Batuk,
mengedan
Perdarahan
Anemia
Nyeri
Prolaps
Keluarnya mucus
Pruritus
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
S
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat secara
teliti adakah jaringan / tonjolan yang muncul.
Palpasi
Diraba akan memberikan gambaran yang berat
dan lokasi nyeri dalam anal kanal.
Dinilai juga tonus dari spicter ani. Bisanya
hemorrhoid sulit untuk diraba, kecuali jika
ukurannya besar.
Pemeriksaan colok duburdiperlukan
menyingkirkan adanya karsinoma rectum.
Jika sering terjadiprolaps, maka selaput lendir
akan menebal, bila sudah terjadi jejasakan timbul
nyeri yang hebat pada perabaan
PEMERIKSAAN FISIK
RECTAL TOUCHER
Yang perlu diperhatikan :
• Konsistensi prostat (pada
hiperplasia prostat
konsistensinya kenyal)
• Adakah asimetris
• Adakah nodul pada prostate
• Apakah batas atas dapat diraba
• Adakah krepitasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anoskopi
Proktosigmoidoskopi
Memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau
keganasan
Pemeriksaan Feses
Dilakukan untuk negetahui adanya darah
samar.
Farmakologi
1. Obat yang memperbaiki defekasi
yaitu suplement serat (pysillium) dan pelicin tinja (laxant)
2. Obat simptomatik
untuk menghilangkan gatal, nyeri dan kerusakan kulit
sekitar anus, misal anusol boraginol, faktu.
3. Obat penghenti perdarahan
untuk memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah dengan bioflavonoid.
4. Obat penyembuh dan mencegah serangan
dengan Ardium 500mg
Minimal Invasif
Tindakan medis minimal invasif
bertujuan untuk
menghentikan/memperlambat perburukan
penyakit dengan tindakan yang tidak terlalu
invasif antara lain :
Skleroterapi
Ligasi
Terapi laser
Skleroterapi
Penyuntikan bahan
kimia fenol 5%
dalam minyak
nabati dan urea 5%
secara sub mukosa
sehingga
menimbulkan
nekrosis dan
fibrosis
Komplikasi adanya
reaksi
hipersensitifitas
bahan, infeksi
Rubber band ligation
Oleh Baron
Untuk hemoroid besar atau mengalami
prolaps
Dengan menarik tonjolan dan pangkalnya
(mukosa pleksus hemoroidalis) kemudian
dikat dengan cicin karet
Cryosurgery
Argon - Helium
Diindikasikan untuk
1. Hemoroid derajat 3 & 4
2. Pendarahan kronik yang tidak dapat diatasi
dengan terapi sederhana
3. Hemoroid derajad 4 dengan nyeri akut dan
trombosis serta ganggren
Prinsip : eksisi hanya dilakukan pada
jaringan berlebih dan tidak mengganggu
sfingter ani
Teknik Open Hemorrhoidectomy
(Miligan-Morgan)
Posisi lithotomy
Infiltrasi kulit perianal dan submukosa dengan larutan adrenalin: saline
= 1 : 300.000
Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang dengan klem
arteri dan ditarik
Ujung mukosa setiap jaringan hemorrhoid diperlakukan serupa diatas.
Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid kira-kira 1,5 – 3
cm dari anal verge.
Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spincter interna dengan jarak 1,5 –
2 cm
Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis
Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0 pada pangkal
hemorrhoid.
Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi pangkal
hemorrhoid2
Close Hemorrhoidectomy
Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik ini, yaitu:
Mengangkat sebanyak mungkin jaringan vaskuler tanpa
mengorbankan anoderm.
Memperkecil serous discharge post op dan
mempercepat proses penyembuhan dengan cara
mendekatkan anal kanal dengan epitel berlapis gepeng
(anoderm)
Mencegah stenosis sebagai komplikasi akibat komplikasi
luka terbuka luas yang diisi jaringan granulasi.
Indikasi
Perdarahan berlebihan
Tidak terkontrol dengan rubber band
ligation.
Prolaps hebat disertai nyeri.
Adanya penyakit anorectal lain.
Ferguson Hemorrhoidectomy
Posisi LLD
Jaringan hemorrhoid diidentifikasi dan di klem
Kulit diatas analverge diincisi sampai anal
kanal diatas jaringan hemorrhoid
Jar hemorrhoid external maupun internal
dibebaskan dari bagian subcutan spincter
interna maupun eksterna dan dieksisi
seluruhnya.
Jaringan hemorrhoid yang tersisa diangkat
dengan undermining mukosa.
Ligasi dengan catgut 2 – 0 atau 3 – 0, bias
dengan dexon 4 - 0 atau 5 – 0 dengan vicril
Operasi Hemoroid Tanpa Rasa
Sakit
Pertama kali dikembangkan oleh Longo
Bagian muko-kutan sengaja tidak
dilukai, dan pleksus hemoroid yang
melipat keluar yang tidak mempunyai
sensor rasa sakit, dipotong dan difiksasi
kembali kearah proksimal.
1. Hemoroid Prolap
4. Prosedur Penjahitan sebelum Stappler
dipasang
6. Pemasangan Stappler
8. Selesai Pemasangan Stappler
Pencegahan
Jalankan pola hidup sehat
Olahraga secara teratur (ex: berjalan)
Hindari terlalu banyak duduk
Makan makanaan berserat
Minum air yang cukup
Jangan merokok, alkohol, narkoba
Hindari hubungan seksual yang tidak wajar
Jangan menahan BAB & BAK
Duduk berendam pada air hangat
Sebisa mungkin menggunakan WC jongkok
Anorectal Anatomy
Arterial Supply Nerve Supply
Pudendal Nerve:
3 hemorrhoidal
complexes Motor and sensory
L lateral
R antero-lateral
R posterolateral Anal canal
Lymphatic drainage
Above dentate: Inf. Mesenteric Anal verge
Below dentate: internal iliac
Definisi
Abses perianal
merupakan infeksi
jaringan lunak di sekitar
kanalis analis, dengan
pembentukan rongga
abses.
Keparahan dan
kedalaman abses cukup
variabel, dan rongga
abses sering dikaitkan
dengan pembentukan
saluran fistula.
Perianal Abscess
Perianal abscess almost always arise 5%
from a fistulous tract. It is an infection of
the soft tissue surrounding the anus.
Other causes:
•Crohn
•TB 60 5% Ischiorectal
% 20%
•Carcinoma, Lymphoma and Leukaemia
•Trauma Intersphincteric suprasphincteric
Abscess Treatment
Perianal •Incision and drainge de-roof cavity
* Preop: full lab evaluation
•pack with gauze and iodine
*Always perform Examination under GA ( EUA) and obtain a biopsy.
Epidemiologi :
Laki-laki > perempuan
>> dewasa aktivitas seksual
Classification
Onset after radiation
Acute (6 months)
Chronic (2-4 years)
Sesuai penyebab
Antiinflamasi : steroid enema,
sulfasalazine/mesalamine oral
Antibiotik : Ceftriaxone and doxycycline for
gonorrheal proctitis, Tetracycline or doxycycline for
chlamydial proctitis, Metronidazole (Flagyl) or oral
vancomycin for C difficile proctitis
Antiviral : Acyclovir for herpetic proctitis
1. Bertambahnya usia
2. Konstipasi
3. Diet rendah serat tinggi lemak
4. Diet tinggi daging
Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan lab
3. Pemeriksaan penunjang :
a. plan abdominal x ray
b. colon inloup
c. CT scan dan MRI
d. colonoscopy
Penatalaksanaan
1. Konservatif
2. Operatif