Disusun oleh :
Egy Septiansyah
I4061172081
Tonsil Faringeal
- Berlobus dan tidak mempunyai kriptus
- Terletak di dinding belakang nasofaring
Tonsil Lingual
- Terletak di dasar lidah
- Dibagi dua oleh ligamentum glosoepiglotika
Definisi
Peradangan tonsil palatin yang merupakan cincin
Waldeyer di daerah orofaring yang disebabkan oleh
adanya infeksi bakteri atau virus
Klasifikasi
1. Tonsilitis Akut
2. Tonsilitis Membranasea
3. Tonsilitis Kronik
Jaringan limfoid pada tonsil disebut folikel.
Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang
ujungnya bermuara pada permukaan tonsil.
Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang
yang disebut kripta.
Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan
membengkak dan membentuk eksudat yang
akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar
dan mengisi kripta yang terlihat sebagai
kotoran putih atau bercak kuning.
Kotoran tersebut disebut detritus.
Detritus terdiri atas kumpulan leukosit
polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel
tonsil yang terlepas.
Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas
disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut
dengan detritus yang menyatu lalu membentuk
kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.
Anamnesis
◦ Nyeri di tenggorok
◦ Rasa nyeri saat menelan.
◦ Nyeri hebat ini dapat menyebar sebagai referred pain ke
sendi-sendi dan telinga
◦ Demam
◦ Nyeri kepala
◦ Malaise
◦ Suara seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan
panas (plummy voice)
◦ Mulut berbau
◦ Ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang
hebat (ptialismus)
Pemeriksaan Fisik
Tonsil yang membesar
Hiperemis
Terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik
berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran.
Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga
tampak udem dan hiperemis.
Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus
mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan
T1 : Batas medial tonsil melewati
pilar anterior sampai ¼ jarak
pilar anterior uvula
T2 : Batas medial tonsil melewati
¼ jarak pilar anterior-uvula
sampai ½ jarak pilar anterioruvula
T3 : Batas medial tonsil melewati
½ jarak pilar anterior-uvula
sampai ¾ jarak pilar
anterioruvula
T4 : Batas medial tonsil melewati
¾ jarak pilar anterior-uvula atau
lebih.
Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus
tonsil
◦ Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam
kuman seperti Streptococcus haemolitikus,
Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau
Pneumokokus
Darah rutin
Peningkatan leukosit
Komplikasi sekitar tonsil
◦ Abses Peritonsilar
◦ Abses Parafaringeal
◦ Abses retrofaring
Komplikasi ke organ jauh
◦ Demam rematik dan penyakit jantung rematik
◦ Glomerulonefritis
◦ Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis
Medikamentosa : Tonsilektomi
1. Analgesik
Indikasi :
1. Absolut
2. Antibiotik - Muncul obstruksi jalan nafas,
disfagia, gangguan tidur
- Abses peritonsil
- Muncul kejang demam
- keperluan biopsi
2. Relatif
- Muncul 3 serangan dalam setahun
- Tidak membaik dengan antibiotik
- Hipertrofi Unilateral (susp.Cancer)
Tonsilitis akut dapat sembuh dalam
beberapa hari dengan beristirahat dan
pengobatan suportif.
Pasien mengatakan
mempunyai amandel
sejak kecil tapi tidak Mulai kambuh sejak
ingat sejak usia bulan Mei 2018 dan
berapa. hingga sekarang kurang
lebih sudah 4 kali
mengalami peradangan.
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat keluhan
Riwayat yang sama
Penyakit
Keluarga
• Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos Mentis (GCS15)
• Tanda Vital :
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,9 oC
• (I) Bentuk simetris, jejas pada wajah (-), benjolan (-)
• (P) Teraba pulsasi a. temporalis, nyeri tekan wajah (-)
Kepala
• (I) Bentuk simetris, jejas (-), retraksi (-), ictus tidak terliat
• (P) Nyeri tekan (-) teraba ictus cordis ICS IV midclavicula sinistra
• (P) Sonor pada kedua hemithorax
• (A) Suara napas normal, rhonki (-) wheezing (-); Jantung: S1/S2 +/+
Thoraks reguler
• (I) Bentuk simetris, jejas (-), kelainan pigmentasi
(-)
• (A) Bising usus dalam frekuensi normal (8x/
menit)
• (P) Nyeri tekan (-)
Abdomen • (P) Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas
Pemeriksaan Neurologis
• M. masseter dan temporalis baik, sensorik wajah
N.V • V1/V2/V3 baik
Tonsil
Mukosa Hiperemis
Besar T4/T4
Kripta +
Detritus +
Perlengketan -
Mukosa Hiperemis
Faring Granulasi -
Post nasal drip -
Bentuk :
Simestris Parase N. Kranialis:
-
• Seorang perempuan 21 tahun, datang ke poliklinik
THT RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dengan
keluhan nyeri pada tenggorokan yang dirasakan
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan nyeri membuat
pasien sulit makan. Tenggorokan terasa bengkak
dan nyeri saat menelan. Sebelum merasa nyeri
tenggorokan, pasien mengaku makan makanan
pedas berminyak serta es.
• Pasien sudah sejak bulan Mei tahun 2018 memiliki
keluhan dengan amandelnya. Amandel kerap nyeri
jika pasien terlalu banyak makan makanan yang
pedas, berminyak dan minum minuman dingin.
Dalam tahun ini sudah kambuh 4 kali.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos Mentis (GCS15)
• Tanda Vital
▫ Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
▫ Nadi : 88 x/menit
▫ Respirasi : 18 x/menit
▫ Suhu : 36,9 oC
Status Lokalis :
• ADS : Fungsi ADS dalam batas
normal
• CN : Tidak ditemukan kelainan
• NPOP : Mukosa hiperemis, tonsil T4/T4
kripta (+)
• MF : Tidak ditemukan kelainan
• Leher : Tidak ditemukan kelainan
Diagnosa Banding:
Tonsilitis kronik Diagnosis Kerja
Faringitis Tonsilitis Kronik
Usulan Pemeriksaan
Kultur bakteri
Tatalaksana
Non-medikamentosa
Tidak boleh mengkonsumsi es, Medikamentosa
gorengan, dan makanan yang pedas Antibiotik
Menjaga kebersihan mulut Analgesik
Mengobati saat batuk dan pilek Kortikosteroid
Makan makanan yang lembut
Pembahasan
Anamnesis
Terasa nyeri bila makan banyak makanan pedas, berminyak dan minuman dingin
Pemeriksaan Fisik
• Spektrum luas: efektik untuk bakteri gram positif dan gram negatif.
Antibiotik