Anda di halaman 1dari 27

REFERAT RADIOLOGI

USG TESTIS
Disusun Oleh:
Achmad Rizki Al-Hasani
1610029059
Pembimbing:
dr. Monika , Sp.Rad
ANATOMI
1. Skrotum (2 lobus kantong pembungkus 2. Testis (glandula reproduksi pria)
testis) • Struktur luar : penis, skrotum, dan testis.
 Fungsi:
• Struktur dalam : vas deferens, urethra, kelenjar
• melindungi dan menyokong testis,
prostat, vesicula seminalis
• mengatur temperatur testis dan
epididimis.  Ukuran testis pada orang dewasa adalah
4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml
 Pada skrotum terdapat otot-otot berbentuk ovoid.
• Tunica dartos (skrotum bawah)  Kelainan pada skrotum
 membagi skrotum menjadi 2
• saat lahir (akibat kelainan kongenital)
• Musculus cremaster (leher skrotum)
 mengangkat dan menurunkan • didapat (timbul setelah anak lahir)
skrotum pada saat proses Di antaranya yang sering terjadi ialah hidrokel,
termoregulasi testis. torsio testis, orchitis, tumor testis, dan
undesensus testis.
ANATOMI
Ultrasonography (USG)
• Definisi : Merupakan salah satu imaging • Gelombang suara yang di pancarkan ke
diagnostic (Pencitraan diagnostik) untuk suatu organ yang ingin di pelajari sebagian
pemeriksaan alat alat tubuh, dimana kita di pantulkan dan sebagian lagi akan
dapat mempelajari bentuk, ukuran merambat dan terus menembus jaringan
anatomis, gerakan, serta hubungan dengan yang akan menimbulkan berbagai macam
jaringan sekitarnya. eko sesuai dengan jaringan yang di laluinya.
• Usg adalah gelombang suara yang • Pantulan eko tersebut nanti akan
frekuensi suara yang lebih tinggi dari pada membentur tranduser dan di ubah menjadi
kemampuan manusa ( 20-20.000 Hz). energi cahaya pada monitor.
Sedangkan pada usg menggunakan • Pada jaringan yang heterogen dan
frekuensi 1-10 mHz ( 1- 10 juta Hz). menimbulkan bermacam eko di sebut
• Gelombang suara ini di hasilkan melalui echogenic
kristal kristal yang terdapat pada tranduser. • Pada jaringan yang homogen atau hanya
• Tranduser bekerja sebagai pemancar sedikit menghasilkan eko di sebut anechoic
sekaligus sebagai penerima gelombang atau echofree.
suara.
Pemeriksaan USG pada testis
Teknik Pemeriksaan USG Pada Testis
• Pasien diletakkan dalam posisi supinasi dan • Pasien dengan lesi skrotum yang terpalpasi,
letakkan handuk yang terlipat diantara kaki gambar tambahan dibutuhkan untuk
pasien untuk mengangkat skrotum menyelaraskan dengan temuan fisik. Pasien
• Penis diletakkan di atas regio suprapubik pasien yang merasakan nyeri pada bagian skrotumnya,
dan tahan dengan handuk kedua dapat menunjukkan lokasi atau tempat yang
sakit sehingga dapat ditemukan pada temuan
• Pembacaan awal menggunakan frekuensi usg
tinggi (5-12 MHz) dengan arah linier. • USG Doppler untuk menentukan aliran darah di
• Kasus yang menandakan adanya epididimis dan testis
pembengkakan skrotum, transducer array • Penggunaan USG Doppler dengan sensitivitas
kurva linier dengan frekuensi tinggi tertinggi dapat menunjukkan dengan cepat
meningkatkan lapang pandang, sehingga dapat lokalisasi pembuluh darah dan visualisasi aliran
melihat temuan di luar testis. Gambaran serial darah yang berbeda dari kedua testis
transversal dan sagittal dari tiap testis dan
epididimis diperoleh dengan menambahkan
minimal satu gambar yang menunjukkan kedua
testis untuk perbandingan secara langsung
terhadap ekogenisitas dari testis, tekstur dan
ketebalan testis.
Gambaran Testis Normal

Ekogenisitas testis yang homogen dan Perbandingan testis normal


tekstur ekoik
Gambaran Testis Normal

USG Doppler Transversal menggambarkan Gambaran USG Doppler Transversal yang


ekogenisitas seragam dan aliran menuju testis menunjukkan ekogenisitas dan aliran yang simetris
KELAINAN SKROTUM
1. HIDROKEL
• Definisi: penumpukan cairan antara lapisan parietalis dan viseralis
tunika vaginalis.
• Etiologi pada bayi baru lahir :
belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans)
belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel
• Klasifikasi
1. Hidrokel Kongenital :
hubungan terbuka antara
rongga abdomen sehingga
cairan dari rongga abdomen
keluar dan terkumpul di antara
lapisan parietal dan lapisan
viseral tunika vaginalis.
sering disertai dengan hernia
inguinalis indirek.
2. Hidrokel non komunikans :
cairan yang terjebak di dalam
tunika vaginalis sesaat sebelum
menutupnya prosesus vaginalis
Gambaran Klinis
1. benjolan di kantong skrotum tidak
nyeri.
2. PF:
• benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistik
• pemeriksaan transiluminasi (+).
hidrokel terinfeksi atau kulit
skrotum sangat tebal  sulit,
sehingga harus dibantu dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
Gambaran Hidrokel pada USG
• Gambar di samping
menujukkan pasien berusia 45
tahun yang mengalami
hidrokel, Foto A : Foto testis
sebelum di lakukan
pembedahan Hydrocelectomy
• Dan Foto B setelah dilakukan
pembedahan
2. TORSIO TESTIS
• funikulus spermatikus terpuntir 
gangguan vaskulariasi dari testis dan
struktur jaringan di dalam skrotum.
• Epidemiologi 
1 : 4000 ♂, < 25 tahun
↑ pada anak masa pubertas (12-20 tahun).
janin / bayi baru lahir menderita torsio testis
yang tidak terdiagnosis  kehilangan testis
baik unilateral / bilateral.
• Jenis-jenis torsio testis :
1. Torsio testis ekstravaginalis (testis, epididimis, dan tunika vaginalis terpuntir
pada funikulus spermatikus) biasanya terjadi pada janin atau neonatus
2. Torsio testis intravaginalis, biasanya terjadi pada lelaki dewasa muda :
a. Testis dan epididimis terpuntir pada funikulus spermatikus (Bell Clapper)
b. Testis terpuntir pada mesorchium terhadap epididimis

Gambar 13 : (A) torsio testis ekstravaginal (B) torsio testis intravaginal


Diagnosis
• Anamnesis :
1. Nyeri hebat tiba-tiba pada skrotum, menjalar ke inguinal / perut bawah. Pada bayi
gejalanya tidak khas yakni gelisah, rewel, atau tidak mau menyusui.
2. Testis membesar.
3. Retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir jadi memendek
4. Mual dan muntah, ± demam
• Pemeriksaan Fisik :
1. Testis / skrotum bengkak / hiperemis
2. Deming’s sign (testis letak tinggi) dibandingkan sisi kontralateral
3. Angell’s sign (testis posisi melintang) dibandingkan sisi kontralateral
4. Testis  nyeri tekan (+) dan elevasi tidak menghilangkan nyeri seperti sering terjadi pada
epididimis akut (Prehn’s sign, yaitu nyeri tetap/meningkat saat mengangkat testis)
5. Kadang-kadang dapat diraba adanya lilitan/simpul atau penebalan funikulus spermatikus.
6. Bila telah lama berlangsung maka testis menyatu dengan epididimis dan sukar dipisahkan,
keduanya membengkak, timbul effusion, hiperemia, edema kulit dan subkutan
• Pemeriksaan penunjang :
1. sedimen urin  leukosit dalam urine (-)
2. Darah  inflamasi (-), kecuali torsio testis lama dan mengalami peradangan
3. Doppler dan sintigrafi testis (akurasi 90 – 100 %) untuk menilai adanya aliran
darah ke testis :
• Torsio : avaskuler
• Tumor : hipervaskuler
• Trauma : vaskularisasi berkurang
Gambaran USG pada Torsio Testis

Gambaran ultrasonografi. Adanya gambaran hipoekoik Torsio testis. USG Doppler transversal kedua gambar
menunjukkan pembesaran, sedikit penurunan ekogenisitas dan
di dalam substance testis. tidak adanya aliran di sebelah kiri (yang mengalami tosio testis)
3. ORCHITIS
• Definisi : peradangan pada salah satu
atau kedua testis (buah zakar).
• Etiologi :
Bakteri
Virus  gondongan (mumps). Hampir
15-25% pria yang menderita
gondongan setelah masa pubertasnya
akan menderita orchitis. Orchitis juga
ditemukan pada 2-20% pria yang
menderita bruselosis. Orchitis sering
dihubungkan dengan infeksi prostat
atau epididimis, serta merupakan
manifestasi dari penyakit menular
seksual (misalnya gonore atau
klamidia).
• Gejala :
1. Pembengkakan skrotum
2. Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
3. Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
4. Demam
5. Dari penis keluar nanah
6. Nyeri ketika berkemih (disuria)
7. Nyeri selangkangan
8. Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
Gambar USG Orchitis

(a) USG longitudinal menunjukkan gambaran heterogen berbentuk


(b) Ada tanda peningkatan vaskularisasi di dalam testis pada
patchy yang terlihat di dalam testis (panah panjang) dan pelebaran
dari epididimis (panah pendek). gambaran USG Doppler (Huang et al, 2012).
4. TUMOR TESTIS
• Definisi : pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang
bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
• Sering  ♂ 15-40 tahun
• Etio: belum diketahui
• Klasifikasi
1. Seminoma (30-40%) ♂ 30-40 tahun dan terbatas pada testis
2. Non-seminoma (60%)
a. Karsinoma embrional : 20%, 20-30 tahun dan sangat ganas.
Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
b. Tumor yolk sac : 60% anak ♂
c. Teratoma : 7% ♂ dewasa dan 40% anak ♂
d. Koriokarsinoma.
e. Tumor sel stroma (3-4%) : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli
dan sel granulosa. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa
menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
• Stadium
Stadium I : tumor belum menyebar ke luar testis
Stadium II : tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
Stadium III : tumor telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai
ke hati atau paru-paru.

• Gejala
Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah
Ginekomastia
Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.
Gambaran USG Seminoma
(a) Menunjukkan adanya lesi fokal yan kecil
(panah) berukuran 6mm, dengan
pantulan aliran yang seragam.
(b) USG doppler menggambarkan
vaskularisasi internal di dalam benjolan
kecil (panah).
(c) Lesi muncul dengan jelas pada
elastografi jaringan (digambarkan
dengan area biru).
(d) Ultrasonografi dengan kontras
menunjukkan adanya peningkatan
hilangnya gambaran normal pola
vaskuler.
Gambaran USG
Non Seminoma
Tumor Sel Leydig.
(a) Gambaran USG menunjukkan lesi
hipoekoik (tanda panah).
(b) USG Doppler menunjukkan peningkatan
vaskularisasi di dalam lesi (panah).
(c) Elastografi jaringan menunjukkan lesi
kecil yang jelas (daerah campuran warna
biru/muda, panah).
(d) Dengan USG kontras lesi menunjukkan
adanya peningkatan awal, sebuah
karakteristik yang dapat
membedakannya dari tumor lain.

Anda mungkin juga menyukai