cc
 A : Post sectio alfa hari ke IV
 P : 1. Terapi oral : - Tab. Ciprofloxacin 2 x 500mg
Tab. Asam mefenamat 3 x 500mg
Tab. Formuno 1 x I
2. Rawat luka + aff drain
3. Besok KRS dengan DC
Tanggal 04-04-2016
 S : Terasa panas pada luka operasi, mual (-), muntah (-)
 O : Keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6, Kesadaran : Compos
mentis
TD : 120/80 mmHg N : 67x/mnt, reguler, kuat angkat
S : 36,5oC RR : 19x/mnt
Kepala leher : a-/i-/c-/d-
Thorax : pulmo : ves +/+, Rh-/-, Wh -/- ,
Cor : S1 S2 tunggal, reguler
Abdomen : BU (+) meningkat, soefl (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+)

Produksi urine : 1550cc/24jam


 A : Post sectio alfa hari keVI
 P : 1. Terapi oral : - Tab. Ciprofloxacin 2 x 500mg
Tab. Asam mefenamat 3 x 500mg
Tab. Formuno 1 x I
Syr. Magtral 3 x CI
2. Rawat luka
3. Diit bebas
4. KRS dengan DC

Anda mungkin juga menyukai