Anda di halaman 1dari 18

Hands Template

Example of a Bullet Point


Slide

1. DEFINISI
Epididimitis adalah suatu kondisi medis
yang dalam hal ini terdapat peradangan
pada
epididimis
(suatu
struktur
melengkung di bagian belakang testis
yang fungsinya sebagai pengangkut,
tempat penyimpanan, dan pematangan
sel sperma yang berasal dari testis).
Kondisi ini mungkin dapat sangat
menyakitkan, dan skrotum bisa menjadi
merah, hangat, dan bengkak. Ini
mungkin akut (tiba-tiba menyerang)
namun jarang menjadi kronis.

2. ETIOLOGI
Infeksi bakteri non spesifik
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Virus, . Mumps merupakan virus yang
sering menyebabkan epididimitis selain
Coxsackie virus A dan Varicella
TB (Tuberculosis)
Penggunaan Amiodarone dosis tinggi
Prostatitis
Tindakan
pembedahan
seperti
prostatektomi
Kateterisasi dan instrumentasi

3. PATOFISIOLOGI
Epididimitis merupakan suatu infeksi epididimis
yang biasanya turun dari prostat atau saluran urine
yang terinfeksi. Kondisi ini dapat juga terjadi sebagai
komplikasi dari Gonorrhoeae. Pada pria dibawah 35
tahun penyebab utama epididimitis adalah Chlamydia
trachomatis. Infeksi mulai menjalar dari bagian atas
melalui urethra dan duktus ejakulatorius kemudian
berjalan sepanjang vas deferens ke epididimis. Rasa
nyeri dirasakan pada unilateral dan rasa sakit pada
kanalis inguinalis sepanjang jalur vas deferens
kemudian mengalami nyeri dan pembengkakan pada
skrotum dan daerah lipatan paha. Epididimis menjadi
bengkak dan sangat sakit, suhu tubuh meningkat,
menggigil, demam dan urine dapat mengandung
nanah (pyuria) dan bakteri (bakteriuria).

4. KLASIFIKASI
Epididimitis dapat diklasifikasikan menjadi akut
dan kronis, tergantung pada lamanya gejala.
Epididimitis akut
Epididimitis akut memiliki waktu timbulnya
nyeri dan bengkak hanya dalam beberapa
hari (kurang dari enam minggu). Epididimitis
akut
biasanya
lebih
berat
daripada
epididimitis kronis.
Epididimitis kronis
Epididimitis yang telah terjadi selama lebih
dari enam minggu, ditandai oleh peradangan
bahkan ketika tidak adanya suatu infeksi..

5. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri atau itching pada urethra (akibat
urethritis),
Nyeri panggul dan frekuensi miksi yang
meningkat,
Rasa terbakar saat miksi (akibat infeksi
pada vesika urinaria yang disebut cystitis),
Demam,
Nyeri pada daerah perineum, frekuensi
miksi yang meningkat,
Gejala lokal pada epididimitis berupa: Nyeri
pada skrotum.
Peningkatan suhu badan yang tinggi.

Cont....
Biasanya hanya mengenai salah satu skrotum
saja dan tidak disertai dengan mual dan muntah.
Selain
itu
bisa
juga
disertai
dengan
pembengkakan
dan
kemerahan
testicular
dan/atau scrotal dan urethral discharge.
Benjolan di testis,
Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang
terkena,
Pembengkakan selangkangan pada sisi yang
terkena,
Nyeri testis ketika buang air besar,
Keluar nanah dari urethra, nyeri ketika berkemih,
Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi,

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dimana ditemukan
leukosit meningkat dengan shift to the left (10.00030.000/l).
Sperma analisa dimana terdapat leukosit > 1 juta/ml
Kultur
semen
sebagai
konfirmasi
untuk
mendapatkan kuman penyebab dari epididimitis.
Kultur urine dan pewarnaan gram untuk kuman
penyebab infeksi.
Analisa urine untuk melihat apakah disertai pyuria
atau tidak.
Tes penyaringan untuk Chlamydia dan Gonorrhoeae.
Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi
sistemik pada penderita.

b. Pemeriksaan Radiologis
Colour Doppler Ultrasonography
Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dilakukan untuk
melihat aliran darah pada arteri testikularis. Pada epididimitis,
aliran darah pada arteri testikularis cenderung meningkat.
Ultrasonografi juga dapat dipakai untuk mngetahui adanya
abses skrotum sebagai komplikasi dari epididimitis.
Epididimitis kronis daapt diketahui melalui pembesaran testis
dan epididimis yang disertai penebalan tunika vaginalis
dimana hal ini akan menimbulkan gambaran echo yang
heterogen pada ultrasonografi.
Nuclear Scintigraphy
Pada epididimitis akut akan terlihat gambaran peningkatan
penangkapan kontras.
Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis
negatif palsu.
Vesicourethrogram (VCUG), Cystourethroscopy, dan USG
abdomen
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui suatu anomali
congenital pada klien anak-anak dengan bakteriuria dan
epididimitis.

7. KOMPLIKASI

Abses dan pyocele pada scrotum


Infark pada testis
Epididimitis kronis dan orchalgia
Infertilitas sekunder sebagai akibat dari
inflamasi maupun obstruksi dari duktus
epididimis
Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik
hipogonadism
Fistula kutaneus
Penyebaran infeksi ke organ lain atau
sistem tubuh

8. PENCEGAHAN
Epididimitis akibat penyakit menular seksual bisa
dicegah dengan cara tidak melakukan hubungan
seksual diluar nikah. Apabila epididimitis yang
diderita disebabkan oleh STD (Sexual Transmitted
Disease), pasangan atau partner klien juga perlu
mendapatkan perawatan. Lakukan hubungan
seksual yang aman, seperti seks monogamy
(dengan 1 orang saja), dan penggunaan kondom
akan membantu untuk melindungi dari STD yang
dapat menyebabkan epididimitis. Apabila klien
menderita ISK kambuhan atau faktor risiko lain
yang bisa menyebabkan epididimitis, bisa
disikusikan dengan dokter untuk menentukan
cara lain untuk mencegah kekambuhan dari
epididimitis tersebut.

ASUHAN
KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
Tanggal Lahir
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Status perkawinan
Tanggal masuk RS
Diagnosa
:

:
:

b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit biasanya dengan keluhan nyeri dan
pembengkakan pada skrotum, nyeri saat BAK, nyeri di lipatan
paha, menggigil, demam.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien biasanya pernah mengalami infeksi bakteri non spesifik
(misalnya E coli, Pseudomonas, Proteus, Klebsiella), PMS (Penyakit
Menular Seksual), virus (misalnya Mumps), TB (Tuberculosis),
penyakit infeksi lain (seperti Brucellosis, Coccidioidomycosis,
Blastomycosis, Cytomegalovirus, Candidiasis, CMV pada HIV),
obstruksi (seperti BPH, malformasi urogenital), vaskulitis (seperti
Henoch-Schnlein purpura pada anak-anak), penggunaan
Amiodarone dosis tinggi, prostatitis, tindakan pembedahan
seperti prostatektomi, kateterisasi dan instrumentasi, dan blood
borne infection.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga tidak mempengaruhi dalam kasus
ini,karena didapatkan dr virus

c. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan skrotum menjadi merah dan
bengkak. Ini mungkin akut (tiba-tiba menyerang) namun
jarang menjadi kronis, dan terdapat pembesaran skrotum dan
isinya, dan terdapat nanah pada urine.
Pada palpasi ditemukan testis pada posisi normal vertical,
ukuran kedua testis sama besar, dan tidak terdapat
peninggian pada salah satu testis. Setelah beberapa hari,
epididimis dan testis tidak dapat teraba terpisah karena
bengkak yang juga meliputi testis. Ditemukan juga rasa nyeri
yang terlokalisir di epidididimis dengan suhu yang sedikit
meningkat karena aliran darah meningkat di daerah tersebut.
Kulit skrotum teraba panas, kenyal, merah, dan bengkak
karena adanya edema dan infiltrate. Funikulus spermatikus
juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri.
Pembesaran kelenjar getah bening di region inguinalis.
Pada pemeriksaan colok dubur mungkin didapatkan tanda
prostatitis kronis
Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang
ringan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hipertermia berhubungan dengan kerusakan


kontrol suhu sekunder
Nyeri akut berhubungan dengan adanya pus saat
berkemih
Resiko infeksi berhubungan dengan proses
peradangan kulit
Disfungsi seksual berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit
dan pengobatan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai