Anda di halaman 1dari 18

Kasus Torsio Testis

Definisi
Torsio testis merupakan keadaan gawat darurat berupa rotasi sumbu
longitudinal korda spermatika yang mengakibatkan penyumbatan aliran
darah testis
Anatomi
Epidemiologi
o Torsio testis merupakan kondisi penyebab akut skrotum yang paling
sering terjadi.
o Insiden torsio testis adalah 1 dari 4000 laki-laki sebelum usia 25 tahun
o Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun, paling sering pada usia
12-16 tahun dengan sisi sebelah kiri lebih sering.
o Median usia pasien torsio testis adalah 15 tahun
Etiologi
• Pergerakan berlebihan
• Peningkatan volume testis
• Tumor testis
• Trauma
Faktor Risiko
• Musim dengan suhu rendah dan lembab ( musim semi dan dingin )
• Kehamilan dengan komplikasi : Prekeklampsia, Diabetes gestasional,
kehamilan kembar, berart badan lahir besar, persalinan memanjang
dan kelahiran pervagina
• Riwayat keluarga
• Kriptorkismus
Klasifikasi
Torsio testis menurut penyebabnya dibagi menjadi :
• Ekstravaginal : ditemukan pada usia perinatal
• Intravaginal : 90% kasus penyebab paling banyak, paling sering pada
anak dan remaja
Klasifikasi
Torsio testis juga dibagi menurut durasinya sejak onset yaitu :
o Tipe 1 Fase akut : Pembesaran ukuran testis dan heterogen pada ekogenisitas,
cairan subtunika dan aliran Doppler tidak terdeteksi.
o Tipe 2 Fase awal : Atrofi parenkim progresif ditandai dengan ukuran testis normal
dan simetris dengan testis yang sehat, hipoekogenik dan hidrokel kecil.
o Tipe 3 Fase terlambat : atrofi parenkim progresif ditandai dengan penurunan
ukuran testis, peningkatan ekogenisitas testis dan tanpa hidrokel.
Patofisologi
• Torsio intravagina, terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan
oleh abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum.
Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda
• Torsio ekstravagina, terjadi bila seluruh testis dan tunika terpeluntir
pada aksis vertikal sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplit atau
non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga
menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum. Kelainan ini sering
terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis.
Anamnesis
• Nyeri mendadak dan hebat pada salah satu testis
• Skrotum membengkak
• Mual muntah
• Sakit kepala
• Rasa panas dan terbakar saat miksi
Pemeriksaan Fisik
• Eritema dan Bengkak
• Nyeri tekan
• Teraba hangat
• Testis terletak transversal atau
horizontal
• Testis tampak lebih tinggi dalam
skrotum akibat pemendekan spermatic
cord
• Dapat teraba lilitan atau penebalan
funiculus spermatikus
• Hilangnya Refleks kremaster
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Darah Perifer Lengkap dan Urinalisis ( tidak
didapatkan leukosit dalam rin atau tanda-tanda inflamasi )
• Radiologi
• USG Doppler : spiraling atau puntiran pembuluh darah pada korda
spermatika, hipoekogenik testis
• Radionuclide Scrotal Imaging : menilai perfusi testis dan apakah
testis masih viable
Diagnosa Banding
• Epididimitis akut
• Orkritis
• Hernia skrotalis inkarserata
• Hidrokel terinfeksi
• Tumor testis
Tatalaksana
1. Detorsi Manual
2. Operasi
Detorsi Manual
o Detorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu
dengan jalan memutar testis kearah berlawanan dengan arah torsio.
o Detorsi secara manual dilakukan dengan sedasi intravena atau
anestesi korda spermatik
o Hilangnya detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil.
o Jika detorsi berhasil operasi harus tetap dilaksanakan.
Operatif
• Pada eksplorasi, dilakukan derotasi surgikal korda spermatika dan testis, beserta
penilaian viabilitas testis setelah detorsi.
• Orkidektomi jika testis nekrosis dan non viabel.
• Orkidektomi dilakukan dengan orkidopeksi testis kontralateral.
• Jika testis viabel setelah detorsi, maka dilakukan orkidopeksi bilateral
Orkidopeksi menjahit tunika albuginea ke otot dartos dengan benang tidak
diserap. Selain itu insisi tunika albuginea juga dilakukan untuk mencegah
terjadinya sindrom kompartemen testis paska operasi.
• Pada eksplorasi surgikal, 1/3 kasus torsio testis ditemukan sudah mati dan
dilakukan orkiektomi
Komplikasi
• Atrofi testis
• Infark gonad
• Infertilitas sekunder
• Infeksi
Prognosis
• Makin cepat diagnosis ditegakkan, < 6 jam prognosis dapat
diselamatkan testis lebih baik
• Bila dilakukan penanganan sebelum 8 jam memungkin pulih kembali,
12 jam meragukan, serta apabila 24 jam dilakukan orkidektomi.
• Viabilitas testis sangat berkurang bila dioperasi setelah 6 jam

Anda mungkin juga menyukai