Anda di halaman 1dari 27

Keratitis dan Ulkus

Pendahuluan
• Keratitis merupakan inflamasi pada kornea, yang merupakan
gangguan pengelihatan dan dapat menyebabkan kebutaan.

Infeksi
• Keratitis
Non- Infeksi

• Keratitis dapat berkembang menjadi ulkus kornea apabila mekanisme lokal


pertahanan mata lemah, pasien mengalami kondisi immunocompromised,
terdapat penyakit predisposisi pada mata, atau organisme penyebabnya sangat
virulen.
• Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan
mata sebab kelainan ini menempati urutan 2 dalam penyebab utama
kebutaan.
• Kekeruhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat
didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan
kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas.
Anatomi
Klasifikasi Berdasarkan Topografi atau Morfologi
1. Keratitis Ulseratif (Corneal Ulcer) • Berdasarkan Kedalaman Ulkus
• Berdasarkan Lokasi • Ulkus Kornea Superfisial
• Ulkus Kornea Sentral • Deep Corneal Ulcer
• Ulkus Kornea Perifer • Ulkus Kornea dengan Impending Perforation
• Perforasi Ulkus Kornea
• Berdasarkan Purulensi
• Ulkus Kornea Purulen atau Ulkus Kornea• Berdasarkan Pembentukan Slough
Supuratif (Kebanyakan disebabkan oleh bakteri • Non-Sloughing Corneal Ulcer
dan jamur) • Sloughing Corneal Ulcer
• Ulkus Kornea Non-Purulen (Kebanyakan
disebabkan oleh virus, klamidia, dan reaksi
alergi)
• Berdasarkan Ada-Tidaknya Hypopyon
• Ulkus Kornea Sederhana (tanpa hypopyon)
• Hypopyon Corneal Ulcer
Klasifikasi Berdasarkan Topografi atau Morfologi
2. Keratitis Non-Ulseratif
a. Keratitis Superfisialis
• Keratitis Superfisialis Difusa
• Keratitis Superfisialis Punctata
b. Deep Keratitis
• Non-Supuratif
• Keratitis Interstitialis
• Disciform Keratitis
• Keratitis Profunda
• Sclerosing Keratitis
• Supuratif
• Abses Kornea Sentral
• Abses Kornea Posterior
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
1. Keratitis Infektif • Atheromatous Ulcer
• Keratitis Bakterialis 4. Keratitis yang terkait dengan penyakit kulit dan membran
mukosa
• Keratitis Virus
5. Keratitis yang terkait dengan kelainan kolagen vaskular
• Keratitis Jamur sistemik
• Keratitis Klamidia 6. Keratitis Traumatik
• Keratitis Protozoa • Trauma Mekanik
• Keratitis Spirochaeta • Trauma Kimia
2. Keratitis Alergi • Trauma Panas
• Phlyctenular Keratitis • Trauma Radiasi
• Keratitis Vernal 7. Keratitis Idiopatik, seperti :
• Keratitis Atopik • Mooren’s Corneal Ulcer
3. Trophic Keratitis • Superior Limbic Keratoconjunctivitis
• Exposure Keratitis • Superficial Punctate Keratitis of Thygeson
• Neurotrophic Keratopathy
• Keratomalacia
KERATITIS
BAKTERIAL VS VIRAL VS
FUNGAL VS ALERGI
Keratitis Bakterialis Keratitis Candida Keratitis Viral Keratitis Alergi

S: • Mata merah • Mata merah • Mata merah • Mata merah


• Nyeri pada mata • Nyeri bertahap • Nyeri bertahap • Gatal yang terasa berat
• Fotofobia • Rasa seperti mata • Mata berair • Sensasi panas
• Pengelihatan buram berpasir • Fotofobia • Terjadi pada kedua mata
• Sekret mukopurulen atau • Fotofobia • Rasa mengganjal (pada atopik)
purulent • Penglihatan buram • Penglihatan • Tidak nyaman saat
• Rasa mengganjal • Sekret mukopurulen buram melihat cahaya
/watery • Penurunan penglihatan
• Riwayat penggunaan • Rasa mengganjal • Adanya riwayat
lensa kontak (riwayat penyakit infeksi • Memiliki riwayat
penggunaan sehari-hari, • Adanya riwayat virus seperti penyakit alergi
higenitas lensa kontak, penyakit mata herpes simpleks • Bisa terjadi bersamaan
cairan pembersih lensa sebelumnya, atau herpes dengan penyakit atopik
kontak, berenang atau trauma dengan zoster lainnya
mandi menggunakan tumbuhan
lensa kontak, penggunaan
lensa kontak untuk
kosmetik)
Keratitis Bakterialis Keratitis Candida Keratitis Viral Keratitis Alergi

S: • Riwayat keratitis bakterial - • Riwayat keratitis • Pada


sebelumnya HSV atau VZV keratokonjungtivit
• Trauma • Demam is vernal biasanya
• Operasi mata • Kelainan kulit di pengaruhi oleh
• Status imunologis musim atau cuaca
• Penggunaan obat topikal yang sedang
berlangsung
• Onset anak
sampai dewasa
muda pada
keratokonjungtivit
is vernal
• Pada
keratokonjugtivitis
atopik onset usia
pada usisa 20-30
tahun
Keratitis Bakterialis Keratitis Candida Keratitis Virus Keratitis Alergi

O • Defek epitel dengan infiltrasi area • Injeksi • Deskuamasi • Conjungtuva: didapatkan adanya
yang luas dan injeksi konjungtiva sentral yang giant papullae yang berada pada
sirkumkornea • Infiltrasi menghasilkan c. tarsal
• Stromal infiltrat supuratif supurativa infiltrat (dendritik) • Pada limbus di dapatkan adanya
(biasanya lebih dari 1 mm) berwarna putih linier bercabang gambaran Hortner-Tantas dots
• Edema stromal, lipatan pada kekuningan • Sensasi kornea yaitu gambaran bercak yang berisi
membran Descemet dan uveitis • Defek epithelial / berkurang. degenerasi epitel dan eosinofil
anterior, biasanya hipopion dan ulkus kornea • Pada kornea didapatkan adanya
sinekia posterior pada keratitis • Hipopion +/- tanda-tanda adanya errosi dari
sedang-berat. Presipitat plaque- • Pewarnaan KOH : epitel kornea yang bisa
like keratitis dapat terbentuk pseudohifa atau berkembang menjadi makroerosi
pada endotel. yeast cell dari epitel. Plak yang mengandung
• Kemosis dan edema palebra pada fibrin dan mucous bisa
keratitis sedang-berat berakumulasi bersama makroerosi
• Ulkus berat  pembentukan epitel sehingga dapat membentuk
dan perforasi desemetokel, gambaran dari Shield-ulcers.
terutama pada infeksi Neovaskularisasi dari kornea
Pseudomonas. dapat membaik dan memberikan
• Skleritis, jika terdapat infeksi pada gambaran adanya skar yang
infeksi perilimbal dinamakan ring-like scar .
• Kekeruhan kornea atau
astigmatisme.
Keratitis viral
Keratitis epitelial Keratitis stroma Keratitis disiformis Herpes Zoster Oftalmikus
(dendritik) nekrotikans
S - Rasa tidak nyaman - Sensasi pada kornea - Rasa tidak nyaman pada - Lesi kulit dermatomal
pada mata berkurang (hipestesia) mata dan kemerahan, tetapi (makula, papula, vesikel,
- Kemerahan (awalnya - Penglihatan kabur hingga cenderung lebih ringan pustul, krusta) di
unilateral) buta daripada yang tipe epitel dermatom nervus
- Fotofobia - Mata kemerahan dengan murni (dendritik). trigeminal.
- Sensasi pada kornea warna putih di tengah - Sensasi pada kornea - Hutchinson sign : lesi kulit
berkurang (hipestesia) berkurang (hipestesia) di ujung, samping atau
- Mata berair - Penglihatan kabur secara pangkal hidung
- Penglihatan kabur bertahap - Facial pain
- Tampak adanya halo pada - Kemerahan pada
cahaya di sekitar lampu mata
- Sensasi pada
kornea berkurang
(hipestesia)
Keratitis viral
Keratitis epitelial Keratitis stroma Keratitis disiformis Herpes Zoster Oftalmikus
(dendritik) nekrotikans
O - Refleks kornea menurun - Nekrosis dan peleburan - Refleks kornea menurun - Ulkus dendrtitik (mirip
- Deskuamasi sentral yang stroma, seringkali dengan - Zona sentral pada stroma pada keratitis
menghasilkan ulkus kekeruhan interstitial yang oedem (Gambar 6.13A) epitelial/dendritik)
(dendritik) linier bercabang - Uveitis anterior dengan - Keratik presipitan besar - Penurunan sensitivitas
dengan bulbus terminal, keratik presipitan yang (granulomatosa) yang kornea
dan batas epitel yang mendasari area infiltrasi mendasari edema - Inflamasi okular di lapisan
membengkak serta stroma. - TIO mungkin meningkat kornea manapun.
mengandung virus hidup, - Kemungkinan adanya cacat - Lesi yang sembuh - Kekeruhan stroma akibat
cabang-cabang ulkus epitel. memberikan gambaran cincin edema dan infiltrasi selular
dapat terwarnai baik - Perkembangan jaringan yang samar pada ringan
dengan fluorescein. parut, vaskularisasi, dan stroma atau Bila kronis :
- Peningkatan TIO deposit lipid sering terjadi subepitel (Wessely - Jaringan parut dengan
- Jaringan parut ring) degenerasi lipid
- Bila lesi meluas  keratitis - Jaringan parut - Atrofi iris
geografik - stroma dan vaskularisasi - Mucous plaque keratitis
KERATITIS BAKTERIALIS KERATITIS VIRUS

PRECIPITATE PLAQUE-LIKE KERATITIS KERATITIS VIRUS


Keratitis Candida

Lesi satelit
pseudohifa atau yeast cell

Bentuk feathery atau ring-shaped


Hifa
Keratitis Bakterialis Keratitis Candida Keratitis Viral Keratitis Alergi

PP • Corneal scrapping • Corneal scrapping • Corneal scrapping


• Swab konjungtiva • Pewarnaan KOH • Pewarnaan
• Pewarnaan gram Giemsa
• Kultur dan tes sensitivitas
CORNEAL SCRAPING
Keratitis Bakterialis Keratitis Candida Keratitis Alergi

P Lokal  Ab spektrum luas 24-48 jam  • Pengangkatan epitelium • Edukasi mengenai


tappering off tergantung klinis • Antibiotic broad spectrum  penyakit, penanganan,
• Ab Monoterapi : gol. Fluorokuinolon mencegah koinfeksi bacterial dan cara pengobatan
(ciprofloxacin, ofloxacin, jika resisten : • Cycloplegia • Pemberian obat sesuai
moxifloxacin, gatifloxacin, besifloxacin) • Subconjungtival fluconazone dengan derajat dari
• Ab duoterapi : lini pertama  agresif untuk kasus berat penyakit
dan mikroskopis : streptococci • Antifungi sistemik
(Sefalosporin dan aminoglikosida) • Monitoring Tekanan Intra Okuler
• Ab subkonjungtiva  tidak ada respon • Keractomy superficial untuk lesi
terapi topikal de-bulk
• Midriatika (cyclopentolate 1%, • Keratoplasty terapeutik  terapi
homatropine 2% atau atropine 1%)  medikasi tidak efektif atau diikuti
mencegah sinekia posterior dan perforasi
mengurangi rasa nyeri • Pembersihan COA dengan injeksi
• Steroid  (-) inflamasi, dan min. intracameral antifungal
pembentukkan skar. KI : etio jamur/HSV
Deksametason 0,1% 2x1 atau
Prednisolon 0,5 – 1% 4x1
Keratitis Bakterialis

P: Antibiotik Sistemik
1. Adanya keterlibatan sistemik :
• N. meningitidis : benzilpenisilin,
seftriakson atau sefotaksim IM,
atau siprofloksasin PO
• H. influenzae : amoksisilin dan
asam klavulanat PO
• N. gonorrhoeae : sefalosporin
generasi ketiga, seftriakson
2. Penipisan kornea berat dengan
pengobatan atau perforasi :
siprofloksasin (antibakteri) +
tetrasiklin (doksisiklin 2x100mg,
antikolagenase)
3. Keterlibatan sklera dapat antibiotik
PO/IV
KERATITIS BAKTERIALIS
KERATITIS BAKTERIALIS
Keratitis viral
Keratitis epitelial (dendritik) Keratitis stroma Keratitis disiformis Herpes Zoster Oftalmikus
nekrotikans
P - Pemeriksaan lanjut  tidak - Acyclovir atau - Terapi awal  steroid topikal - Asiklovir oral 5x800 mg
diperlukan karena penyakit ini Valacyclovir oral (prednisolon 1% atau per hari selama 10-14
dapat didiagnosis secara klinis - Steroid topikal deksametason 0,1%) dengan hari, Valasiklovir 3x1 g
- Antivirus topikal  salep - Transplantasi kornea antivirus, keduanya 4dd. per hari untuk 7-10 hari,
Asiklovir 3% dan gel Gansiklovir - Deep anterior Perhatikan pemberian steroid atau Famasiklovir 500 mg
0,15%, 5dd ue lamellar keratoplasty karena dapat meningkatkan TIO  setiap 8 jam untuk 7-10
- Debridement dapat digunakan (DALK) tappering-off hari. Terapi dimulai
untuk kasus-kasus yang resisten. - Steroid oral  pada peradangan dalam 72 jam setelah
- Antivirus oral (eg. Asiklovir 200- stroma berat sebagai tambahan keluar bintik di kulit.
400 mg 5dd selama 5-10 hari, - Ciclosporin topikal - Peran antiviral topikal
Famciclovir atau Valaciclovir) – 0,05% dapat digunakan, belum jelas
- Cycloplegia, eg. homatropin 1% terutama jika ulserasi (+) - Kortikosteroid topikal 
sekali atau dua kali sehari prn - Cycloplegia, eg. keratitis stromal berat
homatropin 1% sekali dan uveitis.
atau dua kali sehari prn

Anda mungkin juga menyukai