Anda di halaman 1dari 5

Hati yaitu organ metabolik terbesar dan sangat penting bagi tubuh

manusia, organ ini dianggap sebagai pabrik biokimia tubuh. Hati berperan dalam
sistem pencernaan yaitu sebagai sekresi garam empedu yang membantu
pencernaan dan penyerapan lemak. Fungsi hati yaitu metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, detoksifikasi benda asing, menyimpan glikogen, lemak, dan
vitamin, mangaktifkan vitamin D, mengekskresikan olestrol dan bilirubin.

Sumber : Sherwood Lauralee. Fisiologi manuisa dari sel ke sistem. Edisi 6.


Jakarta: EGC, 2011.
Hati memperoleh darah dari dua sumber yaitu darah arteri yang datang
dari aorta dan darah vena yang datang langsung dari saluran cerna. Hepatosit
menerima darah arteri segar melalui arteri hepatika yang menyalurkan oksigen
dan metabolit darah untuk diproses di hati. Darah vena masuk menuju hati melalui
sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran cerna tidak langsung menuju ke
vena kava inferior, tetapi vena-vena dari lambung dan usus masuk ke vena porta
yang membawa produk yang diserap dari saluran cerna diproses, disimpan, dan
didetoksifikasi sebelum emperoleh akses ke sirkuasi umum. Oada hati, vena porta
kembali bercabang menjadi anyaman kapiler yang memungkinkan terjadinya
pertukaran antara darah dan hepatosit sebeum darah mengalir ke dalam vena
Hepatika yang selanjutnya menyatu dengan vena kava inferior.

Hati memiliki lubang pada duktus biliaris menuju ke duodenum yang


diajag oleh sfingter Oddi yang berfungsi untuk mencegah empedun masuk ke
duodenum kecuali pada saat pencernaan makanan. Pada saat sfingter tertutup,
sebagian besar empedu disimpan pada kantung mepedu untuk disimpan dan
dipekatkan di antara waktu makan. Setelah makan, empedu diekskresikan ke
duodenum. Setiap hari hati mengekskresikan empedu sekitar 250 ml sampai 1
liter.

Sumber : Sherwood Lauralee. Fisiologi manuisa dari sel ke sistem. Edisi 6.


Jakarta: EGC, 2011.
Empedu mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubun.
Empedu tidak mengandung enzim pencernaan tetapi empedu sangat pentung
untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak. Jumlah total garam empedu pada
tubuh sekitar 3 sampai 4 gram, namun setiap kali makan dikeluarkan 3 sampai 15
gram ke duodenum. Hanya sekitar 5% dari empedu yang diekskresikan keluar dari
tubuh melalui tinja. Kehilangan garam empedu diganti oleh pembentukan garam
empedu baru oleh hati sehingga total garam empedu pada tubuh tetap konstan.

Garam empedu mengalami sirkulasi enterohepatik yaitu daur ulang garam


empedu pada ileum terminale. Proses terjaidnya siklus ini yaitu garam empedu
diekskresikan meuju empedu dan masuk ke duodenum kemudian diserap kembali
menuju darah oleh mekanisme transport aktif khusus yang ada pada ileum
terminale. Dari sini garam empedu dikembalikan ke sistem porta hati.

Sumber : Sherwood Lauralee. Fisiologi manuisa dari sel ke sistem. Edisi 6.


Jakarta: EGC, 2011.
Garam empedu juga memilik efek detergen yaitu kemapuan untuk
mengubah gumpalan lemak menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran
lemak. Dalam proses pencernaan lemak, lipase harus berkontak langsung dengan
trigliserida, sedangkan trigliserida tidak dapat larut air dan cenderung
manggumpal menjadi butiran besar kembali. Jika garam empedu tidak
mengemulsikan gumpalan besar lemak, maka lipase hanya bekerja pada
permukaan gumpalan besar sehingga pencernaan lemak sangat lama.

Sumber : Sherwood Lauralee. Fisiologi manuisa dari sel ke sistem. Edisi 6.


Jakarta: EGC, 2011.
Lemak tidak larut air seingga harus menjalani berbagai proses
transformasi supaya mudah dicerna dan diserap. Lemak makanan dalam bentuk
gumpalan harus diemulsikan dulu oleh efek detergen menjadi butiran lemak
supaya meningkatkan luar permukaan untuk enzim lipase. Selanjutnya lipase
menghidroliis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Produk-
produk tidak larut air ini dibawa ke bagian inferior misel yang dibentuk oleh
garam empedu. Misel ini berfungsi untuk menyalurkan monogliserida dan asam
lemak bebas menuju mikrovilus. Monogliserida dan asam lemak bebas disintesis
menjadi trigliserida pada sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh lapisan lipoprotein untuk emmbentuk kilomikron yang larut air.
Kilomikron tidak dapat menembus kapiler darah sehingga masuk menuju
pembuluh limfe.

Sumber : Sherwood Lauralee. Fisiologi manuisa dari sel ke sistem. Edisi 6.


Jakarta: EGC, 2011.

Bilirubin merupakan pigmen empedu yang berasal dari penguraian sel


darah merah yang telah usang. Rentang usia sel darah merah yaitu sekitar 120
hari. Bilirubin menyebabkan empedu berwarna kuning. Pada saluran cerna,
pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri yang menghasilkan warna
coklat pada tinja dan warna kuning pada urin. Jika bilirubin dibentuk terlalu cepat
daripada laju ekskresinya maka bahan ini menumpuk pada tubuh dan
menyebabkan ikterus.

Anda mungkin juga menyukai