Debora L. dkk.
Abstrak
organ pinggul dan kesulitan di antara para perempuan obesitas dan bobot berlebih
terhadap paling tidak satu permasalahan subskala penurunan organ dari Urogenital
dengan kategori BMI garis dasar: bobot berlebih, obesitas, dan obesitas parah
pada garis dasar dan pada 6 bulan. Proportional odds regression dan uji chi square
Hasil –Mean usia +/-SD adalah 53 ± 10 tahun, BMI adalah 36 ± 6 kg/m 2, dan
78% adalah perempuan kulit putih. Proporsi yang lebih tinggi dari para
perempuan bobot berlebih (13% vs. 0%, P = 0,01). Pada garis dasar, 37% (N =
1
62) “perasaan berat pada area pinggul” yang terasa menjadi kesulitan, dan 14% (N
melaporkan “melihat bengka” pada vagina yang terasa menjadi kesulitan. Pada 6
tubuh yang dirasa menjadi kesulitan dan dilaporkan sendiri oleh para perempuan
Pendahuluan
Pelvic organ prolapse (POP), penurunan organ pinggul adalah kondisi yang secara
epidemiologis telah mengidentifikasi usia, ras, paritas, ukuran bayi dan body mass
index (BMI) sebagai faktor-faktor risiko independen untuk POP (2, 3, 4). Data
memiliki bobot berlebih dan obesitas berhubungan dengan prevalensi dan insiden
2
POP dan juga perkembangan POP (2, 3). Beberapa penelitian telah mengevaluasi
pengaruh penurunan bobot terhadap POP subjektif atau objektif atau keparahan
simptom.
Di samping itu, saat penduduk menua, prevalensi POP cenderung meningkat dan
penurunan organ tubuh ini. Kedua faktor ini –peningkatan obesitas dan penuaan
penduduk—akan paling mungkin mempertingi tingkat POP di luar apa yang telah
diprediksikan (6, 7). Penting untuk mendapatkan pemahaman yang bagus tentang
berlebih dan obesitas dengan pertarakan uriner sebelum dan setelah penurunan
bobot.
Diet and Exercise (PRIDE), sebuah uji-coba terkontorl acak dengan beberapa
3
tempat perawatan kesehatan yang meneliti pengaruh penurunan bobot terhadap
pertarakan uriner pada para perempuan bobot berlebih dan obesitas. Di antara
bulan Juli 2004 dan April 2006, 338 perempuan yang mengalami bobot berlebih
(BMI 25-29,9 kg/m2) atau obesitas (BMI ≥ 30 kg/m 2) dan memiliki ≥ 10 episode
pertarakan uriner per minggu dilipatkan di dalam penelitian ini. Perempuan diacak
untuk program penurunan bobot sesuai dengan perilaku selama 6 bulan inensif
112). Detil desain penelitian ini, kriteria inklusi dan ekslusi, dan hasil-hasil telah
Board pada setiap pusat perawatan kesehatan dan pernyataan tertulis diperoleh
Corporation of America, Inc., Arlington Heights, IL) dan dicatat mendekati 0,1
kg. Tinggi diukur pada garis dasar untuk sentimeter terdekat menggunakan
stadiometer yang menempel di tembol dan telah dikalibrasi dan juga blok
4
sendiri oleh pasien terhadapitem-item penurunan organ di dalam UDI (pertanyaan
pinggul saat berdiri dengan komponen kesuitan dari tidak ada sama sekali, sedikit,
jika ada respons afirmatif terhadap item-item penurunan organ tubuh. Perasaan
POPQ, untuk mengukur secara objektif POP, dilakukan pada 110 perempuan.
selapur dara (>0) untuk yang mana pund ari poin-poin POP-Q.
sebagai bobot berlebih (BMI 25 hingga 29,9), obesitas (BMI ≥ 40; obesitas WHO
Class III) (11). Perbedaan-perbedaan level perasaan sulit (rentang dari 1 hingga 2,
(atau ‘sembuh’) dan/atau sebuah laporan perasaan sulit yang lebih rendah pada 6
organ dan perasaan sulit dianalisis dengan kelompok penurunan obbot acak. Uji
5
sembuh, berkembang atau baru bersifat simptomatik di antara kelompok-
Hasil
Pada garis daar, usia ±SD 53 ± 10 tahun dan 78% adalah perempuan kulit putin
dan 19% perempuan Amerika Afrika (Tabel 1). Bobot rata-rata adalah 92 ± 18 kg,
dan BMI adalah 36 ± 6 kg/m2, dengan 16% bobot berlebih, 58% obesitas dan 26%
obesitas parah. Sembilah puluh sembilan dari 338 (29%) perempuan menjalani
obesitas dan obesitas parah (p < 0,01). Ada dua perbedaan karakteristik
demografis atau klinis para pasien dengan kategori BMI. Skor UDI rata-rata
adalah 164 ± 53 (rentang 0-300) dan secara signifikan tidak berbeda di antara
kelomopk-kelompok BMI.
simptom penurunan organ yang terjadi (termasuk tidak dirasakannya kesulitan dan
perasaan sulit) dan 24% melaporkan lebih dari satu timptom (Tabel 1). Sebuah
proprosi yang lebih tinggi dari para perempuan obesitas melaporkan perasaan
bengka vagina dibandingkan dengan perempuan bobot berlebih (13% vs. 0%, P =
0,01). Data anatomis POP terkait dengan selapor dara dari 110 perempuan
penurunan organ tubuh tidak berbeda pada seluruh kategori BMI (bobot berlebih
6
0,7 (0,9), obesitas 0,9 (1,1), obesitas parah 0,8 (1,1), p = 0,47). Penurunan
khusus, perasaan sulit karena simtpom dan level perasaan sulit disajikan pada
sulit paling umum adalah tekanan abdominal (37%). Level perasaan sulit (0 “tidak
sama sekali” hingga 3 “sangat sulit”) untuk setiap simptom penurunan organ
tubuh adalahsama pada seluruh kategori simptom 1,3 ± 0,70, P = 0,94), data tidak
sulit baru pada 6 bulan juga disajikan. Pada 6 bulan, perempuan pada kelompok
dengan 1,6% (1,5 kg), pada kelompok kontrol (P < 0,001). Lebih dari 70% dari
kesembuhan pada 6 bulan, dengan tingkat yang sama seperti dilaporkan oleh
7
perempuan pada kelompok kontrol dan kelompok penurunan bobot (Tabel 4).
Tujuh belas persen perempuan melaporkan paling tidak satu simptom baru pada 6
Pembahasan
Di dalam penelitian ini populasi perempuan bobot berlebih dan obesitas penderita
organ tubuh menjadi umum: lebih dari separuh partisipan melaporkan paling tidak
satu simptom penurunan organ dan seperempat partisipan melaporkan lebih dari
itu, penurunan organ anatomis di bawah selaput dara tidak secara signifikan
menjalani pemerikaan.
prevalensi dan insiden POP dan juga perkembangan POP. Whitcomb dkk.
Melaporkan di dalam analisis sekunder survei berbasis populasi yang terdiri dari
8
mengidentifikasi simptom-simptom gangguan dasar pinggul, bawa prevalensi
penurunan organ simptomatis paling tiggi ada pada perempuan obesitas Class III
(13%) dan Class II (10%) dibandingkan dengan perempuan obesitas Class I (7%,
P = 0,04) (6). Dari Women’s Health Initiative (WHI) Hormone Therapy Clinical
secara objektif, rectocele, atau cystocele secara signifikan lebih tinggi (OR 30-
50%) pada perempuan bobot berlebih dan obesitas (BMI > 25) dibandingkan
dengan perempuan bobot normal (BMI 20-24,9) (2). Di dalam analisis sekunder
terhadap 16.608 perempuan yang terlibat di dalam WHI yang ditelit selama 5
normal mengalami peningkatan 32% dan 48% untuk cystocele, 37% dan 58%
untuk rectocele, dan 43% dan 69% untuk penurunan organ uterin, secara berturut-
turut. Namun demikian, setelah menyesuaikan penurunan organ garis dasar dan
BMI, 10% perubahan bobot berhubungan dengan perubahan minimal pada POP
pemburukan penurunan organ uterin (odd ratio [OR] 0,93; confidence interval
[CI] 0,88-0,97) dan regresi cystocele (OR 1,03; CI 95% 1,00-1,05) dan rectocele
organ di antara perempuan dengan penurunan organ lebih parah (pada atau di
9
bawah selaput dara). Sementara penurunan bobot (10%) telah berakibat pada
penurunan organ yang lebih parah. Demikian juga, penelitian kami tidak
pressure (IAP) (12, 13). Di antara 63 pasien obesitas morbid yang menjalani
pembedakan bariatrik, IAP yang diukur dengan cateter uriner tanam pada posisi
obesitas morbid (14). Peningkatan IAP bisa menjadi mekanisme potensial yang
Peningkatan IAP di antara para pasien obesitas juga telah dilaporkan di dalam
kistometrik maksimum meningkatkan 0,4 cm H2O per unit BMI dan 0,4 H2O per 2
cm peningkatan pada lingkar abdominal, (p < 0,01) (17). Namun demikian, tidak
bobot yang ditemukan pada penelitian-penelitian ini dan juga pada penelitian-
10
Di dalam penelitian kami, simptom-simptom penurunan organ paling
umum adalah tekanan abdominal yang lebih rendah dan perasaan berat pada
perasaan berat mungkin tidak spesifik untuk penurunan organ tubuh, karena hanya
simptom tekanan yang sering kali dihubungkan dengan penurunan organ bersifat
lebih berat dariapda mereka yang mengalami penurunan organ tahap tiga atau
empat (18). Ellerkman dkk. Melihat penurunan organ pada setiap bilik (anterior,
apikal dan posterior) dan juga tidak menemukan korelasi pemeriksaan fisik dan
sering kali merasakan kesulitan. Swift dkk. Menemukan bahwa ada 75%
11
penurunan organ simptomatis, -0,5 (atau 0) cm di atas selaput dara akah menajdi
tanda klinis paling bermnafaat untuk definisi penurunan organ pinggul. Ini sejalan
BMI. Ini juga mendukung pelaporan diri non-spesifik tetnang “perasaan berat dan
tekanan” untuk mengidentifikasi penurunan organ pada populasi ini. Para peneliti
lain telah menemukan tidak adanya korelasi penurunan organ dan BMI (6,22).
Ini juga bisa mencerminkan fakta bahwa perempuan ini berpartisipasi di dalam
kelompok intervensi.
tidak layak ikut di dalam penelitian ini. Di samping itu, penelitian ini merupakan
analisis sekunder, dan dengan demikian tidak memiliki kekuatan a priori untuk
12
penurunan organ (bengka) dengan penurunan bobot. Pengukuran objektif dengan
data uji POPQ hanya tersedia untuk subkelompok perempuan dengan jumlah
obesitas yang dimotivasi untuk menurunkan berat tubuh. Saat perempuan menjadi
lebih sadar akan risiko kesehatan terkait obesitas termasuk kondisi jantung,
diabetes, kanker rahim, dan juga gangguan dasar pinggul, perempuan akan
memerlukan lebih banyak informasi tentang bobot dan kesehatan (23). Dengan
Daftar Pustaka
13