Anda di halaman 1dari 41

PRESENTASI KASUS

VESICOLITHIASIS
Disusun Oleh
dr. Resi Sumarni

Pendamping
dr. Hj. Maryani

Pembimbing
dr. Arif Maricar, Sp.B
Program Internsip Dokter Indonesia
Periode 2015-2016
ANATOMI

• Vesika urinaria terletak


di dalam rongga pelvis
di belakang simfisis
pubis

• Terdiri dari
• Fundus
• Korpus
• verteks
FISIOLOGI MIKSI
• Kapasitas kandung kemih : 300-600 ml

Perangsangan
Vesika urinaria
reseptor tegang
terisi >=250 ml
pada dinding VU

Rangsang pd
Rangsang
syaraf
korteks serebri
parasimpatis

Relaksasi
Kandung kemih Menginhibisi
swingter uretra
kontraksi neuron motorik
interna

Sfingter uretras
eksterna
relaksasi
DEFINISI
• adalah masa yang berbentuk kristal yang
terbentuk atas material mineral dan protein
yang terdapat pada urin.
EPIDEMIOLOGI
• Kasus batu kandung kemih pada orang
dewasa sekitar 5% dan terutama diderita
oleh pria, sedangkan pada anak-anak
insidensinya sekitar 2-3%

• Masih banyaknya kasus batu endemik


yang disebabkan diet tinggi protein,
sayuran dan buah tertentu, serta dehidrasi
kronik
ETIOLOGI
• Dikarenakan adanya komponen baik organik
maupun anorganik yang berpotensi menjadi
inti batu.
• Secara pasti, etiologi BSK masih belum jelas,
ada beberapa teori:
1. Teori Fisiko Kimia
2. Teori Vaskuler
Teori Fisiko Kimia
a. Teori Supersaturasi
Teori Fisiko Kimia
b. Teori Matriks
• Sel tubulus ginjal terdapat mitokondria, mitokondria
dipecah  protein berbentuk jaring laba-laba
• Kristal-kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat dapat
menempel pada jaring tersebut  membesar
Teori Fisiko Kimia
c. Teori Inhibisi
• Setiap orang memliki kadar bahan pembentuk batu yang
hampir sama, tetapi tidak semua berkembang menjadi
BSK, karena adanya inhibitor yang jumlahnya lebih tinggi
pada orang yang tidak menderita BSK
• Inhibitor terbaik adalah sitrat, yang terdapat pada buah-
buahan terutama buah jeruk
Teori Fisiko Kimia
d. Teori Epistaksi
• Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda
sehingga cepat membesar dan menjadi batu campuran

e. Teori Campuran
Teori Fisiko Kimia
2. Teori Vaskuler
a. Teori Hipertensi
• Pada penderita hipertensi, tubulus dalam ginjal
bentuknya berkelok-kelok sehingga aliran darah
menjadi turbulen dan menyebabkan terjadinya
pengendapan ion kalsium
b. Teori Kolesterol
• Kolesterol dalam darah akan diekskresi melalui
tubulus ginjal, kolesterol akan merangsang agregasi
ion oksalat dan fosfat
FAKTOR RESIKO

• Riwayat keluarga
• Jenis kelamin
endogen • Gangguan
metabolisme

• Iklim
• Diet
• Benda asing
eksogen •

Pekerjaan
Obat obatan
• Gangguan miksi
• infeksi
PATOFISIOLOGI
Faktor endogen / eksogen

Pembentukan inti batu

Obstruksi aliran urin

Distensi kandung kemih Hiperperistaltik Luka pada saluran kemih

Nyeri Nyeri kolik Hematuria


suprapubik
Mual muntah Anemia
Penghentian
aliran urin
mendadak

Keinginan
miksi
berulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB DARAH LAB URIN BNO polos BNO IVP


• Hb rendah +/- • BJ meningkat • Mengidentifikasi • Mengidentifikasi
• Leukositosis • Ph asam/ basa masa dengan masa dengan
+/- • Leukosit +/- densitas radio- densitas radio-
opak pada lusen pada
• Darah +/-
vesika urinaria vesika urinaria
• Ditemukan dengan
kristal gambaran
berupa filling
defect
BNO

BNO
IVP
USG SISTOSKOPI CT scan
• gambaran objek • memvisualisasikan • dilakukan karena alasan
hiperekoik yang batu, menilai lain (misalnya, nyeri
berbayang pada ukuran serta perut, massa panggul,
bagian posterior posisi batu atau dicurigai abses)
tetapi mungkin juga
dapat menunjukkan
vesikolitiasis bila
dilakukan tanpa
kontras.
USG

SISTOSKOPI
DIAGNOSA BANDING
NYERI
HEMATURIA
KOLIK
TATA LAKSANA
Konservatif • Diet (banyak minum air)
<5mm • Simptomatik

Litotripsi
• ESWL
<20mm

• Transurethral
Cystolitholapaxy
Operasi • Precutaneus Suprapubic
Cystolitholapaxy
• Suprapubic Cystostomy
KOMPLIKASI

ISK

Sindroma Gagal
uremia ginjal
PENCEGAHAN
• Mencegah dan meminimalisir faktor
eksternal pembentukan batu.

OBAT-
OBATAN

ATASI
DIET
PENYEBAB
Identitas Pasien
• Nama : Ny. K
• Umur : 22 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Pendidikan terakhir : SLTP
• Alamat : Bulo
• Tanggal masuk RS : 13 Januari 2016
• No RM : 202416
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
• Keluhan Utama : Nyeri saat BAK
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke RSUD Polewali mandar dengan keluhan
nyeri saat BAK yang mulai dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
sebelum masuk rumah sakit.
• Sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk ke RS, BAK
berwarna merah dan nyeri yang dirasakan pasien semakin
bertambah. Nyeri dirasakan hilang timbul. Pada saat buang
air kecil awalnya lancar kemudian pancaran menjadi lemah
dan terputus-putus. Pasien juga sering terbangun pada
malam hari hanya untuk BAK. Pasien merasa hal tersebut
mengganggu aktivitas sehari-hari.
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
• Sebelumnya 4 bulan yang lalu, pasien mengeluh keluar batu
saat BAK sebesar garam kasar. Pasien mengeluh nyeri pada
saat awal BAK.
• Pasien tidak pernah mengeluh nyeri yang menetap lama
pada daerah pinggang dan lipat paha. Pasien tidak pernah
mengalami trauma pada daerah kemaluan dan tidak pernah
mengalami riwayat pemasangan selang pada kemaluan.
• Pasien jarang sekali minum air putih, dalam satu hari pasien
mengaku hanya minum kurang lebih 3 gelas kecil. Pasien
lebih menyukai minum dengan air teh yang dilakukan pada
waktu makan, istirahat, dan duduk-duduk santai, selain itu
juga sering menahan buang air kecil. Sumber air yang
diminum pasien berasal dari air sumur.
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat sakit dengan keluhan yang sama disangkal
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat sakit hipertensi disangkal.
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat infeksi saluran kemih disangkal.
• Riwayat operasi (+) SC tahun 2015.
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
dan riwayat penyakit darah tinggi, penyakit ginjal, penyakit
batu saluran kemih, diabetes melitus, dan keganasan
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sedang.
• Kesadaran : Composmentis.
• Vital sign :
• T :120/80 mmHg
• R : 20 x/menit
• N : 84 x/menit
• S : 36,5 C
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sedang.
• Kesadaran : Composmentis.
• Vital sign :
• T :120/80 mmHg
• R : 20 x/menit
• N : 84 x/menit
• S : 36,5 C
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Umum
• Kepala : Simetris, mesocephal, rambut tidak mudah dicabut.
• Mata : Pupil bulat isokor (+/+), refleks cahaya (+/+),
eksoftalmus tak ada, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik.
• Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi,
tidak ada napas cuping hidung.
• Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
• Mulut/Gigi : Mukosa tidak anemis, lidah kotor (-), tonsil dalam batas
normal.
• Leher : Trakhea di tengah, limfonodi tidak membesar, kelenjar
tiroid tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak
meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Umum
• Leher : Trakhea di tengah, limfonodi tidak
membesar, kelenjar tiroid tidak membesar,
tekanan vena jugularis tidak meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Umum
• Thorax
• Paru-paru
• Inspeksi : Dinding dada simetris kanan-kiri, retraksi
tak ada, ketinggalan gerak tidak ada.
• Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
• Perkusi : Paru-paru sonor, batas paru hepar di SIC
VI dekstra.
• Auskultasi : Suara napas vesikuler di seluruh lapang
paru, tidak ada suara tambahan
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Umum
• Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak.
• Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 cm lateral
LMCS.
• Perkusi : Batas jantung :
• Batas kanan atas SIC II LPSD
• Batas kanan bawah SIC IV LPSD
• Batas kiri atas SIC II LPSS
• Batas kiri bawah SIC V 2 jari lateral LMCS
• Auskultasi : BJ1 > BJ2, reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Umum
• Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal.
• Palpasi : Supel, kembung (-), defense muscular (-),
nyeri tekan (+) di suprapubik
Hepar/Lien : Tak teraba.
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen,
asites (-), Nyeri ketok CVA (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Hemoglobin 10,2 g/dL 12 -15


Hematokrit 31,3 % 35 - 47
Eritrosit 4,2 106/uL 4,4 – 5,9
Leukosit 7,1 103/uL 3,6 - 11
Trombosit 525 103/uL 150 – 400
GDS 102 g/dl 80-200
Ureum 21,0 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 0,20 mg/dL 0,5 – 1,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Radiologis
• KESAN :
• OPACITAS BENTUK BULAT
PADA KAVUM PELVIS 
CURIGA VESIKOLITHIASIS
DIAGNOSA
• DIAGNOSA KERJA
• Vesikolithiasis

• DIAGNOSA BANDING
• Ureterolithiasis
• Nephrolithiasis
PENATALAKSANAAN
• Terapi Medikamentosa
• IVFD RL 18 tpm makro drips
• Inj Cefotaxime 1 gr/12jam/iv  skin test
• Inj Ketorolac 1amp/8j/iv
• Konsul spesialis Bedah.
PENATALAKSANAAN
• Edukasi
• Banyak minum air putih lebih dari 8 gelas ukuran sedang
per hari.
• Hindari kebiasaan menahan buang air kecil, buang air
kecil normalnya setiap 4 jam atau 6 kali per hari.
• Kurangi konsumsi teh dan kopi.
• Aktivitas yang cukup dan olahraga teratur.
PROGNOSIS
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
• Ad fungsional : Dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai