Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

TINEA KORPORIS

Oleh:
Pande Nyoman Bayu Tirtayasa (1002005138)
Dw Gd Putra Angga Pradnyana (1002005096)
Rachmy Hamdiyati (1002005156)

Pembimbing:
dr. Ketut Suteja Wibawa, Sp.KK, M.Kes
OUTLINE

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Laporan Kasus

Pembahasan

Kesimpulan
Pendahuluan

Infeksi Oleh Infeksi Jamur


Jamur superfisial

Tinea Dermatofitosis
Korporis,
Tinea kapitis,
tinea
unguium, dll
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Tinea korporis adalah penyakit yang disebakan oleh infeksi
jamur dermatofita pada kulit halus (glabrous skin)
• Di badan dan anggota gerak seperti di daerah muka, leher,
badan, lengan, dan gluteal.

Sinonim
• Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea Sirsinata, Tinea
Glabrosa, Scherende Flechte, kurap, herpes sircine
trichophytique

Epidemiologi
• Tingkat kelembaban yang tinggi dengan iklim yang panas
• Semua usia, pria maupun wanita dan semua golongan sosial
ekonomi
Tinjauan Pustaka

Etiologi

• Trichophyton rubrum, Trichophyton


mentagrophytes, Microsporum
audouinii, dan Microsporum canis
Tinjauan Pustaka

Manifestasi Klinis

• Gatal bertambah saat berkeringat


• Gambaran lesi klasik yang khas, polimorfik
• Predileksi pada kulit yang halus
 Lokasi: sesuai predileksi khas

 Effloresensi : makula/patch hipopigmentasi, bentuk anular, dengan batas


tegas. Tepi terlihat aktif dengan terdapat peninggian yang tersusun atas
papul multiple dengan dasar kulit yang eritema. Pada pusat lesi terlihat
gambaran central healing. Dapat terlihat adanya erosi, ekskoriasi akibat
garukan, dan adanya skuama putih tipis di permukaan lesi.
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Wood lamp
• KOH 10 – 20 %
• Biakan agar Saboraund
Diagnosis banding
• Ptiriasis roseae
• Dermatitis seboroika
• Psoriasis

Terapi
• Pengobatan Topikal
• Obat pilihan: Terbinafin, satu kali sehari selama 7 hari
• Alternatif: Obat golongan azole, siklopiroksolamin, naftifin
HCL
• Pengobatan Sistemik
• Griseofulvin oral 10 – 25 mg/kgBB/hari atau selama 4 – 6
minggu, atau
• Intrakonazol 2 x 100 mg/hari selama 14 hari, atau
• Terbinafin oral 1 x 250 mg/hari selama 14 hari
Pencegahan

• Menghindari pakaian panas


• Menghindari sumber penularan
• Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain
• Meningkatkan hygiene dan memperbaiki asupan
makanan
• Faktor predisposisi lain

Faktor yang memudahkan timbulnya


residif
• Temperatur tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari
karet atau nilon
• Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
• Kegemukan
Prognosis

• Tinea korporis terlokalisir 


prognosis baik dengan cure rate 70%-
90%
Identitas Pasien
Nama : Luh Adnyani
Umur : 52 tahun Laporan Kasus
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jelantik, Buleleng
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Tanggal periksa : 11 Agustus 2014
 Keluhan Utama :
Gatal pada telapak tangan kiri, punggung serta lipatan ketiak kiri dan kanan
 Perjalananan Penyakit :
Penderita mengeluh gatal pada telapak tangan kiri, punggung, dan lipatan
ketiak kiri dan kanan sejak kurang lebih dua bulan yang lalu. Awalnya dimulai
dengan bercak kemerahan pada kedua ketiak, kemudian menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Kemudian tak lama kemudian muncul rasa gatal. Keluhan
dikatakan bertambah gatal jika pasien berkeringat. Pasien mengatakan
sering menggaruk-garuk bercak yang gatal
 Riwayat Pengobatan :
Penderita belum mendapatkan pengobatan untuk keluhannya ini. Namun
penderita mengatakan sering mengoleskan minyak tradisional pada daerah
yang gatal untuk mengurangi rasa gatalnya
 Riwayat Alergi:
Alergi obat dan makanan disangkal oleh pasien
 Riwayat Penyakit Terdahulu :
Penderita belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
 Riwayat Penyakit dalam keluarga :
Terdapat anggota keluarga yang saat ini mengalami keluhan yang sama
dengan penderita, yaitu anak penderita. Namun dikatakan keluhan anak
penderita tidak separah penderita dan saat ini sudah membaik.
Pemeriksaan Fisik

 Status Present
Keadaan Umum : Baik
Nadi : 84 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit

 Status Present
 Kepala : Normocephali
 Mata : anemia -/-, ikterus -/-
 Status Dermatologi

Lokasi : Ketiak kanan dan kiri, punggung dan telapak tangan kiri
Efloresensi : Plak eritema multipel pada ketiak kanan dan kiri serta telapak tangan kiri, batas tegas,
bentuk geografika, ukuran bervariasi dengan ukuran terbesar 10x6 cm dan ukuran terkecil 8x4 cm,
distribusi tersebar. terdapat skuama halus berwarna putih diatasnya, tepi lesi aktif, daerah tengah
tenang (sentral healing)
 Status Dermatologi

Efloresensi : Papul eritema multipel tegas pada punggung sebelah kiri, batas tegas, bentuk bulat, ukuran
bervariasi dari diameter 0.5 cm sampai 0.2 cm, distribusi tersebar, terdapat skuama putih halus
diatasnya
 Resume
Pasien perempuan 52 tahun datang dengan keluhan gatal-gatal pada telapak tangan kiri,
punggung serta lipatan ketiak kiri dan kanan. Awalnya dimulai dengan bercak kemerahan pada
kedua ketiak, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kemudian tak lama kemudian
muncul rasa gatal. Keluhan dikatakan bertambah gatal jika pasien berkeringat. Penderita belum
pernah mengobati keluhannya ini. Namun penderita mengatakan sering mengoleskan minyak
tradisional pada daerah yang gatal untuk mengurangi rasa gatalnya. Pasien mengatakan anaknya
juga memiliki keluhan yang sama namun tidak separah pasien. Status present pasien dengan
keadaan umum yang baik, status general dalam batas yang normal.

Status Dermatologis
Lokasi : ketiak kanan dan kiri, punggung dan telapak tangan kiri
Effloresensi : Plak eritema multipel pada ketiak kanan dan kiri serta telapak tangan kiri, batas
tegas, bentuk geografika, ukuran bervariasi dengan ukuran terbesar 10x6 cm dan ukuran terkecil
8x4 cm, distribusi tersebar. terdapat skuama halus berwarna putih diatasnya, tepi lesi aktif,
daerah tengah tenang (sentral clearing).
Papul eritema multipel tegas pada punggung sebelah kiri, batas tegas, bentuk bulat, ukuran
bervariasi dari diameter 0.5 cm sampai 0.2 cm, distribusi tersebar, terdapat skuama putih halus
diatasnya.
 Pemeriksaan Penunjang : diusulkan
melakukan pemeriksaan KOH 10%

 Diagnosis banding :
 Psoriasis vulgaris
 Dermatitis seboroika
 Ptiriasis roseae

 Diagnosis kerja : Tinea Korporis


Penatalaksanaan
Topikal : Mikonazol cream 2% , dioleskan 2 kali sehari setelah
mandi, pagi dan sore.
Oral/Sistemik: Griseofulvin 500 mg tablet, diminum 1 kali sehari.
KIE :
 Pasien dijelaskan perihal faktor resiko yang berperan dalam munculnya penyakit
tersebut. Seperti kurangi berkeringat berlebihan, menghindari penggunaan pakaian
yang panas dan memicu keringat seperti pakaian dari bahan nylon atau karet.
 Meningkatkan higienitas pasien. Mengingatkan pasien untuk mandi paling tidak 2
kali sehari dan menggunakan sabun mandi dengan baik, usahakan mengganti baju dan
pakaian dalam sehari 2 kali.
 Menjelaskan kepada pasien cara pengolesan dan penggunaan salep yang benar pada
lesi.

Prognosis
Ad bonam
Pembahasan

Teori Kasus
Tinea korporis bisa terjadi pada siapa Pasien merupakan seorang ibu berusia
saja, semua usia dan semua golongan 52 tahun. Saat ini bekerja sebagai
sosial ekonomi. pedagang.

Lesi pada tinea korporis memiliki Pada pasien ini lesi kulit ditemukan
penyebaran dengan daerah predileksi pada ketiak kanan dan kiri, punggung
pada kulit yang halus (glabrous skin), dan telapak tangan kiri.
yaitu pada muka, leher, badan, lengan,
dan gluteal.
Teori Kasus
Lesi kulit yang dijumpai memiliki Plak eritema multipel pada ketiak
gambaran khas yang klasik, kanan dan kiri serta telapak tangan
effloresensi: makula/patch kiri, batas tegas, bentuk geografika,
hipopigmentasi, tepi anular yang aktif ukuran bervariasi dengan ukuran
tersusun atas papul multipel dengan terbesar 10x6 cm dan ukuran terkecil
dasar kemerahan, gambaran central 8x4 cm, distribusi tersebar. terdapat
healing, skuama putih di permukaan skuama halus berwarna putih
lesi. diatasnya, tepi lesi aktif, daerah
tengah tenang (sentral healing)

Papul eritema multipel tegas pada


punggung sebelah kiri, batas tegas,
bentuk bulat, ukuran bervariasi dari
diameter 0.5 cm sampai 0.2 cm,
distribusi tersebar, terdapat skuama
putih halus diatasnya
Diagnosis pasien dapat ditegakkan Tidak dilakukan namun disarankan
dengan melihat anamnesis, untuk melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik, dan ditunjang dari laboratorium
pemeriksaan laboratorium.
Teori Kasus
Pengobatan Topikal Topikal :
1. Obat pilihan: Terbinafin, satu kali Mikonazol cream 2% , dioleskan 2 kali
sehari selama 7 hari sehari setelah mandi, pagi dan sore.
2. Alternatif: Obat golongan azole,
siklopiroksolamin, naftifin HCL

Pengobatan Sistemik Oral/Sistemik:


1. Griseofulvin oral 10 – 25 Griseofulvin 500 mg tablet, diminum 1
mg/kgBB/hari atau selama 4 – 6 kali sehari.
minggu, atau
2. Intrakonazol 2 x 100 mg/hari
selama 14 hari, atau
3. Terbinafin oral 1 x 250 mg/hari
selama 14 hari
Kesimpulan
 Perempuan 52 tahun
Keluhan : bercak-bercak disertai rasa gatal pada daerah ketiak bilateral, telapak tangan kiri dan punggung sejak
dua bulan yang lalu.
Keadaan umum yang baik
Status dermatologis : makula eritema multipel berbatas tegas tepi aktif yang mengalami peninggian, pusat lesi
terdapat central healing dan skuama tipis keputihan pada permukaan lesi. Serta terdapat papul eritema multipel
ukuran bervariasi dan terdapat skuama tipis keputihan pada permukaan lesi.
Pemeriksaan penunjang belum dikerjakan, gejala klinis dan gambaran lesi kulit  tinea korporis (adanya faktor
resiko berkeringat berlebih dan higienitas kurang).
Penatalaksanaan : Mikonazol cream 2 % dioleskan dua kali sehari, Griseofulvin 500 mg tablet satu kali sehari.
KIE : mengurangi berkeringat berlebih, menjaga higienitas.
Prognosis : baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai