Anda di halaman 1dari 13

EPIDIDIMITIS

KELOMPOK III
DEFINISI EPIDIDIMITIS
• Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam
hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu str
uktur melengkung di bagian belakang testis yang fung
sinya sebagai pengangkut, tempat penyimpanan, dan
pematangan sel sperma yang berasal dari testis). Kond
isi ini mungkin dapat sangat menyakitkan, dan skrotu
m bisa menjadi merah, hangat, dan bengkak. Ini mung
kin akut (tiba-tiba menyerang) namun jarang menjadi
kronis.
Etiologi

Bermacam penyebab timbulnya epididimitis tergantung dari usia


klien, sehingga penyebab dari timbulnya epididimitis dibedakan
menjadi :
• Infeksi bakteri non spesifik
• Penyakit Menular Seksual (PMS)
• Virus
• TB (Tuberculosis)
• Penyebab infeksi lain (seperti Brucellosis, Coccidioidomycosis, Blastomyco
sis, Cytomegalovirus, Candidiasis, CMV pada HIV)
• Obstruksi (seperti BPH. Malformasi urogenital)
• Vaskulitis (seperti Henoch-Schölein purpura pada anak-anak)
• Penggunaan Amiodarone dosis tinggi
• Prostatitis
• Tindakan pembedahan seperti prostatektomi
• Kateterisasi dan instrumentasi
Gejala

• Skrotum akan membengkak, terasa hangat, dan nyeri saat


disentuh.
• Nyeri pada testis, biasanya di salah satu sisi.
• Darah pada cairan sperma.
• Nyeri saat buang air kecil.
• Sering ingin buang air kecil dan selalu merasa tidak tuntas.
• Muncul benjolan di sekitar testis yang disebabkan karena penump
ukan cairan
• Ujung penis mengeluarkan cairan tidak normal, biasanya terkait d
engan penyakit menular seksual.
• Nyeri saat ejakulasi atau berhubungan seksual
• Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah atau sekit
ar panggul
• Pembesaran kelenjar getah bening di pangkal paha.
• Demam
Klasifikasi

Epididimits dapat diklasifikasikan menjadi:


• Epididimitis akut
• Epididimitis kronik
Pemeriksaan diagnostik/penunjang

• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan radiologis
• Vesicourethrogram (VCUG), cystourethroscopy, dan US
G abdomen.
Pemeriksaan fisik

• Pada inspeksi ditemukan skrotum bisa menjadi merah dan bengkak


• Pada palpasi ditemukan testis pada posisi normal vertikel, ukuran kedua
testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu testis.
• Phren sign bernilai positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum dia
ngkat ke atas karena pengangkatan ini akan mengurangi regangan pada
testis. Namun pemeriksaan ini kurang spesifik.
• Pembesaran kelenjar getah bening di regio inguinalis.
• Pada pemeriksaan colok dubur mungkin didapatkan tanda prosttatitis kro
nis yaitu adanya pengeluaran secret atau nanah setelah dilakukan masase
prostat.
• Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang ringan.
• Pada anak-anak, epididimitis dapat disertai dengan anomali kongenital p
ada traktus urogenitalis seperti ureter ektopik, vas deferens ektopik, dan l
ain lain.
Kriteria diagnosis

• Epididimitis akan sulit untuk membedakan dari torsio testis (kondi


si ketika slauran spermatika ke kedua testis memotong suplai dara
h). Keduanya dapat terjadi pada waktu yang sama. Epididimitis bia
sanya memiliki bentuk serangan bertahap. Pada pemeriksaan fisik,
testis biasanya ditemukan berada dalam posisi normal vertikal,
ukuran yang sama dengan pasangannya, dan tidak naik tinggi. Temu
an khas adalah kemerahan, hangat, dan pembengkakan skrotum,
dengan kelembutan belakang testis, jauh dari tengah (ini adalah p
osisi normal dari epididimis relatif terhadap testis). Refleks kremas
ter, apabila sebelumnya normal, akan tetap terlihat normal. Ini ada
lah tanda yang berguna untuk membedakannya dari torsio testis.
Kompilasi

Komplikasi dari epididimitis adalah:


• Abses dan pyocele pada scrotum
• Infark pada testis
• Epididimitis kronis dan orchalgia
• Infertilitas sekunder sebagai akibat dari inflamasi
maupun obstruksi dari dukutus epididimis
• Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipog
onadism
• Fistula kutaneus
• Penyebaran infeksi ke organ lain atau sistem tub
uh.
Pencegahan

• Pada saat menjalani pembedahan, seringkali diberikan


antibiotik profilaktik (sebagai tindakan pencegahan) ke
pada orang-orang yang memiliki risiko menderita epidi
dimitis. Epididimitis akibat penyakit menular seksual bi
sa dicegah dengan cara tidak melakukan hubungan se
ksual diluar nikah. Apabila epididimitis yang diderita di
sebabkan STD (Sexual Transmitted Disease), pasangan
atau partner klien juga perlu mendapatkan perawatan.
Lakukan hubungan seksual yang aman, seperti seks m
onogamy (dengan 1 orang saja), dan pengunaan kond
om akan membantu untuk melindungi dari STD yang
dapat meyebabkan epididimitis.
Prognosis

• Epididimitis akan sembuh total bila mengguna


kan antibiotik yang tepat dan adekuat serta m
elakukan hubungan seksual yang aman dan m
engobati partner seksualnya. Kekambuhan epid
idimitis pada seorang klien adalah hal yang bia
sa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai