Anda di halaman 1dari 27

REFARAT

AKUT SKROTUM PADA ANAK


Agung Made S. Dewi
18014101026

Dosen Pembimbing
dr.Harsali F. Lampus, MHSM, SpBA
AKUT SKROTUM
• Akut skrotum pada anak atau remaja merupakan
sebuah kegawatdaruratan medis
• Istilah akut skrotum didefinisikan sebagai nyeri,
pembengkakan, dan kemerahan pada skrotum
onset akut
• Onset dapat berlangsung cepat dalam hitungan
menit atau sampai satu hingga dua hari,
tergantung pada etiologinya.
ETIOLOGI
Penyebab tersering dari timbulnya akut skrotum adalah:
• Infeksi, seperti Epididymitis
• Trauma, seperti saat berolahraga
• Torsio, seperti torsio testis, torsio appendiks testikularis

Penyebab lain yang jarang menimbulkan akut skrotum adalah:


• Tumor testis
• Hernia inguinalis inkarserata
• Tindakan pembedahan, seperti pada post operasi hernia, post
operasi vasektomi.
• Batu ginjal
• Benjolan yang disertai dengan rasa tidak nyaman, berupa
hidrokel, varikokel, spermatokel
DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
• Usia pasien
• Onset dan durasi nyeri
• Riwayat trauma
• Adanya riwayat hidrokel saat lahir
PEMERIKSAAN FISIK:
a. Dilakukan pemeriksaan terhadap abdomen untuk mencari adanya nyeri pada
regio flank dan distensi vesika urinaria.
b. Pemeriksaan pada region inguinal dilakukan untuk menentukan secara jelas
adanya hernia inguinalis, bengkak maupun eritema.
c. Pemeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada skrotum
d. Pemeriksaan refleks kremaster.
e. Pemeriksaan transiluminasi untuk membedakan hidrokel dengan hernia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
f. Pemeriksaan Urin
g. Pemeriksaan darah

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• Color Doppler Ultrasonography
• Nuclear Scintigraphy
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan akut skrotum tergantung dari diagnosis yang
ditegakkan.
EPIDIDIMITIS
EPIDIDIMITIS

Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada


epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk
kurva (koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma yang matur.
ETIOLOGI
• Infeksi bakteri non spesifik
• Penyakit Menular Seksual
• Virus Mumps (Terjadi pada anak-anak)
• Tuberkulosis
• Obstruksi (seperti BPH, malformasi urogenital)
• Penggunaan Amiodarone dosis tinggi
• Prostatitis
• Tindakan pembedahan seperti prostatektomi
• Kateterisasi dan instrumentasi
Pemeriksaan fisik
• Pada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal,
ukuran kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian
pada salah satu testis dan epididimis membengkak di
permukaan dorsal testis yang sangat nyeri.
• Kulit skrotum teraba panas, merah dan bengkak karena
adanya udem dan infiltrat. Funikulus spermatikus juga turut
meradang menjadi bengkak dan nyeri.
• Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal
• Pembesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis.
• Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang
ringan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk
mengetahui adanya suatu infeksi adalah:
• Pemeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat
dengan shift to the left 
• Kultur urin

• Pemeriksaan Radiologis :
• (Color Doppler Ultrasonography) : Pada epididimitis, aliran
darah pada arteri testikularis cenderung meningkat.
• Nuclear Scintigraphy
Penatalaksanaan
• Pengurangan aktivitas
• Skrotum lebih ditinggikan dengan melakukan tirah baring total
selama dua sampai tiga hari untuk mencegah regangan
berlebihan pada skrotum
• Kompres es
• Pemberian analgesic dan NSAID
• Mencegah penggunaan instrumentasi pada urethra
Penatalaksanaan bedah
• Scrotal exploration
Tindakan ini digunakan bila telah terjadi komplikasi dari
epididymitis maupun terjadinya infark pada testis.
• Epididymectomy
Tindakan ini dilaporkan telah berhasil mengurangi nyeri yang
disebabkan oleh kronik epididymitis pada 50% kasus.
• Epididymotomy
Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan epididymitis akut
supurativa.
TORSIO TESTIS
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus yang
berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis
Klasifikasi Torsio Testis
• Ekstravaginalis, tipe ini terjadi pada masa neonatus, umumnya
karena terjadi sebelum testis terfiksasi sempurna pada masa
prenatal sehingga terjadi puntiran testis pada fiksasi testis di
bagian proksimal tunika vaginalis di masa perkembangannya.
• Intravaginalis, tipe ini terjadi puntiran di dalam tunika
vaginalis yang lebih dikenal dengan fenomena lonceng dan
bandulnya (bell and clapper deformity), biasanya terjadi pada
anak-anak yang lebih tua. Tipe ini timbul akibat ketegangan
yang berlebihan pada testis.
Gejala klinis
• Timbul nyeri testis yang hebat dan tiba-tiba yang sering disertai nyeri
perut dalam, mual dan muntah, serta demam
• Pada permulaan testis teraba agak bengkak dengan nyeri tekan dan
terletak agak tinggi di skrotum
• Testis letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal dari testis kontra lateral
• Pada torsi yang baru terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau
penebalan funikulus spermatikus. 
• Kulit skrotum menjadi udem, berwarna merah sehingga menyulitkan
palpasi serta hilangnya refleks kremaster
Pemeriksaan penunjang
• Untuk pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan urinalisis
biasanya normal, namun pada 30% kasus, ditemukan adanya
leukosit pada urin
• Pemeriksaan C-Reactive Protein (protein fase akut) dapat
digunakan untuk membantu membedakan inflamasi yang
disebabkan oleh epididymitis dan proses noninflamasi yang
disebabkan oleh torsio testis
Pemeriksaan radiologis :
• Color Doppler Ultrasonography
Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis
dengan sensitivitas 82-90% dan spesifitas 100%.
• Nuclear Scintigraphy
Gambaran scan dapat dikatakan abnormal bila terdapat
penurunan proton pada testis yang terkena. Gambaran ini
menunjukkan tidak adanya aliran darah pada daerah tersebut.
Penatalaksanaan
Konservatif Operatif
• Detorsi manual yaitu • Tindakan operasi
mengembalikan testis ke dilakukan tergantung
posisi awalnya dengan dari usia pasien
memutar ke arah dilakukan orchidopeksi
berlawanan dengan arah bila testis masih dapat
torsi. Tindakan ini cukup diselamatkan dan
menyakitkan dan orchidektomi bila testis
memerlukan tindakan sudah nekrosis.
bedah definitive lanjutan
untuk memfiksasi testis.
TRAUMA TESTIS
Trauma testis
• Trauma testis didefinisikan sebagai trauma (dapat berupa
tumpul dan tajam) yang menimbulkan pembengkakan pada
skrotum disertai hematom pada skrotum dan intratestikular
dan berbagai macam derajat ekimosis pada dinding skrotum.
• Berbagai macam jenis trauma yang terjadi pada skrotum
berupa:
• Trauma tumpul
• Trauma tajam
Tanda dan gejala klinis
• Pada ananmnesis didapatkan riwayat terjadinya trauma, tidak
ada demam, dan segera setelah terjadinya trauma timbul rasa
nyeri hebat, disertai mual, muntah dan kadang sinkop.
• Pada inspeksi tampak ekimosis, hematom, pembesaran
skrotum, luka, dan hilangnya sebagian kulit (skin avulsi). Pada
palpasi, testis dapat tidak teraba atau testis membesar dan
nyeri, didapatkan adanya cairan atau darah di dalam skrotum.
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur urin dan cairan luka dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya infeksi dan kuman penyebab infeksi.
Pemeriksaan ini penting terutama pada luka tusuk

Pemeriksaan radiologis:
• Color Doppler Ultrasonografi dengan atau tanpa kontras
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui organ-organ yang
terkena saat trauma tumpul terjadi, dilihat dari anatomi organ
intraskrotum yang abnormal dan aliran darah testis.
• CT Scan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat lokasi testis yang
abnormal. CT scan yang dilakukan adalah CT scan
abdominopelvik.
Penatalaksanaan
Konservatif Operatif
• Terapi konservatif dilakukan Tindakan bedah yang dilakukan
bila hanya terjadi tergantung dari jenis trauma seperti:
pembengkakan dan nyeri tekan • Trauma tumpul pada skrotum:
minimal, atau pada Eksplorasi skrotum
ultrasonografi tidak terbukti • Trauma tusuk pada skrotum: Bila
terdapat ruptur testis. Terapi terjadi rupture total pada
pembuluh darah, dapat dilakukan
konservatif terdiri dari elevasi
reanastomosis mikrovaskular,
skrotum, aplikasi kantong es,
sedangkan bila terjadi thrombosis
dan pemberian antibiotik. pada funikulus spermatikus, maka
Antibiotik diberikan terutama perlu dilakukan mikro reimplantasi
pada kasus skin avulsion dan • Skin avulsion : Debridement
luka tusuk pada daerah
skrotum
Kesimpulan
Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala
nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat
mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik yang
memerlukan penanganan yang segera tepat, dan adekuat.
Menentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang
mudah karena akut skrotum dapat ditimbulkan oleh berbagai
macam sebab dan area pemeriksaan yang lunak membuat
pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit sehingga perlu diketahui
lebih banyak tentang ciri-ciri yang membedakan dari tiap faktor
penyebab.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai